-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳Miya.tw

By ncchip

19.8K 3.3K 760

Miya Twins × Lilsister!reader × Ka. To || lil-teenromance || some angst || little fluff || slice of life || f... More

1.1-Berbincang pertama kalinya
1.2-Memulai lembaran baru
1.3-Keluarga Miya pt.1
1.4-Perundungan
1.5-Kode
1.6-Atsumu's training camp
1.7-Osamu's charm
1.8-Kita-senpai dan Fumi
1.9-Anak tersesat pt.¹
1.11-Pertengkaran Miya kembar
1.12- Inarizaki vs Karasuno
1.13-Atsumu demam
1.14- Kegabutan si kembar

1.10-Anak tersesat pt.²

903 195 67
By ncchip

Triple ahahaha–! Idenya lagi ngalir~

Semoga terhibur ( ˊᵕˋ )♡.°⑅

○○○


Akhirnya dua anak Sma itu sudah berada dalam perjalanan menuju Miyagi. Sempat terjadi beberapa kesalahan tadi, disebabkan oleh oknum K.T

Dimulai dari Kageyama yang salah mengikuti orang, katanya orang itu memakai baju yang mirip dengan (name). Lalu tiba-tiba Kageyama menuju ke kereta yang salah karena ada idola volinya di kereta tersebut, dan lain-lain.

'Jadi ini yang dimaksud fisik harimau mental helo kiti.' Begitu batin (name).

Menghembuskan napas nampaknya mampu membuat gadis berparas biasa saja itu mengurangi kepenatan yang dirasa. Kepalanya juga mulai pusing, mungkin karena tak terbiasa bepergian jauh dan lama, tanpa keluarga.

Sekarang ia merasa seperti Bibi yang mengasuh keponakannya.

Kageyama dan (name) duduk berdempetan, untung saja masih ada kursi. Ini agak canggung, tetapi keramaian di gerbong mampu menutupinya.

Seusai goncangan dan suara gemuruh yang disebabkan rel kereta, Kageyama melakukan gerak gerik aneh. Dia menatap lurus dan (name) bergantian, ditambah tangannya memainkan jari secara tak wajar. Keringat yang menetesi lehernya

Sekilas (name) memandang lelaki raven di sebelah. "Namaku Miya (name), Kageyama-san."

"Terimakasih ya, Miya. Tadi aku sudah minta bantuan ke orang lain tapi ditolak."

'Awalnya aku juga mau nolak kok, kalau tau bakal repot seperti ini.' tadinya itu yang mau diucapkan (name), "Sama-sama. Jangan khawatir ... mungkin orang itu punya kesibukan." Bagaimanapun (name) masih punya jiwa kemanusiaan.

Mendadak Kageyama berdiri, kala beberapa orang memasuki gerbong ini.

Kageyama menawarkan tempat duduknya. "Silahkan, kursinya." (Name) menekapkan mulut, satu tangannya segera menarik Kageyama untuk kembali duduk.

"SIALAN! AKU TIDAK HAMIL! Aku ini laki-laki, tau!" bentak orang itu, meneriaki Kageyama tepat di bawah wajahnya, sampai menyemburkan liurnya. Si jangkung ini langsung duduk, membiarkan (name) memohon maaf.

Tentu saja, meskipun gembul, orang itu tidak setinggi Kageyama.

(Name) rasanya ingin menangis, takut diapa-apakan. "Mooshiwake gozaimasen.."

"Brengsek, habis pulang kerja ...."

Lelaki itu lanjut menggerutu dengan wajah masam sembari menjauh dari pemuda raven yang kebingungan.

"Kageyama-san, kamu salah. Lain kali perhatikan dulu ...."

"Ibuku selalu bilang, utamakan yang hamil." Cowok satu ini menyilangkan tangan di depan dada.

"Lelaki tidak bisa hamil kan, lagipula postur pria dan wanita itu berbeda."

Kageyama mengerutkan kening, perhatian total diarahkan ke (name), mata hitam kebiruannya kentara membulat, "tapi tadi perutnya maju ke depan gitu." cowok ini berusaha berargumen.

(Name) lelah menjelaskan. "Ka–"

"Dasar tidak sopan, bajing*n! Kalian menggosipiku!" Lelaki tambun yang sebelumnya, ternyata berdiri tak jauh dari kanan Kageyama, lalu mengacungkan jari tengah kearah (name) juga Kageyama.

Reflek, (name) mencengkeram baju samping Kageyama, setengah grogi dan takut.

"Hontou ni sumimasen deshita, kami akan segera turun." Seru (name), sudah mengambil ancang-ancang berlari sebelum terjebak kerumunan orang, yaitu dengan menggenggam pergelangan tangan Kageyama.

Setelah berdecih, pria gempal itu lanjut menggerutu. "Tch ... bocah idiot."

Begitu pintu terbuka, (name) menerobos sekumpulan orang yang juga ingin keluar, Kageyama mengekori. Tapi bukannya bisa keluar, ia malah terhimpit di depan pintu, namun (name) bisa memastikan Kageyama aman dalam awasannya.

Gadis itu menoleh ke belakang, maniknya ternyata menemui Kageyama tepat di belakang punggungnya.

"Miya-san, tidak apa kan? Aku tidak terburu-buru kok. Kita ikuti saja ...."

(Name) tidak merasa terjebak kerumunan, melainkan terjebak dalam sorot mata hitam kebiruan yang sedalam lautan, sehingga ia harus segera menghirup udara supaya tak tenggelam ke pesona netra yang sungguh melarutkan, tatapannya lebih menenangkan daripada hembusan angin.

Selanjutnya, Kageyama dan (name) terdorong dari belakang sampai berhasil keluar.

Ah lihat. Kageyama erat sekali menggenggam tangan (name), seakan, tidak ingin kehilangan pandang dari gadis itu.

"Fwaah ... akhirnya keluar. Jadi, Kageyama-san kita sudah di Stasiun Sendai. Kamu tentu sudah tau jalan pulang kan?"

Kageyama mengangguk.

Teriakan (name) tercekat, menyadari ia dan Kageyama masih bergandengan tangan, yang membuat keduanya terlihat seperti sepasang kekasih.

"Maaf---"

"Aku baru tau tangan perempuan itu halus." Ujar Kageyama, mengelus pelan punggung tangan (name) menggunakan ibu jari.

"Loh, memangnya Kageyama-san tidak pernah menggenggam tangan Ibu?"

"Ibuku jarang di rumah, lagipula tangannya kapalan."

(Name) sweatdrop, Kageyama memang anak yang blak-blakan.

"Kalau begitu aku pulang dulu."

Perjalanan Kageyama juga (name), hanya diisi obrolan singkat tentang kondisi kereta atau kegiatan sekolah. Mereka berjalan keluar stasiun, sampai batas dimana (name) tak lagi melangkah, ini saatnya untuk pulang.

Tak menanyakan masalah pribadi adalah prinsip (name), sedangkan prinsip Kageyama berupa tidak peduli dengan masalah pribadi orang lain.

Bermandikan cahaya matahari, Kageyama lantas berkata. "Terimasih lagi, Miya."

Sama-sama disiram sinar hangat sang surya, "terimakasih kembali, Kageyama-san." (Name) pun berbalik dengan satu tangan melambai sekejap.

Ada gejolak perasaan asing dan efek kupu-kupu dalam diri Kageyama, sejenak ia ingin mengingat kembali momen yang menurutnya menyenangkan bersama si gadis.

Fokusnya hilang, semakin bimbang, rasa bahagia aneh menelusup, mengambang di hati kosong yang hanya diisi pervolian.

Satu jendela pada ruang hati terbuka, memintanya menaruh harap dan memaksanya jangan pernah pergi. Lelaki satu ini memegang dadanya, naik turun diluar tempo biasanya, bagai sedang bermain voli.

Napasnya tak beraturan serta jantung yang berdisko, menandai ada sesuatu yang telah membubung ke dinding buatannya.

"Matta aeru yo ne!" Seruan Kageyama terdengar dari jauh, (name) seketika linglung dan salah tingkah, tak mampu berjalan dengan benar, sempoyongan.

"Tabun ...."

Senyuman kecil muncul, menghiasi wajah yang berperasaan berbunga-bunga.

●●●

–NANAAA

Continue Reading

You'll Also Like

364K 32.3K 47
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
116K 12.5K 80
"i'm broke and hopeless too." Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar. Love, penul...
1.6M 107K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
388K 43.7K 84
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...