BULAN

By ayraverda

16.6K 1.1K 33

Dia selalu ada di langit luas itu. Kadang sinarnya tampak begitu indah, menerangi gelapnya malam. Namun kadan... More

Prolog
Satu : IBG High School
Dua : Mimpi dan Surat
Tiga : Amarah Gan
Empat : Pertemuan Kembali?
Lima : Kutukan Aylin
Enam : Warisan Khas Nusantara
Tujuh : Sepatu Cinderella
Delapan : Ledakan Amarah
Sembilan : Konfrontasi
Sepuluh : Mangsa Sang Raja Hutan
Sebelas : Mimpi Aneh
Dua Belas : Sambaran Petir
Tiga Belas : Rasa Penasaran
Empat Belas : Nawang Saka
Lima Belas : Bayang-Bayang Mimpi
Enam Belas : Terusir
Tujuh Belas : Kehabisan Tenaga
Delapan Belas : Diawasi?
Sembilan Belas : Kotak Peninggalan Leluhur
Dua Puluh : Bayi Bermata Cokelat Madu
Dua Puluh Satu: Paman VS Keponakan
Dua Puluh Dua : Alarm Tanda Bahaya
Dua Puluh Tiga : Lukisan Nawang Saka
Dua Puluh Empat : Shock dan Ketakutan
Dua Puluh lima : Perpisahan Sementara
Dua Puluh Enam : Suara Sang Siren
Dua Puluh Tujuh : Napak Tilas
Dua Puluh Delapan : Genderuwo
Dua Puluh Sembilan: Orang Ketiga Dari Masa Lalu
Tiga Puluh : Serangan Jantung Palsu
Tiga Puluh Satu : Bertemu Dalam Mimpi
Tiga Pulu Dua : Sebuah Pengakuan
Tiga Puluh Tiga : Pria Gila
Tiga Puluh Empat : Luka Gan
Tiga Puluh Lima : Keraguan
Tiga Puluh Enam : Efek Siren
Tiga Puluh Tujuh : Unpredictable Condition
Tiga Puluh Delapan : Siren's Friendzone
Tiga Puluh Sembilan : Princess Aurora
Empat Puluh : Clue Tidak Terduga
Empat Puluh Dua : Menghilang
Empat Puluh Tiga : Monster Tua
Empat Puluh Empat: Ramuan Dewi Pambayun
Empat Puluh Lima : Penyelamatan
Empat Puluh Enam : Masa Kritis
Epilogue

Empat Puluh Satu : Patah Hati

234 20 0
By ayraverda

"Sial. Aylin benar. Kenapa tidak pernah terpikirkan olehku?" Kata Farzan setelah selesai menerjemahkan isi perkamen Dewi Pambayun ke dalam Bahasa Mandarin. Farzan pun mulai menulis ulang dalam kanji China di kertas lain.

Farzan melakukan semuanya tepat seperti Clue yang diberikan Aylin. Menerjemahkan kesembilan perkamen itu kedalam Bahasa Mandarin. Menulis ulang dengan Kanji China dari atas ke bawah dengan susunan kailmat dan paragraph yang sama. Tapi sayangnya jawaban tidak muncul begitu saja.

Farzan pun mencoba menganalisis dan membacanya dengan berbagai metode selama beberapa jam. Tapi makna tersembunyi itu baru di dapat Farzan setelah mencoba membaca kanji China itu dari kiri ke kanan. Jadi hal terakhir yang harus dilakukan setelah menulis dari atas ke bawah adalah membaca dari kiri ke kanan. Maka akan keluar kalimat yang memiliki arti yang berbeda dan lebih dari sekedar catatan harian biasa.

"Aylin!" Dengan semangat Farzan beranjak dari sofa dengan membawa beberapa kertas bertuliskan kanji China yang ditulisnya. Dia ingin memberitahu Aylin apa yang dia temukan dengan sesegera mungkin. Karena itulah Farzan masuk begitu saja ke kamar tidur utama yang tadi dimasuki Aylin. "Aylin, aku berhasil memecahkan isi perkamen itu...."

Suara Farzan perlahan menghilang saat matanya menangkap pemandangan ada di dalam kamar itu. Bahkan tanpa sadar kertas-kertas di tangannya pun terjatuh ke lantai begitu saja. Pemandangan itu juga membuat Farzan tidak ingin mengerjapkan matanya. Karena pemandangan di depannya ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Satu-satunya hal yang bisa Farzan lakukan adalah berusaha menelan ludah di mulutnya yang mendadak terasa kering.

"Apa..." Suara serak lah yang pertama keluar dari mulut Farzan. Sehingga Farzan harus berdehem beberapa kali untuk mengembalikan suara normalnya. "Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Well, aku baru selesai mandi." Aylin menjawab dengan santai sambil mengangkat bahu "Karena sepertinya kali ini kamu lupa tentang bajuku. Jadi aku meminjam kemejamu yang ada di lemari itu untuk sementara."

Iya. Kemeja Farzan. Hanya kemeja putih Farzan lah yang saat ini membalut tubuh mungil Aylin. Kemeja yang terlalu besar untuk Aylin, hingga ujung nya hampir menyentuh lutut Aylin. Tapi justru itulah yang membuat Aylin terlihat begitu manis dan menggoda. Bagaimana tidak? Gadis itu yang selalu tampil dengan balutan kerudung itu sekarang sedang mencoba mengeringkan rambut sebahunya yang basah dan terurai. Biasanya gadis itu memakai baju yang begitu tertutup hingga tidak ada kulitnya yang terlihat selain telapak tangan dan wajahnya. Tapi sekarang Farzan bisa melihat hampir semua kulit sewarna madunya.

Well, tidak semua memang. Tapi apa yang diperlihatkan Aylin sekarang sudah cukup untuk membuat Farzan ingin memukul dirinya sendiri untuk mengembalikan fokusnya. Ada apa dengan dirinya? Seharusnya Farzan lah yang berada di posisi menggoda. Bukan tergoda hingga terperangah seperti ini.

Farzan memang tertidur beribu tahun. Tapi itu bukan berarti tidak ada wanita yang dengan senang hati menampilkan lekuk tubuhnya dihadapan Farzan, setiap kali Farzan terbangun dari tidur panjangnya. Selain itu tidak perlu dihitung berapa banyak wanita berpakaian seksi yang berusaha mendekati nya. Tapi Farzan tidak pernah sekalipun kesulitan mengendalikan fokusnya seperti saat ini. Ada apa dengan dirinya? Ada apa dengan Aylin?

"Kamu keberatan aku memakai kemeja mu?" Tanya Aylin yang mendekat pada Farzan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ada di pundaknya.

"Tentu... Tidak..." Farzan menggeleng. "Maksudku aku tidak keberatan."

Sialan. Bagaimana Farzan bisa menahan diri? Melihat leher jenjang Aylin membuatnya ingin menempelkan bibirnya ke kulit lembutnya dan merasakan denyut nadi Aylin mulai berpacu. Bayangan mulutnya menelusuri leher Aylin dan mengikuti jejak kalung dengan liontin phoenix yang mengarah ke dada Aylin, tergambar jelas dalam benak Farzan. Hingga Farzan hampir mengerang karenanya.

Dengan segera Farzan menarik pandangannya dari dada Aylin ke lengannya. Iya itu lebih aman. Lengan kecil dengan jari-jari panjang yang digunakan Aylin untuk mengeringkan rambut itu jauh lebih aman untuk dipandangi. Meski lengan itu hanya berukuran hampir setengah dari lengan Farzan. Tapi lengan itu mampu mengendalikan mobil bertenaga besar dengan mudahnya.

Tunggu dulu. Sebuah kesadaran tiba-tiba merasuk ke dalam kepala Farzan. Mobil barunya. Keanehan Aylin yang tiba-tiba ingin mengendarainya. Penampilan Aylin saat ini. Lalu pemandangan keakraban Ria dan Aylin yang ditemui Farzan setelah jogging tadi pagi. Semua itu akhirnya memberikan gambaran masuk akal tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Apakah semua ini ide Ria?"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ups... Bagaimana bisa Farzan menyimpulkan dengan semudah itu? Tapi Aylin tidak akan membiarkan Ria mendapat masalah dari Farzan. Ini memang ide Ria. Tapi Aylin lah yang memutuskan dan melakukannya. Karena Aylin ingin membuktikan bahwa apa yang dikatakan Ria benar. Bahwa Farzan menginginkan lebih dari pertemanan yang ditawarkannya pada Aylin. Karena Aylin ingin membuktikan bahwa perasaannya berbalas.

"Apa maksudmu?" Aylin mencoba menghindar dengan berpura-pura mencari hair dryer yang langsung ditemukannya di laci meja rias pertama yang dibukanya.

"Permintaanmu untuk mengendarai mobil baruku." Ketenangan Farzan yang sudah kembali padanya, mengindikasikan bahwa pria itu sudah memahami situasi yang ada. "Penampilan mu saat ini. Apakah semua itu ide Ria?"

Dengan wajah yang kini terasa panas karena rencananya ketahuan. Juga karena apa yang dipakainya saat ini, Aylin kembali meletakkan Hair Dryer ditangannya. Sesungguhnya berpenampilan seperti ini di depan Farzan benar-benar membutuhkan kepercaya diri serta keberanian tingkat tinggi.

Meski Farzan kini adalah suaminya. Tapi ini adalah pertama kalinya Aylin membuka kerudungnya di depan seorang pria selain papanya. Ayliln bahkan harus berlama-lama di depan cermin di wardrobe untuk menenangkan diri agar pipinya tidak memerah. Dan kini setelah ketahuan, rasa malu itu kembali lagi.

"Ada yang salah dengan penampilanku saat ini?" Aylin berbalik berusaha tampil setenang mungkin dalam menghadapi Farzan. "Bukan kah kamu bilang tidak keberatan aku meminjam kemejamu."

"Benar. Aku tidak keberatan." Mata tajam Farzan menghujam langsung ke mata Aylin. Masih sama seperti sebelumnya, tatapan itu terasa mencoba memasuki jiwa Aylin dan membuat Aylin melemah. "Tapi kamu tidak akan dengan santainya berpenampilan seperti ini di depanku."

"Mungkin kamu lupa kalau kemarin kamu baru saja mengucapkan ijab kabul atas namaku." Aylin mencoba bertahan untuk tidak memalingkan muka dan menghindari tatapan mata tajam Farzan. "Itu membuatmu menjadi suamiku. Jadi tidak ada yang salah dengan penampilanku saat ini karena aku sedang bersama suamiku sendiri."

Farzan akhirnya mentup matanya dan mengambil nafas panjang. Terlihat jelas pria itu sedang berusaha menahan rasa frustasinya. Reaksi yang membuat Aylin kembali tidak percaya diri dengan apa yang mungkin dirasakan Farzan padanya.

Padahal sebelumnya, Aylin begitu senang melihat reaksi Farzan saat pertama kali dia masuk ke kamar ini. Harapannya tumbuh. Aylin pun mulai percaya bahwa apa yang dikatakan Ria benar adanya. Apa yang dilihat Ria pada Farzan saat memandang Aylin benar adanya. Pria itu tertarik padanya. Pria itu memiliki rasa padanya yang lebih dari sekedar teman. Tapi sekarang, harapan itu kembali meredup.

"Aylin. Dengar." Kata Farzan setelah menghembuskan nafas panjang dan kembali menatap wajah Aylin. "Apapun yang kamu rencanakan bersama Ria. Aku tetap akan menepati janjiku. Aku tidak akan menyentuhmu."

Seiris rasa sakit terasa menyayat hati Aylin. Tapi Aylin mencoba mengabaikannya. Aylin masih berpegang pada sisa harapan yang ada. Bagaimana pun reaksi pria itu awalnya tepat seperti prediksi Ria. Seperti kata Ria, Farzan terlalu keras kepala untuk mengakuinya. Jadi Aylin memutuskan untuk mencoba cara lain.

"Kamu tidak perlu menepati janjimu." Aylin mencoba tersenyum pada Farzan. "Aku tau bagaimana perasaanmu sesungguhnya. Dan aku pun baru menyadari bahwa aku pun merasakan hal yang sama. Aku menyukaimu. Aku... Aku mencintaimu."

Farzan terdiam. Sesaat pria itu terlihat kehilangan fokus dan tenggelam dalam pikirannya. Harapan Aylin pun kembali berkembang. Usaha Aylin mengubur rasa malunya dalam-dalam untuk mengakui perasaanya, tidak akan sia-sia.

Tapi tiba-tiba ekspresi Farzan berubah. Rahangnya menegang dan mengeras sebelum pria itu mengalihkan pandangnya ke dinding di belakang Aylin. Bukan hanya itu, mata Farzan terlihat begitu dingin saat pria itu memasukkan kedua tangannya ke saku celananya dan berbalik.

"Tapi aku tidak mencintaimu Aylin." Kata Farzan sebelum beranjak. Nada suaranya terdengar begitu dingin hingga membuat Aylin harus memeluk tubuhnya sendiri. "Mungkin sikapku membuatmu bingung. Tapi aku masih mencintai Dewi Pambayun."

Kali ini hati Aylin seperti dilemparkan dari ketinggian ke jurang terdalam. Tidak hanya seiris rasa sakit yang kini dirasakan Aylin. Tapi rasa sakit yang mendalam dan menyeluruh karena hatinya telah babak belur menghantam tebing hingga akhirnya hancur berantakan di dasar jurang. Rasanya hanya ada rasa sakit yang bisa dirasakan Aylin. Hingga airmata Aylin pun terancam meluncur ke pipinya. Meski kali ini Aylin mati-matian menahannya. Tidak. Aylin tidak akan membiarkan dirinya kembali menangis di depan Farzan. Tidak. Terlebih karena pria itulah yang menjadi alasan di balik air matanya.

"Aku akan pergi untuk memberitahu Arya dan Dokter Akbar hasil temuanku. Kamu tetaplah disini sampai aku kembali."

Itu adalah kata-kata terakhir yang diucapkan Farzan sebelum pria itu menghilang dari balik pintu kamar. Kesunyian yang menyakitkan akhirnya melingkupi Aylin. Tidak ada yang bisa Aylin lakukan selain membiarkan airmatanya perlahan meluncur menuruni kedua pipi nya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suara deburan ombak adalah nyanyian terbaik untuk mengiringi tangis dari hati yang berantakan. Hembusan angin adalah penyeka airmata yang menyegarkan. Meski tak bisa mengusap pipi yang basah karena tetesan air mata yang tidak pernah surut. Air laut yang bermain dan menggelitik kaki adalah sedikit hiburan berharga yang diberikan alam semesta. Meski tak mampu menghalau rasa sakit dihati.

Disinilah Aylin. Membiarkan airmatanya jatuh dan dihembus angin. Membiarkan rasa sakit di hatinya tumpah di depan lautan luas. Dengan penampilan yang tidak akan diprotes Farzan lagi, Aylin berjalan menyusuri pantai indah untuk mendapat sedikit penghiburan. Meski tidak akan mampu membuat hatinya kembali utuh. Meski tidak akan bisa menghilangkan rasa pahit yang sekarang ini dirasakannya. Meski tidak akan menghilangkan rasa sakit dihatinya.

Namun dengan duduk sendiri di temani nyanyian alam seperti ini, Aylin dapat melihat kembali kebodohan yang telah dibuatnya. Harapan kosong yang coba dibangunnya. Rasa cinta yang terlanjur menetap dan tidak akan pergi. Iya. Semua yang dilakukan hari ini adalah kebodohan yang memalukan. Harapan yang dikembangkan hari ini akan hilang bersama sunset indah yang ada diujung sana. Tapi rasa cinta yang terasa menyakitkan ini dengan keras kepala akan tetap tinggal di hati. Karena Aylin tau bahwa dirinya tidak akan pernah bisa benar-benar membenci Farzan. Apapun yang telah pria itu lakukan padanya.

Bagaimana bisa Aylin jatuh cinta pada pria arogan itu? Bagaimana bisa Aylin menyayangi pria yang selalu membuatnya kesal itu? Bagaimana bisa Aylin memberikan hatinya pada pria yang mencintai nenek moyangnya? Pria yang dari awal tidak akan mencintainya. Pria yang mungkin memang bukan tercipta untuknya.

Aylin mencoba menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang muncul di kepalanya dengan memandangi keindahan matahari yang perlahan tenggelam di lautan luas. Semua kenangan nya bersama Farzan pun muncul silih berganti seperti potongan adegan dalam film. Film yang akan terus berputar dan berulang, tanpa bisa Aylin hentikan. Karena tombol pause dan stop tidak pernah dimilikinya.

Pertemuan pertama mereka. Pertengkaran mereka. Mimpi dan kejadian aneh penuh misteri yang menyelubungi mereka. Bagaimana pria itu memberikan rasa tenang saat hatinya kacau. Bagaimana rasa takut dan cemas menyelubunginya saat pria itu kesakitan. Semua itu menambah rasa sakit di hati Aylin. Tapi tetap mampu membuat sebuah senyuman sedih di wajah Aylin. Karena Aylin tau bahwa tidak peduli apapun alasannya, Aylin tidak dapat menghilangkan rasa yang sudah terukir di hatinya. Untuk pertama kalinya dan mungkin untuk selamanya.

Setelah sang matahari telah kembali ke peraduannya. Langit telah berubah menjadi lebih gelap tanpa cahaya bulan yang menggantikan sang mentari, Aylin pun kembali ke rumah pantai indah itu. Farzan masih belum terlihat. Mungkin pria itu tidak akan kembali sebelum menyelesaikan semuanya. Jadi kemungkinan Aylin akan tinggal di rumah besar ini sendirian selama beberapa hari. Pikiran itu benar-benar tidak menyenangkan.

Saat kembali ke kamar dan mencoba memikirkan apa yang harus dilakukan, Aylin mendapati kertas yang dijatuhkan Farzan tadi. Dengan harapan dapat mengalihkan pikirannya dari rasa sakit di hatinya, Aylin memunguti kertas itu dan mencoba membacanya. Tentu saja sia-sia. Karena kertas-kertas itu berisikan tulisan kanji China. Sementara Aylin benar-benar buta dengan huruf dan bahasa Mandarin.

"Bagaimana? Kamu bisa mengartikannya?" Aylin akhirnya menghubungi Septian, sepupunya yang lebih ahli dalam Bahasa Mandari untuk membantunya menerjemahkan kertas yang ditinggalkan Farzan. Sejak mereka kecil sepupunya itu seakan mengambil semua kemampuan berbahasa Mandarin dari keluarga mereka, sehingga tidak ada yang tersisa dan Aylin benar-benar tidak mampu memahaminya.

"Iya, meski ada beberapa kanji kuno yang sudah lama tidak digunakan." Jawab Septian dari sebrang sambungan telefon. "Tapi ini benar benar unik. Kalau dibaca dari atas ke bawah seperti catatan harian. Tapi kalau dibaca dari kiri ke kanan seperti katamu, artinya juga seperti resep obat. Darimana kamu mendapat tulisan ini?"

"Dari teman. Kelihatanya cuma ingin menguji kemampuan Bahasa Mandarin ku. Terima kasih sudah membantuku menerjemahkannya." Aylin mencoba menghindar. "Bisakah kamu kirimkan hasil terjemahanmu?"

"Oke. Akan ku fotokan untukmu." Kata Septian yang diikuti keheningan sesaat. "Kamu baik-baik saja Aylin?"

"Tentu. Kenapa?"

"Tidak. Hanya saja pernikahanmu yang mendadak. Dan berbagai hal yang terjadi pada keluarga kita..." Septian terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Tapi aku yakin kamu mengambil keputusan yang tepat."

Aylin tersenyun sebelum menjawab. "Aku baik-baik saja, Tian. Terima kasih sudah atas bantuanmu."

Foto berisi hasil terjemahan dari Septian masuk sesaat setelah sepupunya itu mengakhiri pembicaraan mereka. Aylin membaca keduanya. Terjemahan pertama dengan cara baca dari atas ke bawah, memiliki arti yang sama persis dengan hasil terjemahan perkamen. Catatan terakhir dari terjemahan kedualah yang akhirnya membuat Aylin mengetahui apa yang harus dilakukannya.

Aku meninggalkan bahan terakhir yang akan menyempurnakan ramuanku pada keturunanku. Hanya dengan mencampurkan bahan terakhir itulah Kakanda Nawang Saka bisa hidup kembali seperti sedia kala. Aku berharap Kakanda menemukan kebahagian yang sesungguhnya saat menemukannya.

Liontin. Pemikiran itulah yang muncul di kepala Aylin saat membaca catatan terakhir Dewi Pambayun. Rasa lega yang akhirnya dirasakan Aylin saat ini mampu sedikit mengurangi rasa sakit di hatinya. Rasa lega karena Farzan akhirnya dapat hidup normal tanpa tertidur dan kesakitan lagi. Meski tidak akan pernah mendapatkan cinta Farzan. Aylin senang pilihannya untuk menyukai dan menjaga liontin berbentuk Phoenix peninggalan Dewi Pambayun itu dapat membantu Farzan.

Dengan senyum lemah terukir di wajahnya, Aylin mulai melepaskan liontin itu dari lehernya. Aylin sudah memutuskan apa yang akan dilakukannya. Karena akhirnya dia menyadari apa perannya dalam kisah cinta Dewi Pambayun dan Nawang Saka. Peran yang akan dijalani sampai akhir dan disudahinya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Continue Reading

You'll Also Like

Swinder By -

Teen Fiction

668 420 19
Gita Olivia Amora, seorang siswa SMA Cendrawasih yang terkenal suka menindas dan mengucilkan orang lain, agar semua orang tahu eksistensinya di sekol...
46.2K 1.4K 45
Setelah setahun, kisahnya masih berlanjut. Podcast Rintik Sedu di tahun kedua akan dituliskan disini. Selamat membaca sambil mendengarkan! Ingat ya o...
33.1K 3K 23
Alhamdulillah sudah terbit dan Best Seller. Silakan cek ig @amirah_hanif 😇
2K 425 27
Mistery-Adventure-action Bismilllah. Assalamualaikum wr. Wb. Selamat datang di cerita pertama aku. Aku harap ceritaku dapat menghibur kalian. Cast:-R...