Unexpected Love (Revisi)

By shjssmn

4.9M 359K 10.8K

"Apa yang ingin kamu tanyakan ke Saya?" "Kenapa harus Kinan yang Mas pilih dari sekian banyak wanita? Padaha... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
part uwuw
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40.A
40.B
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Sapa Fans Aditama's Family
!! spoiler season II !!
!!promosi!!
-S2-1
-S2-2
-S2-3-
-S2-4
-S2-5
-S2-6-
-S2-7-
-S2-8-
-S2-9-
-S2-10-
-S2-11-
-S2-12-
-S2-13-
-S2-14- Tamat-
Hai :)
💖

12

84.3K 6.6K 108
By shjssmn

Sepulang sekolah Abi ngambek dia murung terus dan sepertinya ada sesuatu yang terjadi di sekolah, hari ini Caca juga tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga di keluarga Mbak Nada. Daritadi Abi cuma mau gelandotan sama aku. Aku mau ke kamar mandi pun dia nggak mau ditinggal. Mungkin nanti aku bisa tanya Bu Salma yang mengajar Abi.

"Abi mamam dulu yuk?" Ucapku

"Mamam sama apa Bunda?"

"Tadi Bunda masak Sayur Sop." Oiya hari ini aku dirumah sendiri, karena Bapak dan Ibu ikut Mas Bima di acara keluarga Mbak Nada, dan Mas Hafiz sudah mulai masuk kerja.

"Tapi disuapin Bunda." Kata Abi

" Iya, tapi Abi jalan sendiri ya."

"Iyaa Bunda."

Abi makan dengan lahap, tapi aku bisa melihat dia masih memikirkan sesuatu. Dia terlihat tidak seperti biasanya, yang selalu bercerita dengan celotehnya.

"Abi, mau cerita nggak sama Bunda? Abi kenapa? Kok nggak semangat?" Tanyaku pelan pelan dan Abi masih menunduk terdiam

"Atau Bunda tanya Bu Salma aja ya, kenapa Abizar jadi pendiam gini, sepulang sekolah?"

"Ja-jangan Bunda."

"Coba sini cerita ke Bunda, Abi kenapa?"

"Hiks ... Hiks.. hiks... Abi nggak mau punya adik.." Abi malah menangis dan apa tadi? Dia nggak mau punya adik? Bukannya semalam dia yang semangat mau adik dan dipanggil Mas?

"Sini peluk Bunda dulu, coba bilang kenapa nggak mau punya adik? Bukannya Abi mau punya adik terus di panggil Mas Abi?" Tanyaku lalu meraih tangannya supaya dia bisa duduk di pangkuanku

"Tapi Bunda jangan marah ya..."

"Nggak kok Bunda nggak marah, asal Abi mau cerita sama Bunda." Jawabku sambil mengelus rambutnya dan dia menyender di dadaku

"Kata Wildan, kalau nanti punya adik Bunda nggak akan sayang lagi sama Abi, Bunda lebih sayang adik. Abi nggak mau kalau Bunda ninggalin Abi, Abi sayang sama Bunda. Abi nggak mau kalau nggak punya Bunda lagi. Huaaa ..." Kata Abi dan dia makin histeris menangisnya,

"Hei heii Sayang, dengerin Bunda, walaupun Abi nanti punya adik, Bunda tetap sayang sama Abi. Abi kan anak Bunda, Bunda nggak akan ninggalin Abi. Katanya mau dipanggil Mas Abi? Bunda sayangg banget sama Abizar. Masak jagoan Bunda nangis sih."

"Bunda janji? Hiks hiks.. jan-ji harus sayang Abi te-rus.. hiks hiks.."

"Iyaa tanpa janjipun Bunda akan tetap sayang sama Abi." Kataku

"Abi sayang Bunda, jangan tinggalin Abi Bunda..." Gumam Abi dalam pelukanku, membuat hati ku terenyuh dia sudah ditinggal Mamanya diusia yang masih kecil, yang sangat membutuhkan sosok Ibu. Ku dekap tubuhnya dan tak lama ternyata dia tertidur dipelukanku, mungkin dia terlalu lelah menangis sampai ketiduran. Mau nggak mau aku harus menggendong nya untuk ke kamar.
____________

"Assalamualaikum.." ucap Mas Hafiz memasuki kamar, aku melihat jam ah ternyata sudah hampir jam empat, aku ikut ketiduran karena sejak tadi Abi tertidurpun enggan melepaskan pelukan nya dariku

"Waalaikumsallam.." jawabku pelan

"Tumben jam segini tidur." Ujar Mas Hafiz sambil melepas jam tangannya lalu berjalan ke arah kami dan memandang Abi heran karena memang biasanya jam segini Abi sudah main didepan rumah sambil menunggu Ayahnya pulang kerja

"Kecapekan nangis kayaknya Mas."

"Nangis?" Tanya Mas Hafiz

"Iyaa pulang sekolah tiba tiba murung, aku tanyain kenapa, nggak mau ngaku. Terus pas makan tadi aku tanyain lagi katanya dia dibilangin sama temannya kalau punya Adik nanti aku nggak sayang sama dia lagi, karena aku bakal lebih sayang sama Adik, terus nangis dia. Dari pulang sekolah sampai sekarang nggak mau lepas sama sekali dari aku. Takut ditinggalin." Jelasku dan Mas Hafiz diam saja sambil mengelus kepala Abi

"Kamu udah ashar?"

"Belum, aku ikut ketiduran tadi."

"Bapak sama Ibu belum pulang?"

"Belum. Malam kayaknya nanti pulangnya. Kamu mau mandi dulu?"

"Nanti , kamu sholat dulu aja. Biar Saya yang nungguin Abi."

"Mau aku ambilin minum dulu?" Tawarku sambil melepas pelukan Abi pelan pelan

"Bundaaa.." gumam Abi dengan mata yang masih tertutup lalu ku elus kepalanya


Setelah ku rasa Abi mulai tenang, aku mulai beranjak dari ranjang dan ke dapur mengambilkan Mas Hafiz minum, dan sekalian mandi lalu sholat Ashar. Saat selesai sholat aku mendengar Abi sepertinya sudah bangun, segera ku lipat mukena dan keluar dari ruang sholay, yang ada di seberang kamarku. Ternyata benar dia sendiri dikamar dan menangis, memang tadi selepas aku mandi Mas Hafiz aku suruh mandi dulu mumpung anaknya masih nyenyak tidurnya.

"Hei hei, Sayang.. Bunda disini, tadi Bunda sholat dulu .." tenangku

"Hiks Bunda ningalin Abi sendiri.."

"Nggak kok, ada Ayah tadi, tapi Ayah sedang mandi. Bunda tadi diruang sholat. Udah cup kan Bunda udah disini."

Ceklek

Mas Hafiz keluar dari kamar mandi dan lalu berjalan ke meja rias untuk menyisir rambutnya

"Tuh kan ada Ayah. Udah dong cup.."

"Kenapa jagoan kok nangis, sini sama Ayah." Ujar Mas Hafiz bergabung dengan kami

"Tak mau, maunya sama Bunda."

"Bi, beli es krim yuk?" Bujuk Mas Hafiz

"Mau sama Bunda."

"Iyaa beli sama Bunda juga, kita jalan jalan."

"Bunda mau jalan jalan?" Tanya Abi menatapku

"Kalau Abizar mau, Bunda juga mau, Bunda ngikut Abi." Jawabku

"Beli Lego ya Ayah?"

"Janji nggak nangis dan nggak nempelin Bunda terus." Kata Mas Hafiz

"Abi tak mau, Abi maunya peluk Bunda terus."

"Kalau Abi peluk Bunda terus, nanti Bunda nggak bisa mandi, nggak bisa sholat, nggak bisa masak, kalau Bunda nggak masak nanti Abi makan sama apa?"

"Kan bisa beli, pakai aplikasi bapak ojek itu." Jawab Abi enteng membuatku menahan tawa, yaampun pinter banget sih Ni

"Emang Abi mau makannya beli terus? Kalau Ayah sih nggak mau, maunya masakan Bunda aja."

"Abi masih nggak percaya sama Bunda? Bunda kan udah janji nggak akan ninggalin Abizar." Tanyaku

"Abi percaya kok, tapi ..."

"Kalau ada tapinya berarti Abi belum percaya. Bunda jadi sedih, Abi nggak percaya sama Bunda."

"Abi percaya Bunda, iya yok kita jalan jalan Bunda, Ayah udah janji beliin Abi eskrim." Kata Abi dengan semangat

"Nah gitu dong, kan itu baru kelihatan jagoan, mau mandi sama Ayah atau Bunda?"

"Sama Ayah aja, Bunda siapin baju Abi."

"Oke, Abi ke kamar mandi dulu, nanti Ayah nyusul." Kata Mas Hafiz lalu dipatuhi Abi yang langsung lari ke kamar mandi

Aku lalu berdiri membuka lemari untuk menyiapkan baju Abi dan baju keluar untuk Mas Hafiz juga.

"Kinan." Panggil Mas Hafiz yang tepat dibelakangku

"Iy-a Mas?" Jawabku lalu dia mendekatkan wajah kami dan tangannya memegang daguku dan reflek aku memejamkan mata

Cup

"Terimakasih sudah menyayangi Abi, Saya yakin kamu akan jadi Ibu yang baik untuk Abi dan anak anak Saya nantinya." Ucapnya pelan setelah mencium keningku

"Ayah jangan cium Bunda Abi!" Teriak Abi yang memunculkan wajahnya saja di pintu kamar mandi

"Aisshhh nampak mulai posesif" gumam Mas Hafiz yang lalu menyusul Abi ke kamar mandi dan aku hanya terkekeh pelan sambil menetralkan detak jantungku

______
Maaf telat up, aku lagi nggak enak badan teman teman. Jadi nggak bisa up lebih cepat kayak biasanya. Semoga dapat menghibur kalian.

Percayalah walaupun aku jarang balas komentar kalian, tapi aku tetap baca kok. Aku terharu dengan komentar komentar kalian, terimakasih sudah membaca dan selalu mensupport aku.

Jangan lupa vote dan komentar nya ✨

Continue Reading

You'll Also Like

576K 28.5K 37
#Dewasa
665K 15.1K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...
310K 19.5K 28
Akankah kisah tragis terulang kembali? °°° 'Hikayat cinta Sang Iblis', lanjutan dari cerita 'Di bawah naungan Sang Iblis' Cover by Pinterest and Me
249K 9K 29
Dax, bangun di sebuah kamar hotel dalam keadaan telanjang bersama dengan seorang wanita yang bukan pacarnya. Setelah mengetahui wanita itu ternyata...