"Langkah pertama, akan bersambung ke langkah selanjutnya"
-Asp-
*****
SUASANA ruang makan hari ini cukup tenang, para murid Enterluis High School menikmati menu makan siang yang menyajikan Ayam goreng Saus Bombay, lengkap dengan sup jagung dan menu minuman Jus Alpukat untuk hari ini.
"Eh, kalian tau berita apa yang ter-update hari enggak?" Tanya Puri hati-hati, disela makan siangnya.
Ketiga teman Puri bersamaan menatap gadis itu.
"Berita apaan?" Cahaya bersuara setelah ia menelan makanannya.
"Lah, aku kan nanya. Siapa tau gitu, Ada berita apa hari ini" Puri memancing ketiga temannya, ia ingin mengetahui apakah Ada berita tentang kejadian kemarin hari ini.
"Tumben, elo nanyain gosip-gosip" Kini Risa yang bersuara.
Cahaya dan satu temannya lagi yang bernama Nimas menggangguk setuju.
Mereka sedikit heran dengan Puri, Ia rasa temannya itu tidak pernah tertarik dengan gosip-gosip yang pernah Ada. Dan sekarang, gadis itu dengan sendirinya menanyakan gosip apa yang sedang trending disekolah ini.
Puri yang bingung menjawab apa, langsung mengambil botol berisi air mineral, dan meminumnya. "Em, pengen aja gitu sekali-kali denger gosip. Emang salah ya?" tanyanya kikuk.
Ketiga gadis itu menggeleng.
"Enggak sih, kan tumben aja lo mau dengar-dengar begituan" Ujar Risa.
"Ada sih yang lagi trending"
Perkataan Nimas sontak membuat Puri hampir tersedak makan siangnya. Ia buru-buru minum, agar temannya tidak curiga.
"Gosip tentang apa, mas?" Dengan hati-hati Puri bertanya, supaya dirinya terlihat biasa saja, yang padahal jantungnya telah berdegup kencang didalam sana.
"Elahh, paling kejadian kemarin" tebak Risa yang dianggukki oleh Nimas, setelahnya dia membereskan piring makan siangnya.
Puri menengang.
"K-kejadian a-apa?"
Risa mengerutkan keningnya, "Kenapa gugup gitu sih, Ri? Cuman gosip tentang Kak Kassa nembak Yola. Elo sih diperpus, jadi enggak tau berita" Jelas Risa, dan disetujui oleh Nimas
Diam-diam Puri menghembuskan napas lega. Dia kira, gosip tentang kejadian ia memecahkan Piala Gaksa kemarin sore. Setidaknya saat ini dia masih Aman.
"Gila aja sih, belum seminggu putus ama kak Farah, udah ada yang baru aja" Risa berkata tak percaya.
"Lah, emang iya pernah jadian sama kak Farah?"
Risa mengangguk. Jangan ragukan gadis Cantik nan fashionable ini. Diantara mereka ber-empat, Risa adalah yang paling update mengenai gosip-mengosip di sekolah ini.
"Jadi gini, gue denger berita Kak Kassa sama Kak Farah tuh udah lama, kalian aja yang eng--
Byurrr.
Suasana ruang makan siang pun hening seketika, kala seragam Puri tersiram Jus Alpukat yang dijadikan menu hari ini. Puri yang sangking terkejutnya pun refleks berdiri, sembari berusaha mengelap-ngelap almamater yang terkena tumpahan jus.
"Wah, sorry enggak sengaja"
Puri mengalihkan matanya ke sumber suara. Tubuhnya menegang melihat Gaksa serta teman-temannya berdiri tepat dihadapannya. Puri terdiam, meneguk salivanya dengan susah payah,disana Gaksa tengah menatapnya dengan tatapan meremehkan.
"Eng-gak pa-pa, K-kak" Puri berucap sembari menunduk takut, sebenarnya Puri ingin protes, tetapi setelah melihat siapa yang melakukannya, Puri urungkan niatnya itu.
Semua mata yang berada diruangan itu, menatap kejadian itu dengan ngeri. Sang King Of Bullying, sepertinya tengah mendapatkan target baru. Semua orang disana juga tahu, kalau itu bukan unsur ketidaksengajaan dari seorang lelaki yang bernama Juragaksa Huranata, sang Ketua STAR. Ditambah lagi lelaki itu diikuti oleh empat Anggota inti geng tersebut, Vido, Kassa, Haris dan yang terakhir Angkasa, yang sering orang sebut Aska. Semua lelaki itu tampan dan terlebih Pintar. Dan Keelima Pria tampan itu adalah Salah limanya serbuk berlian di Enterluis High School.
"Bagus kalo gitu"
Kelima lelaki tampan itu berjalan melewati Puri yang tengah menunduk. Baru saja Puri ingin kembali duduk, terasa siraman lain mengenai bahu kanannya dan sekali lagi orang yang berada di ruang makan itu dibuat tercengang.
"Maaf ya manis, enggak sengaja" Kassa yang terkenal dengan jago renangnya itu tersenyum tanpa dosa kepada Puri, lalu pergi mengikuti rombongannya tadi.
Puri ingin menangis tetapi ia tahan. Gadis itu kembali duduk, dan dia mendapatkan ucapan sabar dari ketiga temannya, Puri mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
"Gila ya mereka!" Umpat Risa yang sedari tadi hanya bisa diam, dia sebenarnya takut dan tidak berani berkutik.
Para Siswa maupun siswi disana masih menatap Puri dengan berbagai ekspresi, ada yang kasihan, dan ada juga yang tersenyum meremehkan.
"Udah kali ngeliatinnya, mau gue colok mata lo lo pada, ha?" Cahaya berkata dengan keras. Seketika semua orang kembali seperti semula melanjutkan makan siangnya. Mereka juga tidak mau berurusan dengan Cahaya yang dikenal sebagai gadis Jawa tapi Galak itu, anak Karate pula.
Cahaya yang bersebrangan dengan Puri menatap gadis itu dan memajukan badannya, "Lo ada salah apa dengan mereka?" tanyanya setengah berbisik.
Puri diam tidak menjawab, sebenarnya dia ingin menceritakan masalah ini kepada tiga teman dekatnya itu. Tetapi Puri tidak mau jika temanya ikut masuk kedalam masalah itu.
"Heh! Ngapa diem mbak?"
Puri menggeleng menatap tiga temannya itu. Lalu gadis melepas Almamater yang ia kenakan.
"Untung , cuma Almamaternya aja yang kena" Katanya lalu meletakkan Almamater kebanggaan sekolah itu ke atas meja.
"Enggak mungkinkan, Kak Gaksa enggak sengaja" Nimas yang telah selesai memakan makan siangnya, menopang wajahnya menatap Puri.
Cahaya menjentikkan jarinya, "Nah itu yang gue pikirin. Kesel sih, tapi gue belom berani ngelawannya. Sorry Ri." Gadis tomboy itu meminta maaf sembari menyengir.
"Udah, aku enggak papa kok" Puri tersenyum meyakinkan Cahaya.
"Tapi mereka ganteng-ganteng"
"Ganteng sih ganteng, tapi kelakuan gitu" Celetuk Cahaya, ia bergidik tak senang membayangkannya.
Benar apa yang dikatakan Cahaya. Puri memang mengakui kalau wajah mereka tampan-tampan bagaikan Aktor papan atas, lebay sih tapi memang itu kenyataannya. Mereka nyaris sempurna ditambah lagi mereka anak orang kaya, yang membuat kurang adalah kelakuan mereka yang bisa membuat orang yang melihatnya geleng kepala. Ya meskipun masih banyak yang memuji-muji mereka.
"Sudahlah. Jangan ngomongin mereka lagi, siapa tau kan ada anggota mata-mata mereka disini" Puri berkata pelan sembari tetap waspada dengan orang disekelilingnya. Ketiga gadis cantik yang berada dimeja itu membungkam mulut mereka.
***
Puri telah yakin dengan keputusannya. Gadis manis itu sedari tadi berperang dengan pikirannya, untuk memberanikan diri menemui Gaksa. Dia mau berbicara terus terang dengan lelaki itu kalau tidak bisa membayar ganti rugi sebanyak itu.
Kakinya telah berpijak pada koridor Kelas XII Sains. Tetapi dia tidak tahu Gaksa berada dikelas Mana, yang Puri tahu Gaksa adalah anak Sains, itupun ia dengar dari gosip-gosip.
Akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya kepada salah-satu Siswa yang kebetulan papasan dengan dirinya.
"Maaf, Kak" Puri menyapa seorang lelaki yang ia yakini adalah kakak kelasnya.
Lelaki yang merasa dipanggil itu memberhentikan jalannya, dan menoleh pada Puri. "Gue? Kenapa?" Tanyanya sembari tersenyum manis. Sebentar Puri terpaku melihat senyuman itu.
Puri mengangguk dan tersenyum. "Mau nanya. Emm.. kelasnya Kak G-gaksa Sains berapa ya?" Puri berucap ragu.
Lelaki itu mengaitkan kedua alis tebalnya, sembari berpikir, "Gaksa? Gaksa bocah temprament maksud lo?"
Gadis itu merenyit bingung, temprament? Ingatannya melayang pada saat Gaksa menamparnya. Oh mungkin benar, lelaki itu memang Kasar. Pantas saja orang ngomongin dirinya temprament. Tapi siapa lelaki didepannya ini, dengan beraninya dia bicara tentang Gaksa.
"Heh! Hello?"
Lamunan Puri buyar, menatap lelaki manis berlesung pipi itu. Ia mengangguk ragu, "I-iya Kak, Kak Gaksa yang itu"
Lelaki itu terkekeh, "Gaksa dilapangan basket, disamping Tribune." Jelasnya.
"Oh, disana ya. Kalo gitu makasih, Kak.. " Puri melirik nametag pria itu, "Kak.. Kei..neo" Ejanya.
Keineo tersenyum geli menatap Puri, lelaki itu mengulurkan tangannya. "Nama gue Keineo. Panggil aja Neo"
Puri dengan ragu membalas uluran tangan Neo. "Puri, Kak" Jawabnya lalu melepaskan tangannya.
"Yaudah kak, Aku duluan yah" Puri tersenyum canggung dan mendapatkan anggukkan dari Neo.
Neo menatap punggung Puri yang mulai jalan menjauhi dirinya.
Puri? Kayak pernah denger.
*****
Hallo? 🙂
Jangan Lupa di Vote and comment:)
Di Share boleh🙂
Dan Dikasih Saran Dan masukkan juga Boleh! 📬
-ASP- 06 Mei 2020💦