SILENT TEARS

By Zoro_Wifey

64.8K 5.8K 778

SEBELUM BACA STORY INI DI SARANKAN BACA : ❤ A BROKEN PROMISE ❤ KARENA INI SEQUEL DARI CERITA SEBELUMNYA 😊😊 ... More

Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chpater 16

Chapter 2

4.3K 435 25
By Zoro_Wifey

^HAPPY READING^

.

.

Itachi & Hinata

Hinata mengentikan langkah kakinya saat melihat pria dengan dua kerutan di wajah berdiri tak jauh darinya, pria itu tersenyum hangat menatapnya dengan perasaan rindu yang menggebu-gebu.

Jantung Hinata seolah di paksa untuk berhenti berdetak beberapa saat, ia lalu memilih mendekat.

"itachi... "panggil Hinata dengan lirih

"Hinata... "suara itu, Hinata merindukan namanya ketika di panggil nada suara tegas dan khas itu.

"itachi... "ulang Hinata dengan suara bergetar.

"mengapa selalu bersedih? Mengapa menangis, huh? "jika Itachi yang dulu ia tak akan berbicara lembut seperti sekarang.

Uchiha di depannya ini lebih lembut, dari tatapannya, sikapnya dan nada suaranya. Seolah tak ada lagi beban yang ia pikul di bahunya. Dulu itachi selalu terlihat seperti seseorang yang mampu menaklukan dunia namun ia juga terlihat seolah ia memikul semua beban di bahunya.

"karena aku tak bisa melihatmu... Karena aku tak bisa lagi mendengarkan suaramu.. Karena kau tak lagi menggenggam tanganku... Itulah mengapa aku menangis"

Air matanya mengalir seiring dengan kata-katanya namun pria di depannya hanya tersenyum dan menyeka air matanya.

Itachi sangat jarang menunjukan senyum seperti sekarang. Lalu saat ini kenapa ia tersenyum?

"Hinata, bukankah sudah aku katakan?.. Meski kau tak bisa melihatku, meski tak lagi bisa mendengarkanku.. Aku hanya ingin kau tahu... Kau masih segalanya untukku"

Hinata tersenyum dengan mata berkaca-kaca, sekarang ia sadar ini hanyalah bagian dari mimpi dan kenangan-kenangan mereka yang selalu terkait satu sama lain. Itachi tak lagi berada di sisinya.

"Hm... Kau juga masih menjadi segalanya untukku, Itachi"

Itachi mengangguk kecil, berjalan mendekat, menyentuh pipi mungil itu dengan telapak tangannya.

"Hei, Bocah Cengeng, Lemah namun aku mencintainya... Kau akan selalu menjadi segalanya untukku"

Hinata memejamkan matanya merasakan telapak tangan itachi di pipinya.

Hangat, seperti biasa... dan ini menyedihkan.

.

.

cairan bening itu mengalir mata indah yang tengah terpejam.

Dahinya tersebut sedikit mengkerut saat merasakan sinar matahari yang menyelusup di balik tirai jendela. Dengan sekuat tenaga ia membuka matanya, melihat ke arah langit-langit rumah lalu melihat ke sekelilingnya. Ini bukan kamarnya? Lalu di mana ini?. Ia bangun dari tidurnya dan mendapati sepenggal kain yang terjatuh dari dahinya ketika ia mencoba mendudukan diri.

Sepertinya ia demam...

Hinata melihat ke sekelilingnya, lalu mata lavender itu menangkap sebuah lambang klan di salah satu pakaian yang tergantung di sana.

Ia menahan nafasnya sejenak, mengapa ia berada di sini? Bagaimana bisa? Seingatnya ia datang ke sini atas paksaan kiba dan shino namun ia tak melangkah masuk. Hanya berdiri di gerbang depan pintu. Atau apa ia secara tak sadar masuk? Lalu mabuk dan menginap di sini karena tak ada yang mau mengantarnya? Jangan sampai...

"Kau sudah bangun?"Hinata menoleh ke arah pria yang berdiri di depan pintu kamar. Uchiha Sasuke,.

"Hm... "Hinata memilih menatap ke tempat lain, kemanapun. Asal bukan mata hitam pekat yang seolah menelanjangi dirinya.

Hinata lalu bangun dari tempatnya tidur. Ia harus pulang sekarang ini sebelum udara di sekitarnya berubah mencekam. Ia tak boleh berada di sini terlalu lama, ia tak ingin berada di sini.

"Maaf Merepotkanmu... Tapi aku harus kembali"

Hinata merapikan rambut dan pakaiannya, agar tak begitu berantakan.

"Terimakasih"kata Hinata namun matanya tak melihat ke arah pria di depannya. Ia tak biasa memanggil Sasuke dengan namanya namun ia lebih tak mampu memanggil dirinya dengan nama keluarganya. Tidak, kata itu bagaikan pisau yang siap merobek hatinya saat ia keluar dari mulutnya.

Saat Hinata ingin keluar Sasuke malah menghalangi langkahnya dengan menutup pintu dengan tubuhnya.

"a.. Apa yang kau lakukan? Aku harus kembali"

"bukankah kita memiliki banyak hal untuk di bicarakan? "kata Sasuke.

Iya banyak, sangat banyak.... Terlalu banyak sampai-sampai Sasuke tak bisa tidur semalaman hanya untuk menunggu wanita ini terbangun.

"ak.. Aku hanya ingin pulang.... Aku mohon, aku tak bisa berada di sini"Hinata sedikit mendongak menatap Sasuke memohon agar pria ini membiarkannya pergi.

"kenapa? Kenapa kau tak bisa berada di sini? " Hinata mengatup rapat mulutnya.

"apa karena aku? "

Hinata diam, memegang ujung bajunya dengan khawatir. Ia tak suka terlibat dengan pria ini, ia tak suka berada di tempat ini. Dan ia tak suka mencium aroma dari rumah ini. Semuanya, Hinata benci dengan keadaan yang ada.

"kau bilang kau membenciku"

Hinata hendak membuka mulutnya mengatakan sesuatu. Namun ia menahan diri saat tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulutnya.

"gomen.. Jika aku mengatakan hal-hal yang tak seharusnya.. Aku tak mengingatnya jadi maafkan aku..."

"apa wajahku begitu memuakan hingga kau bahkan tak bisa melihatku? "

"gomen uc.. Sa.. "

Sasuke tersenyum sarkatis. Bukan hanya tak ingin melihatnya bahkan namanya gadis ini tak mau mengucapkannnya.

"aku harus pergi... "ketika hendak melewatinya Sasuke menarik tangan hinata menyudutkannya ke dinding hingga terdengar suara benturan namun wanita Hyuuga ini bahkan tak meringis hanya diam seakan pasrah.

"kau.. Apa yang kau lakukan? Apa yang kau lakukan? "teriak Sasuke frustasi.

Hinata sedikit mendongak menatap Sasuke dengan kosong.

"benci padaku.. Marahlah padaku Bodoh.... "teriak Sasuke tepat di wajah Hinata.

"aku.....aku tak membencimu"

"aku tahu itu.."lirih Sasuke.

Sejak kapan? Sejak kapan? Hyuuga Hinata dan Uchiha itachi? Sejak kapan?. Bagaimana bisa?

"aku membuatnya pergi darimu"

Sasuke bisa merasakan tubuh wanita ini sedikit menegang. Namun yang ia lakukan adalah tersenyum lemah dan menggeleng kepalanya.

"apa yang kau bicarakan? Aku tak mengerti... "

Sasuke meninju dinding di belakang Hinata hingga membuat tangannya terluka. menyalurkan rasa frustasinya.

"kau dan itachi.... "wajah Hinata berubah menegang. "bagaimana bisa? "ulang Sasuke.

"apa maksudmu? Ada apa antara aku dan kakakmu? "nada bicara Hinata berubah dingin.

Sasuke menggeram frustasi melihat kekeraskepalaan seorang Hyuuga. Ia fikir hanya Uchiha yang keras kepala namun Hyuuga bahkan jauh lebih keras kepala.

"Hinata.... "

"jangan memanggil namaku dengan nada seperti itu"teriak Hinata saat Sasuke memanggil namanya dengan cara yang sama, tatapan yang sama dan....

"lepaskan aku.. Aku ingin pulang, aku mohon"

"jika aku tidak mau? "tantang Sasuke kembali. Ia ingin lihat apa yang di lakukan oleh Hinata jika ia tak mau melepasnya.

Hinata menghembuskan nafas panjangnya, ia tahu bahwa ia tak akan bisa menang melawan seorang Uchiha. Ia sudah sadar betapa keras kepalanya mereka. Pria sialan yang meninggalkannya itu sudah menunjukannya dengan begitu jelas. Pria itu bahkan jauh lebih keras kepala lagi.

"apa mau mu? "Sasuke menyeringai saat mendengar apa yang baru saja di katakan Hinata.

"Penjelasan"

Gadis bermata lavender itu menatap tepat pada retina berbeda warna di depannya. Pria ini serius.

"penjelasan? Tentang apa?"

Sasuke semakin menyudutkan Hinata kesal, karena masih berpura-pura bodoh.

Sasuke hanya penasaran hubungan seperti apa yang di miliki seorang Uchiha Itachi dan Hyuuga Hinata. Sejarah tak pernah mencatat interaksi dua manusia ini. Lalu mengapa tatapan gadis ini begitu penuh akan kerinduan? Mengapa Hyuuga Hinata terlihat begitu terluka dan kesepian?.

Hinata mengigit bibirnya kuat-kuat, mencoba menundukkan wajah cantiknya. Ia tak akan nyaman dengan tatapan bungsuh Uchiha ini, ia tak nyaman dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Uchiha Itachi.

"Hinata.... "

Sialan, nada bicara itu, suara itu dan tatapan itu. Hinata membenci semuanya. Ia tak ingin menjelaskan apapun, tentang dirinya, tentang hatinya dan tentang pria yang bahkan tak menepati janjinya. Tapi melawan Uchiha Sasuke, Hinata membutuhkan pengalaman ribuan tahun untuk melakukannya.

"Maaf... "Guman Hinata pelan, lalu dengan kilat ia menekan titik chakra di tubuh Sasuke. Membuat pria itu tak bisa bergerak.

"apa yang kau lakukan, Bodoh? "

Hinata mencoba melepaskan diri dari kungkungan Sasuke tak peduli dengan kemarahannya.

"efek penutupan titik Chakra.. Kau tak akan bisa bergerak untuk sementara waktu"

Setelah berhasil membebaskan diri dari Sasuke. ia menatapnya sejenak.

"aku mungkin tak akan bisa mengalahkanmu, tapi tak akan aku biarkan kau menyelam ke dalam masa lalu ku... Kau tak berhak. penjelasan itu milikku, luka itu milikku dan rindu ini milikku"

Hinata berkata dengan pelan namun sarat akan permohonan agar pria ini tak berbuat lebih jauh.

"jika kita tak sengaja bertemu tolong abaikan keberadaanku, jangan mencoba terlibat dalam hidupku sama seperti yang kau lakukan selama ini... Abaikan aku, hanya itu yang aku mau... Aku tak sedang meminta namun aku memohon padamu"

Ingin rasanya Sasuke menghancurkan sesuatu saat ini saat Hinata mengatakn tak terlibat dalam hidupnya.

"tapi kau menangis"Perkataan Sasuke membuat Hinata terdiam sejenak sebelum kembali membuka suaranya.

"tak apa-apa...aku akan baik-baik saja

"jika aku tak melihatmu... Maka aku akan baik-baik saja... Aku tak akan terluka. Jangan muncul di hadapanku.. Karena semua tentangmu menyakitkan"

Dengan tatapan sendu, Hyuuga Hinata menghilang di balik pintu meninggalkan sang Uchiha yang membeku di tempat.

Hatinya seolah tercubit mendengar apa yang baru saja di katakan Hinata. Ada gejolak aneh dalam diri Sasuke untuk tetap terlibat dengan gadis lemah itu.

***

"Sas... Sasuke...ka.. Kau baik-baik saja? "

"apa?"Naruto langsung bersembunyi di belakang Sakura. Sasuke menyeramkan, ia benar-benar menyeramkan. Wajahnya, aliran chakranya.. Semua terasa menyeramkan.

"baka-naruto.. Mengapa bersembunyi di belakangku? Lepas...lepas.. "Sakura mencoba mendorong naruto menjauh, namun pria kuning tersebut semakin mengeratkan pegangannya.

"Sakura-chan.. Sasuke menyeramkan, dia menjadi menakutkan"

"apa maksudmu? "

"kurama mengatakan bahwa Sasuke sangat menakutkan hari ini"

Sakura mengerutkan dahinya bingung, lalu menatap Sasuke. Apanya yang menyeramkan? Sasuke terlihat seperti biasa. Tampan, dingin dan pelit akan kata. Apa bedanya?.

"Sasuke-kun kau baik-baik saja?"

"Hn"

Itu kan? Sakura sudah mengatakanya. Pria ini bersikap biasa saja. Tidak ada yang aneh.

Sasuke tak perduli dengan perkataan Naruto saat ini. Otaknya sedang kacau, perasaannya tak menentu. Ia tak bisa beristirahat dengan tenang.

Semua gara-gara gadis Hyuuga yang mengacaukan tidur nyamannya.

Sialan, jika ia tak ingin terlibat dalam hidup Sasuke maka tak seharusnya ia menatap dirinya seaakan ia adalah sumber dari segala rasa sakitnya. Tak seharusnya ia menunjukan rasa kesepian yang begitu mendalam. Sialan gadis Hyuuga itu.

Mata sasuke tak sengaja menangkap sosok ino bersama timnya. lalu melangkah meninggalkan Naruto dan Sakura yang sedang berdebat di belakangnya.

"ino... "

Dengan senyum lebar ino menyambut dirinya.

"Kami-sama.. sasuke-kun, di tengah teriknya matahari kau memangggil namaku? Kau seperti oase di tengah gurun pasir"

"ikut denganku"

Sasuke mengabaikan apa yang baru saja di katakan gadis pirang ini.

"denganmu? Ke mana? Pelaminan pun aku siap mengikutimu"

Ino melangkah mengikuti pria raven itu, namun sebelumnya ia memberi kode agar timnya itu tak mengatakan apa-apa pada Sai.

***

Sasuke menjadi bingung sendiri saat ia sudah menyuruh ino ikut bersamanya. Lalu apa yang harusnya ia tanyakan? Maksudnya ia akan memulainya dari mana?.

Mengapa ia membawa ino ikut bersamanya? Memangnya apa hubungan Ino dan gadis Hyuuga itu? Sepertinya ada yang tak beres dengan otaknya.

"Ekhem... Sasuke... Sasuke.."

Sasuke mengerjap sekali saat ino menyentuh lengannya.

"ada apa? Kau tak menyuruh ke sini hanya untuk menatap saling cinta bukan?? "tanya ino asal.

Sasuke berdehem sejenak, sebenarnya apa yang ingin ia tanyakan tentang Hyuuga bodoh itu?.

"kau dekat dengan Hinata? "

Ino melototkan matanya hampir keluar, dengan mulut berbentuk huruf Vokal. Uchiha Sasuke bertanya tentang Hinata? Sasuke bertanya tentang Hinata? Demi apa??

"Hi.. Hinata? Hyuuga Hinata? "

"memangnya kau mengenal berapa Hinata. Hah? "

"Sasuke kau sadar.. Kau bertanya tentang Hinata.. Apa kau tak salah?? "

Sasuke memutar bola matanya malas melihat ekspresi bodoh Yamanaka Ino. Apa ia tak mendengar pertanyaannya?. Apa ada yang salah jika ia bertanya tentang Hinata?

Tentu saja salah... Seorang Ino tak pernah membayangkan bahwa nama Hinata akan keluar dari mulut pria tampan ini. Ada apa dengan dunia?.

"ino.. Jika kau tak dekat denganya jangan membuang-buang waktuku di sini"

Dasar uchiha, dia yang butuh tapi bertindak jika orang lain yang butuh.

"aku dekat dengannya"kata ino.

"kau pernah mendengarnya berbicara tentang kakakku? Uchiha Itachi"

Ino memasang tampang paling bodoh miliknya. Setelah kaget Sasuke bertanya tentang Hinata, sekarang ia harus di kagetkan lagi karena sekarang tentang Uchiha Itachi. Ada apa dengan itachi dan Hinata?.

Itachi... Hinata.. Itachi, Hinata.. Itachi.. Hinata....

Dua nama yang terlalu asing untuk di sandingkan.

Ino mencoba memutar kembali memorinya tentang Hinata. Ia adalah ratunya gosip jadi ia pasti mengingat dengan jelas jika Hinata pernah membicarakan pria super tampan itu. Profesinya sebagai mak lambeh sedang di pertaruhkan sekarang, jadi ia tak akan gagal.

"sepertinya tidak"

Sasuke kecewa mengenai fakta bahwa wanita ini tak tahu. Lagian dirinya yang bodoh karena bertanya tentang Hinata pada gadis pirang ini.

Dengan perasaan kecewa Sasuke meninggal Ino yang masih berfikir sambil berkomat-kamit. Setelah beberapa saat ia menghentikan langkahnya saat wanita di belakang berseru keras.

"AKU INGAAATTTT"

ino tersenyum lebar, meski tampak samar. Pernah sekali ia mendengar Hinata berbicara tentang Itachi. Meski hanya secara tersirat dan tak memiliki arti lebih. Mungkin Uchiha ini bertanya karena berhubungan dengan kakaknya.

"apa? "

"kau Tahu saat Itachi membantai Klanmu dan menjadi ninja pelarian? "

Sasuke menganggukan kepalanya.

"Hinata mengatakan padaku bahwa Uchiha Itachi tak akan melakukan hal sekeji itu...jadi pasti ada alasan di balik tindakannya..."jelas Ino.

Sasuke masih memasang tampang dinginnya, ia tak pernah mendengar tentang hal ini. Jadi sudah lama Hinata mengenal Itachi... Jadi seberapa dekat mereka?.

"tapi.... "tiba-tiba ino menunduk sedih.

"mungkin karena perkataanku dan Sakura.... Hinata tak pernah lagi membicarakan tentang kakakmu"

Jika di ingat-ingat ia jadi merasa bersalah. Dulu mereka hanya anak kecil, semua orang bebas berpendapat. Semua orang berhak mempercayai apa yang ingin mereka percayai, tapi Cinta yang Ino dan Sakura miliki untuk Sasuke membuat mereka berkata tanpa berfikir. Ino jadi ingin minta maaf.

"apa yang kalian katakan padanya? "

Ino terdiam, dengan rasa bersalah pada Uchiha bungsuh ini ia menatapnya.

"Uchiha Itachi seorang pembunuh.. Kau tak boleh mempercayai pria yang menghancurkan hidup Sasuke"

Sasuke diam dengan wajah dingin yang selalu mendominasi. Ia cukup Memaklumi apa yang di fikirkan Ino dan juga Sakura, karena dirinya pun dulu berfikir bahwa kakaknya memang seorang pembunuh. Tapi ia penasaram dengan isi fikiran Hinata kecil saat itu, mengapa ia tetap percaya pada Itachi?. Apa yang di katakan Itachi padanya?.

"lalu apa yang di katakan Hinata saat itu? "

Ino diam sejenak, mencoba mengingat dengan jelas bagaimana ekspresi hinata saat itu. Apa yang di katakannya saat Ino dan sakura berkata jahat padanya.

"tak peduli seberapa buruk Uchiha Itachi, dia adalah kenangan indah dalam hidup seseorang...lagian kita semua adalah orang jahat di kehidupan seseorang... . Kita juga menjadi orang baik dalam kehidupan seseorang"

Sasuke diam, Hinata kecil bahkan bisa berfikir sedewasa itu. Atau hanya ino yang sedang mencoba membohonginya?.

"tak mungkin gadis lemah dan bodoh itu mengatakannya"guman Sasuke tak percaya.

Ino tersenyum kecil.

"Hinata mungkin lemah.. Tapi masalah Kepercayaan tak ada satupun dari kita yang bisa menandinginya...saat ia mengatakan akan mempercayai seseorang maka sampai mati ia akan percaya...sama seperti apa yang ia lakukan pada Naruto"

"Naruto? "Sasuke bertanya dengan dahi berkerut. Mengapa jadi tiba-tiba Naruto.

"kau tak tahu? Hinata pernah mempertaruhkan nyawanya melawan Pain.. Saat tak satu pun dari kita yang maju... Pergerakan naruto pun terbatas.. Hinata tahu bahwa ia lemah, tapi jika ia tak melakukan sesuatu maka saat itu Naruto mungkin akan kalah.. Dan Konoha benar-benar hancur....berkatnya lah Naruto mengalahkan Pain, Hinata percaya bahwa hanya Naruto yang bisa melakukannya"

Sasuke hanya beroh ria. Ia tak tahu, bahwa gadis lemah itu mampu melakukan hal yang tak bisa di lakukan orang lain. Sasuke fikir Hinata hanya tipe manusia yang akan menyelematkannya nyawanya sendiri.

Lemah, penakut dan penyendiri

Ternyata masih ada banyak hal yang tak ia ketahui tentang sih sulung Hyuuga

Sasuke penasaran, apa yang di lakukan gadis itu saat bersama kakaknya. Apa mereka tersenyum saat bersama? Atau hanya duduk berdampingan mengisi kekosongan masing-masing? Sasuke ingin tahu seberapa dalam dan seberapa jauh arti keberadaan Itachi untuk Hyuuga Hinata hingga mampu membuatnya merindu dengan pilu, menangis sendirian tanpa membiarkan orang lain terlibat.

Sasuke ingin tahu, haruskah ia meminta maaf untuk setiap luka yang di deritanya? Ataukah ia harus menjauh seperti permintaan Hinata?.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Uchiha Sasuke ingin melibatkan diri dalam kehidupan orang lain.

TBC

Sorry For Typo 😊😊😊

Continue Reading

You'll Also Like

130K 9.7K 18
Setahun setelah perang shinobi 4 berakhir, desa konoha kini damai dengan kehidupan mereka yang mulai normal, kelima negara pun sudah bersatu. Meski b...
22.7K 3.1K 24
🌸𝐊𝐢𝐛𝐚𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Inuzuka Kiba dan Haruno Sakura. Dua ninja remaja yang selalu menciptakan keributan jika dipertemukan. Bukan keinginan mereka unt...
24.4K 2.3K 16
Dua insan yang saling tersakiti. Haruno Sakura menerima sakit hati yang sangat dalam karena di hari pernikahan nya Sasuke pergi bersama wanita lain...
47.9K 4.5K 11
Dua anak itu datang dan akhirnya sasuke mengetahui takdir kehidupannya.