Dia, Arumi

By febyarum1102

812 62 24

Dia, Arumi ... Ini kisahnya ... Bukan tentang keluarga yang harmonis ... Bukan tentang cinta yang romantis... More

Prolog
DA - 1
PERKENALAN
DA - 2
DA - 3
DA - 4
DA - 5
DA - 6
DA - 7
DA - 9
DA - 10
DA - 11
DA - 12
DA - 13

DA - 8

26 3 0
By febyarum1102

H
A
P
P
Y
?

SMA LAZUAR

Rumi sudah tiba disekolah bersama dengan Satria, setelah sesi memelas nya tadi akhirnya dia diizinkan untuk sekolah walau ayahnya memberikan syarat yang harus terus disamping Satria, eittsss kecuali kelas dan toilet yaa...

"Abang ke kelas aja, Ar mau masuk kelas" ujar Rumi saat tiba didepan kelasnya.

"Yaudah, ingat hubungi Abang kalau kamu ngerasa sakit" peringatnya pada Rumi dan dibalas acungan jempol oleh Rumi lalu masuk ke kelas dan Satria berlalu menuju kelasnya. Oiya, saat ini Rumi sudah kelas XI dan Satria kelas XII. Rumi homeschooling sampai kelas X lalu melanjutkan sekolah umum saat kenaikan kelas.

Rumi sudah duduk di bangku nya, dia hanya sedikit menyunggingkan senyum nya pada Tasya yang menatap nya horor, tak masalah bagi Rumi. Tapi, anehnya tatapan Rere dan Rara membuatnya takut, seperti tidak suka. Tasya yang menyadari ketakutan Rumi langsung berdehem dan melotot kan matanya pada Rere dan Rara membuat mereka mendengus kesal.

"Darimana aja? Baru masuk udah libur" ujar Tasya padanya sambil bermain ponsel, gurunya belum juga masuk padahal sudah tiba pelajaran dimulai.

"Dirumah" hanya itu jawaban yang bisa Rumi berikan, emangnya jawaban apalagi yang harus diberikan nya? Itu sudah cukup menjawab bukan?

"Maksud gue itu kenapa gak masuk sekolah, kan gak mungkin Lo dirumah doang kalau gak ada sesuatu" ucap Tasya kesal mendapat jawaban Rumi yang singkat dan tidak menjawab rasa penasaran nya.

"Kepo ihh Asya" kekeh Rumi lalu menghadap kedepan saat melihat gurunya sudah masuk dan menginstruksi untuk diam dan memulai pelajaran.

Tasya mendengus mendengar jawaban Rumi, dia curiga pada Rumi, apa yang Rumi sembunyikan darinya? Tapi, bentar kenapa Rumi pucat? Apa dia libur karena sakit? Kalau sakit pasti ada surat izin kan? Lalu, kenapa Rumi tidak memberikan surat izin? Ahh sudahlah, dia pusing sendiri memikirkan nya.

"Tasya, apa yang kamu lihat? Emang Arumi gurumu?" Ujar guru nya saat melihat Tasya yang serius menatap wajah Rumi dari samping.

"Ehh itu Bu emm anu" ujarnya gelagapan, Rumi yang disebelah nya terkekeh lucu melihat wajah Tasya.

"Perhatikan kedepan, kalau tidak kamu saya hukum mau?" Ancam gurunya membuat Tasya menggeleng keras dan fokus kembali kedepan. Selamat, batinnya.

"Baiklah, sampai sini dulu pelajaran hari ini. Silahkan kalian istirahat, selamat siang sampai jumpa besok" ucap gurunya lalu pergi keluar kelas.

"Ar, gue mau ngomong penting sama lo. Gimana kalau ketaman belakang?" Ujar Tasya pada Rumi yang sudah bersiap keluar kelas, pasti Abang nya sebentar lagi akan tiba di kelasnya untuk pergi ke kantin.

"Emm gimana ya" ujar Rumi sedikit berfikir, jika dia pergi bersama Tasya pasti nanti Abang nya mencarinya, jika tidak pergi Rumi tak tega melihat Tasya.

"Sombong amat sih lo, tinggal bilang ayok aja susah amat, katanya sahabat kecil" celetuk Rara menyindir Rumi dengan tatapan sinis nya, membuat Rere mencubitnya pelan, Rara ini kalau bicara tidak bisa dijaga. Tasya pun menatap nya horor, Rara menghancurkan kesempatan nya.

Rumi yang mendengar ucapan Rara tadi sedikit sakit hati, dia masih mencoba berfikir. Rumi melirik jam tangan nya, mungkin sebentar saja tak masalah setelah Tasya selesai mengobrol dengan nya dia akan segera menghampiri Abang nya.

"Eemm yaudah ayo, aku gak bisa lama soalnya" ujarnya pelan menundukkan kepalanya, takut menatap Rara yang melirik nya sinis.

"Gue janji bentar doang" ujarnya tersenyum senang pada Rumi.
"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul ke kantin" lanjutnya lalu menari Rumi keluar kelas meninggalkan Rara dan Rere yang mendengus.

"Udah ayo kantin, cacing gue pada disko" ujar Rere sambil merangkul Rara.

"Cacing pala lo, awas lo gak usah peluk gue, jijik gue lo bau" ucap Rara langsung berlalu meninggalkan Rere yang sudah kesal dia yakin sebentar lagi Rere akan meneriaki namanya.

"Raraaaaaa" benarkan kata Rara, pasti Rere akan berteriak dan berlari mengejarnya.

Tasya dan Rumi sudah berada di taman, menikmati angin sejuk yang berhembus, Rumi senang bisa merasakan ini sekarang, biasanya dia hanya merasakan nya saat malam itu pun di balkon kamarnya.

"Kamu mau bicarain soal apa syaa?" Tanya Rumi memandang kearah Tasya yang masih diam sedari tadi, dia harus segera kembali sebelum Abang nya ke kelasnya.

"Guee.. emm" Tasya bingung harus memulai dari mana dulu, dia canggung karena sudah lama tak bertemu Rumi.

"Ngomong aja gak papa kok" ujar Rumi memegang tangan Tasya memberikan ketenangan padanya.

"Itu kita masih sahabat kan?" Ujar Tasya melihat kearah Rumi yang tersenyum manis padanya.

"Sampai aku mati pun kamu masih sahabat aku kok, jangan takut" jawab Rumi tersenyum manis padanya, apakah Tasya hanya ingin membicarakan ini? Sepertinya tidak.

"Ngomong lo mati apaan. Lagian kalau lo anggap gue sahabat, kenapa gak bilang sama gue lo kenapa gak masuk sekolah?" Ujarnya pada Rumi berharap Rumi akan memberitahu nya.

"Aku sakit, udah kan? Lagian kamu juga bawa aku kesini cuman bicarain ini doang?" Ucap Rumi menoleh kearah Tasya yang menyengir yang membuat Rumi mendengus, tau gitu dikelas kan bisa.

"Sorry, lagian gue fikir lo gak mau jujur kalau ada kedua sahabat gue" ujarnya

"Gak papa kok, yaudah ke kantin ayo. Aku lapar" ajak Rumi yang sudah berdiri dari duduknya.

"Ayo dehh, ehh iya Ar mami pengen ketemu sama lo. Ntar pulang sekolah bareng gue ya kerumah gue" ujar Tasya disamping Rumi, mereka berjalan menuju kantin.

"Nanti aku fikirin dulu ya, aku izin Bunda dulu" ucap Rumi menatap Tasya, dia tidak tega kalau terus menolak Tasya, melihat Tasya sangat berharap dia mau ikut bersamanya.

"Oohh oke" Tasya kembali menatap lurus, mereka sudah tiba di kantin. Rumi celingukan mencari Abang nya.

"Aku kemereka ya, kamu mau ikut?" Tawar Rumi membuat Tasya berfikir lalu mengangguk, biarlah dia ikut Rumi bergabung dengan lelaki yang membuatnya kesal, dia malas jika harus mencari kedua sahabat resek nya itu sendiri.

"Abang" Rumi keceplosan dia lupa ada Tasya, dia spontan menutup mulutnya sendiri dan menepuk jidatnya, Tasya yang melihat itu menatap nya tajam mengharapkan penjelasan dari Rumi.

"Gue colok mata lo ngeliatin dia begitu" ujar Satria sinis menatap Tasya yang mengalihkan pandangan nya melihat Satria.

"Diem lo, gue males ngomong sama lo" ujarnya lalu duduk disebelah Rumi yang masih diam, bingung bagaimana cara menjelaskan nya pada Tasya.

"Gue tunggu penjelasan lo" bisiknya ditelinga Rumi membuat empunya menghela nafas panjang.

"Ngapain lo ikutan duduk sini, pergi sana" usir Satria. Ken dan Andre sedang memesan makanan mereka, Ray sedang ke toilet.

"Orang dia yang ajak gue, kenapa lo yang sewot" ujar Tasya membuat Rumi pusing sendiri melihat kelakuan Abang dan sahabatnya ini.

"Berantem terus nanti cinta" celetuk Rumi yang masih asik bermain ponselnya.

"Najisss" ucap Satria dan Tasya bersamaan membuat Ken dan Andre yang baru tiba terkekeh dan duduk bergabung bersama mereka.

"Najis nya aja sama ya kan Rumi" celetuk Ken membuat Rumi terkekeh.

"Hiiihh matanya serem" ucap Rumi melihat Abang nya yang menatap sambil melotot padanya.

"Gue colok mata lo ya Sat" ujar Andre meniru ucapan Satria yang selalu dia keluarkan saat ada yang melirik adeknya. Satria mengabaikan ucapan Andre yang tidak penting, dia menatap kembali adeknya didepan nya.

"Darimana?" Ujarnya membuat Rumi kembali memandang nya sambil memakan soto yang tadi dia pesan.

"Dari taman sama gue, kenapa?" Bukan Rumi yang menjawab melainkan Tasya yang menjawab.

"Gue tanya Arumi, kenapa lo yang jawab?" Ujar Satria menatap sekilas Tasya.

"Kan lo gak ada nyebut nama, cuman bilang darimana doang. Berarti gak salah dong gue?" Ujarnya tersenyum remeh pada Satria.

"Bener sih Sar yang dibilang nih cewek" celetuk Andre membuat Ken terkekeh kencang.

"Diem lo" garang Satria membuat Andre dan Ken mengatupkan mulutnya, Rumi sudah lelah tertawa sedari tadi.

"Udah udah jangan berantem. Tadi tuh habis dari taman sama Asya. Kenalan dulu deh, ini Tasya sahabat kecil aku, Tasya ini Abang aku dan itu kak Ken sebelah kak Ken itu kak Andre" ujar Rumi menunjuk kearah Satria, Ken dan Andre.

"Udah tau gue nih orang 3 ehh gak cuma ini, 4 deng" ujarnya lalu kembali melahap makanan nya, Rumi hanya mengangguk kan kepala nya tanda mengerti, dia lupa Tasya lebih dulu sekolah disini.

"Pulang jangan kemana-mana, ada hal penting yang mau diomongin Ayah dan Bunda" jelas Satria lalu pergi meninggalkan mereka yang mengerutkan dahinya. Ada apa dengan Satria?

"Eemm syaa maaf ya aku gak bisa hari ini, mungkin lain kali aku janji" sesal Rumi menatap sedih pada Tasya.

"Gak papa, gue paham kok. Nih simpan nomor gue" ujarnya sambil tersenyum dan memberikan nomor nya pada Rumi. Ken dan Andre bingung harus berkata apa.

"Kakak berdua kenapa diem?" Ujar Rumi melihat Ken dan Andre menatap dirinya dan Tasya bergantian.

"Gak papa, gue grogi didekat orang cantik" gombal Andre membuat Ken memukul kepalanya keras.

"Sakit bangsaattt" lirih Andre

"Playboy kelas kakap" ujar Tasya melirik Andre

"Lo mau dibogem si Satria?" Ujar Ken membuat Andre meringis, membayangkan jika terkena bogeman Satria.

"Aku duluan ke kelas ya kak, makasih loh traktiran nya" pamit Rumi yang menarik Tasya agar segera berlari keluar kantin.

"Wasssuuu emang, Abang adek sama sama gak ada akhlak nya" ujar Andre melihat kepergian Rumi

"Terima nasib aja, gue duluan. Makasih juga traktiran nya" ujar Ken lalu berlari sekencang mungkin meninggalkan Andre yang menjatuhkan kepalanya ke meja.

"Anak baik dinistakan" lirihnya memandang sendu dompetnya. Sebenarnya walau mentraktir semua orang dikantin pun tak akan membuat duitnya habis, hanya saja dia menghemat. Lagak lo hemat ndreee.

Rooftop

"Lo ngapain disini" celetuk seseorang yang baru saja tiba.

"Bukan urusan lo" ujarnya lalu kembali menatap lurus gedung-gedung.

"Gue heran sama lo Ray" ya Ray berada di rooftop setelah dari toilet, dia malas ke kantin.

"Maksud lo?" Ujarnya melirik orang yang berada disampingnya.

"Heran aja, selama gue kenal lo kayaknya Lo gak pernah berbagi cerita" ujarnya terkekeh dengan ucapannya.

"Emang lo pernah cerita masalah lo ke gue? Gak kalik Sat" dia Satria lawan bicara nya, setelah dari kantin tadi dia emang sengaja ke rooftop dia tau pasti Ray disini.

"Lagian gue mau cerita lo juga pasti udah tau Ray" ujarnya lalu duduk disofa sambil mengeluarkan bungkus rokoknya. Tidak ada yang tau Satria merokok kecuali ketiga sahabatnya, jika orang tua dan adiknya tau, maka tamatlah dia apalagi opanya.

"Belum semua, terutama Arumi" ucapnya ikut duduk disamping Satria yang memandang nya tajam.

"Gue udah bilang kan, jauhi adek gue jangan pernah Lo menaruh hati sama adek gue, kurang jelas?" Ujar Satria tenang, bagaimanapun Ray tidak boleh menaruh hati pada Arumi, tapi bukan Ray namanya jika tidak keras kepala.

"Jelas sihh banget malah, cuman gue perlu penjelasan kenapa lo larang gue. Karena takut sayang nya dia ke Lo jadi terbagi?" Ucap Ray menghisap rokoknya.

"Lo fikir gue apaan, gue gak seegois itu" ujarnya lalu bangkit ingin meninggalkan Ray lagipula bel masuk sudah berbunyi. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar jawaban Ray.

"Gue bakal tetap dekati dia" ujar Ray lalu pergi lebih dahulu meninggalkan Satria yang sudah mengepalkan tangan nya erat menatap kepergian Ray.

"Bangsaattt, batu banget" ujarnya lalu pergi menyusul Ray yang sudah menghilang dibalik pintu.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 236K 58
📌Spin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat...
456K 13.3K 48
"gue nggak suka sama cewek manja kayak lo. Lo itu cuma nyusahin dan gangguin hidup gue aja, bisa nggak sih sehari aja nggak muncul di depan gue" Bint...
1.5M 45.4K 60
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
175K 9.8K 24
Kisah seorang Andrea si bodyguard tampan tapi Manis yang selalu menarik perhatian tuannya . "Tidak ada yang aneh, hanya saja kamu terlihat menarik di...