Another place

By Kookienay95

38.5K 4.3K 628

[ On Going ] "Jadi ini yang namanya istana? Gue foto ah, sapa tau bisa gue upload di instagram" "Njir, sakti... More

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
29
30
31

28

1K 116 31
By Kookienay95

Berbeda dengan makam dari raja Yoongi dan permaisuri Jihyo yang terletak di gunung Paldal, sebelah barat kerajaan Silla, pemakaman putri Nayeon akan ditempatkan di gunung Hwa, sekitar 10 kilometer di sebelah selatan kerajaan Silla. Pangeran Jungkook lah yang memilih untuk memakamkan gadisnya disana.

Sesuai dengan nama gunung Hwa, yang berarti gunung bunga.

Makam itu sangat indah, dikelilingi oleh 12 batu yang dipahat bunga tulip.

Bunga tulip sendiri melambangkan cinta yang sempurna. Jika warnanya bermacam-macam, bunga tulip memiliki makna keindahan cinta yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Kemarin malam setelah keluar dari ruang makan, Jungkook membawa tubuh gadisnya ke kamar. Di istirahatkannya tubuh yang tak bernyawa itu di atas ranjangnya.

Semalaman lelaki itu tidak tidur. Dia hanya duduk di samping ranjang, memandangi wajah manis Nayeon yang sudah pucat itu sambil menggenggam tangannya yang sudah dingin.

Jenderal Lee menyelidiki kejadian kemarin dan langsung menemukan dua pelayan yang 'mengaku' menambahkan bubuk racun ke dalam sup putri Nayeon.

Sebelumnya, raja Sehun mengancam mereka jika sampai membongkar rahasianya, nyawa orang tua kedua pelayan itulah yang akan menjadi taruhannya.

Ancaman itu yang membuat mereka mengaku dengan alibi mereka menyukai pangeran Jungkook dan tidak mau jika lelaki yang dicintainya menikah dengan perempuan lain.

Malam itu juga kedua pelayan tersebut langsung di jatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal kepalanya.

Para rombongan berangkat ke tempat pemakaman siang ini. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di sana.

Setelah melakukan beberapa prosesi, peti milik Nayeon di masukkan ke dalam lubang dan di kubur menggunakan tanah.

Isakan tangis kembali terdengar kala tanah itu sudah menggunung.

Dahyun menangis di pelukan Jimin.

Sedangkan Jungkook hanya menatap ke arah makam dengan tatapan kosong.

"Kita pulang, pangeran. Cuaca sudah mendung, sebentar lagi hujan"

Sebuah tepukan kecil di bahu kanannya membuyarkan lamunan Jungkook. Lelaki itu mengangguk menanggapi ajakan pangeran Jimin dan mulai beranjak dari sana.

Semenjak pulang dari pemakaman, Jungkook mengurung dirinya di dalam kamar.

Dia masih menangisi kepergian gadisnya.

Di sisi lain, Jimin sekarang berada di posisi yang membingungkan. Dia ingin menenangkan adiknya, tetapi dia tidak mungkin meninggalkan kekasihnya yang juga membutukan dirinya.

"Dahyun, jangan seperti ini. Kau harus merelakan kakakmu" kata Jimin memeluk erat tubuh Dahyun.

Ya, pangeran Jimin sekarang berada di kamar Dahyun.

"Tapi..hiks..hanya dia yang aku punya..hiks"

"Kenapa kau bilang begitu? Masih ada aku, Jungkook, Tzuyu yang akan menjagamu. Kau tak akan sendirian, sayang" ucap Jimin.

Mendengar nama Jungkook, gadis itu melepaskan pelukannya.

"Apa kau tak ke kamar Jungkook untuk melihat keadaannya?"

Jimin hanya terdiam.

"Pergilah, tenangkan dia. Aku tidak apa-apa. Ada Tzuyu disini yang akan menemaniku. Jungkook pasti sangat terpukul juga"

"Benarkah kau tak apa jika aku pergi kesana?"

"Tak apa. Pergilah" kata Dahyun lembut.

"Baiklah, nanti aku kesini lagi"

Setelah mencium kening Dahyun, Jimin bergegas pergi ke kamar Jungkook. Dia juga sangat khawatir dengan keadaan adik satu-satunya itu.

Sesampainya disana, Jimin kaget melihat keadaan kamar Jungkook yang sangat berantakan.

Guci pecah dimana-mana. Cermin hias pun sudah tak berbentuk. Bisa dilihat jika pemilik kamar benar-benar kacau.

Pangeran Jimin segera mencari Jungkook.

"Pangeran Jungkook!! Kau dimana?!"

Tak jauh dari dia berdiri sekarang, Jimin melihat Jungkook hendak menyayat lehernya dengan sebuah pedang miliknya. Jimin segera berlari ke arah Jungkook.

Prang!!

"APA YANG KAU LAKUKAN?!!"

Jimin merebut pedang di tangan Jungkook dan membuangnya.

"Berikan pedang itu padaku" ucap Jungkook datar.

"Sadar Jungkook. Bunuh diri bukan cara untuk menyelesaikan masalah!!" bentak Jimin.

"TERUS AKU HARUS BAGAIMANA?!!!"

"Tenangkan dirimu. Kamu pikir dengan kamu mati, kamu akan bertemu dengan putri Nayeon?"

"Terus jika aku hidup, apa Nayeon akan kembali hidup juga? Bukankah lebih baik aku menyusulnya?"

"Jungkook, dengarkan aku. Kau pasti bisa bahagia tanpanya. Semua hanya butuh waktu"

"Kau tahu kan kak..hiks..bahagiaku hanya Nayeon. Kalau sudah begini, bagaimana aku bahagia?! hiks..hiks.."

Jungkook mulai menangis.

Jimin memeluk Jungkook dan mengelus rambutnya. Jimin sangat teramat sedih melihat adiknya seperti ini.

"Kau pasti bisa Jungkook. Kau harus sabar. Kalau kau seperti ini, aku juga ikut sedih"

.
.
.

"Aku ada dimana?" lirihnya saat sudah sadar.

Dia menatap sekitarnya, ruangan bernuansa putih, aroma khas obat-obatan memenuhi indera penciumannya.

Ceklek

Seorang lelaki tampan berbadan tinggi tegap memasuki ruangan itu dengan membawa dua buah kantong plastik.

"Lo udah sadar?!" kagetnya.

Lelaki itu langsung menekan tombol disamping kasur pasien disana. Tak lama seorang dokter dan beberapa perawat masuk.

"Dok, adik saya sudah bangun"

"Baiklah, kami akan memeriksanya terlebih dahulu"

Dokter itu memeriksa pasien dengan sangat hati-hati.

"Syukurlah, adik anda sudah mulai pulih. Hanya perlu istirahat beberapa hari"

"Baik dokter. Terimakasih"

"Kami permisi dulu"

Lelaki itu menghampiri adiknya yang masih berbaring di ranjang pasien dengan infus yang masih menempel di punggung tangan kirinya.

"Gue seneng, Nay!! Lo udah sadar"

"Tae.." lirih Nayeon.

"Aku dimana?" tanyanya dengan suara pelan.

"Lo kecelakaan, dan koma hampir tiga bulan. Lo lupa?"

"Beneran? Terus yang nolongin aku siapa?"

"Jadi dulu itu gini...

Flashback on

Drrt..drrtt..

"Yeoboseyo"

...

"Iya saya Taehyung. Ini siapa?"

...

"APA?! Di rumah sakit mana?!"

...

"Baiklah saya segera kesana"

Tut..tut..

"Siapa?" tanya Suga.

"Nayeon kecelakaan, kita harus kerumah sakit sekarang"

"KOK BISA?!"

"Gausah ngegas, biar mobil gue aja yang ngegas. Lo jangan"

"Buruan bege jangan malah ngelawak"

"Ini udah tancap gas Agus, udah mentok kecepatannya"

Tak lama kemudian Taehyung dan Suga sampai dirumah sakit. Mereka langsung pergi menuju UGD dan menunggu di depan ruangan.

"Lo gak hubungi orang tua lo?"

"Gua takut mereka panik. Enaknya gimana?"

"Emang orang tua lo di luar negeri berapa lama?"

"Sekitar enam bulanan. Mereka buka perusahaan baru disana, makanya lama"

"Pilih yang menurut lo baik aja"

"Kayaknya gue gak bakal bilang mereka, gue takutnya mereka khawatir trus gak fokus sama urusan mereka. Biar gue yang jaga Nayeon"

Tiba-tiba pintu UGD terbuka, beberapa dokter keluar dari sana. Taehyung dan Suga langsung berdiri menghampirinya.

"Bagaimana keadaan adik saya dok?"

"Karena benturan cukup keras, saudara anda mengalami koma"

"Koma? Separah itu?"

"Benar, dia cukup jauh terpental dan kepala dahulu yang menyentuh aspal. Jadi kemungkinan dia akan koma. Kalian bisa ke ruangan administrasi dulu, pasien akan dipindahkan ke ruang inap"

"Dokter, pindahkan saudara saya di ruang VVIP"

"Baiklah"

Taehyung langsung lemas mendengar penjelasan dari dokter barusan. Bagaimana bisa dia lalai menjaga kembarannya.

Suga membantunya untuk berdiri, dan membawanya ke ruangan Nayeon. Lalu Suga pergi ke ruang administrasi.

Flashback off

"Jadi gitu. Bentar, lo sadar dari koma napa ngomongnya kalem banget dah?" tanya Taehyung memicingkan matanya.

"Aku? Kalem bagaimana?" tanya Nayeon polos.

"Bahasa lo aneh banget. Aku-akuan lagi"

"Masak sih? Sepertinya aku biasa saja"

Sebenarnya walaupun Nayeon sudah sadar dari komanya, tapi pikirannya masih linglung.

Mungkin karena dia masih harus menyesuaikan keadaan.

"Gue hubungi Agus dulu, biar kesini"

Tak lama kemudian, Suga datang bersama Jihyo. Setelah menerima kabar dari Taehyung, mereka langsung bergegas ke rumah sakit.

"Nay, lo udah sadar? Syukurlah. Gue takut tau, Nay" kata Jihyo.

Melihat Suga dan Jihyo, Nayeon ingin membungkuk memberi hormat. Tapi niatnya dia urungkan.

"Kenapa kalian memakai pakaian seperti ini?"

Suga dan Jihyo langsung melihat pakaian yang mereka pakai. Taehyung juga sama, mengamati pakaian yang dipakai mereka.

"Emang pakaian kita kenapa?" tanya Suga.

"Kok gak pakai baju raja dan ratu kerajaan Silla?"

Mereka bertiga melongo mendengar perkataan Nayeon. Kenapa setelah sadar dari koma, otak Nayeon jadi sedikit geser.

"Ngapain juga gue pake pakaian raja Nay?"

"Kan kamu raja dan Jihyo ratunya"

Tanpa berbicara banyak, Taehyung langsung berlari keluar kamar Nayeon dan memanggil dokter.

"Dok, tolong adik saya. Sepertinya otaknya agak miring. Please dok, periksa dengan teliti" kata Taehyung kepada dokter.

Dokter yang kebetulan berada di lorong kamar Nayeon pun masuk dan mulai memeriksa keadaan Nayeon. Tapi tidak ditemukan tanda-tanda kalau otaknya bermasalah.

"Dia baik-baik saja. Kepalanya tidak bermasalah" kata dokter.

"Bukan kepalanya dok, tetapi otaknya. Geser apa gak? Apa kita perlu mengoperasinya lagi dok?"

Dokter hanya menghela nafas, heran dengan cowok didepannya ini.

"Walaupun dia terbentur, itu tidak membuat otaknya bergeser. Apa jangan-jangan otak kamu yang geser?"

Semua orang yang ada diruangan Nayeon otomatis tertawa mendengar perkataan dokter.

"Kalau dia gak perlu di periksa juga udah geser dok otaknya" jawab Suga.

"Benar juga. Kelihatan sih" kata dokter.

"Sudahlah, dia baik-baik saja. Saya pergi dulu"

Dokter keluar dari ruangan, dan kini pandangan Taehyung beralih menatap Nayeon.

"Lo beneran gak papa?"

Nayeon mengangguk.

"Tapi sepertinya aku bermimpi aneh"

"Mimpi?" kata mereka bertiga.

"Aku-"

"Pakai lo gue deh Nay, geli kalo aku kamuan" potong Suga.

"Geli geli, emang lo lagi digelitikin pake geli segala" sewot Taehyung.

"Gue tampol nih"

"Udah Nay, lanjutin omongan lo" potong Jihyo.

"Gue tuh mimpi kayak berada di jaman dulu banget. Ceritanya jiwa gue masuk ke badan seorang cewek yang lemah pokoknya. Ditindas, disiksa dia diem aja. Gue anaknya perdana menteri Im Jaebum, punya ibu sama saudara tiri jahat. Tapi adik gue cewek baik"

"Terus?"

"Disana Suga sama Jihyo jadi raja dan ratu Jeon. Punya tiga orang putra"

"Gue jadi raja? Serius? Mimpi lo boleh juga, Nay"

"Untung cuma mimpi, kalo Agus beneran jadi raja, pantesnya raja es" celetuk Taehyung yang langsung ditoyor Suga.

"Putra pertama tuh pernah nolak buat dijodohin sama gue. Ceritanya panjang deh. Pokok intinya, terakhir kali tuh gue makan sup dan gue mati"

"Tragis amat cerita lo" kata Taehyung.

"Lebih tragisnya tuh gue mati disaat gue mau nikah. Ngenes kan lo" kata Nayeon.

"Lo disana nikah? Sama siapa? Pengawal?" tanya Taehyung.

"Jangan remehin gue. Walaupun mimpi, gue nikahnya sama pangeran. Cakep gila, gagah, manis, lucu. Giginya kayak gue"

"Pasti pangeran kelinci tuh"

"Tae daripada lo nyerocos mulu, suapin gue makan gih" suruh Nayeon.

"Untung sakit lo"

"Bocah bege ya gitu. Udah sakit masih dikata untung" gerutu Suga.






















Tbc
22.07.2020






(^_^)

Wah akhirnya aku bisa up juga..

Masih nungguin cerita ini gak?

Bingung sih mau ngelanjutinnya gimana..

Mumpung ada ide jadi aku lanjutin.. hehe

Jangan lupa vote dan komen ya :D

Continue Reading

You'll Also Like

195K 17.1K 48
Jika dirinya Bintang, Dia adalah Bulan. Jika dirinya Kakak, Dia adalah Adik. Lantas, kenapa sosok adiknya sangat berkuasa? ** Tara, begitulah orang m...
AV By s h e y

Teen Fiction

2.7M 236K 41
Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya...
224K 17.1K 28
Ratu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah...
1M 74.6K 56
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...