Beby pov
Setelah aku ceritakan tentang kisah cintaku, kini aku ceritakan tentang diriku saat sma. Tentunya masa remaja diputih abu2 itu membahagiakan, sejarah cinta yang menjadi peranan utama dalam kisahku, kini kisahku sendiri bersama sahabat2ku.
Dari anak d'rainbow aku dekat dengan lisa, bahkan eskulpun sama. tempat tinggal yang searah, membuatku setiap pulang sekolah selalu bersama. Bahkan selama dua tahun aku dan dia satu bangku, aku yang tipe orang bodo amat tak mau ambil pusing, hanya menuruti keinginannya saja.
Saat awal kelas x1, dialah yang memilih duduk didepan, alasannya satu ,agar dapet dilihat guru dan mencerna semua ucapan guru, walaupun ujung2nya rasa ngantuk yang kudapatkan.
Lisa, sungguh banyak hal yang aku gak suka padanya. Namun, selebihnya aku menyukainya. Dia seperti kakakku bahkan bisa menjadi pengganti ibuku disekolah, cerewet sok ngaturnya kebangetan. Entahlah, kadang aku nyaman kadang enggak. Sifat sengklek yang aku dan dia miliki. Polos, yah akui dia polos. Begitu banyak pengalamanku dan dia.
Seperti dikejar anjing, anak kucing, orang gilapun kita pernah itu semua karena kecerobohannya lisa. Menjadi dewasa dan bisa menjadi anak kecil juga.
Maya, aku dan dia bersahabat namun tak seakrab dengan lisa. Bukan aku tak suka, namun ada hal yang membuatku merasa gak nyaman dengannya.namun,dia adalah orang yang paling dewasa menurutku, tata bahasa yang lembut membuat kita merasa punya dekapan.
Jeni, sikecil yang banyak bakat itu mampu buatku kadang kagum namun merasa kesal dengan sifatnya. Aku dan dia memang sering ngobrol tentang oppa. Jarang curhat tentang apapun selain tentang oppa. Membuatku terhibur karena ulahnya yang semprul.
Dinda, sahabatku yang cantik dan imut ini mampu menbuatku kadang kesal dengan lemotnya. Aneh? Sikap dari wajahnya kadang berbeda. Namun, curhat tentang pria dengan dia sangatlah nyambung.
Ghea, sahabat yang mampu membuatku kecewa saat mendengar dirinya menghancurhan masa depan dirinya sendiri. Aku dan dia sama2 gila kalau bersama, aku sangat menyukai sifatnya. Walaupun absrud, tetap tingkah konyolnya mampu menghibur diriku.
Mega, salah satu anggota baru yang mungkin datang diakhir cerita. Sikap sok jagoan dan tingkah konyol mampu menarik perhatian anak d'rainbow. Dialah yang sering membuat kita kumpul disaat kita sering sibuk.
Namun, tetap aku menyayangi mereka, mereka berbeda menurutku. Dikisah in, bukan tentang kisahku dengan d'rainbow saja. Karena sejujurnya, akupun mempunyai geng yang bernama ganaza, yang berdiri 4 orang, mereka sodaraku semua. Bersahabat dari bayi mungkin. Namun, dikisah ini, tak akan kuceritakan. Karena khusus untuk d'rainbow.
Dini cs, dan listi mereka menjadi temanku yang akrab denganku saat kelas xI Dan XII. Bersama mereka banyak hal yang menurutku wajar, namun kupastikan ibuku akan marah tentang ini.
Aku mempunyai pengalaman saat melihat minuman alkohol dan merokok, dari beberapa sahabatku. Aku dan mereka mempunyai sikap aneh yang aku sendiri tidak menyadari saat itu. Akui, aku beby yang mampu terbawa suasana apapun.
Lisa, dialah orang yang mengkengkang dan terus menceramahi aku. Pernah dengannya berantem karena sikap cerewetnya.
Aku bermain hp saat pelajaran dimulai, lisa yang tak suka dengan hal itu menegurku, bahkan sering menegurku dalam hal apapun. Sungguh cerewet aku risih mendengarnya.
"beb, udah kek lu kok main hp mulu sih! " tegurnya yang sering kudengar
Aku hanya tersenyum terpaksa.
Kali ini benar2 aku sangat malas dengar ocehan lisa.
Tangan lisa yang merebut hpku membuatku kesal.
"APAAN SIH SA? " bentakku yang mampu membuat lisa menatapku kecewa, ada rasa bersalah saat itu
"beb, gue kan cuman pengen lu fokus. Kita kan lagi belajar. Ada guru aja kamu mainin hp, apalagi sekarang yang gak ada guru. Bener2 deh kamu, berubah sekarang membangkang" ucapnya seperti ibuku, hadeuuh benar2 fuck kali ini aku jengkel
Akupun berdecak sebal. Dan membereskan buku kedalam tas, sangat males dengannya.
"udah deh lu, gak usah sok ceramahin gitu. Terserah guelah. Sok ngatur banget sih" ucapku yang tak bisa ku kontrol, bahkan membuatku sakit sendiri, akupun pergi dan duduk bersama yang lain, yang kebetulan bangku ada yang kosong, terlihat wajah kecewa yang membuatku kasihan padanya. Namun, biarkanlah.
Bertengkar dengan lisa tidak pernah lama, karena akupun tak tega dengannya. Walau gimanapun aku yang salah.
Banyak hal yang aku tutupi kepada d'rainbow.
Saat itu aku datang kepesta ulang tahun rizki teman kelasku, yang aku tahu dia akan berpesta dengan alkohol, rokok dan sejenisnya. Beruntung tak ada barang haram.
Aku berbohong pada ibu kalau lisapun ikut. Yah, ibu terlalu percaya pada lisa. Sehingga kepestapun aku harus membawa lisa, padahal kenyataan lisa tak mungkin mau ikut. Maya, diapun sama. Hanya orang bergajulan lah yang mengikuti acara itu.
Sampai paginya lisa menatapku intens, yah anak itu selalu seperti itu. Ketahuilah, posesive tingkat dewa padaku. Mungkin, trauma ghea selanjutnya, sehingga aku jadi sasaran anak d'rainbow. Seperti anak kecil yang diapit sama mereka semua. Padahal pengalaman cinta, akulah jagonya. Yaps, saat ini tingkat pdku tinggi untuk masalah cinta.
"beb, semalam lu datang keacara rizki? " matanya menatapku intens dengan wajah sok seriusnya
Aku hanya mengangguk saja. Sedetik kemudian, diapun mengangguk.
"lu gak minum kan? " aku menatap lisa dengan segudang pertanyaan dari mana dia tahu riki pesta dengan minuman?
Kadang aku bego sih, yah jelas tahulah. Orang riki cs dan dini cs apalagi listi sangatlah hafal dalam hal seperti itu.
Akupun tersenyum lalu menggeleng, membuatnya mengelus dada lalu tersenyum.
"syukurlah" hadeuuh lucunya, kadang bikin aku kesal saja.
Aku memang nakal, namun aku gak pernah coba meminum minuman haram itu, kecuali merokok, yah akui. Aku merasa tidak enak karena membohongi orang2 yang aku sayang.
Pasti, suatu saat aku bilang. Kejadian dari pesta itu. Aku jadi sering berkumpul dengan dini cs dan listi, dimana aku sering merokok. Pengalaman remaja yang nakal untukku.
Ganaza dan d'rainbow tidak pernah membawa kearah gak benar. Maka dari itu, aku gak pernah mau jujur sama mereka, takut sangat takut kecewa. Terutama keluarga, hadeuuh gak kebayang deh.
Namun, kali ini aku harus jujur pada seseorang aku tau resikonya. Akupun mencoba bicara sama lisa. Anak yang kepribadian aneh menurutku.
Saat ini, aku sedang dijalan sepulang dari mengerjakan makalah. Rasa gugup, yah aku sangat ragu sekali. Aku yakin anak ini akan marah. Tapi, setidaknya aku bicara dengan orang tepat untuk saat ini. Karena aku yakin dia gak akan ngomong pada orang tuaku.
Dijalan
Suasana sore ini membuatku galau. Yah, aku berjalan lambat, membuat lisa menatapku intens. Ahk anak ini, selalu saja seperti itu.
"kenapa sih beb? " tanyanya dengan santai namun, aku merasa terintrograsi.
"sa, gue mau ngomong sesuatu sama lu. Tapi lu janji yah gak bakalan ngebocorin kesiapa-siapa! "
Terlihat wajah bingungnya sobatku ini.
"ngomong aja beb, lu kayak gak tau gue aja"
"tapi,lu janji yah gak bakalan marah? "
Lisa mengangguk. Berjalan dengan sangat pelan, dan hatiku merasa dag dig dug tak karuan. Gak peduli lah dengan ocehan lisa.
"jujur banget sa, gue sekarang akhir2 ini suka merokok sa" ucapku sangat pelan namun jelas terdengar
Terlihat keterkejutnya lisa saat ini, menatapku tajam.
Plakk
Wish, diluar dugaanku. Lisa menamparku, namun hanya pelan. Sekecewa itu kah dia?
"LU GILA YAH BEB. LU KAN TAHU BEB, LU MASIH SEKOLAH, LU HARUSNYA TAU KALAU KITA SEMUA NGEJAGAIN LU, KARENA KITA TAHU LU KAN SIFATNYA DIAMBANG, ANGIN BELAK BELOK LU IKUTIN. " bentakan yang tak membuatku sakit hati, namun merasa bersalah.
"maaf sa. Lu janji yah gak bakal ngomong sama orang tua gue dan anak2 yang lain! " mohonku yang menghentikan langkahku dan lisa
Sebenarnya dari awal aku jujur sudah berhenti melangkah. Karena lisa seperti patung dan aku menunduk.
Terdengar helaan nafas berat. Akupun menatapnya dengan memohon. Aku percaya diakan sifat gak tegaan, dan aku yakin dia akan menolongku.
"ok gue bakal rahasiain ini, tapi lu harus janji sama gue jangan pernah ngerokok lagi ok! "
Akupun langsung mengangguk drngan mata berbinar.
"tapi nyicip dikit gak apa2 kan?
Awsshh... "
Ringisanku karena geplakan lisa dibahu.
"enak aja lu. GAK BOLEH YO NEW"
"kok lu bisa sih ngerokok beb? Kan lu anak baik walaupun hobi koleksi cowok" memuji namun ada menyakitkan hati.
Sedetik kemudian dia langsung menatapku tajam. Lisa si horor memang.
"pasti dini cs sama si listi yah? " tepat sekali
"gue itu yah kenapa sering ngelarang lu sama mereka, yah karena itu beb. Lu tuh berubah tau gak, mereka tuh mengaruhi lu jadi negatif, susah dibilangin. Ikutan pesta minuman, ngerokok pula..."
Dan tentunya ocehan lisa membawaku dan dia kedepan kosannya. Dia gak sadar kali yah, ngedumel ditengah jalan. Langkahku rasanya benar2 menguji kesabaran karena kena ocehan. Beruntung dia langsung bingkem saat sadar didepan kosannya.
"lah kok udah nyampe? " pertanyaan bodoh memang,
"makanya jangan ngedumel mulu. Udah ahk gue cabut. Bye. Makasih sayangku. Jaga rahasiaku yah" ucapku yang berlalu tanpa menghiraukan ocehannya.
Sungguh pusing dengan anak itu. Pendiam ditengah kerumunan, namun jika sudah dekat omongannya sok tua.
Maafkan aku lisa dan kalian semua. Karena aku tidak berhenti merokok. Pada akhirnya kesialanpun terjadi.
Pas jam istirahat, seperti biasa aku diajak geng dini cs dan listi tentunya ke kamar mandi dekat kantin. Beruntung lisa dan maya pada sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
"beb, ayok seperti biasa! " ajak listi yang membuatku mengangguk lalu mengikutinya.
⛲ toilet
Keberuntungan untukku dan tentunya untuk yg lain juga. Kamar mandi ternyata sepi, mungkin pada lapar jadi lebih banyak dikantin.
"sepi ayok ahk!" ucap listi dengan menyala satu batang rokok langsung dihisap dengan gaya emak2 kosan, sory lis. 😁😁
Akupun ikutan, hisapan demi hisapan kuhembuskan pelan dengan ngobrol bersama mereka, ditengah obrolan kita semua dibuat kaget karena kedatangan anak kelas XI puji cs. Salah satu adik kelas musuh kita.
Merekapun menatap kita dengan tatapan tak sukanya.
"apa loh liat2" kini dini bersuara dengan garangnya
"biasa aja kali tuh mata mau copot" bales puji dengan gaya centilnya
"wah nih bocah ngajak perang nih"timpal levi dengan sok berani
"eh, keluar gak loh. Awas yah kalau lu semua pada ngadu" peringatan laras membuat mereka keluar dengan dumelan yang sempat ku dengar
"jadi kakak kelas kok gitu sih, gak ada ahlaknya sama sekali, masa kasih contoh gak bener" begitulah ocehan salah satu dari mereka
Aku sih bodo amat, toh dari dulu kakak kelas suka kayak gitu.
Ditengah kedamaian saat ini membuat kita santai seperti semula.
Braakkkk
Mata kita semua melebar saat melihat orang yang sudah mendombrak pintu kamar mandi, wajah garang yang membuat kita ilfil. Salah satu musuh terberat kita.
"OH JADI BEGINI TINGKAH KALIAN HAAH. KELUAR DAN IKUTIN SAYA KE KANTOR SEKARANG!! " perintah yang sulit untuk ditolak karena kita jadi bahan tontonan satu kantin,
Sudah diduga siapa pelaku pelapornya. Pasti mereka. 😈😈
🏬kantor
Dan akhirnya aku dan kawan-kawan mendapatkan hukuman dan satu lagi, catat buku putih yang sering ka indra bawa (guru piket). Dialah orang yang mendobrak pintu toilet sampai rusak, dia juga musuh terberat untuk anak-anak nakal seperti kita ini. Hobinya tukang nulis angka dibuku poin. Pekerjaan menyenangkan emang.
Angka 50 sudah paling mutlak untuk poin siswa- siswi yang melanggar peraturan berat seperti merokok dan kawan lainnya.
Omelan dan ceramahan dari para guru membuatku malu, menyesal karena terkenal oleh hal negativnya.
Beruntung lisa tidak ada, bisa budeg nih kuping karena denger ocehannya dia.
Urusan kantor sudah selesai, hukumannya hanya membersihkan toilet selama seminggu. Ok fine, hanya itu kok. Yang paling berat itu poinnya, karena itu pengaruh untuk anak kelas XII. Untuk poin aku harus berjuang perbaiki hubunganku dengan ka indra, mungkin akan dikurangi. Semoga aja. 😕
Kelas
"gila tuh orang mainnya aduan segala, liat aja nanti gue balas tuh bocah" umpatan listi membuat yang lain ngangguk setuju, sumpah serapah untuk puji cs dari keluar kantor sampai duduk dikelas terus dilontarkan.
Akupun ikut andil dengan umpatan itu.
"pokoknya kita harus balas dendam nih untuk anak ingusan kayak mereka, bisa-bisanya mereka ngelaporin kita kayak gini. Gue gak terima pokoknya" timpal laras dengan emosi yang tinggi.
"lagian ngapain lu pada ngerokok diwc sekolah, udah tau ada si rese" ucap riki yang membuat listi menatap horor kepadanya.
"terserah kita yah. Ini semua gara-gara manusia rese dan bocah tengil itu" listi terus saja emosi dengan wjahnya semakin kusut.
Kuedarkan pandanganku kepada lisa yang terlihat biasa aja, ada rasa syukur dan aneh saja. Tumben tuh anak gak emosi dan nyeramahin.
Ada yang gak beres nih. 😦😠
Lisa yang sadar aku perhatikan dia menatapku balik yang kubalas dengan senyuman gak jelas membuat dia hanya mengangkat bahunya acuh. Ok viks,ini bukan lisa situkang ngomel. Aduh kenapa sih aku?? Harusnya bahagia dia gak ngomel-ngomel, ini malah aneh sendiri.
"oke berarti pulang sekolah kita harus labrak nih anak dijalan. Oke gak guys! " ajakan dini membuatku sadar kembali ke emosi mereka.
"oke gue setuju" jawab levi dengn mantap
"gue juga"ucap septi
"oke setuju" balas laras dengan semangat
"oke guys kita harus balas dendam sama tuh bocah" ucap listi
"gimana beb, lu setuju juga kan? " pertanyaan laras membuatku menatap lisa kemudian menggeleng.
"sory gue ada janji soalnya. So, kalian aja yah! " 😂 jawabanku membuat mereka hanya menghela nafas dan mengangguk dengan kompak. Membuatku lega jarena gak dipaksa kali ini.
Saat perjalanan pulang, aku dan lisa tidak biasanya hanya saling diam tanpa bersuara. Akhirnya aku tanyakan saja tentang alasan dia gak ngomel soal masalah aku melanggar janji.
"lis" panggilku membuat dia menoleh dengan dahi mengkerut.
"kenapa beb? " tanyanya dengan terus berjalan pelan.
Jujur aku ragu, cuman ini nih sifatku yang keppo.
"lu gak marah sa? Soal gue masuk kantor" pertanyaanku membuat langkah lisa berhenti dan menatapku sekilah kemudian dia menggelengkan kepalanya.
"bukan hak aku untuk marah beb" jawabnya dengan acuh dan berjalan lagi.
oke, ini benar ada yang aneh. Ahk pusing deh diriku. Bodo amatlah.
Lisa pov
Saat istirahat aku mencari bebi untuk ke kantin, karena akhir-akhir ini dia jarang sekali kekantin bareng, lebih milih bersama geng dini cs dan listi. Setelah lelah mencari bebi dan dikasih tahu bebi lagi ke toilet bersama anteknya saat ini membuatku duduk menyendiri dikelas. Pundakku dipegang oleh seseorang membuatku kaget bukab main.
"iissh erni apaan sih? Kaget tau" umpatku dengan kesal, lebih kesal lagi liat dia cengengesan.
"sory lis. Emmm lis aku mau ngomong sesuatu" ucapnya dengab ragu
"apaan er? "
Kulihat dia mengedarkan pandangan mengitari kelas dengan baik, membuatku semakin bingung.
"er apaan? " tanyaku lagi menbuat dia menarik nafas kemudian membisikanku sesuatu yang berhasil membuatku terkejut bahkan sampai buku yang kupegang terjatuh kelantai.
"kamu seriusan ni? " tanyaku memastikan membuat dia mengangguk.
"tapi kamu janji yah jngan ngasih tau siapa-siapa? " tanyanya lagi membuatku mengangguk saja.
"thanks ni atas infonya"
"oke. Gue ke perpus dulu yh bye"
"bye"
Menarik nafas dalam dan menghembuskannya ddngan berat.
Tidak lama bebi dan antek2nya datang sengan muka lecek,kusut dan amarah yang sudah diubun kepala.
Aku hanya berpura-pura membaca buku saja, padahal dari tadi mendengar umpatan mereka kepada pelapor, yang mungkin akan menjadi kesalah pahaman.
Aku merasa diperhatikan dan saat itu juga aku menoleh ke arah mereka, dan benar saja bebi memperhatikanku, pasti dia bertanya kenapa aku biasa saja saat dia kena hukuman karena pelanggaran yang pertama kalinya dia melakukannya. Setelah aku tatap dia hanya tersenyum gak jelas membuatku acuh kembali.
Maafin aku beb
Entahlah smpai kapan kesalah pahaman ini, yang pasti aku gak akan membocorkan rahasia ini kepada siapapun, mungkin nanti tidak sekarang.
Saat diperjalanan pulang, aku teru memikirkan rahasia ini, sampai panggilan bebi membuyarkan semuanya.
Dia menanyakan tentang tanggapanku soal dia melanggar janjinya. Kecewa pasti, namun ada rahasia yang membuat aku sulit untuk bicara apalagi dengan bebi. Biarkan waktu yang menjawab semuanya.
Beby pov
Soal hukuman sudah berakhir, dan saat ini aku hanya bisa bilang kepada kalian
Hargailah sahabat kalian yang sudah membawa pengaruh positif, tanjapkan diri kalian untuk tidak terbawa arus negativ. Memilih bukan berarti tidak menyukai namun, memilih agar kita banyak disukai.