Happy Reading
.
.
.
Pagi yang cukup bersahabat,membuat siapa pun yang ingin beraktivitas hari ini menjadi lebih semangat.
Sama hal nya dengan Dinra,ia telah siap dengan celana training berwarna hitam dan hoodie berwarna hijau botol.Jam yang masih menujuk pukul 06:00,dan udara yang masih segar membuat Dinra memilih berlari,sebagai aktivitas nya hari ini.
Saat turun ke lantai satu,ia melihat kedua orang tunya sudah ada di meja makan.Sedangkan Galih sendiri masih berada di dalam kamarnya.Ayolah hari ini minggu,membuat siapa pun menjadi malas-malasan.
Dinra melihat di mana Dinda menyiapkan sarapan pagi,dan Fernad sedang membaca surat kabar.Dalam keluarga Fernad ia tak mempekerjakan pembantu,karena Dinda yang melarang.Dia hanya tidak ingin menjadi kurang perhatian dalam keluarganya,karena selalu bergantung pada pembantu nya nanti.
Dinra berjalan mendekat,dan duduk di samping Ayahnya.Dinda pun langsung menyodorkan segelas susu kepada Dinra,ia mengambil susu yang di berikan mamanya dan meminumnya hingga tandas tak besisah.
"Din kamu mau kemana pagi-pagi" tanya Dinda yang telah duduk,sambil mengoleskan selai roti.
"Lari" jawab Dinra singkat,kadang Fernad dan Dinda bertanya siapa gen yang di turuni Dinra.Karena keduanya adalah sosok yang ramah,anehnya Dinra sangat dingin dan cuek.
"Ohh.Galih belum bangun?" tanya Dinda lagi,karena memang kamar Dinra hanya di batasi satu kamar dengan kamar Galih.Tetapi jika di bandingkan kamar Galih kamar Dinra lebih luas.
"Belum"
"Dinra pergi.Assalamualaikum"
Setelah mengucapkan salam,Dinra mencium tangan kedua orang tuanya dan berjalan keluar,tak lupa ia mengambil bola di tempat khusus untuk menyimpan bola.
Sebelum Dinra memulai berlari,ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu kemudian menyumbat kedua telinganya menggunakan earphone,setelahnya barulah ia berlari keluar komplek rumah nya,dengan bola yang berada di pinggangnya dan dijepit oleh tangan kanannya.
*****
Kini Ilmira telah siap,untuk berangkat kerja,tak lupa ia menyediakan makanan serta obat yang nantinya di minum ibunya.Setelah selesai ia kemudian berpamitan untuk berangkat.
"Bu Ilmi berangkat ya,kalau ada apa-apa langsung hubungin Ilmi"
Intan yang mendengar itu menoleh dan tersenyum menghadap ke Ilmira anak satu-satunya.
"Ilmi,maafin Ibu ya nak,karena Ibu kamu jadi kehilangan masa-masa remaja mu yang harusnya di isi dengan kebahagiaan malah di isi dengan penderitaan seperti ini"
"Ibu ngomong apa sih.Gak usah ngomong gitu lagi,Ilmi gak suka.Yaudah Ilmi berangkat,assalamualaikum"
Ilmi menggamit tangan kanan Ibu nya dan menciumnya,kemudian berangkat menuju kafe milik Sinta.
*****
Hari ini semua karyawan cukup sibuk,karena hari ini minggu jadi banyak pengunjung yang datang bahkan sekarang masih jam 09:00,ini dikarenakan karena lokasi kafe ini tidang jauh dari taman membuat siapa pun yang sudah olahraga biasanya akan mampir kesini.
Sinta dan Ilmira juga terlihat sedang sibuk dengan pesanan minuman yang silih berganti.Sinta memang hanya bekerja di bagian minuman karena itu lah keahliannya sedangkan untuk makanan ada chef khusus.
"Farah antar ini di meja empat ya" ucap Sinta
"Iya Mbak" setelahnya ia beranjak dari sana.
"Ilmi antar ini di meja nomor sebelas" ucap Sinta.Ilmira tidak langsung bergerak karena tiba-tiba saja ia teringat saat ia bertemu Dinra di kafe ini waktu lalu.
"Ilmi?"
"Ehh iya Mbak,nomor sebelas ya" ucap Ilmira ulang kemudian di balas anggukan oleh Sinta.
Ilmira pun melangkahkan kaki nya menuju meja nomor sebelas itu,akhirnya ia melihat Laki-laki yang menggunakan hoodie berwarna hijau botol,sedang menatap keluar jendela.
"Permisi,ini pesanan nya" ucap Ilmira ramah
Orang itu pun memalingkan wajahnya dari jendela dan menatap Ilmira.Betapa terkejutnya Ilmira melihat bahwa orang itu adalah Dinra.
Terjadi keheningan sesaat.Sampai Ilmira mengatakan ingin ke belakang.
"Kalau gitu saya permisi kak"
Dinra hanya melihatnya saja tanpa mengatakan apa pun.Setelah Dinra tidak lagi melihat Ilmira ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Cari informasi tentang Ilmira Jayanti" ucap Dinra singkat,setelahnya ia memutuskan sambungan telepon itu.Apakah,sekarang Dinra mulai penasaran dengan kehidupan Ilmira.
*****
Ilmira kadang bertanya,mengapa jika hari senin cuaca sangat panas dan hari sabtu ketika kerja bakti selalu hujan?.Sungguh hal yang menyebalkan.Bukan hanya Ilmira tetapi untuk siswa lainnya.
Bel tanda upacara telah berbunyi sekitar 1 menit yang lalu.Dan kini hampir sebagian besar siswa telah ada dilapangan.Jika tidak ingin terkena hukuman oleh Ibu Kinar.Guru matematika sekaligus guru BK yang ter- killer.
Hari ini pelaksanaan upacara di tugaskan kepada kelas XII Mipa 3,lebih tepat nya kelas Dinra.
Dinra dipilih sebagai penggerek berdera dengan Arsyad dan juga Berlyana.
Sebenarnya Dinra tidak mau,karena pembawa benderanya adalah Berlyana.Tetapi karena wali kelasnya yang meminta jadi ia akhirnya setuju.
Bukan rahasia lagi jika Dinra tidak menyukai Berlyana,karena menurutnya Berlyana bukanlah tipe pelajar melainkan cebe di pinggir jalan.Lihat aja tampilannya,wajah yang penuh dengan dempul,baju ketat,dan rok di atas lutut.Dan yang paling Dinra tidak suka dari Berlyana yaitu karena dia menyukainya.
Tibalah saatnya Pengibaran bendera.
Semua Peserta upacara memekik tertahan melihat pesona seorang Dinra yang sangat berkharisma.
Peserta upacara khususnya pada kaum hawa,lebih fokus kepada wajah Dinra yang dingin,dan mata sipit nya menatap tajam.Inilah yang Dinra tidak suka,ditatap seolah dia adalah makanan lezat dan itu sungguh menjijikkan menurutnya.
Kebetulan hari ini Ilmira yang berada di barisan paling depan,karena cuaca yang sangat panas membuat siapapun lebih memilih tinggal di belakang.Dan tidak biasanya sekelasnya tidak melarangnya,apalagi sekarang yang menjadi petugas upacara adalah The prince of SMARDA .Di belakang Ilmira ada Sartika yang dari tadi membisik Ilmira dengan kalimat tak jelas.
Pada saat Dinra melewati Ilmira Ia sempat meliriknya dengan ekor mata,tatapi Ilmira tidak memperhatikannya.
"Halo mba Ilmi,apa kabar dengan hati?.Noh pemiliknya lewat" ucap Sartika setengah membisik.
Sedangkan Ilmira yang mendengar itu langsung terkejut,seketika itu juga ia mencubit lengan Sartika.
"Awwwwww" pekik Sartika di tengah keheningan.Bahkan semua mata tertuju ke arahnya.Malu?.ohh jelas.Ingatkan kepada Sartika untuk membalas perbuatan Ilmira.
Ilmira sendiri hanya meringis ditempatnya,karena ia tahu setelah ini pasti ia tidak akan selamat dari Sartika
"Kepada sang merah putih,hormat gerak!"
*****
Cuaca yang semakin terik, dan pidato tidak ada yang tau kapan akan berakhir.Seluruh peserta upacara bergerak seperti cacing kepanasan.Bahkan ada yang pura-pura sakit.
Tak berselang lama terdengar suara yang cukup keras seperti seseorang yang tengah terjatuh.
Brukk
Ternyata itu adalah Berlyana ia pingsan.Tetapi yang anehnya ia bersandar di kaki Dinra.Dinra hanya membiarkannya,untuk apa ia membantunya toh ada anak PMR.Dan ia juga Curiga jika Berlyana hanya berpura-pura karena ini bukan pertama kalinya ia begini.
Dinra masih di posisinya sampai anak PMR datang dan mengangkat Berlyana ke UKS.
Sedangkan Dinra merasa tiba-tiba saja dirinya sangat panas,bukan karena terik matahari tetapi karena melihat Ilmira sedang berbicara dengan Rafa yang ia tau sebagai ketua kelas XI Mipa 1.
Dinra bahkan tidak tau perasaan apa ini,intinya ia merasa tidak rela saja.Tetapi alasan nya apa.
Ilmira yang sedang tertawa memalingkan wajahnya,sehingga ia bertemu tatap dengan Dinra yang tengah menatapnya tajam.Dinra yang melihat itu langsung memalingkan tatapannya.
Tbc......
Yuhuuu
Hola readers
Maaf kalau ada typo
Jangan lupa vote and comment😊😊
See you next chapter^_^
Whit love🖤
Indax_