Special Guest (Vacation Chany...

By OSHReyDel

5.4K 726 387

Kisah perkenalan dan pertemuan Sehun dan Chanyeol. Cerita ini dibuat berdasarkan dari sudut pandang Park Cha... More

Prolog
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Bab X
Epilog

Bab I

663 67 13
By OSHReyDel


" Chan, bukankah kau sedang tidak ada kerja? Lebih baik belikan aku sarapan di kedai Paman Lee.." Pinta Jesicca, sepupuku, anak pertama dari bibiku. Aku sudah tidak asing lagi dengan sikapnya itu. Sikap manja dan hobby menyuruh sana sini. Tidak ada pekerja yang suka dengannya. Karena dia sangat bossy dan cukup sombong, tidak seperti kedua orang tuanya yang baik dan rendah hati.

Ah, maaf. Aku memang tidak pernah suka dan akur dengan sepupuku yang satu itu. Jadi wajar kalau aku sedikit menjelekkannya. Semoga dia tidak membaca ceritaku ini.

" Sarapan apa, noona?" Tanyaku dengan nada malas. Jika bukan karena orang tuanya yang baik dan mengingat dia lebih tua dariku, mungkin aku tidak akan mau menurutinya.

" Belikan aku Japchae dan lemon tea.." katanya sambil melambaikan uang padaku. Aku merotasi mataku.

Dengan malas-malasan, aku beranjak dari tempatku lalu berjalan ke arahnya.

" Itu saja?"

" Hm.. aku akan menghubungimu jika aku menginginkan makanan lain."

" Oke." Aku mengambil uang dari tangannya, kemudian berjalan menuju tempat parkir penginapan.

Aku menepuk-nepuk jok motor vespa kesayanganku, 'Mani'. Kebiasaan yang sering kulakukan, sebelum aku mengendarainya. Setelah menepuknya, baru aku menaikinya. Walau 'Mani' benda mati, aku tetap harus menghargai kerja kerasnya yang sudah susah payah mengangkut tubuh bongsorku kesana kemari. Aku menyayangi 'Mani' seperti keluargaku sendiri... Bercanda.

Setelah memanasi sebentar vespaku, akhirnya aku beranjak meninggalkan penginapan untuk membeli sarapan 'Nona' besar.

***

Ah, hari ini hari yang cukup melelahkan. Aku bahkan tidak sempat meluangkan waktu untuk meneruskan tulisanku yang tertunda. Jangan tanya kenapa, karena entah kenapa, hari ini si Nona besar, betah sekali duduk di penginapan hampir seharian. Aku jadi budak seharinya, melayani sikap bossy nya..

Pukul empat petang, akhirnya aku bisa bernapas lega, terlepas dari jeratan nenek sihir. Dengan langkah gontai, aku berjalan menuju Mani. Sebelum menaiki Mani, aku mengeluarkan ponselku dan memasang headset ke telingaku lalu menyalakan lagu, tentu saja lagu dari Boyband kesayanganku, EXO. Aku memiliki playlist khusus dari lagu-lagu mereka, yang di dalamnya memiliki suara Wu Shixun terbanyak. Well, tentu saja playlistku tidak panjang. Karena, Shixun sangat jarang mendapatkan part yang banyak di setiap lagu-lagu Boyband tempatnya bernaung. Aku sedih dan kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Yang bisa kulakukan hanya menikmati apa yang bisa kudapat dari idolaku itu.

Setelah musik terpasang, baru aku menepuk jok dan menaikki Mani.. Aku suka mendengarkan musik saat di perjalanan pulang, itu membuatku lupa akan perjalanan panjang yang harus kutempuh untuk sampai ke rumah. Apalagi setelah mendengar suara unik dan lembut Wu Shixun, aku terbuai.

***

" Aku pulang!" Sapaku pada keluargaku di rumah. Walau aku lelah, tapi aku selalu kembali bersemangat setiap kali aku sampai ke rumah dan disambut oleh..

" Pipi!!!" Pekik kedua keponakanku serentak sambil berlari menuju pintu depan. Aku tersenyum. Mereka lah yang selalu membuatku semangat untuk pulang ke rumah. Gunhoo dan Naeun, keponakan kesayanganku.

Naeun berlari ke arahku ingin memelukku, tapi aku langsung menghindar.

" Eits. Naeun, Pipi pernah bilang apa?" Kataku memperingatkan. Naeun terlihat kebingungan. Gunhoo yang akhirnya menjawab.

" Jangan sentuh Pipi, sebelum Pipi mandi dan berganti pakaian. Nanti Naeun bisa kena virus.." Kemudian Gunhoo menatapku. " Virus apa namanya, Pi?"

" Coro.."

" Naaaa.." Jawab mereka serentak.

" Nah, sekarang sudah ingat,kan? Jadi Naeun dan Gunhoo masuk dulu yaa, biar Pipi bersih-bersih dulu.. baru kalian bisa memeluk Pipi. Oke?"

" Okee.." Lagi, mereka menjawab serentak. Aku terkekeh. Mereka sangat manis, walau kadang mengesalkan saat mereka sedang nakal.

Setelah itu, Naeun dan Gunhoo masuk ke dalam rumah. Baru aku menyusul di belakang mereka, menyerahkan kantung berisi es krim yang tadi sempat ku beli di minimarket, kepada Yoora Noona. Noonaku. Eomma dari Gunhoo dan Naeun.

Kemudian baru aku masuk ke kamar untuk melepaskan pakaian dan menaruhnya di tempat pakaian kotor. Kemudian aku bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, baru aku keluar kamar dan menemui kedua keponakan kesayanganku.

" Pipi sudah mandi?"

" Sudaaah." Jawabku sambil tersenyum lebar. " Ayoo.. tadi siapa yang mau peluk Pipi?"

Naeun langsung beranjak dari posisinya dan berjalan ke arahku, lalu memelukku dan duduk di pangkuanku. Berbeda dengan Gunhoo yang tetap asik di tempatnya, bermain game di tab milik appa nya.

" Ooh.. Jadi Gunhoo tidak mau peluk Pipi ya? Okee.." Godaku. " Tadi Pipi beli eskrim, kalau begitu es krim nya untuk Naeun semuanya saja yaa.. Naeun mau?"

Naeun dengan wajah polosnya, mengangguk antusias. " Mau.. Mau.. Yeaay.. Naeun dapat es krim banyak.." Naeun terlihat ceria. Aku terkekeh.

" Aaah.. Gunhoo juga mauuu.." Sepertinya Gunhoo termakan pancinganku.

" Tidak boleh." Jawabku masih betah menggoda keponakanku itu. " Es krimnya cuma untuk anak yang mau peluk Pipi sajaa.."

" Ahh.. Iya. Iya. Gunhoo juga mau peluk Pipi.." Gunhoo akhirnya beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arahku, tentu saja masih membawa tab milik appa nya. Pandangannya tidak lepas dari layar tab. Hal itu membuatku sedikit kesal. Aku takut Gunhoo sakit mata kalau terlalu lama bermain ponsel. Saat Gunhoo sudah berdiri di hadapanku, perlahan aku mengambil tab nya. Gunhoo sedikit terkejut.

" Yaah, Pipi."

Aku memberi tatapan memperingatkan. " Jangan main game terus, nanti matanya rusak." Aku mengingatkan. Gunhoo menyebikkan bibirnya, terlihat sedih.

" Gunhoo baru maiiin.." Rengek Gunhoo, berharap aku luluh.

" Bohong.." Naeun yang justru menyahut. " Oppa sudah main dari tadi, Pi.. Oppa tidak mau gantian dengan Naeun.." Lapor Naeun. Gunhoo langsung melotot ke arah Naeun.

" Adeek.." Kesal Gunhoo. Naeun menjulurkan lidahnya lalu mengencangkan pelukannya padaku. Aku terkekeh melihat tingkah mereka berdua.

Aku mengunci layar tab tersebut, lalu meletakkannya di sampingku. " Pokoknya tidak ada main ponsel lagi.. nanti mata Gunhoo sakit." Aku kembali mengingatkan, kali ini terdengar lebih tegas. Gunhoo cemberut, tapi tidak berani menjawab.

Ya, kedua keponakanku memang tidak pernah berani membantahku. Mereka sangat menurut padaku, bahkan mereka lebih menurut padaku, ketimbang pada appa mereka. Karena aku orang yang cukup tegas, sedangkan Baekhyun, appa mereka, adalah tipe orang yang tidak bisa serius dan tegas. Dia cenderung lebih mudah luluh dengan wajah sedih dan rengekkan kedua anaknya.

" Ya sudah." Gunhoo akhirnya ikut duduk di pangkuanku. " Kalau begitu, es krim Gunhoo mana?" Rengeknya.

Aku tersenyum. " Noona, mana es krim tadi?" Tanyaku pada Noonaku yang sedang menyapu ruang tengah.

" Di dalam kulkas." Jawabnya.

Aku beranjak dari posisi dudukku, dengan Gunhoo dan Naeun yang masih menempel padaku. Gunhoo berada di punggungku, memeluk leherku dengan erat. Sedangkan Naeun berada di gendonganku.

" Astagaa.. kalian itu sudah berat tau.." Gerutuku sambil berjalan menuju kulkas. Naeun dan Gunhoo hanya cekikikan.

Kemudian aku mengambil es krim tadi dan menyerahkannya pada Naeun dan Gunhoo setelah menurunkan mereka tentu saja.

" Yeaay.. es kriiiim.." Seru Gunhoo dan Naeun gembira. Kemudian mereka mulai menyantap es krim mereka.

***

Malam harinya, saat aku sedang beristirahat di kamar, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku langsung mengeceknya. Ternyata aku menerima pesan di kakaotalk ku. Dari Sehun, pria yang tiba-tiba meminta kontak kakaotalk ku beberapa hari yang lalu.

' Boyband EXO, apakah kau juga suka musik mereka, Loey?' isi pesan itu. Aku membulatkan mataku. Apakah Sehun juga menyukai EXO?

Aku bergegas membalas pesan itu.

' Tentu saja! Bahkan sejujurnya, saat ini hanya mereka yang aku idolakan! Hahaha.'

' Benarkah? Waaah, kita punya banyak kesamaan! Siapa member favoritmu disana?'

Aku tersenyum. Tidak butuh pikir panjang untuk menjawab pertanyaan mudah itu. Tentu saja itu..

' Wu Shixun. Aku menyukai suaranya, walaupun Shixun selalu mendapat bagian terkecil ketika mereka bernyanyi, tapi aku bisa menangkap suara unik dan khas darinya. Aku juga menyukai tariannya. Dia sangat lentur, bukan? Setiap melihat dia menari, seperti melihat sebuah mahakarya indah. Dia juga memiliki proporsi tubuh yang sangat bagus. Aku bisa bertahan selama berjam-jam di depan laptop hanya untuk melihatnya. Hahaha. Bagaimana denganmu, Sehun? Siapa member favoritmu di EXO?'

Astaga! Kenapa aku menjawabnya dengan panjang lebar? Memalukan.. Kenapa aku tidak pernah bisa mengendalikan diri, jika sudah bicara mengenai Wu Shixun? Aku terkekeh sambil menggelengkan kepalaku. Tidak lama kemudian Sehun kembali membalas.

' Aku suka 2 orang dari mereka, Piao Canlie dan Wu Shixun. Jangan tanya siapa yang paling kusuka, karena mereka berdua memiliki bagian yang sama di hatiku, seperti tidak terpisahkan. Aku ingin sekali menonton konser mereka bulan depan, Loey! Aku akan berusaha keras mendapatkan tiketnya.'

Aku tersenyum membaca jawabannya. Wah, beruntung sekali Sehun.

' Senangnya, aku iri denganmu. Aku pun ingin menonton konser itu. Huhuhu.'

Seandainya aku masih bekerja di perusahaan lamaku. Pasti aku bisa dengan mudah menontonnya.

' Kita bisa pergi bersama, Loey!'

Aku menghela napas. Aku juga ingin, tapi tidak semudah itu. Aku memang memiliki tabungan yang cukup untuk membeli tiket konser itu, tapi.. aku masih memiliki kebutuhan yang lebih penting. Lagipula, pasti tidak akan mudah meminta izin libur pada Bibiku. Padahal aku juga ingin sekali menonton konser itu dan bertemu dengan Wu Shixun. Dan juga.. sebenarnya Aku juga ingin bertemu langsung dengan pria bernama Sehun ini. Aku penasaran dengan sosoknya.. Sepertinya dia pria yang baik hati.. Tapi terpaksa aku tetap harus membalas dengan..

'Ah, mungkin tidak kali ini. Aku masih harus menabung, Sehun. Ada keperluan lain yang lebih penting. Jika mereka mengadakan konser lagi tahun depan, akan kupertimbangkan untuk menonton bersamamu.'

' Aku menantikan saat itu, Loey!'

Aku tersenyum. Aku juga, Sehun.

Sungguh, aku sangat penasaran dengan sosok Sehun. Bertukar pesan dengannya selama ini, benar-benar membuatku nyaman dan senang. Semoga saja suatu saat aku bisa benar-benar bertemu dengannya.

Kami masih saling bertukar pesan hingga malam semakin larut dan kami memutuskan untuk mengakhiri percakapan kami dan mengucapkan selamat tidur.

***

Beberapa hari berlalu, aku tidak berani mengirim pesan lebih dulu kepada Sehun, karena aku takut mengganggunya. Sejak dulu, aku selalu memiliki pemikiran seperti itu dalam benakku.. Takut mengganggu jika aku terlebih dulu mengirim pesan. Jadi yang bisa kulakukan selama beberapa hari ini adalah menunggu pesan dan kabar darinya.

Hingga akhirnya penantianku tidak sia-sia. Sehun kembali mengirimiku pesan.

' Aku ingin liburan. Bekerja di kota besar seperti Seoul sungguh membuatku penat :(  Bagaimana denganmu, Loey? Di kota mana kamu tinggal?'

Astaga.. haruskah aku memberitahukan padanya, dimana aku tinggal? Jika aku bertahu, apakah mungkin dia akan tau kotaku? Karena aku tinggal di pulau kecil yang tidak cukup dikenal.

' Aku tinggal di pulau kecil. Jauh dari kota.. Pernah dengar Pulau Bubu?' Akhirnya aku menjawab jujur. Aku percaya dengan Sehun.

' Hmmm.. Aku pernah mendengarnya. Dekat dengan Pulau Jeju bukan?'

Oh, ternyata dia mengetahuinya. Aku langsung membalasnya.

' Iya, Pulau Bubu ini termasuk pulau kecil. Jika ingin sampai disini, harus naik kapal ferry dari pelabuhan di Pulau Jeju dulu. Tidak ada pesawat yang masuk ke daerahku ini.'

' Pulau kecil? Waaah terdengar seru sekali. Pasti pemandangan alamnya bagus, air dan udaranya juga pasti segar sekali.'

' Kau benar. Disini banyak pantai. Ada danau, bukit-bukit kecil juga. Semuanya masih alami. Dan tidak ada mall. Kendaraan juga masih sepi, hehehe. Apakah kau mau berkunjung kemari, Sehun? Aku akan dengan senang hati menyambut kedatanganmu.'

' Aku sudah bosan melihat mall di Seoul. Hahaha. Aku ingin ke Pulau Bubu...'

Aku membolakan mataku membaca balasan dari Sehun. Oh astaga. Apa dia serius? Semoga serius..

' Kalau begitu, datanglah, Sehun! Bila sudah terbiasa hidup di kota besar, kau pasti akan senang berada disini. Lebih bebas dan leluasa. Aku akan mengajakmu berkeliling di pulau ini dengan vespa kesayanganku. Aku jamin akan seru!'

Balasku penuh semangat. Aku harap dia tidak hanya sekedar bercanda denganku. Aku ingin sekali bertemu dengannya.

' Biarkan aku menabung dan mengatur waktu dulu untuk berkunjung ke tempatmu, Loey.'

Oh, sepertinya dia bersungguh-sungguh. Ini pasti akan menyenangkan.

' Siap, aku tunggu kabar baiknya. Aku do'akan kamu selalu diberikan rejeki dan kesehatan oleh Tuhan. Oh ya, bagaimana dengan tiket konser EXO? Sudah dapat tiketnya?'

' Sudaaaaaah. Aaaaah Loeeeey, akhirnya aku akan melihat mereka secara langsung. Huhuhuhu. Senang sekali rasanya. Aaaaaaaa...'

Aku terkekeh membaca balasannya. Sepertinya Sehun sangat bersemangat. Seandainya aku juga bisa nonton bersamanya, pasti akan lebih seru.

' Hahahaha. Selamat ya, Sehun. Titip salam sayangku untuk Shixun.'

' Tentu, akan kusampaikan dengan penuh cinta!'

Aku tertawa. Sehun selalu bisa membuatku tertawa. Berbicara dengan Sehun, benar-benar membuat perasaanku gembira. Semoga kami benar-benar bisa bertemu.

***

Beberapa hari kemudian. Tiba-tiba Sehun mengirimiku pesan lagi.

' Berikan aku alamatmu, Loey.'

Aku mengerutkan keningku. Untuk apa? Aku menyampaikan rasa penasaranku.

' Alamatku? Untuk apa?'

' Aku ingin mengirimkan sesuatu.'

Aku makin mengerutkan keningku.

' Sesuatu? Apa?'

' Wu Shixun. Hehehe.'

Aku terkekeh. Dasar.

' Hahaha. Sungguh?'

' Iya, sesuatu tentang Wu Shixun.'

Hah? Dia serius? Kami bahkan belum pernah saling bertemu, dan dia ingin mengirimkan sesuatu untukku? Sehun.. jangan terlalu baik dengan orang yang baru kau kenal. Tapi bagaimana cara menolaknya? Apakah dia akan tersinggung?

' Hmm, tapi aku jadi segan. Nanti aku akan merepotkanmu, Sehun.'

Semoga dia mengerti maksudku.

' Tidak, tidak sama sekali. Aku senang melakukan hal ini, hehe.'

Oh, baiklah. Sepertinya dia benar-benar berniat memberikan sesuatu padaku, tapi setidaknya aku harus menanggung biaya pengirimannya.

' Tapi tempatku jauh. Jadi biar aku yang bayar ongkos kirimnya ya.'

' Bayarnya nanti kalau kita bertemu saja, Loey.'

' Aaah.. jangan begitu, Sehun.'

' Masalah ongkos kirim urusan mudah, tidak usah kau pikirkan. Bila terlalu mahal, aku berjanji akan memberitahukannya padamu. Sekarang, ayo, berikan alamatmu dan nama aslimu yang dikenal di sana.'

Hmm.. Sepertinya Sehun tipe orang yang sangat sulit ditolak. Baiklah, tapi aku akan mencari cara untuk membalasnya nanti.

' Hahaha. Baiklah, baiklah. Park Chanyeol.... ' Aku akhirnya memberitahukan nama asliku. Ini memalukan. Aku tidak pernah memberitahukan nama asliku pada pembacaku, sebelumnya. Semoga Sehun tidak menyebarkannya pada orang lain. Karena aku malu dengan tulisan-tulisan yang kubuat.

Oh Sehun, aku harap kau pria baik seperti yang aku pikirkan selama ini.

***

#TBC#

Continue Reading

You'll Also Like

308K 31.5K 56
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
1.9M 64.7K 89
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
5.9K 534 19
A long AU: CASE 143 - siapa sangka gap year bisa mengubah segalanya? - berurusan sama preman? Duh! - but, LOVE does come at the right time. Kisah pen...
556K 31.7K 28
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...