"KAKAK!" teriak Hinata sambil berpegang di baklon dan memandang kelantai dasar yang gelap. Air mata sudah mengalir deras dari matanya
Semua yang ada disana pun ikut mengahampiri Hinata di balkon, sementar para gadis memeluk mencoba menenangkan Hinata, para pria mencoba menyorotkan cahaya senter ereka mencoba melihat bagaimana kondisi Neji dibawah Sana
"NEJI...JAWAB AKU...NEJI...NEJI" teriak Shikamaru sambil melihat ke arah bawah balkon mencoba mengetahui kondisi Neji dibawah sana
"ya tuhan Neji. Bagaimana keadaannya ttebayo" Naruto sangat cemas memikirkan kondisi calon kakak iparnya itu
"hiks...hiks...Neji...hiks.." Tenten menagis keras dipelukan Temari
"tenanglah Tenten, Hinata, Neji pasti selamat" ucap Ino sambil mengelus punggung hinata yang sedang menangis tersedu-sedu dipelukannya
Sementara Sasuke masih membulatkan matanya melihat kejadian yang barusan terjadi didepannya. Perasaannnya kalut, Sakura, Naruto dan Neji sudah celaka belum lagi kematian mahasiswa-mahasiswa lainnya.
"apa yang harus kami lakukan. Ya tuhan tolong kami" batin Sasuke kemudian menggendong Sakura ala bridal style dan mengampiri teman-temannya yang lain
HAHAHHAHAHAHAHHAHA......
Kemudian terdengar taa menyeramkan yang menggelegar memenuhi koridor, membuat siapapun yang mendengarnya akan meringis ketakutan.
"SIAL! Mereka tidak main-main ingin menghabisi kita" ucap Shikamaru sambil mengerutkan keningnya
"hiks...hiks...tolong Neji...kumohon...hiks...hiks..." Tenten meraung
"tenanglah Tenten, kita pasti menolong Neji" ucap Lee
"sudah jam 5, berarti tinggal 1 jam lagi, kita harus bertahan sampai matahari terbit maka semua ini akan berakhir" ucap Sasuke datar
"Sasuke benar. Sekarang yang hanya kita bisa lakukan adalah menunggu dan bertahan. Jika memaksa keluar dari sini maka entah siapa lagi yang akan celaka" ucap Shikamaru
"aku baru sadar. Sepertinya makhluk-makhluk itu menjadikan kita sebagai games untuk mereka bermain" ucap Sai
"kau benar mayat. Aku setuju, mereka menjadikan kita permainann untuk membalas perbuatan Karin dan Sui yang sudah menodai kampus ini" ucap Naruto
"dan nyawa kita semua adalah hadiah bagi mereka" sambung Shikamaru
"aku yakin ada sangat banyak yang sudah celaka diluar sana" lanjut nya
"ja..jadi kita harus apa sekarang?" tanya Ino ketakutan
"menunggu" balas Sasuke sambil
memandang kearah balkon tempat Neji jatuh tadi
"bagaimana dengan Neji?" tanya Temari yang masih memeluk Tenten
"Hinata Tenten aku harap kalian mengerti kondisi kita. Kita tidak memiliki pilihan, kita semua bisa mati disini. Bukan berarti kami tidak memikirkan Neji, tapi walau kita berhasil kebawah pun tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu pagi sampai gerbang dibuka oleh penjaga kampus" Shikamaru mencoba memberi pengertian pada Hinata dan Tenten
"hiks...hiks....kami mengerti Shikamaru, jika kita memaksakan itu tidak akan baik. Ku yakin kakak tidak ingin...hiks...hiks...melihat kita semua celaka karenanya...hiks...hiks" ucap Hinata menangis tersedu-sedu
"ya, aku mengerti hiks...kita tidak punya pilihan lain hiks...hiks" ucap Tenten sambil
mengusap air matanya kasat
Mereka semua mencari ruang yang dapat mereka gunakan untuk bersembunyi sekaligus beristirahat sejenak. Dan berakhirlah mereka disebuah ruang kelas yang terdapat tak jauh dari lokasi mereka semula.
Mereka mulai mendudukan diri dan ada yang berbaring mencoba untuk memejamkan matanya sejenak. Kemudian ketenangn itu pecah oleh suara nyaring Naruto dari arah lemari yang berada diruangan itu.
"lihat yag kutemukan teman-teman" ucap Naruto semangat
"hn apa dobe" jawab Sasuke malas
"pasti sesuatu yang bodoh" balas Sai
"cih dasar mayat! aku menemukan petunjuk dari games kita"
"lupakan Naruto. Kau lupa karena games itu kalian jadi celaka dan kita semua bisa saja mati disini" ucap Ino ketus
"Kau benar!" ucap Naruto sambil memicingkan matanya dan merobek kertas petunjuk itu kemudian membuangnya asal
.
.
"S..Sasuke...kun"
"aku disini Sakura" jawab Sasuke sambil mencium pucuk kepala Sakura yang ada didalam pelukannya
"bertahanlah sedikit lagi, kau akan selamat. Kita semua pasti selamat" lanjut Sasuke
"sa..kit...sakit...sekali" Sakura meringis kemudian Sasuke langsung tau maksud Sakura dan langsung memandang kaki Sakura yang tengah menggunakan celana jeans selutut menampakkan luka yang yang cukup parah, bahkan kaki kananya semakin membiru gelap dan sangat bengkak.
"bertahanlah...kumohon" batin Sasuke kemudian mencium kening Sakura
"Kak Neji...bagaimana?"
"dia pasti baik-baik saja. Saat matahari terbit kita akan menolongnya"
"sekarang tidurlah" sambung Sasuke
.
.
"kenapa??kenapa kalian menyakiti kami hiks...hiks..."
'bukankah aku pernah berkata agar jangan melewati batas'
"tapi bukan kami yang berbuat"
'siapapun yang berbuat maka semua akan mendapat pelajaran agar kalian jangan pernah berbuat hal yang mengotori tempat tinggal kami'
"...."
'sama seperti dulu. Sekarangpun kami melakukan hal yang sama demi melindungi tempat kami tinggal'
"hiks...hiks...maaf...hiks...maafkan kami"
'waktu kami memberi balasan hampir selesai. Setelah ini semua akan kembali seperti semula dan jangan pernah berbuat hal kotor disini lagi'
.
.
#Sementara Itu...
"HAH...HAH...HAH....astaga, kenapa aku bermimpi kejadian itu" ucap Itachi mengusap wajahnya kasar saat tiba-tiba dia berbangun dan langsung terduduk
"brengsek! kau kenapa keriput? Bangun-bangun langsung terduduk begitu" ucap Sasori yang sedikit terganggu dengan gerakan tiba-tiba Itachi disebelahnya
"bayi sebaiknya kita kekampus"
"eh kenapa kau mau lanjut kuliah S3?tahun ajaran baru masih lama" ucap Sasori masih bergulung dalam selimutnya
"ayo bangun, kau tidak khawatir pada Sasuke dan Sakura" ucap Itachi sambil menarik-narik Sasori
"hoam...kau kenapa sih? Pagi-pagi buta sudah meracau tidak jelas bukankah semalam kau bilang sendiri kalau mereka baik-baik saja"
"perasaan ku tidak enak...." Ucapan Itachi terputus
" aku bermimpi tentang kejadian itu" lanjutnya
"ayo segera siap-siap" ucap Sasori dengan wajah serius dan tiba-tiba langsung bangun kemudian berjalan kekamar mandi untuk bersiap2
.
.
Saat ini Shikamaru sedang memantai situasi melalui jendela yang berda di ruangan kelas tempat mereka sedang bersembunyi sekarang. Matanya mengedar memastikan adakah yang mencurigakan baginya.
"bagaimana?"
"sangat sepi Lee" jawabnya masih mengintip melalui sela jendela kemudian pandangannya beralih pada Hinata yang masih menangis terisak dalam pelukan Naruto dan Tenten yang hanya menatap kosong langit-langit, matanya sudah bengkak dan air matanya sudah mengering. Sudah jelas mereka berdua memikirkan keadaan Neji dibawah sana.
"ada sesuatu?" ucap Sasuke yang baru saja menghampiri Shikamaru dan Lee
"sangat sepi" jawab Shikamaru
"bagaimana Sakura?" lanjutnya
"dia baru saja tertidur, sejak tadi dia kesakitan"
"Sasuke leher mu" ucap Shikamaru dan Sasuke langsung mengkerutkan keningnya dan tangannya bergerak menyentuh leher putihnya
"kau habis dicekik?" tanya Lee sambil memandang bekas cengkraman dileher Sasuke yang berwarna kebiruan
"oh mungkin karena kejadian tadi malam" ucap Sasuke langsung teringat perihal dirinya yang saat akan lari malah tidak bisa bergerak dan terasa seperti seseorang sedang mencekiknya
Kondisi mereka semua sebebarnya hampir sama, mereka semua mengalami luka-luka namun yang terparah dialami Sakura, Naruto dan dapat dipastikan Neji pun dipastikan kondisinya tidak akan baik dibawah sana.
BBBRRRAAAAKKKKK....
Tiba-tiba pintu ruangan mereka yang sudah mereka kunci dari dalam terbuka lebar dan terbanting menutup dengan keras, mengagetkan mereka semua yang berada diruangna tersebut.
Sasuke, Shikamaru dan Lee langsung memasang mode siaga. Bahkan Naruto yang sedang berusaha menenangkan Hinata pun terlonjak kaget serta Sai,Ino dan Sakura yang tengah terlelap pun langsung terbangun, hanya Tentenlah yang nampak tak terganggu dan masih tenggelam dalam lamunannya.
Shikamaru memberi isyarat pada Sasuke dan Lee untuk bergerak mendekati pintu dan Sai yang melihat hal tersebut pun berdiri dari tidurnya dan ikut mendekati pintu, sementara Naruto masih duduk bersandar disebelah Hinata. Luka-luka yang dia alami membuat pergerakan Naruto cukup sulit, ditambah lukanya yang terasa berdenyut dan mulai membengkak.
"05.30" Shikamaru berbisik
"30 menit lagi" ucap Sasuke
"kita harus bertahan sedikit lagi" ucap Sai
BBBRRRAAAKKK....
AAAKKKHHHH.....
Tiba-tiba pintu yang tadi nampak telah tertutup rapat itu kembali terbuka dengan kencang mengakibatkan Sasuke Shkamaru Sai dan Lee yang sedang berada tepat didepan pintu itu menjadi terbentur pintu hingga meraka langung terjengkang kelantai dengan tidak elitnya.
Sementara Naruto Sakura Hinata Ino dan Tenten hanya melotot sangking terkejutnya.
"ssssttttt...sial!!" Sasuke mendesis menahan sakit pada wajahnya sabil mengusap hidungnya yang berdarah
"aakkhhh wajah ku" ucap Lee
"sial! Ternyata belum berhenti" ucap Shikamaru sambil mengusap kepalanya
"kurasa aku hampir mematahkan gigiku " ucap Sai sambil memegang pipinya
"kalian tidak apa-apa" ucap Ino langsung menghampiri Sai yang nasih terbaring dilantai menahan sakit
"Sasuke-kun..." ucap Sakura lirih sambil berusaha menyeret kakinya mencoba menghampiri Sasuke
"tetap disana Sakura, aku baik-baik saja" ucap Sasuke tegas sambil menahan sakit, dia tidak ingin kondisi Sakura semakin buruk
"kalian semua tetap disana, jangan mendekat kemari. Ino bawa Sai menjauh dari sini" perintah Shikamaru dan langsung dituruti oleh Ino yang langsung memapah Sai menjauh dari pintu sialan itu.
.
.
Jangan Lupa Vote & Comment 🙏