Bittersweet✔️

By Rhae-Rhae

41.6K 2.8K 222

Pernikahan antara Kyu Hyun dan Rhae Hoon seperti membuka kotak pandora yang menyingkap rahasia kelam yang ter... More

🌼Prolog🌼
🍁Satu🍁
🍁Dua🍁
🍁Tiga🍁
🍁Empat🍁
🍁Lima🍁
🍁Tujuh🍁
🍁Delapan🍁
🍁Sembilan🍁
🍁Sepuluh🍁
🍁Sebelas🍁
🍁Duabelas🍁
🍁Tiga belas🍁
🍁Empat belas🍁
🍁Lima belas🍁
🍁Enam belas🍁
🍁Tujuh belas🍁
🍁Delapan belas🍁
🍁Sembilan Belas🍁
🍁Dua puluh🍁
🍁Dua puluh satu🍁
🍁Dua puluh dua🍁
🍁Dua puluh tiga🍁
🍁Dua puluh empat🍁
🍁Dua puluh lima🍁
🍁Dua puluh enam🍁
🍁Dua puluh tujuh🍁
🍁Dua puluh delapan🍁
🍁Dua puluh sembilan🍁
🍁Tiga puluh🍁
🍁Tiga puluh satu🍁
🍁Tiga puluh dua(end)🍁
Tiga puluh tiga
🍁Tiga puluh empat 🍁
💙Pengumuman 💙

🍁Enam🍁

1.1K 86 6
By Rhae-Rhae


🍁🍁🍁

Kyu Hyun menggamit lengan Rhae Hoon sambil sesekali menyunggingkan senyum, ia menyesal karena lupa memberitahu istrinya bahwa senja ini mereka harus menghadiri acara ulang tahun perusahaan keluarga yang ke-28. Rhae Hoon sedikit bersungut-sungut saat pria itu membawanya masuk ke dalam ruang serba guna Cho Group.

Perusahaan milik keluarga Kyu Hyun itu bergerak di bidang konstruksi, pendidikan, taman hiburan, dan masih banyak lagi. Namun, Yeong Hwan tak pernah membatasi anak-anaknya untuk mengerjakan apa yang menjadi kesukaan mereka. Buktinya keduanya membiarkan Ahra menjadi perancang mode, yah meskipun kini kebebasan itu tak lagi bisa dimiliki Kyu Hyun karena nyatanya ia akan menjadi penerus utama. Seharusnya Hyun Soo-lah yang menjadi pemimpin semua ini, selama ini Kyu Hyun selalu merasa menjadi bayangan kakak kembarnya itu.
Entahlah, semua orang selalu beranggapan bahwa Kyu Hyun tak secermelang kakaknya. Rhae Hoon menyadari perubahan dalam diri Kyu Hyun, pria itu menatap kosong sampai-sampai keduanya hanya berjalan tak tentu arah.

"Kau kenapa Kyu Hyun-ah? Tidak sehat?"

"Ah, tidak," Kyu Hyun berhenti berjalan. Ia sadar dari lamunannya dan menatap Rhae Hoon sebentar, ia baru sadar bahwa wanita itu bertambah cantik dengan sebuah dress berwarna putih yang membalut tubuhnya. Lengan wanita itu terbuka dan di daerah atas kanan dadanya ada sebuah hiasan bunga yang menambah kesan anggun.

"Kau cantik sekali, Hoon-ie."

Wajah oval itu merona sebentar, "Kau juga sangat tampan dengan jas hitam. Selalu good looking seperti biasanya."
Mereka saling melempar senyum dan membiarkan riak-riak rasa menyeruak di dalam dada. Rasanya Kyu Hyun ingin sekali segera pergi dari acara membosankan ini dan menghabiskan waktu dengan wanita itu tanpa hal-hal sialan yang bisa menginterupsi, namun ia masih lumayan waras untuk tak melakukannya. Setidaknya ia harus menahan diri sampai beberapa jam ke depan dan setelahnya ia bebas melakukan apa saja. Ugh, dia sudah begitu ketagihan dengan kegiatan membakar hati yang selalu sukses membuatnya bermimpi indah setelahnya.

"Wah, kalian sudah datang."

Suara berat itu membuat keduanya memalingkan wajah, dan kini di hadapan mereka sudah ada Yeong Hwan, Hanna, Ahra dan Kim Ryeowook. Rhae Hoon langsung mengangguk hormat, ia sedikit tak nyaman saat Yeong Hwan tersenyum aneh padanya. Ia bahkan mengeratkan genggamannya di lengan Kyu Hyun, ia berkeringat dan sang suami bisa melihat perubahan dalam diri Rhae Hoon.

"Rhae Hoon-ie, ayo ikut aku," ajak Ahra semangat. Gadis mungil itu merebut Rhae Hoon dari Kyu Hyun. Dan lima menit setelahnya Ahra, Rhae Hoon dan Hanna sudah terlihat akrab. Mereka bertiga sibuk memilih makanan, entah apa yang mereka bicarakan yang jelas ekor mata Kyu Hyun tak bisa lepas dari setiap pergerakan yang Rhae Hoon lakukan. Ia tersenyum, setiap kali melihat tawa tercipta di antara ketiga wanita itu. Rasanya hangat sekali melihat sang ibu tak henti-hentinya menggaris sebuah senyuman tanda bahagia.

"Istrimu sudah sukses merebut hati Ibumu, Kyu Hyun-ah," Yeong Hwan bersuara, dan Kyu Hyun langsung menatap dalam pada ayahnya. Sedangkan pria imut bernama Ryeowook itu hanya tersenyum sekilas sambil menatap hirup pikuk di ruangan besar itu.

"Benarkah?"

"Heum, seharusnya dari dulu kita seperti ini. Benar kan?" Yeong Hwan menyeringai, pria tua itu seolah sedang mengejek putranya.

"Ya, Ayah benar."
***

Dari balik ekor matanya, Rhae Hoon tak henti-hentinya mengagumi sosok Kyu Hyun yang tengah memberi sambutan didampingi sang ayah. Wanita itu duduk bersebelahan dengan ibu mertua dan kakak iparnya. Ia diapit ditengah dan sesekali ia menunduk malu ketika pandangan para gadis tertuju padanya. Sepertinya para wanita muda yang duduk bergerombol di sudut sana tidak menyukainya, apakah ia tidak pantas mendampingi Kyu Hyun?

"Oh, Hoon-ie. Kau berkeringat," ucap Ahra khawatir. Ia mengambil tisu dan mengangsurkannya pada wanita itu.

"Ah, terima kasih Eonni. Aku hanya belum terbiasa berada di tempat seperti ini."

"Heum, kau harus mulai membiasakan diri Hoon-ie," timpal ibu Kyu Hyun. Rhae Hoon hanya mengangguk, tak lama ia mendengar tepuk tangan riuh tanda bahwa Cho Kyu Hyun sudah selesai memberi sambutan. Pesta itu berlangsung cukup meriah, dan Rhae Hoon harus rela berputar-putar mendampingi Kyu Hyun beramah-tamah dengan banyak orang. Ia bersyukur dalam hati karena Kyu Hyun selalu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai asal usulnya. Tentu saja semua itu adalah hasil rekayasa, Rhae Hoon meringis mengingatnya.

"Kau lelah?" Kyu Hyun tersenyum dan mengusap dahi Rhae Hoon dengan segaris senyum di wajahnya.
Rhae Hoon tergagap, "Yah, lumayan."

"Sini, duduklah," pria itu membimbing Rhae Hoon agar duduk di sebuah bangku di sudut ruangan. Keduanya hanya terdiam sambil memandangi orang yang berlalu lalang, sesekali Kyu Hyun menatap pada sang istri yang sedang sibuk memakan kue kecil. Pria itu baru menyadari bahwa ia begitu bangga mengenalkan wanita muda itu sebagai istrinya. Banyak yang bilang bahwa keduanya cocok, Kyu Hyun tersenyum lagi.

"Kenapa? Kau terus menatapku, hati-hati nanti kau bisa jatuh cinta padaku," Rhae Hoon bersuara. Membuat pria di sampingnya tertawa. Jatuh cinta?

"Aku hanya merasa...entahlah. Aku tak bisa menggambarkan perasaanku padamu, malam ini atau hari-hari yang sudah kita lewati bersama. Tidakkah kau merasa bahwa kita semakin akrab dan saling memahami satu sama lain?" Kyu Hyun tidak tahu mengapa ia bisa berujar seperti itu, hanya saja ia merasa lega sudah mengatakannya dengan lancar.
Rhae Hoon tergagap, Kyu Hyun benar.

"Ya, kadang aku berpikir kita seolah sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. Sifatmu yang selalu hangat membuatku nyaman selalu di sisimu, entahlah."

Mata Rhae Hoon memanas, tatkala teringat bahwa pria ini masih menyimpan rasa untuk seorang gadis. Keduanya saling bertatapan, membiarkan rasa memanja pada debaran jiwa. Akankah keduanya mulai merasakan debaran aneh yang membakar rasa? Bukan lagi hasrat saling membutuhkan dan sebagainya.

"Ah, ak- aku mau ke toilet," Rhae Hoon beranjak dari duduknya saat pembuluh darahnya memanas. Ia merasa malu sudah menyampaikan perasaan yang ia simpan, tentang kenyamanan yang ia rasakan jika berada di samping Kyu Hyun. Ia selalu tak habis pikir dengan fakta bahwa ia selalu bisa mengatakan apa saja dengan lancar meski setelahnya ia merasa malu.

Dari kejauhan, seorang gadis menatap kepergian Rhae Hoon dengan sebuah senyum licik. Jung Hae Ra, gadis bergaun hitam dengan rambut yang dicepol ke atas itu sudah memerhatikan Rhae Hoon sejak pesta dimulai. Ia berjalan pelan, menuju Kyu Hyun yang masih sibuk tersenyum memandangi punggung sang istri yang sudah menghilang di balik pintu ballroom.

"Lama tak bertemu, Cho Kyu Hyun."
Kyu Hyun mengerjapkan mata sebelum memalingkan wajah, pria itu terdiam sebentar sebelum menguasai diri dan berdiri. Ia menatap wanita berlesung pipi itu lalu mengangsurkan tangan kanannya.

"Oh, Hae Ra. Bagaimana kabarmu?"
Hae Ra tersenyum samar, rupanya masih begitu menyenangkan baginya melihat sosok pria yang selalu ia puja.

"Tidak baik, karena kau selalu mengacuhkanku sampai hari ini. Bahkan kudengar kau sudah menikah, ugh.. aku frustasi mendengarnya."

Kyu Hyun tertawa, Hae Ra memang selalu blak-blakan tentang perasaannya dan sayang sekali Kyu Hyun sama sekali tidak tertarik pada gadis ini.

"Kau bisa berkencan dengan pria manapun yang kau sukai, Hae Ra. Lihatlah dirimu, kau cantik, seorang model papan atas Korea dan sejak di sekolah kau adalah pusat perhatian bagi para pria. Sungguh," ucap Kyu Hyun serius. Entah berapa kali pria itu mengatakan hal yang sama selama bertahun-tahun, Hae Ra menggigit bibirnya. Mengapa ia bisa berkencan dengan semua pria di dunia selain Cho Kyu Hyun?

"Sayang sekali, yang aku sukai itu kau Cho Kyu Hyun."

Hae Ra menemukan suaranya serak, sementara Kyu Hyun membulatkan mata. Ia tak menyangka Hae Ra masih seterus terang ini padanya. Pria itu menepuk bahu Hae Ra sebentar.

"Aku sudah menikah, Hae Ra. Kuharap kau mengerti, kita berteman dari kecil dan selamanya akan selalu seperti itu," ujar Kyu Hyun tenang. Ia lupa ini sudah penolakan yang ke berapa pada Hae Ra, baginya Hae Ra adalah seorang sahabat cantik yang memesona dunia dengan kecantikan dan bakat luar biasanya. Ia tak pernah bisa menemukan alasan untuk menyukai gadis itu seberapa banyakpun ia mencoba. Entahlah.

"Ya, kau sudah menikah. Dan sepertinya kau mulai jatuh cinta pada istrimu," ujar Hae Ra penuh penekanan.

"Apa maksudmu? Tentu aku jatuh cinta padanya makanya kami menikah."

Hae Ra tertawa, "Jadi begitu? Bukankah kekasihmu itu bernama Lee Eui Jin? Lalu mengapa wanita yang kau perkenalkan pada semua orang bernama Shin Rhae Hoon? Apa kau pikir aku bodoh seperti mereka semua?"

Apa dunia mau runtuh detik ini? Kyu Hyun tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia juga tak mampu bersuara sampai beberapa detik. Tiba-tiba saja ia merasa dunianya akan berakhir hari ini, saat melihat Hae Ra menyeringai kecil, "Kau lupa aku adalah stalker-mu? Aku tahu semuanya, Cho Kyu Hyun. Dan, tentu saja kau lumayan cerdas memprediksi betapa gemparnya dunia jika semua fakta ini terungkap. Seorang Cho Kyu Hyun sedang membuat kebohongan publik."

"Jung Hae Ra!" tangan Kyu Hyun mengepal hingga buku jarinya memutih, ia merasa ngeri. Sungguh, ia tak habis pikir gadis ini akan membuatnya merasa terancam.

"Hahaha, apa kau takut Cho Kyu Hyun?" Hae Ra kian mendekat dengan senyum menggoda, Kyu Hyun bahkan tak mampu berkutik saat gadis itu merambatkan tangan kanannya di dada pria itu.
Tidak, yang boleh menyentuh daerah itu hanyalah Rhae Hoon seorang, namun Kyu Hyun terlalu syok hingga wajahnya memucat dan tak mampu berucap apapun.

"Kau tidak berencana menghancurkan hidupku 'kan? Jung Hae Ra?"

"Ugh? Aku?" Hae Ra menatap dalam pada kedua fokus cokelat yang selalu mengenggelamkannya pada sebingkai rasa. Ia menggeleng kemudian.

"Mana berani aku melakukan hal-hal seperti itu, kau tahu bukan aku adalah sosok gadis manis yang selalu mencintaimu."

Kyu Hyun menghela napas lega, ia hendak mendengungkan terima kasih. Pria itu menggenggam tangan Hae Ra yang masih bermain di jasnya dan tersenyum bahagia.

"Jangan berterima kasih dulu," Hae Ra seoah tahu apa yang sedang Kyu Hyun pikirkan. Gadis itu tersenyum licik dan saat itulah Kyu Hyun sadar ia akan terjerat pada suatu keadaan tidak menyenangkan.

"Aku memiliki penawaran untukmu, Cho Kyu Hyun yang tampan."

Kyu Hyun merasa muak secara tiba-tiba, "Apa maksudmu?"

"Kau sangat paham maksudku, Kyu Hyun-ah. Istrimu itu, menurutmu apa yang akan terjadi jika kebohongan kalian terkuak? Posisimu di keluarga? Istrimu dicap penipu?"

"Jadi, apa maumu Jung Hae Ra?"

Kyu Hyun terpancing emosi, sungguh ia ingin mengenggelamkan gadis ini di Sungai Amazon demi melihat wajah licik yang Hae Ra tampilkan.

"Aku akan menutup mulutku untukmu, tapi dengan satu syarat."
Pria itu membeku di tempatnya, napasnya tercekat dan hatinya serasa diremas. Seluruh semesta juga tahu apa yang diinginkan Hae Ra mengingat betapa gadis itu memuja sosoknya.

"Syarat apa itu, Nona Jung?"

"Jadilah pria yang bisa kukencani, kita habiskan malam ini hanya berdua."

Mata cokelat Kyu Hyun membola, buku jarinya kian terkepal dan napas pria itu kian tercekat. Meski ia bisa memprediksi kemungkinan menggelikan ini, tentu saja rasanya seperti disambar petir di siang bolong.

"Kau?"

Hae Ra tertawa saat Kyu Hyun menjauh, kakinya secara reflek mundur beberapa langkah. Ia tak mampu menemukan kalimat sebagai jawabannya, ia hanya membatu dengan wajah tanpa ekspresi. Terus begitu meski Hae Ra mengedipkan mata beberapa kali dan membuatnya muak.
***

Rhae Hoon berdiri mematung, ia tak bisa menghirup oksigen dengan benar setelah apa yang ia dengar - meski samar. Ekor mata wanita bergaun putih itu tak lepas dari sosok sang suami yang sedang bertatapan dengan seorang wanita cantik. Ia bisa melihat ada gelora di mata gadis itu. Ia tak ingin memercayai pendengarannya saat si wanita - yang berada di hadapan sang suami - baru saja mengatakan sesuatu yang membuatnya sesak. Rhae Hoon masih menunggu jawaban Kyu Hyun dengan cemas, siapa wanita itu? Apa dia mempunyai hubungan khusus dengan Kyu Hyun? Apa mungkin mereka saling menyukai makanya si wanita dengan begitu percaya diri mengajak Kyu Hyun menghabiskan malam berdua?

"Bagaimana, Kyu Hyun-ah? Bukankah penawaranku begitu mudah dan menyenangkan?"

Suara serak nan menggoda itu bisa tertangkap dengan baik oleh telinga Rhae Hoon. Ia menggigil dan menatap dalam pada sepasang mata di sana, kedua fokus cokelat gelap milik Kyu Hyun tengah bergerak-gerak gelisah. Pria itu juga berkeringat begitu banyak hingga dahi lebarnya penuh peluh.

Apa yang akan dikatakan Cho Kyu Hyun selanjutnya? Akankah ia memenuhi permintaan Hae Ra?
Rhae Hoon masih menunggu dengan hati berdebar, ia kabur dengan semua yang terjadi. Yang jelas, ia merasa tak rela jika pria itu akan berbagi ranjang dengan wanita lain meski hubungan mereka tidak didasari oleh rasa cinta.

'Tidak, Cho Kyu Hyun hanya boleh berbagi selimut denganku,' Rhae Hoon membatin. Ia menelan salivanya susah payah saat melihat bibir pria itu bergerak. Ia akan mengucapkan sesuatu sebagai jawabannya beberapa detik lagi.

TBC
Sesuai janji, aku upload hari ini 😀

Continue Reading

You'll Also Like

43.3K 1.6K 48
Warning--MATURE ⚠️ Alaric Deon Evans--Billionaire muda berwajah tampan. Anak dari pengusaha Real Estate terkaya sekaligus Pemilik Evans Airlines mask...
3M 175K 52
Bangun ada di pelukan bosmu? Ginela Heera nyaris mati di tempat saat bangun dengan kepala pening melihat sosok bosnya di depan mata masih terpejam. D...
335K 18K 35
Tidakkk.... hidup di kota New York City terlalu sulit untukku. Di usia 7 tahun aku sudah tidak memiliki seorang ayah. Semua itu karena kecelakaan di...
127K 10.4K 25
(18+) Yang baru join ke ceritaku, follow dulu yuk biar tahu ceritaku yg lain. Dipastikan bikin baper... -------------- Sepuluh tahun lalu.... Ia me...