THE BLACK MARBLE

By Versus-Minus

107K 10.4K 4K

Attention : Sequel PALE BLUE DOT Is Love enough? More

VENUS AND ADAM
helooo
0. Is Love Enough?
Winter Is Coming
1. First Snow
2. Shmily
3. Make It Up To You
4. Dictum Kisser
5. Amour
6. Do You Miss Me?
7. Off In The Distance
8. Someone Else
9. Loveless
10. Living In Fiction
11. In The Arms Of Morpheus
12. Those Little Things
13. 2 Years Ago
14. Boy Without-Space Friend
15. Mean Girl
16. The Night We Met
17. Breakeven
18. Morning Glory
19. Untold Story
20. The L Word
21. The Black Marble
The Spring Begins
1. Someone Like You
2. Play Me A Song
3. No Escape From Reality
4. For The First Time
5. Behind Closed Doors
6. I Was Wrong
7. The Honor
8. Science & Miracle
9. An Unintentionally Invitation
10. My Type
11. Jealous Bitch
12. Some Old Faces
13. Needs
14. Plan B
15. Fireworks Effect
16. Silent Night
17. A Deceiver
18. Tiffany
19. Current & Future
20. Worse Than Drunk In Love
21. Against The World
Summer Was Here Again
⚠ DIBACA KALAU NGGA MAU BINGUNG ⚠
1. 3 Seasons of Summer
2. Default Mode
3. Six Feet Under
4. Roses Are Red, Violets Are Blue
5. Dance With Me
6. Excruiting Tirade
7. No Roses No Violets
8. New Year
9. Aching Wish
10. Want It, Need It
11. Antibiotic
12. Fade Away
13. Summer Fling
14. The Dead of The Night
15. Déjá Fxxking Vu
16. A Broken Penguin
17. Valentine
18. Blue-Eyed Girl
19. Silhouette
20. Confession Letter
21. Collision Course
AUTUMN
1. You
2. Moon And Sun
3. Humanity Over Love
4. Adventure of Life
5. Home Truth
6. Home Truth II
7. Nockturne
8. Autumn Waltz 1
9. Autumn Waltz 2
10. Betwixt & Between
11. Something Else
12. Nothing Else
13. Theory of Nothing
14. Invisible Friction
15. Invisible Friction II
17. Best Laid Plan
Earthrise

16. Aches And Pains

807 109 45
By Versus-Minus

Adam kembali mengambil satu langkah lebih dekat hingga tubuh mereka tak lagi berjarak, ia menundukan kepalanya dan hidung mereka bersentuhan namun tak cukup dekat untuk membuat bibir mereka saling bertemu, mereka dekat namun berjarak, mereka berjarak namun terasa begitu intim, dan keintiman itu terasa berbeda dari yang sebelumnya, ini terasa lebih... gelap, pekat dan hitam...

"A-apa maksud kamu? Aku... apa yang harus aku lakukan?" tanya Venus balik, ia nampak seperti anak hilang yang kebingungan.

Adam bisa melihat bibir Venus bergetar, takut, ia bisa merasakan degup jantung Venus di dadanya, begitu keras seolah sedang menggedornya.

Adam menaruh tangan nya di dagu Venus "Buktikan ke gue seberapa besar rasa cinta lo ke gue untuk mempercayakan diri lo sepenuhnya ke gue and I promise I will drop the married thing until you graduate"

Untuk sesaat hanya ada keheningan, Venus seolah tengah mengolah tiap kata dari kalimat Adam "Aku percaya kamu dengan seluruh hidup-"

"Do you trust me enough to give all of yourself to me?" tekan Adam.

"What do you mean?"

"Gue rasa lo sangat mengerti apa maksud gue Venus"

Venus menatap Adam lekat seolah ingin mencari makna ganda dalam kalimatnya, dari cara Adam menatapnya tapi semua itu tetap bermakna sama dan Venus merasa kehilangan kemampuan untuk bernafas normal, ia merasa sesak dengan cara yang menyakitkan.

"You want me to sleep with you?" tanya Venus tak percaya, ia mencari ekspresi di wajah Adam yang mengatakan bahwa ia tak bersungguh-sungguh dengan ucapan nya, ia mencari raut penyesalan dan rasa sedih namun semua itu menghilang, berganti dengan kemarahan, dominasi dan tekad kuat.

Adam menegakan tubuhnya, mengintimidasi nya dengan perbedaan tinggi mereka "I want your virginity" Adam memperjelas keinginannya membuat seluruh oksigen di tubuh Venus terasa disedot paksa dari dalam tubuhnya.

"Are you insane?" tanya Venus.

"Gue lebih dari gila saat ini Venus, jadi jangan coba-coba mempertanyakan kegilaan gue, lo yang tau seberapa gilanya gue kalau gue ngga dapat apa yang gue mau" ucap Adam "It's just about time, kalau lo memang nunggu restu dari Keluarga gue, gue bisa mengusahakan itu buat kita tapi gue butuh jaminan dari lo kalau lo ngga bakal ninggalin gue kalau lo memang benar belum siap dengan semua hal soal pernikahan, tapi seenggaknya gue yakin kalau lo memang mau nikah sama gue"

"Don't you trust me?" tanya Venus setelah terdiam beberapa saat mencoba mencari tau apakah ini mimpi buruk atau kenyataan yang tak ingin ia hadapi, setelah beberapa saat Venus sadar, ini keduanya.

"Gue percaya sama lo"

"Tapi ngga cukup percaya untuk menjalin hubungan tanpa tidur sama aku?"

"Kalau gue cuma mau ngambil perawan lo, gue ngga bakal nunggu 4 tahun, gue bisa dapat banyak perawan dalam waktu 4 tahun tanpa harus punya hubungan apapun sama mereka, kalau gue bisa ngorbanin banyak hal buat lo, Keluarga gue, hidup gue, kesenangan yang bisa gue dapat tanpa lo, kenapa lo ngga bisa ngorbanin diri lo buat gue?" tanya Adam.

"I... I'm done with this conversation" ucap Venus masih dalam keadaan linglung karena ucapan Adam.

"Ngga, kita bicarakan ini sampai selesai atau-"

"Atau apa? kamu mau mengancam untuk memutuskan aku karena aku ngga mau tidur sama kamu?" tanya Venus tak percaya "Siapa kamu? Adam yang aku kenal ngga akan melakukan hal serendah ini di-"

"Ngga ada yang rendah kalau gue mau tidur sama pacar gue, apalagi kita sudah pacaran lama, lo mau gue perlakukan kayak Ratu? Gue sudah ngasih lo lamaran buat nikah dan liat, lo yang ngebuat diri lo sendiri jadi rendahan dengan nolak lamaran gue" ucap Adam.

"Bisa ngga kamu ngga terlalu kasar?" Venus mencoba menahan rasa sakit hatinya mendengar hinaan Adam "Dan aku ngga menolak kamu, aku bilang ini bukan waktu yang tepat, kamu jelas-jelas ngga berniat mau menikah sama aku Dam, kamu ngga keliatan bahagia, kamu keliatan terbebani dengan lamaran kamu sendiri, bagaimana mungkin aku bisa menerima kamu sekarang?" tanya Venus frustasi.

"Ya, gue mau nikah sama lo, menurut lo kenapa gue nanya lo kalau gue ngga serius?" tanya Adam balik, wajahnya jauh lebih frustasi dari Venus membuat Venus ingin menangis.

"Aku tau kamu Dam, you are not ready for commitment dan menikah membutuhkan 100% commitment, baru beberapa minggu yang lalu kamu bilang kamu belum siap menikah dengan aku di depan keluarga kamu dan tiba-tiba kamu... kamu memerintahkan aku untuk menikah dengan kamu, kamu bahkan ngga berniat bertanya seperti orang normal, you want me to marry you and you want me to say yes just because you feel like it's the right thing i can do for our relationship and you threaten me with my virginity if I refuse to marry you, are you sure you want to marry me? Atau kamu punya sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku? What is it?" ucap Venus.

Adam menolak menatap Venus "Ngga ada, gue cuma mau nikah sama lo, lo lebih suka jadi pacar gue selamanya daripada jadi Istri gue?"

"Adam" ucap Venus mencoba membuat Adam menatapnya, semakin di perhatikan lagi Venus semakin merasa ada yang janggal dengan prilaku Adam selama beberapa hari ini, ia terlihat nomal... namun seolah menyimpan amarah besar, ia selalu terlihat mengepalkan tangan nya dan menghela nafas panjang seolah Venus tak bisa mendengarnya, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya dan itu disebabkan oleh Venus.

"Adam"

Adam menghembuskan nafas kasar, ia menatap Venus tajam "Ok, lo mau gue jujur? Ya, gue memang belum siap nikah, seenggaknya sampai 5 atau 10 tahun ke depan, keluarga gue fuck up, gue dibesarkan di keluarga yang rusak dan itu ngebuat gue ngga percaya sama pernikahan seenggaknya sebelum gue ketemu sama lo, gue nyaman dengan hubungan kita yang sekarang tapi.. tapi hidup ngga selalu berjalan seperti ini, ngga pernah semudah ini, gue punya tanggung jawab begitu juga lo, lo punya mimpi dan gue- gue ngga punya mimpi Venus, gue cuma mau sama lo dan mimpi lo... cita-cita lo, semua itu berjalan ke arah yang berlawanan dari tanggung jawab gue, gue ngeliat... gue..."

"Apa yang kamu lihat?" tanya Venus.

"Gue ngeliat surat beasiswa lo, lo dapat beasiswa untuk ngambil spesialis, lo mau terima itu kan? Itu artinya kita harus pisah selama beberapa tahun ke depan, gue ngga mau Venus, gue bakal nikahin lo kalau itu bisa membuat lo nolak beasiswa itu dan ngebuat kita tetap sama-sama" ucap Adam.

Kejujuran Adam seperti 2 sisi mata koin, satu sisi ingin membuatnya menangis, satu sisi lagi membuatnya merasa tersanjung, Venus menunduk dan menutup wajahnya dengan tangan, ia ingin menangis namun ia terlalu letih, ia ingin memarahi Adam namun ia tak tega saat melihat wajah murung Adam.

Ia tak lagi tau harus melakukan apa saat ini.

"Kamu mau menikahi aku karena kamu mau mengikat aku dengan kamu selamanya?" tanya Venus.

Adam menghela nafas "Ya"

"Bagaimana kalau aku ngga mau?"

"Lo mau" ucap Adam.

Venus menggeleng "Aku ngga mau Dam, ngga dengan alasan yang kamu sebutkan tadi, aku ngga mau menikah dengan kamu hanya karena kamu merasa ketakutan untuk jauh dari aku, aku ngga akan mau melakukan itu, aku mau menikah dengan kamu saat kamu siap, aku mau menikah dengan kamu karena kamu mencintai aku dan bukannya karena kamu tertekan dengan keadaan di sekitar kita" ucap Venus tanpa mampu menahan air matanya.

"Gue ngga ketakutan atau tertekan" Adam menyangkal.

"Ya kamu ketakutan dan tertekan, kenapa kamu ngga mau mengakui itu? kalau kamu mau membicarakan soal surat beasiswa yang aku terima dengan baik-baik kita ngga akan berakhir seperti ini, kita ngga akan saling menyakiti seperti ini, ya, aku memang menerima surat beasiswa itu tapi sampai sekarang aku belum memutuskan untuk menerima"

"Tolak" perintah Adam.

"Kenapa?"

"Karena gue ngga mau punya hubungan jarak jauh, itu bullshit Venus, gue ngga bakal mau ngelakuin itu" ucap Adam.

"Bahkan untuk aku?"

"Lo ngga ada di posisi dimana lo bisa meminta sesuatu dari gue Venus"

"Bagaimana kalau aku ngga mau?" tanya Venus.

"Lo mau"

Venus menggeleng "Bagaimana kalau aku ngga mau Adam?"

"Lo mau Venus, lo mau nikah sama gue, gue bisa lihat itu dari mata lo, lo tersakiti waktu gue bilang di depan Keluarga gue kalau gue belum mau nikah sama lo, gue ngeliat itu, sekarang gue ngasih lo apa yang lo mau dan lo minta lebih? Stop jadi egois Venus, hubungan ini bukan cuma soal lo tapi juga soal gue, soal kita"

Venus tak bisa menyembunyikan rasa malu dan marah nya, mengetahui jika Adam menyadari bahwa perkataannya menyakiti Venus namun ia sama sekali tak mempedulikan hal itu dan menjadikan hal tersebut sebagai senjata untuk menyerangnya.

"I will take it" ucap Venus.

"What?"

"Beasiswa, aku akan mengambil itu" ucap Venus, ia belum memutuskan, ia bahkan belum memikirkan hal tersebut, sebagian besar dirinya tak menginginkan beasiswa itu namun sebagian lain menginginkannya, ia hanya belum memikirkannya secara serius, namun ia mengatakannya pada Adam hanya untuk membuat Adam marah.

Adam menaikan satu alisnya, seolah sedang mengetes anak kecil perkalian dasar, ia meremehkan Venus "Gue bisa buat lo kehilangan beasiswa lo"

"Dengan apa? dengan mengadukan aku ke Papa kamu?"

Rahang Adam mengetat "Jaga bicara lo Venus, lo bisa bersikap layaknya menantu idaman di depan keluarga Reihan tapi lo selalu bersikap seperti perempuan ren-" Adam menutup mulutnya, menahan dirinya untuk tak mengucapkan kalimat kotor lainnya untuk Venus.

Venus memiringkan kepalanya "Seperti perempuan apa? Go on, ngga ada yang menghentikan kamu sebelumnya saat kamu menyebut aku perempuan rendahan, kamu sudah sering menyebut aku dengan sebutan yang lebih buruk dari itu"

"I'll accept it as long as it make you feel better, kamu selalu melakukan itu, kamu selalu membuat aku merasa tidak berguna, merasa... rendahan, merasa aku tidak pantas untuk kamu, keluarga kamu... saat-saat seperti ini, aku selalu bertanya-tanya ke diriku sendiri, apa kamu benar-benar mencintai aku? apa aku menginginkan hal ini seumur hidup ku? Aku ngga mau Dam, aku ngga mau diperlakukan seperti ini seumur hidupku, tapi aku bertahan dengan kamu karena aku benar-benar mencintai kamu, kalau hal terakhir yang bisa aku lakukan untuk membuat kamu mempercayai aku adalah tidur sama aku, I will do it" ucap Venus "I will do it for you"

"Apa yang kamu mau aku lakukan sekarang? Membuka semua bajuku? Kamu butuh kamera juga untuk merekam semuanya untuk menjamin aku ngga akan kabur? Apa yang kamu mau aku lakukan lebih dulu?" tanya Venus pasrah.

Adam menatap Venus lekat, rahangnya mengetat "Buka semua baju lo"

Mata keduanya bertemu, Venus tak mampu menahan ekspresi kecewa serta sedihnya namun ia coba tutupi dengan melakukan apa yang Adam minta. Adam mendorong tubuh Venus jatuh ke atas tempat tidur, menatap kedua matanya sebelum mencium bibirnya, Venus memejamkan matanya, merasa air mata mengalir dari sudut matanya.

Adam memisahkan tubuh mereka, tanpa melepaskan matanya dari Venus, ia membuka kaos yang ia kenakan, melemparnya ke sembarang arah, lalu merangkak di antara kaki Venus yang ia buka.

Ciuman Adam merambat turun, mulai dari wajah, leher, dada hingga perutnya, tak ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, tak ada sensasi aneh yang menggelitik di dalam tubuhnya seperti saat pertama kali Adam mencium bibirnya atau saat Adam menyentuhkan tangan Venus di miliknya seolah ada ledakan besar di dalam tubuhnya, rasanya seperti ada berjuta kembang api yang menyala dan meledak di dalam tubuhnya, jantung nya berdetak kencang seperti permainan marching band di hari kemerdekaan, matanya menyala dengan jutaan bintang, dipenuhi keterkejutan juga rasa penasaran, tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut seperti di aliri listrik, seperti magnet kedua tubuh mereka saling menarik satu sama lain untuk mendekat.

Namun saat ini berbeda, tak ada koneksi yang menyatukan keduanya, semuanya terasa hampa dan kosong dan... menyakitkan. Venus membuka matanya yang tanpa ia sadari sedari tadi tertutup saat merasakan nafas hangat Adam di bawah sana, tangan Adam terasa dingin dan kasar dan membuatnya tak nyaman, tak seperti biasanya, ia selalu suka saat Adam menggenggamnya, menyentuhkan tangan nya padanya, rasanya hangat dan membuatnya nyaman.

Matanya bertemu dengan mata Adam, inilah saatnya, pikirnya.

Ia menggenggam erat seprai di samping nya, mengepalkan tangannya untuk mengurangi rasa takut juga gugupnya, tubuhnya bergetar memohon ampun namun bibirnya terkunci rapat. Venus menutup matanya kuat-kuat saat Adam bergerak, menegakan tubuhnya di antara kakinya.

Ia menghitung di dalam hati sampai hal itu terjadi, sampai Adam melakukan apa yang ingin ia lakukan pada tubuhnya, membiarkan Adam mendapatkan kepercayaan nya dari hal yang paling berharga yang Venus miliki, namun alih-alih merasakan Adam di bawah sana, ia merasakan kehangatan yang tak asing melingkar di tubuhnya.

Adam mendekapnya erat dan membisikan kata maaf berulang kali di telinganya, Melingkupi tubh kecil nya yang bergetar dengan tubuh kuatnya, Venus tak lagi mampu menahan air matanya, ia melepas kepalan nya pada seprai dan balas memeluk Adam sama eratnya.

Mereka berdua menangis.

Mereka berdua sama-sama hancur.

Mereka merasakan perasaan yang sama, takut, rasa takut yang amat besar akan masa depan, seolah esok hari akan memakan mereka hidup-hidup lalu memisahkan mereka, mereka larut dalam kegelapan hingga tak lagi bisa melihat secercah sinar yang selalu diam-diam merambat dari sela-sela kecil di sekitar mereka.

Adam menenggelamkan kepala nya di lekukan leher Venus, tak pernah berhenti membisikan kata maaf, saat Venus tak bisa menghentikan isakannya seolah ini hari terakhirnya bisa mengeluarkan air mata, tapi ini terasa lebih nyata, Venus bisa merasakan perasaan itu kembali tumbuh di dalam tubuhnya, merambat dan memunculkan percikan kecil di dadanya, hal yang selalu hanya bisa Adam lakukan, tak ada yang lain. Adam mengangkat kepalanya, membuat wajah mereka bertemu, perlahan mengusap air mata Venus seolah Venus adalah benda rapuh yang mudah pecah, mengecup sisa-sisa air mata di pipinya dan meninggalkan ciuman lembut di kedua matanya yang memerah dan basah oleh air mata.

Ia menarik tubuh Venus untuk duduk lalu kembali memeluknya erat, mengusap rambut panjang nya dengan lembut dan menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam, merekamnya di dalam kepala bagaimana aroma tubuh Venus selalu berhasil membuat dirinya tenang, memberikannya kenyamanan seperti sebuah rumah yang selalu ia datangi saat ia merindukan keluarga, sebuah rumah dimana Adam menjadikan nya sebagai tujuan terakhirnya untuk melepas lelah.

Dan Venus adalah rumahnya.

ia mengusap air mata di wajahnya, membelai lembut pipinya seolah ia pantas mendapatkannya setelah apa yang Adam lakukan pada dirinya, setelah semua kalimat buruk yang ia katakan padanya, setelah semua itu dan Venus masih menatapnya seolah ia adalah hal terindah yang pernah ia lihat.

Ia memaafkan nya, lagi.

Adam tak pantas mendapatkannya, Adam bahkan tak pantas untuk Venus namun ia menggenggam tangannya seolah setengah jiwa nya berada di tangan Adam. Mencium setiap jejak basah di wajahnya dengan rasa bersalah yang bukan miliknya, menyandarkan kepalanya di dada Adam, memasrahkan dirinya disana, mempercayakan dirinya pada Adam, tak memiliki keraguan sedikitpun padanya bahkan setelah apa yang Adam lakukan padanya.

Adam mendapatkan cinta yang tak pantas ia miliki namun ia terlalu egois untuk melepaskannya, pantas ataupun tidak, Venus adalah miliknya dan ia akan berjuang untuknya, tak peduli bagaimana caranya, baik atau buruk, ia tak lagi punya rasa takut untuk melakukannya.

---------------

voment and i'll be a happy girl.

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 106K 47
The bride in black popped onto the screen and I jumped throwing my popcorn, and my arms over my face. I had buried myself behind Liam. "I thought yo...
27.5M 610K 64
It started on Wattpad but now is EVERYWHERE! With a bestselling book by WWBG, a captivating Webcomic on Webtoon, and a film adaptation by Wattpad WEB...
1.1M 70K 77
The year is 1988, and Finn, Ronan, Becca and Jasper are spending the summer at a reformatory camp located deep in the Alaskan wilderness. The camp, n...
Cry-Baby By Criss

Teen Fiction

3.3M 106K 30
I wiped my eyes once again to see deep piercing green ones looking down at me. More tears came as I saw the root of my anger, and I stood up pushing...