✔✔Trauma || YeonJi (YeonjunxY...

By WhiteFiorentina

4.8K 537 12

PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul sete... More

Prolog
~31 Maret 2016~
~30 April 2016~
~30 April 2014~
~11 Mei 2016~
~16 Mei 2016~
~1 Juni 2016~
~ 9 Juni 2013~
~14 Juni 2016~
~15 Juni 2016~
~15 Juni 2016, pt.2~
~...???~
~30 April 2014 pt.2~
~6 Juli 2016~
~6 September 2016~
~9 September 2016~
Epilog

~23 Maret 2016~

864 57 2
By WhiteFiorentina

"pergi" 1 kata terucap dari mulut gadis bersurai warna electric blue yang terkesan datar ketika seorang pemuda datang dan langsung duduk dihadapannya.

"kenapa aku harus pergi?" tanya pemuda itu menatap heran gadis dihadapannya.

"kau menggangguku" jawab gadis itu singkat

"aku? Kurasa tidak. Ini bukan tempat pribadimu, tapi tempat umum. Jadi jangan menyuruhku untuk pergi dari sini" ujar pemuda itu tidak terima namun masih tetap memasang wajah kalem.

Sang gadis segera mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya kedalam tas lalu pergi tanpa berkata apa-apa, membuat pemuda yang baru saja duduk bersamanya hanya menatap bingung dan kembali fokus pada kegiatannya.

.

.

.

Tenang, tak ada suara hiruk piruk para mahasiswa yang terdengar disana. Hanya suara hembusan angin pelan yang menyapu pelan nan lembut kulit. Gadis bersurai electric blue itu tampak tenang, setenang suasana saat ini.

Kelopak mata yang biasanya terbuka memperlihatkan tatapan setajam elang itu tertutup rapat membuatnya tampak indah apalagi diterpa sinar matahari yang menerobos dari sela-sela dedaunan pohon yang rimbun.

Ia tampak damai, dengan earphone yang menempel dikedua telinganya. Tak ada satupun yang membuat gadis itu terganggu. Sampai sebuah pesawat kertas mendarat tepat dipangkuannya. Memaksa kelopak matanya terbuka, iris mata birunya menatap heran pesawat kertas itu.

Diambilnya pesawat itu dan dibongkarnya. Terdapat sebuah kata yang tertulis di kertas.

"HI?" alisnya menyerit bertanda ia sedang heran.

Tak mau ambil pusing, diremasnya kertas itu lalu melemparnya masuk kedalam tong sampah yang berada tak jauh dari posisi duduknya itu. Ia kemudian kembali melanjutkan ketenangannya yang sempat tertunda itu sampai suara alarm dari ponselnya tanda jam kuliah berikutnya berbunyi.

Dengan berat hati ia bangkit dari tempat itu, tanpa melepas earphone ditelinganya, gadis itu melangkah pergi menuju gedung fakultasnya. Tanpa ia ketahui jika orang yang menerbangkan pesawat kertas itu masih berada tak jauh dari tempat gadis itu.

.

.

.

Kelas sudah berakhir 20 menit yang lalu, tapi fakultas sosial politik itu masih ramai oleh para mahasiswa dan mahasiswa dari fakultas lain. Tak ada guratan kesedihan atau amarah di wajah mereka, hanya ada guratan bahagia dan keceriaan di wajah mereka walau hampir seharian mereka habiskan dengan belajar di fakultas masing-masing, tapi setelah bertemu dengan teman, sahabat, keluarga, atau orang terkasih lainnya kelelahan itu seketika sirna dari mereka.

Gurauan dan canda tawa menjadi lagu yang memenuhi koridor fakultas. Tapi ada beberapa orang yang tampaknya tak terpengaruh sama sekali dengan suasana hangat itu.

Hwang Yeji, mahasiswi dari fakultas sosial politik, salah satu dari mereka yang tak terpengaruh sama sekali. Wajah manisnya sedari tadi terus memasang ekspresi datar, tak bersemangat dan tak kelelahan juga. Benar-benar datar tanpa ekspresi yang pasti.

Kaki jenjang yang terbalut kain jins dengan model emo serta sepatu boots kulit hitam melangkah membawanya pergi menjauh dari gedung fakultas, keluar dari area universitas, dan menuju halte bus, menunggu busnya tiba.

Selagi menunggu, ia kembali mendengarkan music lewat earphonenya. Membuat dirinya tak peduli dengan keadaan sekelilingnya. Yap, dia benar-benar tak peduli karena sedari tadi seorang pemuda terus memanggilnya, tepatnya pemuda yang membuatnya pergi dari tempat favoritnya siang tadi.

Sampai pemuda itu menepuk pelan pundaknya barulah ia tersadar. Kepalanya menoleh kearah pemuda itu tanpa melepas earphonnya.

Pemuda itu mengisyaratkan agar Yeji melepas earphonenya. Terpaksa ia pun melepasnya.

"kau tadi melupakan ini di perpustakaan. Aku tadi ingin mengembalikannya padamu, tapi aku tidak sempat karena aku sedang sibuk tadi" ucap pemuda itu sambil menyodorkan sebuah buku dengan sampul biru sederhana, tapi terlihat elegan.

"terima kasih" jawab Yeji singkat dan datar seraya mengambil buku itu dan kembali memasang earphonnya, tapi kali ini hanya satu saja yang ia pasang.

Sunyi, tak ada pembicaraan lagi setelah itu. Yeji menunggu busnya sembari mendengarkan lagu, sedangkan pemuda itu diam entah apa yang ia lakukan Yeji tak peduli.

"..."

"jangan mengajakku berbicara hanya karena suasana sekarang sedang canggung dan jangan berusaha akrab denganku" Yeji langsung memotong ucapan yang bahkan belum keluar dari mulut pemuda itu.

Suasana yang tadinya tidak terlalu canggung, kini bertambah canggung. Sorot mata tajamnya menangkap gelagat pemuda itu yang tampak gelisah ingin berkata, tapi tertahan. Yeji masa bodo dengan itu dan lagi ia mulai merasa jengkel dengan hawa kehadiran pemuda asing yang tiba-tiba saja datang dan mengajaknya berbicara.

Bukannya Yeji sombong, tadi saja ia berterima kasih pada pemuda itu karena mengembalikan bukunya. Hanya saja ia sudah terbiasa tidak berbicara apa lagi berinteraksi dengan orang lain selain orang tertentu saja, dan ini baru pertama kalinya ia berbicara dengan orang lain selain dengan orang-orang tertentu itu.

Dalam hati Yeji berharap agar waktu berputar dengan cepat sekarang karena tingkah pemuda asing itu mulai mengusik dan mengganggunya biarpun tak menyentuhnya barang semili meter.

.

.

.

Akhirnya ia tiba juga di rumahnya. Rumah yang selalu membuatnya mengingat masa lalu yang selalu ia ingin hilangkan. Rumah dengan kenangan indah yang pernah ia lalui dengan orang terkasih. Rumah yang membuatnya menjadi trauma seperti sekarang ini. dan rumah yang menjadi satu-satunya ia miliki dari mereka.

Dihempaskan tubuhnya ke atas ranjang dinginnya. Bukan karena ia jarang tidur disana, tapi karena suasana rumah yang begitu dingin dan sunyi yang merambat dan menyebar ke seluruh sudut bangunan besar nan megah itu.

Diam, gadis biru itu tetap mempertahankan posisinya bahkan sudah lewat setengah jam ia tetap seperti itu. Tapi jika didengar dengan seksama, samar-samar terdengar suara isakan pelan yang teredam oleh tebalnya kasur dan selimut itu. Ya, Yeji sedang menangis sekarang.

Tak ada yang tahu jika gadis dingin nan pendiam itu sedang menumpahkan beban yang memikul kedua pundaknya dalam bentuk air mata.

"aku rindu kalian"

.

.

.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

724K 15.2K 128
،،🧥🏨 ⟆ׇࣱ ─⌛⌗esthétique : : ɑll ɑesthetic ideɑs ɑre here ─ wanna save? dm on instagram @xxblo.m ©️glomeassy, 2020
9.1M 66.7K 32
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
11.9K 2.3K 21
Rencanakanlah semua hal yang diinginkan dengan sangat matang sebelum bertindak. Jika tidak, maka terimalah konsekuensinya. Start : 24/02/2021 End : 1...
18.4K 2.7K 43
"Kamu adalah suatu bagian terbaik dari hidupku yang membuatku merasa sempurna." Highest Rank: - 1 in #seungminstraykids (9/6/2020) - 2 in #seungminst...