DANDELION [On Going]

By naraiia

176K 2.9K 81

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] judul sebelumnya 'reyna destiny' _______________________________ Dunia itu kejam, se... More

1
2
4
5
6
7

3

7.7K 374 7
By naraiia

Happy reading

°

°

°

...

"Iyakan? jawab gue!"paksa Nathan mengguncangkan bahu Reyna.

Reyna melepaskan paksa lengan Nathan darinya dengan kasar, dengan tangan yang sudah mengepal disamping tubuhnya.

"bangsat gak tau diri ya lo? harusnya gue yang ngomong gitu brengsek!"luap Reyna.

"maksud lo apa?"tanya Nathan.

"serius lo masih nanya maksud gue?"ucap Reyna sedikit tak percaya lalu mendengus kesal.

"terserah lo deh, gue gak punya waktu buat lo," lanjutnya memukul lumayan keras pundak nathan lalu berbalik meninggalkan tempat itu.

Berjalan cepat dengan wajah yang ditekuk kesal sebelum tangannya ditarik kasar oleh nathan yang segera menyusulnya tadi, 

"nurut aja dari pada tangan kurus lo yang patah,"ancam nathan membuat Reyna menghela nafas kasar, semua yang berhubungan dengan Nathan itu mengandung resiko.

"Gak masalah lo gak mau ngaku dan jelasin"ucap Nathan membuat reyna memicing curiga.

"ada yang gak beres abis ini pasti"batin reyna yakin.

"lo jangan macem-macem ya! gue gak mau ada urusan lagi sama lo" Reyna berseru panik.

Berhenti di depan meja piket dengan Nathan mencoba menyalakan mic yang ada dan tak ada seorangpun guru di sana membuat dirinya bertambah panik.

Kenapa tak ada guru yang menegur mereka? padahal ini sudah selesai jam istirahat, buruk sekali sistem sekolah ini pikirnya.

"Nathan sumpah lo jangan berani macem-macem gue gak segan buat pukul lo ya" ancam reyna masih dengan berusaha melepaskan cengkraman ditangannya.

"cek, cek, oke nyala, ini gue nathan mau kasih tau ke kalian semua kalo anak baru kelas 11 ips 2 itu pacar gue"ucap Nathan terlihat santai berbeda sekali dengan Reyna yang sudah siap dengan umpatannya.

"Bajingan boong lo! kita gak pacaran bangsat lepasin tangan gue" Reyna menyela dengan sedikit berteriak.

Mic itu terhubung dengan semua speaker yang ada disekolah ini, karena itu setiap siswa bisa dipastikan mendengar apa yang dikatakan Nathan.

"ssst, kita itu udah pacaran dari smp jadi jangan coba-coba mau suka sama dia, dia punya gue makasih." Nathan melanjutkan ucapannya.

"mau taruh mana muka gue ya tuhan" pasrah Reyna setelah Nathan mematikan kembali mic itu.

Tak tau saja teman-temannya sudah sangat heboh mendengar itu dari dalam kelas.

"gila si nathan seriusan itu?" Arya pertama kali berucap heboh.

"iya anjing si nathan stress kali ya?" timpal Oza.

Setelah berhasil kabur dari Nathan dengan dalih kebelet ke toilet, Reyna membasuh wajahnya di wastafel menatap kesal pantulan wajahnya dikaca.

"lemah" ejeknya pada diri sendiri.

Merogoh saku vest yang ia gunakan untuk mengambil ponselnya, melihat ada beberapa pesan yang masuk,

"gue harus kunci toilet" gumamnya sambil berjalan mengunci pintu toilet.

"duh lama banget sih" gusar reyna mendengar ada yang mengetuk pintu toilet.

"permisi yang di dalem tolong buka pintunya dong gue kebelet banget ini" ucap seseorang di depan toilet.

"eh rik lo ngapain disini? inikan toilet cewe"

"bukan urusan lo"

Sayup-sayup mendengar suara yang dikenalnya, Reyna segera membuka pintu toilet, ia tak tau siapa orang yang sedang berbicara dengan erik.

"huft akhirnya, lo ngapain sih ngunci pintu toilet luar" ujar seseorang tadi, tetapi belum sempat membalas apapun gadis itu sudah lebih dulu masuk ke toilet.

"ko muka lo jadi bete gitu? kan tadi lo mau ngetawain gue?"

Reyna heran pasalnya mimik muka Erik menjadi keruh tak seperti biasanya. Erik masih diam hanya tangannya bergerak mengeluarkan topi dan jaket dari ransel yang ia bawa, memberikan pada Reyna bermaksud supaya gadis itu memakainya.

"udah jangan bacot! ayo tadi lo ngajak gue cabut kan? cepet kita mau kemana" Erik berujar sambil menggandeng lengan reyna yang dibalas sang empu, meninggalkan toilet.

"safe place lah, kemana lagi? oh ya nanti kita ajak cabut caden juga ya?" balas Reyna excited.

"dia masih smp bego jangan lo ajarin yang gak bener mulu"

"iya deh si paling bener"

"btw rik, kok kita gampang banget cabut dari sini? guru gimana?" ucap Reyna tersadar.

"gak tau, emang jelek sekolahnya, minta duit doang lancar" balas Erik acuh.

"swasta abal-abal berarti ya? yuk kita pindah aja, lagian temen kita kebanyakan di sekolah negeri"

"gak usah bertingkah, lo baru aja pindah, mau dihajar bokap lo?" ejek Erik

"gue hajar balik" sahut Reyna.

"emang berani?" Erik berucap meremehkan.

"gak sih hahaha" balas reyna tertawa.

Mereka masuk kedalam rumah minimalis dengan menenteng banyak kantong  berisi makanan. Sepi menyambut mereka berdua, mungkin karena ini masih waktu jam kerja dan sekolah hingga rumah itu terlihat sangat sepi.

"sepi banget ya"

"gue bilang juga apa kita ajak caden bolos juga aja."

Reyna berbicara sambil tangannya sibuk menata makanan di meja. Tak mendapat respon apapun membuat gadis itu mengalihkan pandangannya pada Erik yang terlihat murung.

"lo kenapa sih rik? ada masalah?"tanya Reyna yang hanya dibalas helaan nafas Erik.

"yaudah nanti kalo udah siap lo harus cerita pokonya. jangan lama-lama ya gue mau bahas projects kita juga nanti," ujar Reyna.

Memilih merebahkan tubuhnya di sofa, melihat masih banyak notif yang masuk pada ponselnya. Membuka salah satu roomchat teratas di ponsel itu yang membuatnya heran.

Setelah membalas pesan yang ternyata dari nathan itu membuat mood nya menjadi buruk dan memilih mengabaikan pesan-pesan yang baru masuk tak peduli sama sekali dengan ancaman tak jelas dari Nathan.

Tidur adalah pilihan yang tepat untuk saat ini, begitu pikirnya.

-----time skip-----


Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu tapi reyna masih belum beranjak dari kursinya, dia ingin menghindar dari Nathan yang dari kemarin masih sangat mengganggunya.

"kalo gue ke ryan pasti ada tuh orang sinting juga,terus gue gimana dong?nih erik juga kenapa drama banget sih sok gak kenal gue"batin reyna bingung.

Reyna sudah beranjak dari tempat nya menuju gerbang sekolah tapi dari ujung koridor dia dapat melihat kumpulan anak-anak tongkrongan yang sama dengan Nathan membuatnya mengendus kesal.

"freak banget sih,"batin reyna.

"Lanjut aja lah nanggung, pura-pura gak liat aja"gumam reyna.

Reyna berjalan cepat sambil menutup separuh wajahnya dengan rambut panjangnya yang digerai.

"mau kabur kemana lo?" ucap Nathan yang mengejutkan Reyna karena tiba-tiba saja laki-laki itu ada dihadapannya.

Reyna mendongakkan kepalanya.

"anjing ko tau aja sih"umpat reyna.

Nathan langsung menarik reyna menuju motor nya tanpa menunggu balasan dari reyna.

"nih" ucap Nathan memberikan jaketnya.

"gue kan bareng sama ryan" balas reyna.

"yakan yan, ayo balik tadi kan gue berangkat bareng lo, pulang juga harus sama lo"lanjut reyna beralasan.

"emm, maaf rey gue gak bisa nganterin lo balik nih, gue ada urusan sama lakya." ujar Ryan berusaha menolak, ia tak enak hati dengan Nathan.

"yakan lak" lanjut Ryan pada lakya.

"yoi, udah deh lo bareng sama Nathan aja"balas Lakya.

"naik." titah nathan

Malas berdebat lagi, reyna hanya menuruti apa yang nathan katakan padanya.


______________________

vote & comment

Sab,2 mei 2020
revisi: sab,2 jan 2021
 

          20 nov 2021

Continue Reading

You'll Also Like

460K 13.4K 48
"gue nggak suka sama cewek manja kayak lo. Lo itu cuma nyusahin dan gangguin hidup gue aja, bisa nggak sih sehari aja nggak muncul di depan gue" Bint...
1.5M 45.6K 60
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
393K 37.6K 38
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...
176K 9.9K 24
Kisah seorang Andrea si bodyguard tampan tapi Manis yang selalu menarik perhatian tuannya . "Tidak ada yang aneh, hanya saja kamu terlihat menarik di...