Mimi datang dengan chap pertama ya chingu.
Park_JiMia present
Jikook/kookmin
Gs ofc
Maaf kan dengan segala typo yang terjadi, mimi hanya manusia dengan tingkat imajinasi terlalu tinggi. Tapi penulisan masih dibawah rata-rata.
Mimi hanya pinjam nama, photo aja. Ide cerita dari kepala Mimi yang kecil ini. Jangan mencoba untuk plagiat, karena gak ada bagus-bagus nya sama sekali...
Oh..itu curcolan mimi, sekarang kita masuk ke awal cerita...
Let's cekidot...
*******
Cklek....
Drap.. drap... drap...
"Bunda....."
"Oh, Minnie...kau udah bangun, sayang..." Ujar seorang yeoja yang masih terlihat muda.
Chup..
"Iya bun, ini hari pertama ku masuk kerja, doakan aku ya bunda..."
"Iya sayang, bunda tak pernah lupa untuk mendoakan anak bunda ini... sarapan dulu ya..." Ujar sang ibu, dan langsung diangguki oleh sang anak.
"Bunda udah siapkan bekal makan siangmu...jangan lupa dibawa ya Minnie"
"Iya bun..." Byun Baekhyun dan putri tunggalnya Park Jimin. Byun Baekhyun seorang ibu berusia 43 tahun yang membawa buah hati dari Busan ke Seoul saat ia berusia 18 tahun, ya.. Byun Baekhyun menikah muda, begitu dia tamat SHS bukan karena kesalahan tapi memang karena cinta, tapi karena cinta pula ia memutuskan untuk hidup berdua saja dengan sang putri. Memulai hidup dengan mengandalkan keahlian memasak miliknya, memiliki satu rumah makan sederhana yang dibantu oleh temannya.
Park Jimin, yeoja mungil berusia 25 tahun. Memiliki tubuh mungil, bahkan lebih mungil dari sang ibu yang termasuk sudah bertubuh kecil itu. Jimin sangat tertutup jika diluar rumah, dirinya menatap sinis pada semua namja yang melirik dirinya. Bukan karena trauma yang dia dapat, tapi karena kebencian yang tumbuh karena sosok sang ayah yang tak pernah ia kenal, tapi selalu membuat sang ibu menangis dalam diam dan dalam tidurnya, membuat rasa benci itu semakin tumbuh besar, dan kepercayaan pada namja nyaris hilang tak berbekas.
Ting...tong...
Cklek...
"Pagi bunda...."
"Pagi Tae, mau jemput Jimin???"
"Yap, sekalian mau sarapan juga..."
"Loh, memangnya belum sarapan???"
"Udah bun, tapi gak afdol kalau enggak mencicipi masakan bunda..."
"Dasar...ya sudah sana, bergabung dengan Jimin ya..bunda mau bersiap buka toko..."
"Oke bunda..." Kim Taehyung, 25 tahun. Namja dengan visual bak anime, baik wajah maupun postur tubuhnya membuat para yeoja terpesona, membuat para namja merasa iri. Wajah yang sangat tampan bak pahatan patung dewa Yunani, tubuh atletis, tinggi yang proposional dan jangan dilupakan, pewaris tunggal dari perusahaan lokomotif terbesar korea. Kim Corp.
Salah satu dari dua namja yang bisa mendekati jimin, namja yang pertama adalah ayahnya sendiri, Kim Namjoon yang menganggap Jimin adalah Putri sendiri.
Taehyung tau alasan Jimin yang tak menyukai namja, tapi selalu berusaha membantu Jimin untuk memberitahu kalau tak semua namja harus dia benci.
"Jimin..." Taehyung bergabung dengan Jimin di meja makan, dan senyum kesukaannya terlihat
"Hai tae...sarapan???"
"Yap..tapi jangan banyak ya, aku tadi udah sarapan dirumah..." Ujar Taehyung, dan Jimin mengangguk paham
Keduanya sarapan dengan tenang dan damai, karena sang bunda akan mengamuk jika mereka berisik di meja makan.
Segelas susu sudah kandas, itu artinya mereka akan segera berangkat menuju tempat mereka bekerja.
"Bunda...aku berangkat..." Jimin mendekati sang ibu yang mulai sibuk di toko kecil mereka, letaknya didepan rumah mereka.
"Iya.. hati-hati ya, gak ada yang tertinggal??? Bekal udah dibawa???, Payung udah??? Ini musim hujan loh.."
"Udah semua bunda, gak ada yang tinggal kok..kami berangkat ya..." Jimin menatap sang bunda lekat.
"Ya sudah, tae.. hati-hati menyetir nya..oke"
"Siap dilaksanakan, bunda..." Taehyung berpose ala polisi memberikan penghormatan.
"Ya sudah sana...semangat!!!" Ny. Byun mengepalkan tangannya tanda ia memberikan semangat pada keduanya.
Jimin dan Taehyung memasuki mobil milik namja kim itu dan melesat menuju perusahaan yang menjadi tujuan mereka.
"Ingat jim, jangan terlalu sinis pada siapapun disana, oke... sesekali tersenyum lah..." Ujar Taehyung memberikan petuah pada sahabat tersayang nya.
"Aku gak janji, tapi aku akan coba.." jawab Jimin dengan tatapan menatap lurus kedepan.
"Hah.....
Grep...
Taehyung menggenggam tangan mungil Jimin. Dan tersenyum lembut.
"Aku yakin, kau pasti bisa..." Jimin mengangguk kan kepalanya.
Ckit...
Mereka tiba di perusahaan dengan lantai yang menjulang tinggi. Dengan nama perusahaan yang tertulis besar di dinding yang dilapis kaca itu.
Jeon.comp.ltd
Perusahaan terbesar Asia yang menangani beberapa macam ranah industri, mulai dari Jeon hospital, Jeon int. Hotel, industri farmasi, bahkan sampai di bidang infrastruktur pun mereka raup.
Bukan rakus, tapi sejak awal memang keluarga besar Jeon sudah menguasai semua bidang dan mendirikan satu perusahaan induk yang menangani semua bidang, Jeon.comp.ltd
Perusahaan induk yang bertempat di Seoul, korea Selatan. Dan memiliki beberapa anak cabang di Jepang, Tiongkok, dan beberapa dinegara barat.
Jimin berhasil masuk ke perusahaan induk, berkat kepintaran yang ia punya. Jimin merupakan lulusan terbaik di SNU dan dibawahnya ditempati oleh sang sahabat, Kim Taehyung.
"Masuklah...ingat, kau harus semangat...oke..."
"Eum..aku mengerti Tae..kau juga harus semangat.." Jimin akan tersenyum pada Taehyung. Senyum yang sangat tulus yang akan sangat jarang terlihat.
"Nanti aku jemput..." Ujar Taehyung lagi.
"Gak usah tae, aku tak tau jam berapa akan pulang..aku akan naik bus nanti, atau taksi.." tolak jimin
"Enggak jim, aku akan jemput...tak apa aku akan menunggumu di parkiran, di dalam juga kan bisa, aku tinggal mengatakan pada resepsionis saja.....sudah sana, aku juga harus bekerja.."
"Tae..."
"Gak ada penolakan, jim. Cukup saat SHS aku kecolongan dan membuat terluka...oke" Jimin tak bisa lagi membantah, dan berakhir dengan mengangguk kan kepalanya.
"Aku pergi Tae..."
"Oke... semangat.."
"Em.. Taehyung juga..." Jimin keluar dari mobil mewah Taehyung dan berjalan memasuki perusahaan terbesar itu.
Visual yang tak bisa dikatakan biasa saja, membuat Jimin langsung menjadi pusat perhatian. Dirinya berjalan perlahan menuju resepsionis.
"Permisi.. selamat pagi, whein-ssi" sapa Jimin pada yeoja berdimple yang langsung menatap dirinya dengan binar terpesona.
"Ouh.. Jimin-ssi..kau disini??? Artinya, kau diterima??" Yeoja itu bertanya dengan semangat
"Eum...ya kau benar.." Jimin menjawab seadanya..
"Huuu..aku sudah yakin sejak melihat mu, kau akan diterima...dan ini kartu ID milikmu, kau bisa mendatangi bagian personalia di lantai tiga jim, kau akan bertemu dengan nona Kim jisoo, ia akan mencetak kartu Id mu, oke.. Jimin??"
"Ya...aku paham, makasih whein-ssi..." Jimin membungkuk sedikit dan berjalan menuju lift akan membawanya menuju ke ruang yang dimaksud oleh whein.
Tok..tok...
"Masuk...."
Cklek
Jimin memasuki satu ruang dan bertemu dengan yeoja yang menatap dirinya lekat dan juga tersenyum ramah.
"Permisi, saya Park Jimin. Pegawai baru..." ujar Jimin dengan sopan.
"Oh..silahkan duduk..." Jimin duduk di depan yeoja bermarga Kim itu.
"Oke...Id card mu sudah tercetak, dan akan dicetak ulang jika kau lulus training selama tiga bulan, dan kau akan di divisi pemasaran...kepala divisi pemasaran itu Choi seungcheol..dan divisi pemasaran ada dilantai lima..paham nona Jimin..." Jepas Nn. Kim demgan lembut dan Jimin mengangguk paham.
Lalu Nn. Kim juga menjelaskan berapa gaji yang akan dia terima selama tiga bulan, dan akan di evaluasi di bulan ketiga, apakah Jimin bisa diterima atau malah didepak.
Kini Jimin berada didalam lift dan dia tak sendiri, ada tiga orang namja dan satu yeoja didalam lift tersebut
"Hai..kau pegawai baru???" Ujar satu namja yang mencolek Jimin dan wajah Jimin langsung tersetting menampilkan wajah tak sukanya.
"Iya..."
"Hooo...kau sombong sekali nona, divisi mana dirimu???? Yeah walaupun kau sombong, tak masalah..aku suka tantangan, mau aku traktir makan siang???" Ujar namja itu lagi
"Divisi pemasaran, dan tidak terimakasih.." jawab Jimin tak menantap namja itu, ia lebih memilih menatap purus kedepan.
"Cih..kau sangat angkuh ternyata ..berapa rupanya kau harus aku bayar hah!!!"
"Keumanhae...Jung Jae Hyun!!!" Ujar satu namja tinggi sudut kanan Jimin.
Deg...
"Seungcheol-ssi" ujar namja bermarga jung tersebut.
"Kau terlalu banyak bicara, apa tak cukup masa skorsing mu karena melecehkan pegawai baru???" Jimin menatap namja Jung itu dengan tatapan merendah.
"Aku tak ingin salah satu pegawai di divisi ku menjadi incaranmu... Jung..." Ujar namja itu tegas.
Ting...
Lantai lima telah didepan mata
Jimin berjalan keluar dan menatap ruangan itu dengan tatapan sedikit ragu.
"Masuklah, kita akan berbicara apa saja yang akan kau kerjakan selama masa training...nona.." Jimin mengangguk dan berjalan dibelakang namja choi itu.
"Woah....ya, scoup...siapa dia???? Sangat cantik loh..."
"Dia trainer...aku akan berbicara dengannya dulu, baru nanti dia akan mengenalkan dirinya pada kalian..." Ujar namja Choi itu demgan tersenyum.
"Oke...jangan lama ya...nanti kekasihmu cemburu... buahahahhaha" namja itu berucap dan mendapatkan pelototan dari namja itu dan satu yeoja dengan rambut berwarna mint di ujung sebelah kiri.
"Masuklah..." Jimin mengikuti langkah namja yang akan menjadi atasan nya ini.
"Nama mu nona???"
"Ah...nde, nan Park Jimin imnida..."
"Oke...aku cuma butuh nama, karena semua tentangmu sudah aku dapatkan dari whein dan jisoo, seperti yang mereka katakan. Kau akan di training selama tiga bulan, aku harap kau masih di pakai setelah masa training mu habis, dan masalah di lift tadi..aku peringatkan hati-hati dengannya, karena dia sedikit bringas jika melihat wajah baru di perusahaan ini..kau paham, Jimin...???"
"Kenapa dia masih dipakai???"
"Oh..kau berani bertanya masalah itu, maka akan aku jawab. Dia sahabat dari anak pemilik perusahaan ini...dan tuan muda jeon sangat percaya dengannya.."
Jimin seakan masih berpikir.
"Jimin...satu yang harus kau ingat, kau harus hati-hati dengannya. Usahakan tak perlu berurusan dengannya apapun itu...atau, kau bisa melawan..tapi pekerjaan mu yang akan menjadi taruhan. Be a smart girl..oke" Jimin mengangguk paham.
"Kalau kau setuju, selamat datang di divisi pemasaran...divisi yang lumayan berisik. Aku harap kau bisa tahan..."
"Ya.. seungcheol-ssi..."
"Oh..come on, aku lupa mengatakan nya. Di divisi kita, tak ada itu menyebutkan -ssi...kau bisa memanggilku oppa, scoup oppa...dan untuk yang diluar sana pun begitu, kau akan menjadi yang termuda diantara kami, maka kau harus menganggil oppa dan eonni..paham"
"Iya..aku paham...oppa" senyum namja choi itu harus bisa meluluhkan hati yeoja, tapi tidak dengan Jimin.
Cklek..
"Oke guys....our new comer... Park Jimin..."
"Hai ji... aku hong jisoo, tapi kau bisa memanggil ku Joshua.."
"Hai..aku Kim Mingyu..salam kenal minimini..." Jimin menatap namja tiang itu karena panggilan yang diberikan namja itu padanya.
"Hai.. Jiminie...aku Park chaeryoung, kau bisa memanggilku Rose..".
"Hai jim, aku Lalisa Manoban... kau bisa memanggilku lisa...manis"
Bla...bla...bla....
Masa perkenalan selesai.
Jimin sudah berada di meja miliknya. Di tengah antara Joshua dan Lisa.
Saat makan siang, Jimin tak beranjak dari meja dan itu membuat lisa bingung.
"Kau tak kekantin???"
"Aku ada bawa bekal eon..."
"Oh..bekal???? Woi....jimin bawa bekal!!!!"
"Hah mana...mana...mana...mana... mau...aku mau..." Teriak mereka heboh.
"Kami jarang ada yang bawa bekal. Apalagi home made, kau bisa paham kan...manis" Jimin mengangguk kaku.
"OKE STOP!!!!! BEKAL JIMIN TUH CUMA DIKIT. AKU CUMA MAU BILANG ITU AJA...KALIAN BELI DIKANTIN AJA SANA!!!!" Suara lisa sangat menggelegar
"Yah Lisa...kita mau tes, dikit aja loh.."
"No...gak boleh, enggak boleh...entar dia gak kenyang..."
"Ck...ah, aku ada ide..." Ujar namja bermarga Boo
"Apa itu, jangan yang aneh ya???" Rose buka suara
"Kita beli ke kantin, terus kita makan disini bareng Jimin. Jadi bisa cuil dikit dan dia tak akan kelaparan karena kita punya barteran nya..." Ujar namja bernama seungkwan itu dengan sumringah lebar.
"Oke....jom kantin..." Heboh mereka
"Jimin...jangan makan dulu ya, tunggu kami oke..." Ujar rose semangat dan Jimin hanya bisa mengangguk kaku..lagi
Divisi yang lumayan ribut....
Tbc...
Voment pliseu...