selamAT MEmbaca
__________
Nissa dengan santai berjalan menuju masjid. Hari ini akan latihan kiro'ah plus Banjari bersama Udztazah Nivis.
Bruk..
"Astagfirullah"
Tiba tiba Nissa terjatuh. Karna kaki yang tiba tiba menghadang nya. Hingga membuat nya tersandung dan kehilangan keseimbangan tubuh nya.
Ia tak ambil fikir. Langsung berdiri seperti semula. dan melihat cewek di hadapan nya ini yang menghadang jalan nya tadi.
"Ups! Maaf sengaja"
Kata cewek itu sambil tersenyum benci. Nissa di dorong pundak nya dengan cewek itu hampir saja terhuyung ke belakang.
"Maksud kamu apa? Saya nggk pernah seperti ini sama kamu"
Sahut Nissa masih dengan nada lembut nya. Tak marah sama sekali di perlakukan seperti itu.
Bukan nya Nissa lemah. Karna dia tidak mau berdebat dengan nya akan membuat nya kena masalah. Dan dia sudah sering di gituin sama cewek itu.
Sabar. Itulah Nissa. Tapi kalau kelakuan nya sudah terlewat batas. Nissa nggk segan segan menegasi cewek itu dan melapor ke pak kyai dan Udztad Kamal. Yang mengurusi masalah masalah yang ada di pesantren.
"Kamu pasti tau kok maksud aku apa. Kamu itu selalu ngambil kebahagiaan aku dengan cara sikap sok suci kamu itu. Mulai sekarang jangan deket deket sama Uztadzah Nivis. dan aku sudah tidak di butuh kan lagi di anggota Al-Banjari karna sudah ada kamu. Ck, perebut"
Sinis cewek itu dengan tatapan benci sambil bersendekap dada.
"Ziren kamu tidak boleh seenaknya saja nyuruh saya jauhin Uztadzah Nivis. Karna saya bisa kiro'ah itu karna beliau jadi. Maaf saya keberatan kalau saya jauhin"
Balas Nissa masih dengan senyuman dan tidak membentak atau menatap cewek itu dengan tajam.
Cewek itu ialah Ziren. Udah tau Ziren kan?. Kalau belum tau ada di Episode 08.
Back to topic.
"Dasar perebut kebahagiaan orang!"
Kata kata membuat hati Nissa terasa sakit. Tapi buat apa meladeni anak seperti itu hanya membuat sakit hati.
"Suka kamu aja. Kamu bilang apa. Saya permisi Assalamualaikum"
Nissa pergi meninggal kan Ziren di tempat. Membuat Ziren mengumpati nya kesal.
***
Fariz sedang berkeliling pesantren. Ia tak sengaja melihat Nissa dan santriwati sedang berbicara.
Ia melihat wajah cewek yang sedang berhadapan dengan Nissa itu. Kelihatan benci sekali dan tidak suka.
Karna tidak tau apa masalah nya. Ia kembali melakukan aktivitas nya berkeliling pesantren.
"Assalamualaikum, kamu Fariz kan?"
Suara cewek tiba tiba mengagetkan nya. Fariz menoleh ke belakang.
"Kenapa emang?"
Jawab Fariz malas. Pikir Fariz Cewek ini seperti orang gila dari tadi senyum sambil memainkan kuku nya.
"Kenalin aku Ziren Afarrah"
Cewek itu Ziren. Ia mengulurkan tangannya ke Fariz. Padahal di pesantren peraturannya tidak boleh bersentuhan dengan laki laki. Bukan Mukhrim!.
"Gue cabut"
Pamit Fariz pergi begitu saja meninggalkan Ziren yang masih mengulurkan tangan nya.
Dengan kesal. Ziren pergi dengan menghentak hentak an kaki nya dengan wajah yang sudah merah.
Fariz berjalan santai sambil memikirkan Kekasih nya. ia berpikir bahwa kekasih nya telah sama orang lain dan meninggal kan Fariz.
Buat apa gue harus nunggu kabar lo. Lo nya aja nggk pernah ngabarin gue. Buat apa pacaran kalau keadaan nya gini. Mending gue lupain aja dia. Batin nya dengan tatapan kosong.
"Assalamualaikum"
"Ngapain Lo!?"
Bima menarik tangan Fariz ke kursi panjang dekat taman pesantren.
"Ini aku mau ngasih ini"
Kata Bima menyodorkan selembar surat. Dengan bingung Fariz menggerutkan alis nya bertanda 'buat siapa?'.
"Itu buat kamu. Aku di kasih Pak Tarno penjaga gerbang pesantren. Katanya kemarin malam ada cowok nitipin ini surat buat Fariz gitu"
Siapa sih. Batin nya.
"Kalau gitu saya permisi Assalamualaikum"
Bima pamit yang hanya di angguki Fariz. Lalu tatapan beralih ke surat yang sedang ada di tangan nya ini.
"Semoga gk ada apa apa"
Monolog nya. Langsung tangan nya perlahan membuka surat itu.
Surat
Riz sekarang gue udah tau dimana Lo tinggal sekarang. Gue g sempet ngasih surat ini secara langsung ke Lo. Gue titipin ke penjaga gerbang pesantren nya.
Gue cuma mau ngasih tau kalau Pacar Lo udah tunangan sama Rifky beberapa Minggu lalu.
Gue saranin Lo besok Dateng ke tempat biasa kita ngumpul sama teman teman.
Kita bicarain ini dan gue mau tau alesan Lo tinggal di pesantren. Gue tunggu Lo di warung deket pesantren. Jam 10 pagi.
Gue Beni.
Fariz membaca surat itu dengan emosi. Ia tidak habis fikir sama pacar nya itu. Fariz salah apa sih sampe di tinggal lebih milih orang lain.
"Adela Chyntia Sari. Lo udah salah milih jalan. Lihat aja besok gue datengin lo"
Katanya setelah membaca seluruh surat itu. Langsung melenggang pergi ke kamar nya.
Fariz nampak terlihat bingung. Cara nya gimana besok dia keluar pesantren.
Sedang kan di pesantren aja nggk di bolehin keluar kalau nggk hari Minggu. Semua bisa bebas.
Gue pokok nya harus kesana. Batin nya dengan mengepalkan kedua tangan nya.
***
Nissa sedang sibuk membaca novel nya. Berjudul Islam itu indah, Nissa suka sekali membaca novel.
Dan suka banget mengkoleksi novel novel. Yang berbau dengan Islam dan Hijab.
"Nis, kamu tadi di apain sama Ziren?"
Pertanyaan Vinda membuat Nissa mengalihkan padangan nya ke Vinda yang sedang fokus menata baju baju nya di almari.
"Nggk di apa apain"
Dusta nya kembali fokus ke Novel. Terlihat Vinda tidak mempercayai nya.
"Pasti di katain perebut lagi kan?"
Tebak Vinda yang sudah duduk di sebelah Nissa.
"Udah lupain"
Elak Nissa. Memang dia nggk mau sahabat nya merasa terbebani dengan sikap Ziren ke Nissa yang menimbulkan masalah saja.
"Assalamualaikum"
Suara Yana baru memasuki kamar. Sambil membawa kertas dan dua buku tulis.
"Waalaikumsalam"
Jawab Nissa bersama Vinda serempak. Yana duduk di samping Nissa memberikan surat entah dari mana.
"Nih Niss, dari Fariz buat kamu katanya"
Nissa masih dengan wajah bingung ia mengambil surat itu dari tangan Yana.
"Haduh surat suratan nih"
Celetuk Vinda dengan Nada menggoda. Yana pun ikut menggoda nya.
"Kalian ini"
Nissa sedikit cemberut dengan kedua sahabat nya yang tengah menggoda nya. Nissa beralih menatap surat itu dan membuka nya dengan perlahan.
Surat
Hai:) Maaf harus lewat surat.
Hmm gue mau lo temuin gue ke ruang tamu para santri dan santriwati.
Penting!!!!
Fariz.
Nissa kembali melipat Surat itu. Kini menatap sahabatnya secara bergantian.
Ia bingung harus izin ke sahabat nya atau tidak untuk menemui Fariz.
"Yana, Vinda saya permisi sebentar ya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, mau kema_"
Jawab mereka terpotong. Kala Nissa langsung pergi begitu saja.
"Nissa kok aneh habis baca surat itu"
Celetuk Vinda menghampiri Yana yang tengah mencantat puisi puisi islami di buku tulis nya.
"Nggk tau. Udah biarin aja"
***
Fariz menopang kepala nya dengan kedua tangan nya. Sekarang ia berada di ruang tamu para santri dan santriwati.
Menunggu? Ia Fariz sedang menunggu seseorang sampai saat ini belum datang datang juga.
"Assalamualaikum"
Suara yang ia tunggu tunggu akhirnya datang. Dengan semangat Fariz mempersilahkan nya duduk di sofa.
Bersambung..
__________
Assalamualaikum.
Baru Uptade aku😂
Follow, jangan lupa.
Vote, biar author semangat Up.
Coment, Juga jangan lupa.
😂😂
Segitu dulu part 09 nya.
See you next Chapter.
Selamat berpuasa bagi yang menjalankan:)
Dwi Mardani.
3 Mei 2020.