Who's The Killer ✓

By liem222

28.5K 3.5K 524

Kim Taehyung, Seorang polisi muda yang harus menyamar sebagai murid sekolah demi mengungkap misteri dari pemb... More

introduction
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
chapter 8
Chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
Epilogue
clue dan Detail yang readers lewatkan
Alternative Ending
promot ff baru TaeTzu

chapter 15

1.3K 202 29
By liem222

Ada yang kangen gak sama book ini ??? ,,🤗🤗💜💜

Taehyung ngejar Jiyeon ke RS sampe seminggu lebih guys gara2 author gak up2x 🤣🤣

Selamat membaca :))

>>>>>>>>><<<<<<<<

'drap drap drap'

Taehyung berlari kencang di koridor Rumah Sakit menuju ruang rawat Tzuyu, pria itu sesekali hampir menabrak orang-orang yang menghalangi jalannya.

Pikiran Taehyung benar-benar kalut sekarang, jika sesuatu terjadi pada Tzuyu maka orang yang akan paling ia salahkan adalah dirinya.

Kenapa dia bisa begitu bodoh menuduh Yeri sebagai dalang dari pembunuhan berantai dan malah meloloskan Jiyeon begitu saja? Kenapa juga ia malah menyuruh Minhyun untuk menginterogasi Jiyeon dan bukan dirinya?

'brak'

Taehyung membuka pintu ruang rawat Tzuyu, namun di sana ia tak menemukan Tzuyu dan hanya terlihat Ny. Chou yang terbaring tak sadarkan diri di lantai Rumah Sakit.

Pria itu segera menghampiri Ny. Chou.

"Bu, Ibunya Tzuyu!" Panggil Taehyung sambil menepuk-nepuk pipi wanita paruh baya itu mencoba menyadarkannya.

Tak lama kemudian Ny. Chou tersadar.

"Ibu baik-baik aja?" Tanya Taehyung

Ny. Chou terdiam sejenak untuk mengumpulkan kesadarannya, tiba-tiba matanya terbuka lebar saat mengingat penyebab ia tak sadarkan diri.

"Jiyeon.." Ucapan Ny. Chou terputus saat melihat ranjang rawat Tzuyu yang kosong.

"Tzuyu dalam bahaya, tolong selamatkan anak saya!" Ucap Ny. Chou panik.

Taehyung segera berdiri untuk mencari keberadaan Tzuyu namun sedetik kemudian ia terdiam karena bingung harus kemana ia mencari Tzuyu yang di culik oleh Jiyeon

"Sialan" umpat Taehyung.

Sekarang dia tidak bisa berpikir jernih, pikirannya kalut akan rasa khawatirnya pada Tzuyu.

Sampai matanya tak sengaja menatap CCTV yang berada di kamar tersebut.

"Ruang CCTV" ucap pria itu lalu segera berlari keluar dari ruang rawat Tzuyu menuju ke ruang CCTV.

>>>>>>Who's The Killer<<<<<<<

Angin malam yang berhembus cukup kencang menerpa wajah cantik Tzuyu, Tzuyu yang sedang terduduk tak sadarkan diri diatas kursi roda perlahan membuka kedua matanya.

Setelah Tzuyu sudah tersadar sepenuhnya, ia menatap kesekeliling tempatnya berdiam kini. Tzuyu sadar jika sekarang ia sudah tak lagi di dalam ruang rawatnya melainkan di Rooftop Rumah Sakit.

Ya, Tzuyu tahu sekarang dia sedang ada di Rooftop RS karena ia beberapakali sering diam-diam kesana untuk menghirup udara segar di pagi hari.

Tak jauh di depan Tzuyu terlihat seorang gadis yang berdiri memunggunginya.

"Jiyeon?" Tanya Tzuyu yang teringat jika orang yang ia lihat sebelum ia tak sadarkan diri adalah Jiyeon.

Gadis itu berbalik dan menatap Tzuyu, sebuah senyuman tercetak di bibir gadis itu.

Saat Tzuyu hendak berdiri ia baru sadar jika kedua tangan dan kakinya terikat diatas kedua sisi kursi roda.

"Ini apa-apaan sih?! Lo mau ngapain gue Hah?!" Bentak Tzuyu menatap Nyalang Jiyeon.

"Calm.. gue gak akan ngedorong Lo dari atas sini kok" Ucap Jiyeon lalu berjalan mendekat kearah Tzuyu.

Gadis itu mencondongkan tubuhnya kearah Tzuyu dan menangkup wajah Tzuyu.

"Tzuyu dengerin gue" Ucap Jiyeon

"Doyeon dan Jisoo itu mati karena elo" Ucap Jiyeon membuat Jiyeon menggeleng.

"Gak! Doyeon meninggal bukan karena gue, dan Jisoo.. juga meninggal bukan karena gue!" Ucap Tzuyu mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Tzuyu berusaha sekuat mungkin untuk mengelak ucapan Jiyeon, dia gak mau terapi yang dia lakuin selama hampir 1 bulan terakhir ini sia-sia.

"Jangan ngelak Tzuyu, Doyeon meninggal karena dia sedih Lo jauhin , sedangkan Jisoo meninggal karena dia sedih Doyeon mati, berarti secara gak langsung kedua orang itu mati karena elo!" Bentak Jiyeon lalu mencengkram dagu Tzuyu.

"Lisa juga mati karena elo Tzuyu" Ucap Jiyeon membuat Tzuyu membulatkan matanya karena terkejut.

"Lisa?"

"Iya, Lisa udah mati dan itu semua gara-gara elo!" Ucap Jiyeon kembali sambil menatap tajam Jiyeon .

"Dasar pembunuh!" Ucap Jiyeon membuat bahu Tzuyu menegang seketika.

"Pembunuh!" Ucapnya kembali.

"Chou Tzuyu pembunuh!"

Kepala Tzuyu tiba-tiba berdenyut. Tzuyu sudah kalah. Ya, gadis itu lagi-lagi kalah dengan traumanya, suara-suara yang menyalahkan dirinya atas kematian adiknya kembali terdengar oleh Tzuyu.

"Gak.. bukan gue.." Ucap Tzuyu pelan.

Jiyeon tersenyum lebar saat melihat wajah Tzuyu mulai pucat pasi, ia dapat melihat jika nafas gadis itu mulai memburu.

Tzuyu memejamkan matanya dan berusaha meyakinkan dirinya kembali.

"Bukan gue.. bukan gue" Ucap Tzuyu.

Jiyeon berjalan mundur lalu berbalik , mengahadap kearah pembatas Rooftop.

"Tzuyu..." panggil Jiyeon membuat Tzuyu kembali membuka matanya

"Gak.. Jiyeon Jangan!" Teriak Tzuyu histeris saat melihat gadis dihadapannya itu menaiki pembatas Rooftop.

Bayang-bayang saat adiknya menaiki teralis yang menjadi pembatas tangga mulai muncul dalam benak Tzuyu saat melihat Jiyeon berdiri diatas pembatas Rooftop tersebut.

"Hikks.. adek.. jangan!" ucap Tzuyu yang mulai berhalusinasi, yang ada di mata Tzuyu saat ini bukan lah Jiyeon yang berdiri di atas pembatas Rooftop melainkan adiknya.

Jiyeon tertawa kecil saat mendengar ucapan Tzuyu.

"ADEK! JANGAN! KAKAK MOHON JANGAN LONCAT!" Teriak Tzuyu kembali, gadis itu mencoba berontak mencoba melepaskan ikatan di lengannya.

Jiyeon berbalik dan kembali menatap kearah Tzuyu.

"Alasan kenapa gue gak bunuh Lo kaya Jisoo, Doyeon, Lisa dan Changkyun adalah... karena Lo orang yang paling gue benci diantara meraka Tzuyu, gue mau Lo menderita seumur hidup Lo dengan hidup sebagai orang gila.." Ucap Jiyeon dengan suaranya yang pelan.

Sebenarnya meski Jiyeon bicara dengan suara sekencang apapun Tzuyu tak akan bisa mendengarnya karena sekarang gadis itu sedang berhalusinasi saat detik-detik adiknya akan melompat dari pembatas tangga.

'BRAK'

Pintu Rooftop terbuka dan menampakan sosok Taehyung dengan nafas yang terengah karena ia baru habis berlari.

Jiyeon memberikan smirknya kearah Taehyung.

"Cepet juga ternyata" Ucap Jiyeon.

Jiyeon segera berbalik dan menatap kedepan.

"Matipun gue gak bakal nyesel, karena gue udah membalaskan semua dendam gue" Ucap Jiyeon.

"Gak.. Jangan! JANGAAN!" Histeris Tzuyu.

Taehyung berlari kearah Jiyeon untuk mencegah agar gadis tak itu melompat ke bawah gedung.

"Goodbye" Ucap Jiyeon pelan lalu memejamkan matanya dan melangkahkan salah satu kakinya kedepan.

"ARRGHHHH!" Teriak Tzuyu saat melihat Jiyeon yang dimatanya adalah adiknya itu meloncat dari atas pembatas Rooftop .

'HAP'

Taehyung berhasil menangkap lengan Jiyeon sehingga membuat tubuh Jiyeon tak terjatuh kebawah gedung dan menggagalkan aksi bunuh diri gadis itu.

Bersamaan dengan itu Tzuyu kehilangan kesadarannya.

"Lepas! LEPASIN TANGAN GUE!" Bentak Jiyeon sambil mendongak kearah Taehyung .

"Gak akan! Lo pikir Lo bisa pergi gitu aja hah setelah apa yang Lo lakuin?!" Ucap Taehyung lalu menarik lengan Jiyeon membuat tubuh gadis itu kembali tertarik keatas pembatas Rooftop.

Setelah Taehyung berhasil menarik tubuh Jiyeon keatas Rooftop ia langsung memborgol lengan gadis tersebut.

'brak'

Pintu kembali terbuka dan terlihat Minhyun beserta beberapa polisi lain datang menyusul Taehyung.

Minhyun berjalan menghampiri Taehyung yang sedang menahan Jiyeon.

"Biar gue yang bawa Jiyeon, lo urus Tzuyu" Ucap Minhyun lalu mengambil alih tugas Taehyung untuk mengamankan Jiyeon.

"Lepasin!!" Ucap Jiyeon tetap berontak untuk lepas dari Minhyun padahal kedua lengan gadis itu sudah di borgol.

"Diem!" Bentak Minhyun lalu menggiring Jiyeon keluar dari area Rooftop.

Sedangkan itu Taehyung berlari kearah Tzuyu yang tak sadarkan diri diatas kursi roda lalu melepas ikatan tali di tangan dan kaki Tzuyu.

"Tzuyu, bangun Tzu" Ucap Taehyung sambil menepuk-nepuk pipi gadis itu.

"Tzuyu bangun!" Ucap Taehyung kembali pria itu terlihat panik karena tadi Tzuyu sempat berteriak sebelum tak sadarkan diri.

Taehyung akhirnya segera mendorong kursi roda yang Tzuyu duduki keluar dari area Rooftop.

.
.
.
.
.

Waktu menunjukan pukul 07.30 pagi

Tzuyu kini tengah tertidur dengan nyenyak diatas ranjang rawatnya, sedangkan itu Ny. Chou yang duduk di kursi tepat di samping ranjang rawat Tzuyu menatap anaknya dengan tatapan sendunya.

Ny. Chou teringat kejadian semalam setelah Taehyung kembali membawa Tzuyu kedalam ruang rawatnya dan tiba-tiba anak gadisnya tersadar dan langsung berteriak histeris sambil mencoba melukai dirinya sendiri. Beruntung semalam ada Taehyung yang membantunya untuk menahan lengan Tzuyu tidak melukai dirinya sendiri sampai dokter datang lalu menyuntikan obat penenang ke tubuh gadis itu.

Padahal selama satu bulan terakhir ini Tzuyu sudah terlihat baik-baik setelah menjalani berbagai terapi yang di berikan oleh psikiater di RS tersebut, ia juga tak tahu apa yang Jiyeon perbuat pada Tzuyu sampai PTSD anaknya itu kembali kambuh dan bahkan menjadi lebih parah hanya dalam waktu semalam.

Tak lama kemudian Tzuyu yang terbangun dari tidurnya perlahan membuka kedua matanya dan menangkap sosok sang Ibunda yang menatapnya dengan tatapan hawatir. Tak hanya Ny. Chou, Tuan Chou juga ada disana. Sedangkan Taehyung sudah tak ada lagi di sana karena ia sudah kembali ke Kantor polisi setelah Ayahnya Tzuyu datang untuk melihat keadaan putrinya

Tn. Chou yang sedari tadi tengah menonton berita tentang penangkapan Jiyeon yang tak lain adalah teman dari anaknya itu berjalan menghampiri putri satu-satunya tersebut

"Mamah.." Panggil Tzuyu.

"Iya sayang kenapa?" Tanya Ny. Chou.

"Hikss.." Tangisan Tzuyu kembali pecah.

"Temen-temen Tzuyu mati gara-gara Tzuyu mah, semuanya gara- gara Tzuyu..." ucap Tzuyu di sela tangisannya.

Tn. Chou yang melihat anaknya kembali menangis histeris langsung memeluk tubuh putrinya itu seraya menahan lengan Tzuyu agar gadis itu tak melukai dirinya sendiri.

"Enggak sayang, Enggak, liat" Ucap Tn. Chou sambil menunjuk kearah layar televisi.

Ny. Chou mengambil remot TV lalu mengeraskan volume di Tv yang sedang menayangkan berita tentang penangkapan dalang dari pembunuhan berantai yang terjadi di sebuah Sekolah Menengah Atas dan tersangkanya yang tak lain dan tak bukan adalah Jiyeon.

"Temen-Temen kamu bukan gara-gara kamu sayang, tapi Jiyeon yang ngebunuh mereka" Ucap Tn. Chou menjelaskan.

"Tapi..hikkss.. semalam...Jiyeon.." Tzuyu memang sempat berhalusinasi jika yang hendak melompat dari Rooftop itu adiknya tapi saat ia melihat wajah Jiyeon di TV tadi ia sadar jika yang berdiri diatas pembatas Rooftop itu adalah Jiyeon bukan adiknya.

"Jiyeon masih hidup, dia sekarang udah di amankan sama pihak kepolisian" Jawab Ny. Chou.

"Tapi adek.. adek meninggal gara-gara Tzuyu...hikks" Ucap Tzuyu tangisnya kembali mengencang saat teringat kejadian dimana ia gagal menyelamatkan adik laki-lakinya yang saat itu baru berusia 5 tahun.

Saat itu Tzuyu tengah bermain di lantai dua bersama adiknya, Tzuyu yang sedang bermain boneka sama sekali tak melihat jika adiknya tengah menaikki teralis pembatas balkon sedangkan si babysitter yang di bayar untuk menjaga Tzuyu dan adiknya yang berusia 6 tahun malah sibuk menonton TV.

Tzuyu begitu kaget saat ia menoleh dan melihat jika adiknya sudah berdiri diatas pembatas balkon,  baru saja Tzuyu hendak menghampiri adiknya untuk membantu adiknya itu turun dari pembatas balkon adik laki-lakinya itu tiba-tiba melompat dari lantai 2 rumah mereka.

"Itu bukan salah kamu sayang, gak ada yang nyalahin kamu, itu semua karena kelalaian babysitter yang kami bayar waktu itu, dan juga karena kesalahan kami berdua yang terlalu sibuk akan pekerjaan kami sehingga kami terlalu memercayakan orang lain buat ngejaga adik kamu" Ucap Tn. Chou mencoba menenangkan Tzuyu sambil menepuk-nepuk pelan punggung Tzuyu.

".. maafin Tzuyu Mah, Pah" Ucap Tzuyu masih menangis dalam pelukan ayahnya itu.

Ny. Chou ikut memeluk Tzuyu.

"Enggak sayang, jangan minta maaf, kamu gak salah" Ucap Ny. Chou yang kini juga ikut menangis karena melihat kondisi putrinya yang terus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian anak bungsunya.

.
.
.
.

Kantor Polisi

Jiyeon, gadis berumur 18 tahun itu nampak duduk bersandar di sebuah kursi yang ada di dalam sebuah ruang interogasi.

'ceklek'

Pintu ruang interogasi terbuka dan menampakan sosok Taehyung yang kini masuk kedalam sana dengan seragam kepolisiannya.

Pria itu lalu mendudukan dirinya di hadapan Jiyeon.

Terlihat sneyuman miring yang di tunjukan oleh Jiyeon.

"Gimana rasanya di permainkam sama bocah kaya gue?" Tanya Jiyeon membuat rahang Taehyung mengeras.

"Ya.. meskipun ini semua gak berjalan sesuai rencana gue, tapi gue tetep merasa menang karena 4 orang yang gue benci udah berhasil gue bunuh..haha" Ucap Jiyeon diiringi tawanya.

"..Jiyeon, ah bukan maksud gue Ji Ah" Ucap Taehyung membuat tawa Jiyeon langsung terhenti.

Dan hal itu sukses membuat Taehyung tersenyum miring.

"....kok kaget gitu? Dulu nama Lo Ji Ah kan?" Tanya Taehyung.

"Berhenti nyebutin nama itu di depan gue" Ucap Jiyeon menatap nyalang Taehyung.

"Kenapa? Gue suka manggilnya, bukannya lebih simpel dari nama Jiyeon? Iyakan Park Ji Ah.." ucap Taehyung yang malah sengaja ingin memancing amarah Jiyeon.

"GUE BILANG BERHENTI!" bentak Jiyeon dengan suara nyaringnya.

Suasana hening sejenak sampai Taehyung mengeluarkan sebuah foto seorang anak perempuan berusia 7 tahun, wajah anak itu memang bisa di bilang kurang cantik dan tubuhnya juga terlihat berisi jauh beda dengan gadis yang ada di hadapan Taehyung sekarang.

"Dia cantik" Ucap Taehyung membuat Jiyeon berdecih.

"Jangan bohong, Lo gak tau kan perlakuan apa aja yang gue terima cuma karena penampilan gue dulu kaya gitu?" Tanya Jiyeon.

Taehyung terdiam seolah mempersilahkan Jiyeon untuk melanjutkan ucapannya.

"..gara-gara penampilan gue yang kaya gitu hampir semua temen-temen di SD gue gak ada yang mau temenan sama gue, mereka semua ngebully gue Taehyung!" Ucap Jiyeon melanjutkan kalimatnya.

Mata gadis itu tiba-tiba berair saat teringat masa-masa ia di bully saat SD dulu.

"Doyeon, Tzuyu, Yeri, Jisoo, Lisa, dan Sakura, mereka emang cantik tapi asal Lo tau Kelakuan mereka ber 6 itu kaya iblis!" Ucap Jiyeon dengan nafas yang memburu.

"Mereka ber 6 yang udah ngebuat gue di keluarin dari SD karena gue di tuduh nyuri uangnya Changkyun, Lo bayangin anak kelas 6 SD udah bisa fitnah temennya sendiri kaya gitu? Kalau bukan iblis apa namanya?!" Bentak Jiyeon.

Tak lama kemudian raut kekesalan di wajah Jiyeon memudar berganti dengan raut kesedihan, perlahan pandangan gadis itu menunduk.

".. sebenarnya salah gue apa sampai Mereka 6 sebenci itu sama gue?..hikss... karena dulu gue gak cantik kaya mereka? Atau Karena gue gemuk? Atau karena keliatannya gue ini gampang di tindas sampai Doyeon, Lisa, Jisoo, Yeri, Sakura dan Tzuyu hampir setiap hari ngebully gue?" Tanya Jiyeon yang kini sudah menangis.

"Tapi sekarang elo udah cantik Jiyeon,mereka juga udah gak ngebully elo lagi, mereka bahkan gak kenal kalau Lo itu Jiah yang dulu mereka bully, Kenapa Lo gak bisa maafin kesalahan mereka? " Tanya Taehyung.

"Karena itu semua gak adil bagi gue! Saat gue di keluarin dari SD karena di tuduh nyuri uang mereka ber-6 justru di puji sama guru-guru karena di kira udah berhasil dengan berani bilang siapa yang nyuri uangnya Changkyun padahal mereka sengaja nge fitnah gue supaya gue di keluarin dari sekolah, dan Changkyun.."

".... Andai saat itu kalau dia mau maafin gue dan gak sampai manggil orang tuanya, gue pasti gak bakal di keluarin dari Sekolah!"

Kedua telapak tangan gadis itu terlihat mengepal dengan erat.

"Saat Gue nahan sakit selama berbulan-bulan karena pemulihan dari berbagai prosedur operasi plastik yang gue jalanin, mereka ngejalanin hidup mereka dengan senang, mereka bersikap seolah gak pernah ngelakuin kesalahan yang udah ngancurin hidup seseorang, mereka itu iblis yang gak punya hati Taehyung! IBLIS!!" Ucap Jiyeon kembali.

"Dan sekarang Lo udah jadi bagian dari iblis itu juga.." Ucap Taehyung membuat Jiyeon terdiam menatap pria itu tak mengerti.

Taehyung nampak mengusap foto Jiyeon saat gadis itu berumur 7 tahun.

"Lo tau Ji? hidup itu emang kadang gak adil, gak semua orang yang muncul di kehidupan elo itu orang baik, ada diantaranya orang-orang jahat yang bisa ngebuat hidup Lo menderita, tapi justru penderitaan itulah yang nantinya bisa ngebikin lo ngerti apa yang di maksud dengan kebahagiaan" Ucap Taehyung.

"... Pernah gak Lo mikir, andai kalau Lo gak repot-repot nyamar jadi orang lain buat bisa ngebunuh mereka satu persatu dan Lo mau bebesar hati buat memaafkan kesalahan mereka di masa lalu, saat ini Lo pasti lagi belajar buat nyiapin ujian masuk Universitas, terus setelah Lo lulus SMA Lo bakal kuliah dan beberapa tahun kemudian Lo bakal dapet gelar yang Lo impikan dan setelahnya Lo bisa kerja sesuai dengan passion Lo.." Ucap Taehyung lalu menatap foto JiAh yang ada di tangannya.

"..ya.. mungkin semuanya gak semudah kaya yang gue ucapin tadi, tapi seenggaknya masa depan Lo bakal cerah Ji, Lo gak harus ada di ruang interogasi kaya gini dan terancam di penjara seumur hidup, Abang Lo juga bakal tetep jadi Dokter dan ngejalanin hidupnya dengan normal" Ucap Taehyung membuat Jiyeon terdiam, ia mencerna semua kalimat yang Taehyung ucapkan tadi.

"..dulu Lo emang gak secantik sekarang Ji, tapi hati Lo dulu bersih dan dulu juga Lo bukan seorang pembunuh kaya sekarang, makanya gue bilang anak yang ada di foto ini cantik,... maksud gue Ji Ah cantik, bukan Jiyeon.." Ucap Taehyung lalu berdiri dari kursinya dan menaruh foto yang ia bawa diatas meja dan berjalan menuju pintu.

"LO BISA NGOMONG KAYA GITU KARENA LO GAK ADA DI POSISI GUE! LO GAK TAU GIMANA SAKITNYA DI KUCILKAN DAN DI TUDUH ATAS APA YANG GAK LO LAKUIN TAEHYUNG!" Teriak Jiyeon membuat langkah Taehyung terhenti.

"Iya.. gue emang gak akan ngerti Jiyeon, tapi bukannya Tuhan menciptakan hati itu untuk memaafkan ya? dendam itu gak baik Ji, buktinya liat Lo sekarang, selain wajah Lo yang cantik dan penampilan Lo yang bagus sisanya cuma kejelekan yang Lo punya, karena sekarang Lo adalah seorang pembunuh" Ucap Taehyung lalu membuka pintu ruang interogasi meninggalkan Jiyeon yang kembali terdiam di tempatnya.

Lengannya yang di borgol meraih foto yang Taehyung taruh diatas meja taru, Jiyeon menatap dirinya yang masih berumur 7 tahun itu. Jiyeon ah.. bukan maksudnya JiAh terlihat begitu polos dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya.

Jiyeon membawa foto itu kedalam dekapannya, air mata yang keluar dari pelupuk mata Jiyeon kini sudah membasahi kedua pipinya .

"Hikss....". Sebuah isakan lolos dari mulut Jiyeon.

'menyesal?'

Ya, Jiyeon kini merasa menyesal dengan semua yang sudah ia perbuat. Tapi apa gunanya? Semua sudah terlambat, ia sudah terlanjur menjadi seorang pembunuh. Mau memutar waktu ke masa-masa sebelum dirinya menjadi pembunuh pun ia tak bisa.

Tangis gadis itu semakin mengencang saat menyadari jika kini hidupnya juga sudah hancur karena dendam yang ia pelihara dalam hatinya.

.
.
.
.

The End??

Belum kok hehe

, Masih ada epilognya gaes 😊😊

Tapi nanti ya 🤗 author masih bingung buat nentuin mau gimana akhirnya. Soalnya author punya dua ending yang berbeda.

Sampai jumpa 😍😍

Continue Reading

You'll Also Like

52.8K 4.2K 15
Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya. N...
293K 27.5K 45
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
93.1K 6.5K 57
Tiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan...
114K 16.9K 48
Allura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja s...