Haloo semua,
Jadi part yang ini udah pernah dipublish, tapi sama author di-unpublish
Kenapa?
Karena pengen aja:v
Tenang aja, ceritanya masih sama. Nggak belok"
Kalo belok", takutnya nyasar🤣
Yuk, lanjut baca♥️
.
.
.
Happy Reading♥️
.
.
.
.
__________
Terlihat dari ekspresi Bintang yang sumringah berjalan menuju ke arah kelasnya dengan hati yang berbunga-bunga. Dari belakang Bintang nampak Leo dan Sehan yang berjalan menghampirinya
"Bran!"panggil Sehan. Bintang pun langsung menoleh ke belakang
"Yo, kok lo mau aja sih nebengin Setan?"ucap Bintang seraya menepuk-nepuk bahu Leo
"Leo kan baik hati dan setia kawan. Nggak kaya lo, masa temen sendiri dikatain SETAN"protes Sehan
"Sabar bre masih pagi"ujar Bintang langsung mendapat jitakan dari Sehan
"Wahh wahh, lo sekarang jadi pengikutnya Bagas ya. Suka jitak orang sembarangan"Bintang mengelus kepalanya yang mendapat jitakan
Posisi mereka bertiga sekarang ada di rooftop. Padahal tadi sudah sampai di depan kelas, mereka bertiga malah berputar haluan menuju rooftop.
"Ada yang nyebut gue nih"Bagas yang tiba-tiba muncul membuat mereka bertiga_ mereka berdua berjingkat. Sedangkan Leo tetap memasang ekspresi datarnya.
"Jiwa kalian berdua ketuker ya?"tanya Bintang heran
"Dih, ogah gue kalau ketukernya sama dia"Bagas bergidik ngeri
"Gue juga ogah kali"Sehan juga bergidik ngeri
"Ngomong-ngomong, nanti jadi kumpul nggak nih?"celetuk Sehan
"Nggak bisa gue"ucap Bintang dan Bagas bersamaan
"Ada yang nggak beres nih. Lo berdua milih belok ya?"sahut Sehan dengan nada mengejek
"Ndasmu! Apa hubungannya anjrit?!"umpat Bagas
"Barengan gitu kalo ngomong, ciyee"ujar Sehan
"Lo kalo jadi orang tolol jan alami-alami banget gitu lah. Perasaan tuh otak miring terus, kaga pernah pas anjir"kata Bintang
"Nanti sore gue ada acara"ucap Bagas
"Sama gue juga"sambung Bintang
"Ck, lo berdua gitu ya. Gue tercampakkan"ucap Sehan mendramatisir, auto mendapat double jitakan dari Bagas dan Bintang.
"Bazenk"Bagas dan Bintang tertawa cekikikan dan Leo jelas saja tak mengeluarkan sepatah katapun, fokus dengan benda pipih yang dia pegang.
__________
Rayna masih setia duduk di kursi panjang yang ada di perpus bertemankan alunan lagu yang mengalun dari earphone-nya dan buku novel yang kini sedang dia baca. Padahal sekarang masih waktunya jam pelajaran ke-3, tapi Rayna malah ada di perpus. Dia di perpus sedang menunggu Elga dan Pak Slamet-guru pembimbingnya. Sebenarnya bimbingan dimulai pas jam pelajaran ke-4. Tapi Rayna ingin menjernihkan pikiran sebentar sebelum bergulat dengan rumus-rumus fisikanya.
"Eh ada Mbak Rayna, lagi bolos ya Mbak?"tanya seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya
Rayna menoleh ke arah orang tersebut, dia adalah Bintang. "Kalo iya kenapa?"ketus Rayna
"Demen banget ya mbaknya ngegas kalau lagi ngomong sama saya"ucap Bintang
"Suka-suka gue lah"tandas Rayna
"Lo ngapain di sini? Di hukum lo?"sambung Rayna menebak
"Selamat anda mendapat hadiah uang sebesar nol rupiah. Pajak di tanggung pemenang"Rayna hanya memutar malas kedua bola matanya.
"Gajelas lo. Mending lo balik aja deh ke kelas"usir Rayna
"Sendirinya aja tetep di sini, malah nyuruh gue balik ke kelas"elak Bintang
"Kan di sini gue juga ada tujuannya kali"timpal Rayna
"Nunggu Pak Slamet sama Elga mau bimbingan"sambungnya
Suasana hening seketika, hanya terdengar suara dentingan jam dinding perpustakaan. Bintang yang sibuk dengan ponselnya dan Rayna yang masih setia dengan novel yang sedang dibacanya.
"Ray, Elga beneran pacar lo ya?"celetuk Bintang memecah keheningan
"Ngaco lo. Orang dia cuma temen sekaligus partner lomba gue"ucap Rayna
"Berarti gue masih ada kesempatan dong Ray"Bintang menaik turunkan alisnya membuat Rayna tambah jengah akan tingkahnya
"In your dream"Rayna menutup novelnya dan beralih ke ponselnnya.
"Yah gue ditolak lagi"ujarnya berlagak lesu dan Rayna yang menahan tawanya. Suasana kembali hening beberapa saat.
"Eh Ray"panggil Bintang
Rayna menoleh ke arah Bintang, "Apa?"tanyanya
"Gimana kalau nanti lo ikut dulu ke rumah gue?_"
"Ngapain?"Rayna menyerobot perkataan Bintang
"Dengerin dulu Neng, belum selesai ngomong ini"ucap Bintang
"Nah nanti gue ganti baju dulu. Terus berangkatnya barengan sama lo. Gimana? Kan nggak bolak-balik lagi tuh gue nantinya"lanjutnya
"Ide bagus tuh. Eh, tapi apa lo nggak capek kalau langsung? Nggak istirahat dulu gitu?"tanya Rayna
"Cie, perhatian nih ceritanya"Bintang menaikkan sebelah alisnya dan tentunya tercetak jelas ekspresi wajahnya yang mengundang tampolan
"Anggap aja tadi imajinasi sekilas lo"Rayna menghelas nafasnya heran
"Santai aja kali Ray. Daripada gue bolak-balik, kan malah tambah capek"ucap Bintang
"Oke deh gue ngikut abang go-jeknya aja"balas Rayna kembali fokus pada ponselnya
Tiba-tiba bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Tapi Bintang masih setia duduk di samping Rayna
"Lo nggak balik ke kelas?"tanya Rayna sambil menaruh ponselnya di atas buku fisikanya
"Nanti dulu"jawabnya
"Nunggu apa?"tanya Rayna lagi
"Cie kepo"
"Gue dari tadi mati-matian ya, nahan pengen nampol muka lo yang ngeselin itu"Rayna mengangkat buku novelnya bersiap untuk menampol Bintang
"Damai-damai"Bintang mengacungkan kedua jarinya tanda damai
"Dasar Raksasa Buto Ijo"ejek Rayna
"Apa lo bilang? Gue yang gantengnya ngalahin manurios lo samain sama Raksasa Buto Ijo yang burik itu"ucap Bintang tak terima
"Nah itu nyadar kalau lo burik"balas Rayna
"Lo_"ucapan Bintang terputus, saat ada seseorang yang tiba-tiba menyapa Rayna dan duduk di depan Rayna
"Hai Ray? Udah lama di sini?"sapanya
"Hai El, nggak kok nggak lama. Baru aja nyampe"
Ngomong sama tuh curut aja adem ayem tentrem. Lah gantian ngomong sama gue ngegas mulu bawaannya-batin Bintang mendumel
Rayna dan Elga saking asiknya berdiskusi tentang lomba mereka, sampai tidak sadar kalau Bintang masih ada di sana. Bintang yang jengah karena terkacangi, akhirnya bangkit dari duduknya dan beranjak pergi meninggalkan mereka berdua. Rayna yang menyadari Bintang beranjak pergi hanya sempat menoleh sebentar ke arahnya dan melanjutkan lagi diskusinya dengan Elga.
"Pak Slamet mana El?"tanya Rayna disela diskusi mereka
"Ada agenda lain yang harus diurus katanya. Jadi nggak bisa dateng. Suruh belajar sendiri"jawab Elga
"Eh Ray, nanti pulang sekolah bareng gue yuk!"ajak Elga
"Sorry El_"
"Udah bareng sama Bintang ya?"Elga langsung memutus ucapan Rayna
"Eh, i-iya. Sorry ya"jawabnya tidak enak
"Gapapa Ray, santai aja"Elga menampakkan senyum manisnya
Mereka berdua melanjutkan diskusi sampai berakhirnya jam pelajaran ke-4
__________
Waktu istirahat masih berjalan 10 menit dan Rayna kini sudah menghabiskan 1 bungkus batagor 5 ribuan dan ditambah lagi Rayna yang auto menyeruput segelas es teh yang baru saja dibawakan Wildan.
"Buset. Lo belum makan berapa hari sih Ray?"tanya Zumna heran
"Gatau nih. Tiba-tiba perut gue laper banget"jawab Rayna enteng
"Eh Ray. Di rumah lo ada acara apaan sih? Kok tiba-tiba ngundang kita?"tanya Wildan dan memasukkan sesendok nasgor ke dalam mulutnya
"Syukuran karena bunda sama Rayhan yang bener-bener sembuh sama peringatan hari lahir gue"jawab Rayna diangguki oleh Wildan dan Zumna yang fokus pada makanan masing-masing.
"Tambah hari lo berdua makin lengket aja ya gue lihat"celetuk Rayna
"Si kutu kupret nih ngikut gue mulu kerjaannya"balas Zumna, sedangkan yang disindir acuh tetap melanjutkan makannya. Kalau soal makan, Wildan Is Number One-kata Wildan sendiri.
"Tumben lo nggak sama si Elga?"tanya Wildan setelah menyeruput es jeruk yang ada di depannya
"Tadi sih katanya Elga ada rapat Osis"jawabnya. Elga mengikuti organisasi Osis sejak kelas 10 dan jabatannya di organisasi tersebut adalah wakil ketua Osis. Jadi ya gitu sibuk. Bukannya sok sibuk kaya Bagas, tapi memang sibuk beneran.
"Lo beneran nggak ada feeling gitu ke si Elga?"Rayna menjawab dengan gelengan
"Yakin lo?"
"Yakin Wil"
"Soalnya sih gue lihat-lihat dia suka sama lo Ray"ucap Wildan
"Iya Ray. Kelihatan banget"sambung Zumna
"Ga percaya gue"timpal Rayna
"Dibilangin juga. Lihat aja, dalam kurun waktu sebulan dia bakal nyatain perasaannya ke lo"ujar Wildan
"Lagian lo nya aja yang ngga peka jadi cewek. Udah kelihatan dari tatapannya"tambah Zumna
"Berarti kalian berdua juga nyadar dong sama perasaan masing-masing"Rayna menahan tawanya
"P-paan sih lo Ray, ada-ada aja"elak Zumna
Suasana menjadi hening di antara mereka bertiga.
"Zum, jadi pacar gue? Mau?"celetuk Wildan yang otomatis Rayna dan Zumna langsung membelalakkan matanya. Pernyataan yang baru saja dilontarkan Wildan sukses membuat Zumna diam membeku. Rayna yang paham akan keadaan, dia langsung pamit pergi meninggalkan mereka berdua. Tentu saja dia tak mau menjadi obat nyamuk apalagi menjadi perusak suasana antara mereka berdua.
__________
Bintang baru saja keluar dari ruang musik setelah mengadakan rapat untuk pentas seni bulan depan. Bintang mengikuti ekstra musik sudah dari kelas 10. Saat menginjak kelas 11 dia ditunjuk oleh ketua ekstra musik yang lama untuk menjadi penggantinya. Bintang berjalan menyusuri koridor ruang aula dan tak sengaja melihat Rayna berjalan sendiri dari arah kantin, langsung menghampirinya.
"Ray!"sapa Bintang
Rayna berdeham membalas sapaan dari Bintang. Bintang mensejajarkan dirinya dengan Rayna, mengikuti arah kemana Rayna berjalan.
"Lo ngapain ngikutin gue?"tanya Rayna menelisik
"Pengen aja"jawab Bintang membuat Rayna berdecak kesal
"Ray, nanti jadi beneran kan?"
"Hm"
"Ray, nanti mampir ke toko kue dulu ya?"
"Hm"
"Ray, besok gue jemput lagi ya?"
"Hm"
"Ray, lo lagi sakit gigi ya?"tak ada balasan dari Rayna
"Ray, lo marah sama gue ya?"tetap tak ada balasan dari Rayna
Dari kejauhan nampak seseorang tengah berlari ke arah mereka. "Rayna!"panggilnya, dia Elga
Nih anak ngapa selalu muncul tiba-tiba sih? Dasar titisan setan-gerutu batin Bintang. Tatapan Bintang tajam mengarah pada sang perusak suasana hatinya. Elga yang sadar ditatap seperti itu, dia membalasnya tak kalah tajam. Rayna yang merasa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka, akhirnya memilih untuk menarik lengan Elga menjauh dari Bintang. Bintang tetap berdiri di tempatnya, menunggu Rayna.
"Tuhkan, tadi aja pas ngomong sama gue kaya orang lagi sakit gigi. Ini gantian ngomong sama orang lain adem, ayem, tentrem, sentosa lahir batin. Punya dendam kesumat kali ya dia sama gue"gumamnya. Bintang tetap mengamati mereka berdua, sampai Elga yang melenggang pergi disertai lambaian dan nampak Rayna yang membalas lambaian dari Elga. Rayna menoleh ke arah Bintang dan menghampirinya.
"Nungguin gue?"celetuk Rayna mendapat anggukan dari Bintang
"Ayo!"ajak Rayna, Bintang mengerutkan keningnya seolah bertanya "ke mana?"
"Balik ke kelas lah"ucap Rayna mendapat anggukan lagi dari Bintang.
Hendak melangkah berbalik menuju arah kelas, tiba-tiba ada seorang perempuan menghampiri mereka. Adik kelas. Terlihat dari seragamya di bagian lengan kanan tertulis badge kelas 10.
"Kak Bintang?"sapanya, membuat Bintang menaikkan sebelah alisnya, "Ada apa?"tanya Bintang
"Ini buat Kak Bintang"perempuan ber-name tag Fara itu menyodorkan coklat berhias pita berwarna kuning.
"Aku suka sama Kakak. Kakak mau nggak jadi pacarku?"ujarnya malu-malu. Bintang hanya menatapnya datar, sedangkan Rayna melebarkan matanya tak percaya.
"Tapi gue nggak suka sama lo"kata Bintang enteng
"Pasti karena Kakak ini ya? Apasih istimewanya dia, cuma murid pindahan aja kan? Padahal kan kalo dilihat-lihat masih cantikan aku. Kak Bintang tuh nggak pantes sama dia"sarkas Fara dengan nada kesal dan menoleh ke arah Rayna yang diam menatapnya dengan ekspresi datar.
"Aku tuh udah kenal Kak Bintang dari lama, dari sebelum aku masuk ke sekolah ini. Aku suka sama Kakak dari pertama aku ketemu Kakak. Aku tahu semua hal yang Kak Bintang sukai. Jadi yang lebih pantas ada di samping Kak Bintang itu aku"Rayna yang mendengar pernyataan dari juniornya ini dibuat cengo olehnya. Untung saja suasana di sekitar aula sepi, jarang ada yang lewat.
Ga ada otak kali ya tuh bocah. Urat malunya udah putus tuh asli. Dateng-dateng nembak anak orang sembarangan. Tiba-tiba ngehujat gue karena ditolak. Apa hubungannya sama gue coba?-gerutu batin Rayna.
"Sayangnya gue nggak kenal lo sama sekali dan apa hak lo ngatur dengan siapa gue pantasnya? Berapa kali pun lo nyatain perasaan lo ke gue, gue nggak akan pernah bales"Fara menunduk terdiam mendengar penuturan Bintang yang terdengar nyelekit.
"Dengan ke-chilldish-an dan sikap lo yang kaya gini. Membuktikan yang sebenarnya nggak pantes sama gue itu lo_"Bintang menjeda omongannya, dia mendengkus kasar.
"Dan satu hal lagi, lo itu sebenarnya nggak suka sama gue. Tapi lo itu obsesi sama gue Fara. Jadi stop ngejar-ngejar gue dan bilang lo suka sama gue. Itu cuma bikin lo nyiksa perasaan lo sendiri"lanjut Bintang sedikit menekan perkataannya. Fara langsung berbalik dan berlari menuju ke arah dua temannya yang menunggunya di lorong baca. Nampak dari kejauhan dia tengah menangis.
Bintang melenggang pergi ke arah kelas diikuti Rayna di belakangnya. Rayna berusaha mensejajarkan dirinya dengan Bintang.
"Mimpi apa gue punya adek kelas modelan dia"Bintang menghela nafasnya
"Eh Bintang, lo tadi kan bilang 'berapa kali pun lo nyatain perasaan lo ke gue'. Emangnya dia nembak lo udah berapa kali?"tanya Rayna, jiwa ke-kepoannya menguar
"Udah lima kali deh kayanya. Dan ini yang keenam"Rayna cengo mendengarnya, tak habis pikir dengan jalan pikiran adik kelasnya yang bernama Fara itu.
"Tapi kalau diliat-liat kasian juga ya dia"ujar Rayna
"Lo nggak kasian apa sama gue? Dikejar-kejar mulu"Bintang melipat tangannya di depan dada
"Kasian juga sih. Tapi kan nggak berdampak ke elo, dampaknya ke dia. Sakit banget tuh pasti perasaannya ngga pernah kebales"kata Rayna
"Sebenarnya gue juga kasihan. Tapi Ray, tambah nggak adil kalau gue ngebales perasaannya hanya karena gue kasihan sama dia. Itu pasti tambah nyakitin perasaannya. Lebih baik nggak usah dibales, gue yakin dia pasti bakal nemuin orang yang bakal nerima dia apa adanya"jelas Bintang, Rayna manggut-manggut mendengar perkataan yang dilontarkan Bintang
"Dia kenapa sih bisa sesuka itu sama lo?"tanya Rayna
"Nggak tau juga gue. Dia selalu bilang kalo dia itu udah kenal sama gue dari dulu, padahal gue sama sekali nggak kenal sama dia. Gue juga nanya ke sobabat gue kaga ada yang kenal dia juga"ucap Bintang, sedangkan Rayna hanya ber-oh-ria. Mereka berdua melanjutkan berjalan ke arah kelas.
Selang beberapa detik, bel masuk berbunyi. Rayna sudah masuk terlebih dulu ke dalam kelasnya sebelum bel berbunyi. Sedangkan Bintang kelasnya masih lurus ke depan, melewati lab bahasa yang menjadi pembatas antara kelas XI IPS dan kelas XI IPA.
__________
"Ciee yang dianterin ke kelas sama sepupu gue"Zara menyambut Rayna yang baru saja masuk ke dalam kelas
"Cia-cie mulu lo"elak Rayna
"Nanti jadi beneran kan Ray? Yang di rumah lo itu?"tanya Zara
"Jadi dooongg. Lo kudu dateng Ra. Awas lo kalau nggak dateng"ancam Rayna
"Pasti dateng dong. Pengen liat adek lo yang gumush-in"Rayna melongo mendengar pernyataan dari Zara tentang adik laknatnya itu.
"Apa lo bilang? Gemesin? Nggak salah denger nih gue?"sahut Rayna tak percaya
"Iya, kan adek lo tinggi banget tuh udah gitu mukanya imut lagi. Padahal kan dia udah mau SMA, tapi wajahnya tuh tetep imut dan nggak kelihatan dewasa. Iri banget gue, kenapa bisa glowing shinning shimmering splendid sih lo sama adik lo Ray? Lo make masker apasih? Lo setiap minggu perawatan ya sama adek lo juga?"oceh Zara
Boro-boro Rayna perawatan, keluar rumah aja kalau ada kepentingan dan kalau mood, "Pake air wudhu Ra"ujar Rayna. Zara yang tak percaya langsung protes, "Bo'ong lu"
"Yeee ga percaya lo. Gue aja di rumah cuma ada pelembap sama lipbalm doang. Bedak gue aja causon baby. Kalo masih nggak percaya, geledah aja deh kamar gue nanti"ucap Rayna seraya mengeluarkan buku sejarah, mata pelajaran hari ini jam ke-5.
"Percaya sih. Tante Jihan aja mukanya masih shinning dan shimmering. Padahal udah masuk umur 51, iya kan Ray?"Rayna mengangguk singkat
"Ray, gue jadi penasaran muka bapak lo kaya gimana. Waktu itu kan gue nggak ketemu bokap lo pas di rumah sakit"
"Kapan-kapan kalau ayah gue udah balik. Lo gue undang ke rumah deh"kata Rayna langsung menghadap ke depan ketika Pak Bohay, eh maksutnya Pak Juan sudah memasuki kelasnya.
__________
Mon maap kalo ada typo bertebaran guys^^
Jangan lupa vote, comment, and follow:>
Happy Readers😍♥️