Hampir empat jam lamanya perjalanan berlangsung, jalanan yang cukup macet membuat mereka baru saja sampai ke jakarta, Mira pun sudah tertidur karna kelelahan.
Kini mobil yang mereka kendarai sudah tiba di depan sebuah rumah, bukan rumah mewah tapi lumayan besar dengan arsitektur sederhana.
Tin tin tin
Suara klakson terdengar dan langsung mengalihkan perhatian beberapa orang yang ada di depan rumah.
"Mira bangun, kita sudah sampai" Kevin menggoyang-goyang kan tubuh istrinya.
"Nggghhhh".
"Bangun. Kita sudah sampai".
"Hoam" akhirnya Mira terbangun lalu mulai ngucek-ngucek kedua bola matanya.
"Sudah sampai A ?".
"Sudah, turun" balas Kevin.
Mira sedikit heran dengan tempat ini, ia kemudian sedikit mengedarkan matanya "A ini dimana ?".
"Rumah saya dulu".
"Rumah Aa ? Kok ada tulisan 'panti asuhan mutiara bunda' A ?" Mira garuk-garuk kepalanya heran.
Kevin menghela napas nya dalam "Kamu lupa ? Saya kan besar di panti asuhan".
Mira tersenyum "Hehe maaf, lupa A".
"Ya sudah, mari kita turun".
Mira mengangguk, mereka pun langsung turun dan menyapa beberapa orang yang ada di depan panti.
"Bunda ada, Des ?" tanya Kevin kepada seorang wanita yang berada di depan panti.
"A-ada kak" jawabnya "I-ini beneran kak Kevin kan ?".
Kevin mengangguk "Iya ini saya, masa kamu lupa sama saya Des ?".
Wanita itu tertawa kecil "Hehe maaf. Panggling soalnya kak, soalnya kakak sudah lama yidak kesini, Desi kirain kakak lupa sama panti ini".
Kevin tersenyum tipis "Mana bisa saya lupa sama tempat ini. Ya sudah, panggilin bunda gih".
"Baik kak. Jeng tolong panggilin bunda sekarang, bilang ada kak Kevin" titah Desi kepada seorang anak remaja.
Dia mengangguk dan langsung masuk sambil berteriak "Bunda kak Kevin pulang".
Sontak semua yang ada di dalam panti keluar dan langsung mengerumuni Kevin.
"Kakak" beberapa anak langsung memeluk bahkan melompat ke arah Kevin sampai tubuh Kevin langsung terjatuh.
"Ada yang kangen tidak sama kakak ?" tanya Kevin yang sudah terbaring sambil di timpa anak-anak panti.
"Dela kangen kak".
"Aisyah juga kangen kakak".
"Semuanya kangen loh sama kakak, kakak kemana saja ?".
"Iya kak. Rafa juga kangen kak, apalagi sama oleh-oleh nya" seseorang bernama Rafa langsung nyengir kuda.
"Ye dasar Rafa, pikiran nya oleh-oleh mulu".
Rafa tertawa kecil "Biarin dong, kan ini kakak nya Rafa. Bwekk".
"Ini juga kakak nya Dela, Rafa".
Kevin terkekeh melihat adik-adik panti nya bisa tertawa riang gembira, ia merindukan suasana panti kayak gini, sampai-sampai lupa kalau tubuh nya masih terbaring di atas lantai.
"Hei-hei, udah dong kasihan tuh kak Kevin nya, pasti berat di tindih sama kalian" tegur Desi.
"Maaf kak" anak-anak itu langsung bangkit dari tubuh nya Kevin.
Kevin tersenyum "Tidak apa".
Kevin bangkit lalu memberaskan baju nya yang kusut akibat ulah adik-adik panti nya.
"Kak, oleh-oleh nya mana ?" tanya Rafa tiba-tiba. Semua langsung cengo melihat kepolosan Rafa.
Kevin tersenyum lalu menoleh ke arah Mira "Mira tolong bawain oleh-oleh yang tadi kita beli di jalan".
Mira mengangguk, lalu lekas membawa oleh-oleh itu dari dalan mobil. Mira langsung memberikan oleh-oleh tersebut ke anak-anak panti.
"Ye, makasih kakak cantik" ucap Rafa.
"Makasih kak atas oleh-oleh nya".
Beberapa anak panti langsung memeluk Mira dan Kevin bergantian. Mira sangat tersentuh hatinya melihat betapa senang nya anak-anak tersebut.
Desi melihat Mira dari ujung kaki sampai ujung kepala, lalu ia mulai bertanya kepada Kevin.
"Dia siapa kak ?".
Kevin menoleh "Nanti saja saya ceritain di dalam. Saya susah kangen sama bunda, pingin ketemu".
Desi mengangguk, lalu mulai beranjak masuk ke dalam.
Kini mata Kevin beralih kepada Mira yang masih diam dan malu-malu "Mari masuk, saya kenalin ke bunda saya. Pasti dia senang saya bawa menantu cantik seperti kamu".
Deg deg deg
Jantung Mira kembali berdegup kencang, entah perasaan apa yang Mira rasakan, bahagia senang sekaligus malu bergejolak di dalam hati Mira.
"Hei, kenapa kamu diam ? Ayok masuk" Kevin sudah mengulurkan sebelah tangan nya.
Dengan malu-malu Mira meraih tangan suaminya dan langsung masuk bersama-sama.
__________
"Silahkan duduk dulu kak. Desi panggilin bunda sambil buatin minuman dulu".
Kevin tersenyum, lalu lekas duduk dan di ikuti oleh Mira yang duduk di sebelahnya.
"A, emang nya sejak umur berapa Aa tinggal di panti ?" tanya Mira, Kevin langsung menoleh.
"Kata bunda sih, sejak bayi saya sudah ada disini. Dulu saya di temuin oleh bunda di dalam keranjang bayi dan tergeletak di depan pintu asuhan ini" balas Kevin santai.
"Aa tidak sedih ?".
Kevin langsung menghembuskan napas nya kasar "Sedih ? Saya pastinya sedih Mir, tapi saya berusaha kuat sampai sekarang, bagi saya ini sudah garisan takdir buat saya, saya harus bisa menerima semua ini" lirih Kevin.
Mira yang melihat itu langsung menggenggam tangan nya Kevin "Aa jangan sedih, Mira janji Mira bakal temenin Aa dalam keadaan apa pun, susah senang suka duka Mira akan temenin Aa".
Kevin langsung mengulas senyum bahagia nya, ia tidak menyangka bahwa Mira bisa bersikap dewasa juga.
"Makasih" Mira memgangguk pelan.
Tak
Dua gelas air putih langsung Desi letakan di depan mereka
"Silahkan di minum dulu. Maaf seadanya kak".
"Makasih" Desi mengangguk.
"Bundanya lagi sembahyang, sebentar lagi juga selesai kak" ucap Desi.
Kevin tersenyum "Gimana sekolah mu Des ?".
"Alhamdulillah kak lancar, kakak sendiri tinggal dimana sekarang ?".
"Di Bandung Des".
"Bandung ? Kok gak ngabarin kesini kak kalau pindah nya ke Bandung" Desi nampak kaget.
Alis Kevin terangkat sebelah "Bunda udah tau kok, emang nya bunda tidak ngasih tau kamu ?".
Desi menggelengkan kepala "Engga kak, bunda gak kasih tau tuh".
Kevin menghembuskan napas nya pelan "Gimana kabar cafe Des ? Lancar ?".
"Alhamdulillah kak, semakin hari rejeki cafe semakin lancar dan bertambah banyak".
"Syukur atuh Des, saya seneng denger nya".
"Iya. Itu kan berkat kakak yang susah payah ngebangun nya dari bawah" balas Desi.
Mira langsung menyikut lengan nya Kevin "A, emang Aa punya cafe disini ?".
Kevin mengangguk "Iya, tapi itu saya serahkan sama adik-adik panti buat mereka kelola, lumayan kan buat pemasukan mereka dan panti ini".
Mira tersenyum "Aa hebat ya" puji Mira, Kevin tersenyum.
Tap tap tap
Suara derap langkah kaki terdengar mulai mendekat, dengan perlahan seorang wanita separuh abad lebih datang ke arah mereka.
Mereka langsung berdiri di saat wanita itu mendekat "Assalamualaikum bunda" ucap Kevin sambil mencium punggung tangan wanita itu.
"Waalaikum salam. Gimana kabar kamu sayang ? Sehat di kota orang ?".
"Alhamdulillah bun. Bunda sendiri gimana kabar nya ? Kevin kangen sama bunda".
"Alhamdulillah bunda juga tambah baik. Bunda juga kangen sama kamu".
Kevin dan bundanya di panti saling rangkul untuk beberapa saat. Kini tatapan Halimah beralih kepada Mira.
Kevin yang menyadari itu langsung memperkenalkan istri nya "Kenalin bun, ini namanya Mira, dia istri nya Kevin".
Halimah nampak terkejut, begitu pun dengan Desi yang sedari tadi penasaran kepada Mira.
"Istri ?" Kevin mengangguk.
"Assalamualikum tante, nama saya Mira, salam kenal" Mira langsung memcium punggung tangan nya Halimah.
"Waalaikum salam sayang. Jangan panggil tante, panggil bunda saja".
"Iya tan___ eh, iya bunda".
Mereka pun duduk kembali, namun timbul pertanyaan besar di benaknya Halimah.
"Vin, nikah kok tidak bilang sama bunda ?".
Kevin tertawa kecil "Maaf bun, dadakan soalnya. Nikah nya juga biasa aja bun".
"Kamu nyembunyiin sesuatu dari bunda ya ?" tebak Halimah.
Kevin memang tidak bisa berbohong sama bunda nya itu, setelah meminta idzin sama Mira, akhir nya Kevin bercerita sama Halimah kenapa dia bisa sampai menikah dan tidak bilang sama Halimah.
Halimah dan Desi langsung melongo tak percaya, namun Halimat langsung mengeluarkan kata-kata bijak nya.
"Mungkin ini sudah takdir buat kamu sayang, terima dan ikhlas saja nak. Ini adalah salah satu cara gusti alloh mempersatukan umat nya. Kalian harus tawakal menjalani semua ini".
Kevin dan Mira langsung tersenyum "Iya bunda, kami sudah ikhlas kok".
"Nak Mira masih sekolah ?" tanya Halimah.
Mira mengangguk "Masih bun, masih kelas tiga SMA".
Halimah mangut-mangut "Walau pun kamu masih sekolah, saya harap kamu bisa menjalankan tugas dan kewajiban kamu sebagai seorang istri".
Mira mengangguk "Iya bunda, Mira akan berusaha sekuat tenaga".
"Mudah-mudahan kalian di ridhoi oleh gusti alloh swt. Amiiinnnn" tambah Halimah.
"Amiinnnn".
Mereka kembali berbincang-bincang beberapa lama, suasana hangat sangat kerasan di rasa oleh Kevin dan Mira. Dan setelah ini Kevin akan bisa merasakan kehangatan seorang keluarga karna kini Kevin sudah menjadi seorang imam yang akan membimbing sang istri ke jalan yang di ridhoi alloh.
Beberapa saat berbincang, tiba-tiba datang beberapa adik panti menghampiri mereka, itu Dela, Aisyah dan Rafa.
"Kakak-kakak. Dela denger kakak udah nikah ya ?" tanya Dela sambil sedikit menggoyangkan tangan nya Kevin.
Kevin tersenyum "Iya Del, itu istri nya kakak, cantik kan ?".
Mira tersipu malu di saat Kevin menunjuk nya sambil memuji nya cantik.
Sementara Dela langsung mendengus kesal "Yah... Dela patah hati deh jadi nya".
Semua langsung terkejut, anak kecil kayak Dela sudah tau apa itu patah hati, suatu kemajuan.
"Aisyah juga patah hati" sambung Aisyah sambil cemberut.
"Dela, Aisyah, kalian berdua tidak boleh begitu. Di sini kan masih ada Rafa yang bisa jadi suami Dela dan Aisyah".
"Ish Rafa apaan sih
Penuturan Rafa tambah membuat yang lain cengo sambil geleng-geleng kepala.
"Ish Rafa apaan sih, Dela gak suka ya sama Rafa".
"Sama Aisyah juga gak suka tuh sama Rafa. Bwekkk".
"Ish, kalian jahat banget sama Rafa. Rafa patah hati nih jadinya".
"Bweekkk" Dela dan Aisyah langsung menjulurkan lidah nya bersamaan.
Rafa langsung mencak-mencak gak jelas. Kevin, Mira, Desi dan Halimah masih asik melihat drama mereka bertiga sambil sesekali tertawa terbahak-bahak.
Namun drama mereka segera di sudahi oleh Halimah sang bunda.
"Dela, Aisyah, Rafa kalian tidak boleh main cinta-cintaan, kalian bertiga masih kecil".
.
.
TBC