You Can't (できないこと)

By Jasmine-cha

5.5K 719 126

Rank 1#Jepang (Mei 2019) Rank 3 #kantor (April 2019) Rank 1#pacar Rank 1#karyawan Rank 3#Bos (Maret 2019) A... More

Bab 1. Peraturan Miss Watanabe
Bab 2. Andara di Sarang Penyamun
Bab 3. A Blessing in Disguise
Bab 4. Kemampuan baru Andara
Bab 5. A problematic day
Bab 6. White Mocca
Bab 7. Kunci Misterius
Bab 8. Jodoh yang menjauh?
Bab 9. Suara Kehidupan
Bab. 10 Insiden sepatu cinderella
Bab 11. His Confession
Bab 13. Dihotelkan

Bab 12. 850 yen

362 44 6
By Jasmine-cha

Andara tersipu malu.

Sebentar-sebentar ia menatap ID Line Shota.

Pikiran Andara hampir melayang ke angkasa. Sayang sekali langit-langit kafe yang pendek itu menghalangi imajinasinya. Gadis itu menatap pria yang tengah duduk di depannya. Hidup terkadang memang kejam. Alih-alih menghabiskan waktu dengan Shota, ia justru kini terperangkap di kafe dekat stasiun bersama Esqa.

Moda kereta yang seharusnya mengantar mereka pulang kini tengah bermasalah. Sebuah insiden percobaan bunuh diri di jalur kereta JR telah melumpuhkan transportasi sejumlah area Tokyo Raya. Tidak ada alternatif lain, mereka harus menunggu sampai kereta berjalan dengan normal.

"Why here Dara?" tanya Esqa dengan logat melayu yang kental.

"Udah disini aja dulu... ice matcha latte di tempat ini enak banget. Sedap, sedap..." seru Andara sambil menekankan kata sedap berulang kali.

"Best giler ya?".

"Hah? Maksud kamu apaan sih? Udah, udah... kamu kalau ngomong sama aku pake english aja. I bahasa melayu big no no... tidak faham" Andara mengangkat telunjuknya ke depan wajah Esqa. Ia mengancam sang kolega agar berbicara dengan bahasa yang bisa ia pahami.

Pria bertubuh gemuk itu tertawa. Ia sebenarnya bersyukur bisa menjadi kolega Andara. Dibandingkan dengan seluruh pekerja yang berasal Asia Tenggara, hanya karakter Andara yang cocok dengan sifatnya. Gadis asal Indonesia itu memiliki tingkat kepolosan selevel murid Taman Kanak-Kanak. Esqa senang menjahili Andara. Dari sepuluh percobaan isengnya, sembilan kali sudah Andara jatuh dalam perangkapnya.

"Artinya, very good!".

"Ooo..".

Andara terdiam sejenak. Senyumnya mengembang. Apakah ia bisa menyebut Mr. Shota kesayangannya sebagai pria best giler. Gadis itu lagi-lagi menatap profil foto Maruyama Shota. Kata-kata Shota tadi sore masih terngiang-ngiang di telinganya.

I am interested in her.

"Kyaaa....." ujar Andara tersipu.

Esqa menggeleng. Ia bukannya tidak sadar jika Andara tengah di mabuk cinta. Tapi ia sebenarnya tidak yakin jika ini momen yang tepat bagi koleganya untuk membahas asmara.

Pria itu mengecilkan suara. Ia berharap tidak seorang tamu pun yang dapat mengerti pembicaraan mereka.

"Do you think... Maeda had cable in our company?".

"Ha? Cable?".

"Connection.... she entered ST Technology with someone's help".

"Maksud kamu... dia punya koneksi?".

"If you remember.... the documents that we saw....".

Andara terdiam. Ia tahu apa maksud Esqa.

Tapi gadis itu ragu. Apakah benar Maeda Megumi merupakan korban dari para petinggi ST Technology?

"Tapi.... kenapa dan siapa?" tanya Andara lagi.

Esqa mengeluarkan notes kecil. Ia mulai menggambar bagan yang berisi berbagai hipotesanya.

"Ini presiden company kita, Tachikawa Masahiro".

"Dia penjahatnya? Presiden Tachikawa?". Andara berteriak kencang sehingga seluruh pengunjung kafe menoleh.

"Awak ini....". Esqa hampir saja menjitak kepala Andara. Ia sudah berulang kali mengingatkan gadis itu agar tidak menarik perhatian orang banyak.

Esqa memberikan pensilnya ke tangan Andara.
"Awak saja yang tulis".

Pria itu kemudian melanjutkan analisanya. Ia menduga jika ada orang dalam yang membantu gadis itu masuk perusahaan.

"Miss Watanabe saya fikir dia tahu".

Esqa kembali berkicau. Ia mengutarakan dugaan konspirasi Presiden Tachikawa dengan beberapa agen mata-mata dunia.

"Ok, let's show this note to him".

"Him?".

Alis Andara terangkat.

"Your boyfriend. He is coming".

Jantung Andara bak tersambar petir. Ia tidak menyangka jika Esqa memanggil Maruyama Shota untuk datang ke kafe yang sama.

Shota melempar senyum.

"Mati, cakep...." gumam Andara dalam hati.

"Are you doing good my friend?" sapa Esqa sok ramah.

Shota mengangguk. Ia terlihat kikuk saat melihat Andara yang duduk di depannya.

Sebelum bibit-bibit cinta menyebar dan dirinya berakhir menjadi nyamuk, Esqa langsung mengambil alih pembicaraan.

Ia segera menginterogasi Shota mengenai kasus yang menimpa Maeda.

"We have analyzed the situation. Here, look at our notes".

Esqa menyambar notes yang tengah dipegang Andara.

Ia menyerahkan notes tersebut ke tangan Shota. Pria itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ia menatap kedua mata Esqa sekali lagi, lalu tersipu malu.

"My assumption is correct, isn't it? That's why you are very surprised?!". Esqa mulai berapi-api. Ia menceritakan sejumlah hipotesa yang sejak tadi menari-nari di kepalanya.

Esqa sepertinya tidak memperhatikan perubahan raut Shota. Pria itu menyunggingkan bibir. Setelah tertawa kecil, ia mendorong notes itu pelan-pelan agar Esqa melihatnya.

"So, I suspect this guy plays a significant role in the strategy!" tunjuk Esqa ke notes yang disodorkan Shota.

Wajah Esqa langsung lemas.

Lidahnya kelu.

Seharusnya ia tidak menyerahkan tugas notulensi kepada Andara.

Doodle Andara menghancurkan cita-citanya sebagai seorang detektif ternama.

Pantas saja Shota tersenyum tidak jelas sejak tadi. Andara rupanya menuliskan nama pria itu di seluruh notes berukuran A5 milik Esqa. Notes yang dibeli pria tambun itu dengan harga cukup seratus yen saja.

Esqa langsung mencari Andara. Matanya setajam elang yang siap merobek mangsa. Pria itu benar-benar kesal, ternyata Andara malah menuliskan nama Shota dan simbol love love love di notesnya! Jadi untuk apa dari tadi dia memaparkan analisanya?

"Andara, don't you know that my voice is so precious! Why did you write his name on my notes? Just confess now.... confess!" serunya geram.

Wajah Andara sudah seperti kepiting rebus. Ia tidak menyangka jika Shota datang begitu saja. Terlebih lagi kenapa juga Esqa langsung merebut notes yang tengah ia gambar?

Gadis itu tidak berani mendongak. Ia menunduk malu. Ingin rasanya ia kabur sekarang juga, tapi apa daya hari ini ia harus mengandalkan uang Esqa untuk membayar kue manis yang baru saja dipesannya.

Seperti biasa, Andara kembali lupa bawa uang. Dompetnya tertinggal manis di tas ransel yang kemarin ia pakai ke lapangan. Hari ini ia sengaja mengganti tasnya agar terlihat lebih feminim. Tapi kesialan sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup Andara. Hari ini dompet berwarna hitam itu tidak terbawa olehnya.

Sementara itu Esqa murka luar biasa. Ia tidak terima notesnya dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan cinta Andara.

"You two.. confess confess lah now.... I am tired. I will just go back by taxi".

"Esqa.. Esqa...." panggil Andara panik. Siapa yang akan bayar tagihan kuenya jika Esqa pergi begitu saja. Masa iya ia harus meminta Shota untuk membayarnya?

"See you tomorrow!". Pria itu ke kasir, membayar tagihannya sendiri, lalu keluar kafe dengan wajah bertekuk.

Andara benar-benar stres. Bagaimana cara membayar kue di depannya?

"I will pay it... you forgot your wallet right?" tanya Shota pelan.

"How do you know?".

"You just said that.... loudly".

Eh? Andara terkejut. Ia mengutuk kebodohannya sekali lagi. Sejak datang ke Jepang, Andara jadi menyadari salah satu sifat buruknya. Apalagi kalau bukan berbicara sendiri dengan suara selantang tukang bakso keliling yang tengah memanggil pelanggannya?

Shota menanyakan apa Andara sudah makan malam.

Andara berbohong. Ia mengangguk.

"I had onigiri before coming here".

Shota kembali diam. Ia terlihat canggung. Pria itu menggembungkan pipi kanannya. Shota terlihat tidak berani menatap mata Andara.

Di saat yang sama, Andara pun merasakan hal yang sama.

Ia tidak tahu harus berbicara apa. Seharusnya Shota sudah mengetahui perasaannya. Bukankah pria itu baru saja membaca tulisan tangannya di atas notes Esqa?

Andara mencoba mengingat hasil karyanya barusan.

Love

Cakep

So cute

Handsome

My dreamy boy

Shota

Setidaknya ada enam kata kunci yang ia tulis dengan ukuran raksasa. Belum lagi tulisan alay seperti me love Shota.

"Duh... gimana dong.... apa ga sebaiknya gue pulang aja ya? Mas ganteng ini ga komen apa-apa coba tentang hubungan kita" gumam Andara panik.

"Dara chan...." suara seksi Shota akhirnya terdengar.

Andara mendongak. Ia bertanya-tanya di dalam hati. Apa kata-kata selanjutnya yang akan diucapkan oleh Shota?

"Sedotannya kebalik" ucapnya dengan bahasa Jepang yang sengaja dipelankan.

Andara terhenyak.

Ia buru-buru membetulkan posisi sedotannya.

Shota tersenyum kecil.

"Airnya udah habis... mau aku belikan yang baru?".

Pria itu menunjuk ke gelas macha latte Andara yang kosong melompong.

Gadis itu menggeleng. Ia duduk dengan tegak seperti tentara yang tengah menunggu instruksi dari atasannya.

"Sumpah Andara... elo kenapa sih?!" omelnya stres. Ia tidak tahu sejak kenapa kebodohannya jadi maksimal seperti ini.

"Yuk pulang..." ajak Shota.

"Keretanya udah jalan?".

Shota mengangguk. Ia menunjukkan notifikasi berita dari perusahaan kereta JR. Tanpa banyak bicara, Shota membayar seluruh minuman dan makanan yang dipesan Andara. Pria itu lalu keluar kafetaria sambil tersenyum kecil.

"Aku bayar besok..." seru Andara.

Shota mengangguk. Ia melirik ke arah Andara lalu memalingkan wajah ke arah stasiun kereta.

Jantung Andara hampir saja copot. Senyuman tipis Shota itu membuat hatinya melompat kesana kemari.

Ingin rasanya ia menuliskan seluruh perasaannya di kertas lagi.

"Cakep cakep cakep cakep" gumam Andara di dalam hati.

"Andara, what are you doing??" tanya Shota yang mendapati Andara tengah menggaruk-garuk permukaan pavement.

Andara terdiam. Ia sama sekali tidak ingat proses dimana ia tiba-tiba jongkok dan menuliskan nama Shota dengan jarinya di atas permukaan pavement jalan.

Ia buru-buru menggeleng.

"Koinku jatuh" ucapnya berbohong.

"Loh katanya tidak bawa dompet?".

"Ah, iya... benar juga.... jadi koin siapa tadi ya?" tawanya memelas. Andara memejamkan mata. Ia mulai khawatir jika Shota menganggapnya gila.

Mereka berdua kemudian berjalan pelan menyusuri koridor menuju stasiun terdekat.

Temaram lampu penerangan jalan menambah keromantisan suasana yang mereka rasakan.

Namun Andara kesal juga.

Kenapa Shota tidak berbicara sepatah kata pun?

Apa pria itu benar-benar serius dengan ucapannya tadi sore?

Bahwa ia tertarik dengan dirinya?

"Kalau gue yang tanya ntar disangka agresif lagi..." gumamnya lesu.

Andara menendang batu kerikil kecil yang ada di depannya.

Dak!

"Kaing!".

Nyali Andara ciut. Di depannya ada anjing doberman tidak bertuan. Anjing itu kini tengah menatap kejam ke arahnya.

Rupanya batu kerikil yang ditendang Andara mengenai kepala sang anjing. Feelingnya tidak enak. Ia merasakan hawa pembunuhan yang besar.

Apakah mungkin?

"Lari.........." teriak Shota.

Andara mengikuti kaki Shota yang sudah terlebih dulu bergerak.

"Kyaaaa......................." gadis itu menjerit sekuat-kuatnya. Ia tidak menduga jika malam romantisnya bersama Shota akan berakhir naas seperti ini.

Andara mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya. Ia berlari sekencang mungkin untuk menghindari kemarahan sang anjing.

Anjing ganas itu terus mengejar mereka. Ia terlihat berang dengan Andara yang sudah melemparnya dengan batu kerikil.

"Dara... sini... sini" panggil Shota.

Pria itu menunjuk ke arah pintu mini market yang berada di ujung jalan. "Kita bisa keluar lewat jalan belakang" teriaknya. Shota membuka pintu mini market itu untuk Andara. Bagaikan episode di film-film bencana, pria itu kemudian bergegas menutup pintu sebelum sang anjing berhasil merobek baju Andara.

"Selamat....." ujar Andara lega. Matanya bertukar pandang dengan sang anjing yang tengah mencoba memukul pintu pemisah di antara mereka. Shota tidak mau membuang waktu. Ia mengajak Andara untuk keluar dari pintu yang berbeda.

"Aku tahu... pintu ini menghubungkan kita dengan pintu utara stasiun".

Tanpa disadari, Shota pun menggenggam telapak tangan Andara.

Mereka berdua berlari tanpa jeda untuk menghindari kejaran sang anjing gila.

"Hah...hah...hah" ujar keduanya tersengal.

Andara dan Shota menyenderkan tubuh di dinding stasiun. Shota mengambil posisi rukuk. Ia berusaha mengatur ritme napasnya yang berantakan.

Pria itu menyeka keringatnya dengan tangan.

Ia lalu melirik ke arah Andara yang kepayahan. Wajah gadis itu sudah membiru. Ia terlihat kehabisan napas.

"Kamu tidak apa-apa?".

Andara belum bisa menjawab pertanyaan Shota. Darah rendahnya kambuh. Ia mulai melihat bintang-bintang kecil dalam pandangan matanya.

Shota mengambil botol minum yang ada di kantung kiri tas Andara.

"Ini minum dulu...".

Andara pun meneguk air putih dingin itu untuk memulihkan staminanya. Setelah beberapa saat, pandangan matanya kembali normal. Kesadarannya pulih. Andara kini bisa melihat jarum jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam di arloji milik Shota.

"Wah, kita harus pulang....".

"Ya, keretanya sudah berjalan dengan normal".

"Kamu ga usah antar aku... nanti kamu kemalaman pulangnya" seru Andara sambil menempelkan kartu ICnya ke mesin.

Shota mengangguk.

"Hati-hati ya..." jawab pria tampan itu pelan.

"Shota..." panggil Dara. Gadis itu merasa bersalah saat melihat kemeja Shota yang dipenuhi keringat.

"Maaf..." ujarnya lirih.

Shota mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Ia kemudian menyelipkan kertas itu ke jemari Andara.

"Sampai besok ya..." ujar pria itu sambil masuk ke dalam kereta yang akan membawanya pulang.

Jantung Andara berdegup.

"Apa ini?".

Saat ia mendongakkan kepala, kereta Shota sudah berlalu. Sungguh ia menyesal karena belum mengucapkan selamat tinggal yang benar.

Pelan-pelan Andara membuka secarik kertas yang diselipkan Shota.

Surat cinta?

Balasan notes cintanya?

Puisi?

Dada Andara berdentum kencang.

Ia membuka kertas itu lebar-lebar dan...

850 yen... besok jangan lupa dibayar ya- tulisan tangan Shota memenuhi bagian bawah bon kafetaria.

"Aih, cakep cakep pelit!!!!!!" jerit Andara kesal. Haruskah ia memikirkan ulang perasaannya untuk Shota?

***















W

Continue Reading

You'll Also Like

164K 5.5K 43
Berpacaran selama 3 tahun ternyata tidak membuat kekasihnya merasa cukup dengan Leana, Gadis cantik yang memiliki sejuta pesona itu pun tetap membuat...
1.3M 69.8K 57
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kep...
1.1M 126K 39
Yg gk sabar jangan baca. Slow up !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. ...
2.2M 135K 45
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...