-selamat membaca-
-sa
____
Pagi yang cerah. Tampak sinar matahari menyelinap masuk kedalam kamar Sarah melalui gorden kamarnya.
"SARAH! BANGUN NAK!" Teriak mama Sarah dari arah dapur. Sarah terbangun. Wajahnya kini sangat pucat. Kamar yang berantakan, dan rambut yang acak acakan. Ia berusaha bangun, berusaha menguatkan dirinya untuk tetap kesekolah.
Perlahan, ia bangun, mengambil sisir, menyisir rambutnya, lalu mengikatnya. Dengan sekuat tenaga ia berdiri, merapikan tempat tidurnya dengan gerakan yang sangat lamban. Setelah itu, ia pergi menuju kamar mandi. Untuk mandi. Yaiyalah mandi.
Setelah Sarah melakukan rutinitas paginya, ia pun keluar dari kamarnya. Berjalan menuju ruang makan untuk sarapan. Wajahnya tetap pucat. Membuat mama Sarah khawatir tentang keadaan anaknya.
"Kamu kenapa Sar?" Tanya mama nya khawatir. Ia mendekati Sarah. Memegang pipi mulus Sarah dengan lembut. Tampak wajah mama Sarah sangat cemas atas kondisi anaknya ini.
"Gakpapa kok ma, uhuk!" Jawab Sarah. Sesekali ia batuk, yang membuat mama Sarah semakin cemas.
Setelah sarapannya selesai. Sarah menyuci piringnya lalu pergi menyalimi tangan mama nya.
"Sarah pergi dulu" ucap Sarah sambil menyium tangan mamanya.
"Kamu beneran? Gakpapa?" Tanya mamanya ingin memastikan kondisi Sarah. Sebagai jawaban, Sarah mengangguk. Senyum mengambang diwajahnya agar mamanya tidak khawatir lagi padanya.
***
Semua siswa sma victory berkumpul dilapangan untuk menjalankan apel pagi. Semua siswa berada pada barisan sesuai kelas mereka masing masing.
Seorang siswa berambut panjang dan berponi itu, berlari cepat menuju arah barisan. Sarah. Ialah siswa yang berlari itu. Ia sedikit terlambat akibat kondisinya yang kurang sehat. Saat memasuki barisan, Sarah tak sengaja menginjak kaki dan menyenggol bahu Gio. Akibatnya, Sarah terjatuh. Semua orang yang berada disekelilingnya menjauh. Tubuh Sarah bergemetaran. Tubuhnya kini mulai memanas. Kini, ia sangat lemah.
Sarah bangkit, berniat untuk pergi memperbaiki barisan. Namun, tangannya ditahan oleh Gio. Lelaki itu kesal akibat perbuatan Sarah.
Sarah menatap Gio. Sedangkan Gio menatap sapu tangan yang berada di saku seragam Sarah. Gio langsung mengambil sapu tangan tersebut dan memberikannya pada Sarah. Sarah tak mengerti apa maksud Gio. Hingga akhirnya Gio memutarkan bola matanya dan mulai berbicara.
"Lo bersihin sepatu gue!" Suruh Gio yang membuat Sarah menunduk. Ia merasa bersalah pada Gio. Hingga Sarah pun membersihkan sepatu Gio.
"Eh... Apa apaan lo nyuruh nyuruh teman gue? Nyari masalah lo?!" Ucap Cheryl yang langsung saja datang memarahi Gio. Gio melipat kedua tangannya di depan dada.
"Udah Sar, lo kan lagi gak enak badan, udah, ayo kita ke uks" suruh Cheryl menuntun Sarah untuk berdiri lalu pergi ke uks.
"Udahlah Gi, nggak usah pikirin mereka, mereka tuh emang rada miring gitu" ucap Livea yang juga tiba tiba datang untuk memanas manasi Gio.
"Tukang drama" lagi lagi ucapan Gio menjadi singkat, padat, dan jelas. Livea yang diejek tadi hanya bisa memasang wajah kesal. Sedangkan Gio pergi entah kemana.
***
"Makanya Sar, kamu kalau sakit gak usah kesekolah" ucap Cheryl sambil memijat kepala Sarah.
"Iya, makasih ya Cher"
"Sama sama"
"Cher"
"Hm"
"Lo bisa beliin gue makanan gak? Dikantin?"
"Boleh, tunggu ya"
Akhirnya, kini Sarah tinggal sendiri di sebuah ruangan uks itu. Kepala Sarah sedikit pusing, terkadang mual. Itulah kondisi Sarah yang sebenarnya.
Tiba tiba, ada yang memijit kepala Sarah yang membuat Sarah heran, tumben Cheryl mesennya cepet?
Karena bingung entah siapa yang memijitnya, Sarah mendongakkan kepalanya. Dan terpampanglah wajah tampan Gio. Sarah membulatkan matanya. Terkejut dengan siapa yang memijitnya. Sarah langsung bangun dari tidurnya.
"L-lo?" Tanya Sarah bingung. Kini, ia tak peduli dengan rasa pusingnya. Yang ia pedulikan hanyalah mengapa seorang Gio telah berada disini?
Wajah dingin Gio berubah menjadi manis dan imut ketika ia tersenyum pada Sarah. Sedangkan wajah Sarah memanas karena senyuman manis Gio.
"Pipi, jangan merah pi, plis! Itu malah senyum lagi, imut banget, ya tuhann pengen nyubit..."
Sarah merebahkan dirinya di kasur uks itu. Berusaha untuk bersikap biasa biasa saja.
"Maafin gue ya" ucap Gio dengan ramahnya sambil mengulurkan tangannya pada Sarah.
"Aduh, Sarah... Rileksss... Jan baper..."
"Gakpapa kok Gi, g-gue juga minta maaf ya" ucap Sarah membalas uluran Gio. Tatapan Gio semakin dalam. Membuat Sarah risih dan membuka uluran mereka.
"Yaampun, hati jangan baper, plis!"
"Eh, kulkas berjalan! Pergi sana! Disini gak nerima tamu cowok, sana!" Ucap Cheryl yang tiba tiba datang membawa secangkir es teh dan sepiring nasi goreng untuk diberikan kepada Sarah. Tetapi, bukannya pergi, Gio tetap berdiri di tempatnya sambil menatap Sarah. Sedangkan Sarah hanya menunduk entah apa yang ia pikirkan sekarang.
"Eh, Giovani Anendra si kulkas berjalan! Bisa pergi gak? Dari tempat ini? Sarah mau istirahat, gak bisa diganggu!" Ucap Cheryl yang membuat Gio memutarkan bola matanya lalu pergi meninggalkan Sarah dan Cheryl. Sebelum ia pergi, Gio tak lupa mengedipkan matanya pada Sarah.
"Aduh, bisa mati mendadak ini kalau si Gio terus terusan baperin gue,"
_____
GIMANA? UDAH PANJANG GAK? AKU GAK NYANGKA KALAU KALIAN BAKALAN SUKA SAMA CERITA AKU. MAKASIH YA YG UDAH VOTE, JAN LUPA SHARE JUGA KE TEMEN TEMEN KALIAN YA,
Follow
@sarahayyx
@gioanendra
Dan author numpang
@fanyrhss
-Fan