.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Siang ini Jekey sedang berada di dalam ruang latihannya, seperti biasa ia sedang melakukan latihan bersama dengan teman-teman back dancer nya, hari ini ia melakukan gladi bersih mengingat lusa dia akan memulai karirnya sebagai penyanyi solo.
"Jey....pastikan jika tangan dan kakimu seimbang ketika melakukan intronya," perintah Kang ssaem guru tari Jekey.
"Hyung, bisakah aku mengganti gerakannya saja?" ucap Jekey kepada pelatihnya.
"Mwoo.....??" Kang ssaem pun terkejut dengan ucapan Jekey.
"Bagaimana bisa kamu mengganti gerakannya sekarang Jey? Hari ini kita melakukan latihan yang terakhir, jadi tidak akan mungkin kita merubahnya Jey," ucap Kang ssaem.
"Hyung.......aku tidak ingin hanya berjalan dan dan melewati balok kayu nya saja, itu terlihat sangat tidak menarik hyung....., bagaimana jika aku melompatinya saja? Bukankah itu akan terlihat lebih menarik?" ucap Jekey dengan semangat.
"Tidak....., lanjutkan seperti biasanya saja," ucap Kang ssaem dengan tegas, sedangkan Jekey kembali kepada posisi latihannya dengan dengan perasaan yang kesal.
Jekey kembali memulai latihannya, saat ini ia sedang mencoba properti yang ia gunakan saat perform, ia akan terbang menggunakan tali, para penari mulai memasangkan sabuk pengaman pada pinggang dan tangannya.
"Siap.....?"
Kang ssaem pun memberikan aba-aba.
"Satu.....dua....tiga.....,"
Dan katrol pun mulai di tarik secara bersamaan dengan musik yang di putar, saat ini Jekey sedang berada di atas sambil bernyanyi, ia tersenyum saat melihat manager Jung berada di ambang pintu sambil tersenyum padanya, bahkan Jekey melambai-lambaikan tangannya kearah managernya itu sebelum hal buruk menimpanya, tiba-tiba saja tali yang mengikat tangan kanannya sebagai pegangan terlepas dari besi pengait, saat menyadari itu Jekey melihat ke arah tangan kanannya.
"Andwee........,"
Bruuuuukkkkkkk..............,
"JEEEEYYYYYYY............,"
"Arggghhhhhhh..............,"
Jekey terjatuh dari ketinggian dengan tangan kirinya yang menopang dan menahan tubuhnya, semua kru berlari menghampiri Jekey yang sedang berteriak kesakitan, namun tidak ada seorangpun yang berani menyentuh Jekey karena Jekey benar-benar berteriak seperti orang yang sedang kesetanan, bahkan manager Jung yang juga berlari menghampiri Jekey pun juga tidak berani menyentuh calon artisnya itu.
"Aarrrgghhh......aaapppoooooo........hyung, appo......,"Jekey menangis dengan keras, sepertinya terjadi sesuatu dengan tangan kirinya. Dan Jekey pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
***
Saat ini Jekey sedang berada di ruang dokter bersama manager Jung dengan tangan kiri yang sudah terbalut gipsun.
"Jadi pasien mengalami keretakan pada tulang sikunya, cidera ini tidak terlalu parah, namun tetap saja pasien disarankan agar tidak banyak bergerak untuk sementara waktu, apalagi mengangkat beban yang berat-berat, tangannya harus benar-benar istirahat total," jelas seorang dokter yang menangani Jekey sambil menunjukan layar monitor nya.
Tentu saja penjelasan dokter tersebut membuat hati Jekey sangat hancur, bagaimana bisa kejadian naas ini bisa menimpanya, Jekey sangat sedih dan menyesal mendengarnya.
"Andwe......apa yang harus aku lakukan," ucap Jekey sambil menundukan kepalanya.
"Dok.....kira-kira berapa lama dia harus istirahat?" tanya manager Jung kepada dokter tersebut.
"Mungkin selama tiga bulan dia tidak boleh melakukan pekerjaan yang berat seperti mengangkat beban atau melakukan perjaan yang membutuhkan kekuatan tangannya, tapi kita bisa melepas gibs nya selama satu bulan,"
"MWOOOOO.....? dokter, mungkin ini akan sembuh dalam tiga hari, tidak bisakah aku melepasnya dalam minggu ini?" ucap Jekey yang terkejut dengan pernyataan dokter.
"Maaf nak, tidak bisa......kau harus benar-benar menjaga lenganmu, jika tidak kau bisa kehilangannya, ini hanya masalah keretakan biasa, tapi jika kau tidak memperhatikannya dengan hati-hati, maka nanti akan berubah menjadi hal yang sangat serius," terang sang dokter.
Manager Jung hanya membuang nafasnya kasar sambil melirik Jekey yang sedang menundukan kepalanya karena kesal.
"Baiklah, saya akan memberikan resep obat untuk kekuatannya nanti," ucap sang dokter sambil menuliskan suatu resep obat.
"Baiklah dok......," ucap manager Jung.
Setelah mereka menerima resep dari dokter, manager Jung dan Jekey keluar dari ruang dokter.
"Kamu tunggulah di sini Jey, aku akan pergi mengambil obat......jangan kemana-mana okay?" pesan Manager Jung, dan Jekey pun hanya menganggukan kepalanya dengan malas karena ia benar-benar sudah kehilangan semangatnya.
Kemudian manager Jung pun pergi meninggalkan Jekey yang masih berdiri sambil menggendong tangan kirinya, saat akan duduk, mata Jekey tidak sengaja melihat Seokjin yang berjalann bersama Sommie di lobby.
"Bukankah itu kakaknya Jimmy hyung? Apakah dia akan menjenguk seseorang? Tunggu......bukan Jinmy hyung kan yan sakit?" gumam Jekey saat melihat Seokjin yang berjalan dengan sangat cepat.
"Hahh.....siapa yang peduli jika yang sakit Jimmy hyung," gumam Jekey sambil tertawa remeh.
Namun entah apa yang ada di dalam pikiraaannya, Jekey sangat penasaran dan yakin jika yang sakit adalah Jimmy, untuk mengetahui rasa penasarannya itu, Jekey memutuskan untuk mengikuti Seokjin, entah apa yang membuatnya sangat kawatir kepada Jimmy kakaknya, hatinya seperti berdesir saat memikirkan jika sampai sesuatu terjadi pada Jimmy.
Jekey terus mengikuti Seokjin yang berjalan dengan semakin cepat, hingga akhirnya Seokjin masuk kedalam sebuah ruang rawat.
"Rehabilitasi kanker?" gumam Jekey yang menghentikan langkah kakinya tepat di depan ruangan.
Saat Jekey akan melanjutkan langkahnya dan mengintip ke dalam, Jimmy keluar dari pintu ruangan dan itu tentu saja membuat Jekey sangat terkejut.
"Hyung???" ucap Jekey dengan spontan, Jekey meruntuki kebodohannya yang memanggil nama Jimmy, kemudian Jekey pun membaliknan badannya, namun baru saja Jekey akan berbutar, Jimmy memanggilnya.
"Je....jeyy.....?" panggil Jimmy dengan gugup, ia sangat tidak menyangka bisa bertemu dengan Jekey di sini.
Jimmy melihat Jekey menatap pintu ruang rawat Vii, Jimmy tahu jika mungkin Jekey penasaran dengan siapa yang sedang sakit.
"Saudara kakakku sedang sakit, apakah kamu ingin melihatnya?" tawar Jimmy.
Sedangkan Jekey hanya mengalihkan pandangannya seolah tidak peduli apa yang Jimmy katakan.
"Ada apa dengan tangan mu Jey?" Jimmy pun mendekati Jekey dan khawatir saat matanya melihat Jekey yang menggendong tangan kirinya.
"Ssshhhhh.......," Jekey menghindar saat Jimmy akan menyentuh tangannya.
"Jangan menyentuhku..........," ucap Jekey dengan sinis sambil menghindar dari tangan Jimmy.
"Jey....apakah kamu masih marah padaku?" tanya Jimmy.
"Tidak ada alasan ku untuk memaafkanmu hyung, karena akan lebih baik jika kita tidak usah bertemu lagi," ucap Jekey sambil menghindari tatapan Jimmy.
"Jey.....berapa kali aku harus meminta maaf apadamu?"
"Apakah Vii tahu jika kau masih marah padaku?" tanya Jimmy.
"Jangan bawa-bawa Vii hyung, dia jauh berbeda denganmu......,"
"Apakah kau juga akan melakukan hal yang sama pada Vii jika ia bertemu kembali dengan keluarganya? Apakah kamu juga akan membencinya seperti kau membenciku Jey?" tanya Jimmy kepada Jekey.
"Hahaha......kenapa kau malah membandingkan dirimu dengan Vii hyung? Setidaknya, Vii hyung tidak akan pernah MENGABAIKAN ADIKNYA SENDIRI, lagian aku akan hidup bahagia berdua dengan nya nanti" ucap Jekey dengan penuh penekanan.
"Jey.....tapi aku ini adalah kakakmu Jey, dan kau adalah adiku, bukankah dari awal memang seperti itu??"
"Mwoo.....?? Kakak?? Ahhh......kakak yang tega meninggalkan adiknya sendiri demi hidup yang lebih layak? Begitu maksudmu? Aku ingat.....bahkan tidak ada bukti yang mengatakan bahwa kita adalah saudara kandung,"
Mendengar ucapan Jekey, Jimmy hanya mampu menghembuskan nafasnya kasar, dia memang mengakui kesalahaannya di masa lalu, tapi ia sama sekali tidak pernah memiliki niatan untun menjauh dan meninggalkan adiknya.
"Apakah kau yakin kau akan tinggal bersama Vii? Apakah kamu tahu tentang kabarnya?" tanya Jimmy kepada Jekey.
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau iri hyung? Tentu saja, walaupun kami tidak bersama sekarang, tapi kami tetap saling mengirim pesan,"
Mendengar ucapan Jekey, Jimmy membulatkan kedua bola matanya, dia sangat terkejut, bagaimana bisa mereka saling berkirim surat jika jelas-jelas saja Vii sama sekali tidak pernah tahu kabar tentang Jekey.
"Me...mengirim pesan?" tanya Jimmy dengan gagap.
"Ne....kenapa? Apakah Jimmy hyung iri pada kami? Bahkan kau tidak pernah menanyakan kabar tentangku, kau memang sangat berbeda dengannya hyung," ucap Jekey.
"Ta...tapi Jey......,"
"Aissshhh........," Jekey kembali menepis tangan Jimmy yang akan menyentuhnya.
"Tidak perlu khawatir, walaupun kami hanya saling mengirim pesan, minggu ini kita akan segera bertemu hyung, dia berjanji akan datang di acara pertamaku,"
"Mm......mwoooo.....??"
Sedangkan Jekey hanya menatap Jimmy dengan tatapan tajam.
"JEY.....JEKEY....kenapa kamu ada di sini? Aku berkeliling untuk mencarimu Jey," teriak Manager Jung yang berlari menghampiri Jekey.
"Maafkan aku hyung, aku hanya ingin melihat-lihat saja," ucap Jekey kepada Manager Jung.
"Yaa......kenapa kamu berkeliling di rumah sakit heum? Bagaimana jika ada yang mengenalimu? Aissshhh....lihatlah, bahkan kamu tidak memakai masker," gerutu manager Jung karena kesal dengan sikap Jekey.
"Ayo kita harus segera kembali,"
Tanpa pamit Jekey pun pergi meninggalkan Jimmy yang masih terpaku di tempat ia berdiri saat ini.
"Ba...bagaimana mungkin.....Vii?? Berkirim pesan?" gumam Jimmy, banyak sekali pertanyaan yang memenuhi kepalanya saat ini, apakah ada sesuatu yang tidak ia ketahui selama ini mengenai hubungan Vii dengan Jekey?
"Tidak mungkin.....bahkan Vii tidak pernah tahu sedikitpun kabar tentang Jekey,"
Jimmy benar-benar dibuat bingung oleh pikirannya sendiri.
"Apakah Yoonjae hyung?" akhirnya Jimmy pun melangkahkan kakinya dan pergi dari tempat ia berdiri.
Jimmy pergi untuk bertemu dengam Yoongjae.
Ketika sampai di rumah Yoonjae, Jimmy di sambut dengan baik oleh Yoonjae, saat ini Jimmy sedang duduk bersama Yoonjae di ruang tamu.
"Aku hanya memiliki ini," ucap Yoonjae dambil meletakan minuman kalrng dan beberapa biskuit di atas meja.
"Hyung.......kenapa kau membalas surat Jekey sebagai Vii?" Jimmy langsung mengatakan apa yang menjadi tujuan utamanya datang ke mari.
Yoonjae pun terdiam, dia tahu jika Jimmy pasti akan menanyakan hal itu kepadanya.
"Apakah itu salah?" tanya Yoonjae dengan tersenyum.
"Hyung.......? Kau tidak bisa melakukan itu,"
"Kenapa Jim? Jekey mengirimkan surat itu sudah sejak dari beberapa bulan yang lalu, bahkan surat itu menumpuk di kotak pos kontrakan lama kalian," jelas Yoonjae.
"Mwoo..? Tapi kenapa hyung datang ke kontrakan lama kami?"
"Em....a.....aku....aku hanya kebetulan saja lewat karena harus mengirimkan barang ke daerah rumah kalian," Yoonjae terlihat menjawab pertanyaan Jimmy dengan gugup.
"Dan aku juga melihat kotak pos kalian sangat penuh jadi aku membukanya, aku sangat terkejut karena itu surat dari Jekey, dan karena ia terlihat sangat sedih dan hilang harapan, jadi aku memutuskan untuk membalas surat-suratnya, aku tidak ingin dia gagal debut gara-gara ini Jim, kau juga tahu kan....Jekey melakukan semuanya hanya untuk Vii,"
"Asal kamu tahu juga, aku tidak dengan sembarangan membalas surat-surat itu, karena aku sebelumnya sudah mengirim surat Jekey ke rumah kalian, dan aoa yang kalian lakukan, bahkan kalian juga tidak peduli dengan semua surat-surat itu.....bahkan tadi pagi aku melihat semuanya masih menumpuk di dalam kotak pos,"
"M...mwooo....?" Jimmy pun terkejut dengan pernyataan Yoonjae.
"Hyung.....tapi seharusnya kau memberitahuku secara langsung saja hyung,"
"Hahaha.....bagaimana mungkin aku bertemu denganmu Jim, kau sangat sibuk akhir-akhir ini bukan?" ucap Yoonjae dengan tawa.
"Ah....itu aku hanya sedang mempersiapkan ujian ku saja hyung,"
"Bagaimana kamu bisa tahu jika aku yang membalas semua surat Jekey?" tanya Yoonjae kepada Jimmy.
"Aku tadi bertemu dengan Jekey hyung, dan dia yang mengatakan semuanya, ternyata dia masih membenciku hyung.......hyung kenapa kau harus berjanji pada nya jika Vii hyung akan bertemu dengannya dan seolah-olah tidak terjadi sesuatu dengan Vii?"
"Arghhhh......apa yang harus aku lakukan?" tiba-tiba saja Jimmy berubah menjadi panik, ia menggigit ujung kukunya dan itu membuat Yoonjae bingung.
"Hyung.....bahkan Jekey sama sekali belum tahu tentang penyakit Vii, apakah hyung lupa tentang itu?"
"Jim.....aku hanya ingin mempertemukan mereka Jim, apakah itu salah?"
"Tapi hyung.......keadaan Vii sedang memburuk sekarang, bagaimana bisa Vii datang di acara Jekey yang akan dilaksanakan lusa hyung.......sedangkan Vii kembali koma saat ini....hikss.....apa yang harus aku katakan pada Jekey nanti?" Jimmy pun berucap sambil menangis di akhir kalimatnya.
"J....Jimm.....?? Mem....buruk?"
"Hyung.....tubuhnya sudah tidak mau menerima obat-obat yang dokter berikan.....aku takut jika terjadi sesuatu padanya hyung......Vii benar-benar terlihat kesakitan tadi, aku benar-benar sangat takut hyung......,"
Yoonjae sudah tidak mampu berucap kata sekarang, hatinya benar-benar terasa seperti tertusuk sekarang, mendengar kata memburuk Yoonjae benar-benar sangat khawatir, ia sangat merindukan sosok Vii, bagaimana bisa ia mendengar jika kondisi nya memburuk.
"Jim....bisakah kamu pulang sekarang? Aku merasa sedang tidak sehat sekarang," ucap Yoonjae.
"Hyung....apakah kau sakit?" tanya Jommy yang khawatir dengan Yoonjae.
"Tidak....sepertinya aku hanya butuh istirahat saja, kau juga harus istirahat Jim, kau juga bisa sakit nanti," Yoonjae pun demgan perlahan menyuruh Jimmy untuk pulang, dan Jimmy akhirnya memutuskan untuk pulang.
Setelah Jimmy pergi, Yoonjae bersandar di balik pintu rumahnya, ia menghela nafasnya, sungguh ia menahan emosinya saat ini, ia merasakan jika jantungnya berdebar cukup kencang, tiba-tiba saja hatinya di penuhi oleh rasa cemas yang sangat luar biasanya.
"Tidak.....Vii....bertahanlah,"
***
Sedangkan saat ini Kim Seokjin sedang berada di dalam ruang rawat Vii, ia sendirian karena Sommie sudah pulang, Seokjin tak berhenti mengusap wajah adiknya yang semakin tirus, ucapan dokter siang tadi benar-benar tidak bisa hilang dari pikirannya.
"Eomma.....apa yang harus aku lakukan? Taehyung kita.......dia sangat kesakitan eomma, aku tidak bisa menjaganya dengan baik,"
"Bagaimana jika Taehyung lelah? Seokjin takut eomma.......,"
Seokjin mengecup tangan Vii, ia tidak pernah menyangka jika adiknya akan kembali menutup matanya, ia benar-benar khawatir.
"Bangunlah Tae.....kau harus bertahan,"
Ceklek......
Seokjin menolehkan kepalanya dan melihat siapa yang masuk, Seokjin kembali menatap sang adik ketika ia sudah mengetahui siapa yang datang.
"Hyung.....kenapa kau tidak memberitahuku jika kondisi Taehyung kembali memburuk?" tanya Namjun yang berjalan menghampiri Seokjin.
"Apa yang harus aku lakukan Namjun ah, aku takut....,"
"Apakah Jimmy yang memberitahumu?"
"Iya, tadi kami bertemu, aku bertemu dia di jalan saat aku akan pulang, bagaimana keadaan Taehyung hyung?" tanya Namjun kepada Seokjin.
"Dia kembali koma setelah obat kimia yang masuk kedalam tubuhnya tidak menerima nya lagi, sepertinya tubuhnya sudah benar-benar meyerah, begitu juga dengan dokter yang menanganinya......," jelas Seokjin yang di sertai dengan isakan.
Namjun memijat pelan-pelan pundak Seokjin.
"Hyung.....Taehyung pasti akan bertahan, tubuhnya sangat kuat, dia sangat besemangat bukan?" hibur Namjun.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan ketika hari itu datang Namjun ah, aku tidak tahu apakah aku akan siap? Ahh......bahkan kami belum lama bertemu, aku pasti akan kembi menyalahkan diriku sendiri.......bagaimana bisa aku memaafkan diriku nanti, semuanya adalah salahku hikkss......,"
"Hyung......setidaknya kau sudah melakukan yang terbaik untuknya, lagian dia pasti akan tetap bertahan.....Tahyung anak yang kuat" Namjun tetap berusaha menghibur kakak sepupunya itu.
Agustus 2008
Saat ini Seokjin sedang masuk ke dalam kamarnya, ia melemparkan tubuhnya ke atas kasur king sizenya, ia menutup wajahnya dengan lengannya sambil menatap langit-langit kamarnya, tidak terasa air matanya pun mengalir melalui mata kanannya.
"Kakek......aku pasti akan sangat merindukannmu," gumamnya.
Seokjin dan keluarganya baru saja pulang dari acara pemakaman kakeknya, kakek yang sangat dekat dengannya itu meninggal karena serangan jantung mendadak, tentu saja itu membuat dirinya maupun keluarnganya merasakan kehilangan yang sangat luar biasa.
"Hyung.........," panggil Taehyung kecil yang berada diambang pintu kamar Seokjin, dengan langkah kecilnya ia berjalan mendekati Seokjin dan naik diatas kasurnya.
Dengan segera Seokjin menghapus air matanya.
"Hyung.......," panggil Taehyung dengan sedih.
"Wae....? Ada apa Tae?" tanya Seokjin.
"Hyung.....kenapa eomma mengabaikanku? Apakah eomma sudah tidak sayang lagi padaku?" tanya Taehyung kecil dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Heummm??? Mana mumgkin eomma tidak sayang pada Tae Tae?" ucap Seokjin.
"Eomma tidak peduli dengan ku hyung, aku haus.....dan eomma tidak mau membuatkanku jus stroberi," ucap Taehyung dengan nsda polosnya.
Seokjin tersenyum pada adiknya, ia tahu jika mungkin eomma nyaasih dalam suasana berkabung akibat kehilangan ayahnya.
"Tae....mungkin eomma kita sedang lelah, bukankah kakek kita baru saja meninggal? Pasti eomma masih bersedih Tae,"
"Hyung.....apakah kita sudah tidak bisa bertemu dengan kakek lagi?" tanya Taehyung.
"Tidak Tae.....dunia kakek dan dunia kita sudah berbeda, mungkin kita akan bertemu dengan kakek jika kita sudah meninggal nanti," jawab Seokjin dengan tersenyum.
"Kalau begitu.....aku ingin meninggal saja hyung biar bisa bertemu dengan kakek lagi," ucap Taehyung dengan polosnya, tentu saja itu membuat Seokjin yang mendengarnya terkekeh.
"Tidak Tae.....kamu tidak boleh meninggal, karena kamu masih kecil, kita akan meninggal jika kita sudah tua seperti,"
"Aaa......jadi kita harus tua terlebih dahulu agar kita bisa meninggal?"
"Neee........,"
"Baiklah.....aku akan minum susu agar cepat tua seperti kakek, dan meninggal seperti kakek,"
Seokjin pun tertawa mendengar kepolosan adiknya itu.
"Yaaa......kau tidak boleh bicara seperti itu Tae, karena kita harus tumbuh dewasa dan menjadi orang tua terlebih dahulu," ucap Seokjin dengan tertawa.
"Heummmm.......???"
"Sudahlah.....tadi kau hauskan? Ayoo.....hyung buatkan jus stroberi kesukaan Taehyung," ucap Seokjin yang bangkit dari kasurnya dan menggendong adiknya keluar dari kamarnya.
"Maaf kan aku hyung.....setelah orangtua kita, mungkin aku yang harus pergi,"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next
Aaaaaaa.....pakah kalian masih menunggu kelanjutan ceritanya?
.
.
.
.
.
.
Nantikan di chapter selanjutnya ya
.
.
.
.
.
Gomawo
😊😊😊😊