Kata Mark, dia akan mengajakku jalan-jalan saat pulang sekolah. Karena bel pulang sudah berbunyi, aku dengan semangat melangkahkan kakiku ke parikiran untuk menemui Mark. Dan seperti biasa, dia sudah menungguku di atas ninja hitamnya.
"Maaf, lama yaa nunggunya? " kataku
"Enggak kok, baru aja disini" katanya dengan senyumannya.
"Kita mau kemana Mark?"
"Udah ikut aja, kamu pasti suka. Ini helmnya dan ini jaketnya buat nutupin paha kamu" katanya dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.
"Siaapp, ayo berangkat" ajakku yang sudah tak sabar.
Di perjalanan, aku tak bisa menutupi rasa bahagiaku. Aku terus tersenyum, Mark yang melihatku lewat kaca spionnya juga ikut tersenyum. Rasanya sangat senang sekali hari ini, sekitar 20 menit di perjalan akhirnya aku dan Mark pun sampai di tempat tujuan.
Sungai Han adalah tempa kami berdiri saat ini, dia mengajakku kesini untuk menikmati keindahan sungai Han sambil makan eskrim katanya. Kamipun duduk di salah satu kursi sambil menikmati es krim yang sudah Mark beli tadi. Menikmati setiap detik yang kami lewati disini, seperti ini saja sudah membuatku merasa nyaman.
Setelah menghabiskan es krim, Mark mengajakku lebih mendekat ke tepi sungai Han. Berdiri di tepi sungai yang indah ini dengan cuaca yang mendukung sambil berpegangan tangan, untukku ini sudah lebih dari romantis.
"Raa" panggil Mark yang membuatku langsung menoleh ke arahnya.
"Mau berjanji? "
"Janji untuk apa? " tanyaku bingung.
"Janji untuk tetep ada di samping aku apapun yang terjadi nanti"
Seketika ingatanku tentang sikap papa Mark berputar kembali di kepalaku, apa maksud Mark berkata seperti ini. Merasa tak mendapat jawaban dariku, Mark kembali angkat bicara.
"Hey, mau berjanji gak? "
"Mark, apapun itu aku bakal tetep sama kamu. Jangan ngomong gini lagi" kataku dan langsung memeluknya sembari menangis di pelukan Mark.
Mark pun mendekapku dengan erat, dan mengusap punggungku untuk menenangkanku. Hangat, itulah yang aku rasakan saat berada di pelukan Mark.
"Kok nangis terus sih, aku kan cuma minta kamu buat janji sama aku Ra" katanya sambil masih terus memelukku.
Aku masih menangis di pelukannya, seakan menyalurkan rasa ketakutanku akan kehilangannya.
"Udah ah, aku ngajak kamu kesini biar kamu seneng malah nangis gini" katanya sambil melepas pelukannya dan mengusap air mataku.
"Makasih yaa Mark, maaf aku cengeng lagi" kataku yang mulai berusaha tersenyum lagi.
"Yaudah, ayo pulang ini udah sore. Jangan nangis lagi nanti bunda ngiranya aku nyakitin kamu" katanya sambil menarik tanganku untuk melangkah menjauh dari sunga Han.
Aku tersenyum ke arahnya, sungguh aku merasa sangat beruntung memiliki seorang Mark Lee. Hal kecil seperti ini yang kusukai darinya, sangat sederhana tapi akan membekas untukku selamanya.
Di perjalanan, aku memeluk erat pinggang Mark. Bersandar di punggungnya adalah kesukaanku, hingga tak terasa kami sudah sampai di rumahku.
"Yaudah bunda, Mark pulang dulu. Maaf Naranya jadi pulang sore"
"Gapapa kok Mark, makasih banyak ya udah jaga anak bunda yang manja ini"
"Ihh bunda, aku gak manja"
Mark tertawa melihat ekspresiku yang tak terima atas perkataan bunda, setelah itu dia mengacak rambutku
"Aku pulang ya Ra" lalu bergegas pulang.
Aku melambai ke arahnya yang sudah berada di atas motornya, sembari berkata hati-hati yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis darinya.
Setelah Mark menghilang dari pandanganku, aku dan bunda langsung masuk.
"Mandi dulu ya sayang, setelah itu makan malam. Bunda tunggu di meja makan"
"Iya bunda"
Segera kubersihkan tubuhku dan bergegas ke meja makan untuk makan malam bersama bunda. Iya, hanya bunda yang aku punya saat ini, jika kalian bertanya kemana ayahku. Ayah dan bunda sudah bercerai saat aku berusia 6 tahun, sudah aku tak ingin membahasnya.
Aku tak mau merusak kebahagianku hari ini, aku ingin merasa sebahagia ini setiap hari.
#Haiihai💚
Terimakasih sudah baca ceritaku
Yukk hargai karya orang dengan vote dan komentar tentang cerita ini
Terimakasih 😗
"Jangan nangis lagi ya Ra"
Mark Lee