이건 바보라도 알아 (Even A Fools Know...

By shine_Janie

69.2K 8.8K 1.2K

"Entah sejak kapan aku mulai menganggapmu benar-benar berharga" More

EAFK #1
EAFK #2
EAFK #3
EAFK #4
EAFK #5
EAFK #6
EAFK #7
EAFK #8
EAFK #9
EAFK #10
EAFK #11
EAFK #12
EAFK #13
EAFK #14
EAFK #15
EAFK #16
EAFK #17
EAFK #18
EAFK #20
EAFK #21
EAFK #22
EAFK #23
EAFK #24
EAFK #25
EAFK #26
EAFK #27
EAFK #28
EAFK #29
EAFK #30
Promo!!!
EAFK #31
EAFK #32
EAFK #33
EAFK #34
Bonus Chapter
Info

EAFK #19

1.7K 248 30
By shine_Janie

Seperti yang Jungkook katakan tadi, saat ini mereka berdua pergi ke suatu tempat dengan alasan berkencan. Layaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta, mereka berdua kini saling berpegangan tangan. Tak peduli meskipun saat ini sedang berada dalam mobil.

"Sebenarnya aku ingin mengajakmu ke restoran seafood seperti biasanya. Tapi aku tidak mau kau makan makanan pedas," jelas Jungkook yang membuat Tzuyu langsung melepaskan genggaman tangan mereka begitu saja kemudian mengerucutkan bibirnya, "Apa yang salah?"

"Ish, kenapa tidak boleh memakan itu?" kesal Tzuyu yang kini melipat kedua tangannya dan memilih menatap keluar kaca dibanding harus menatap pria menyebalkan disampingnya. Padahal dia baru saja akan membuka pintu hatinya dan kini dia memutuskan untuk menutupnya rapat-rapat.

"Makanan pedas tidak baik untuk lambung," ujar Jungkook, "Aku tidak mau kau sakit karena sering makan makanan yang pedas."

"Memangnya sering? kapan aku memakannya? beberapa hari yang lalu, bukan?"

"Hanya satu bulan sekali, tidak boleh sering-sering."

"Ish, apa kau tidak tahu bagaimana perasaanku saat aku makan gurita pedas? kau sungguh menyebalkan," kesal Tzuyu.

"Apa kau tidak bisa bicara lebih formal padaku? maksudku adalah panggil aku oppa," jelas Jungkook yang malah mendapat cibiran dari Tzuyu.

"Tidak mau. Panggilan Kookoo saja sudah cukup."

"Baiklah, terserah kau saja."

Jungkook melirik Tzuyu lalu kembali fokus memperhatikan jalanan yang sepertinya cukup padat sekarang. Tapi untung saja tidak ada kemacetan.

"Ah iya, tidak apa-apa aku tidak makan gurita pedas. Tapi aku ingin makan ramyeon di dekat sungai Han."

"Baiklah, aku mengizinkan itu, tapi dengan catatan kau tidak boleh membeli ramyeon yang pedas," jelas Jungkook yang kembali membuat Tzuyu mengerucutkan bibirnya, "Aku tidak mau kau sakit. Masalah lambung itu sangat berbahaya."

"Tapi aku hanya memakannya sedikit."

"Baiklah, kau bisa memakan yang pedas. Tapi untuk selanjutnya tidak."

Tzuyu hanya mengulum senyumnya. Dia hanya tidak mau terlihat bahagia ketika Jungkook mengizinkannya memakan makanan pedas. Meskipun Jungkook tidak mengizinkannya lagi untuk selanjutnya.

*
*
*

Usapan lembut di pipinya membuat Tzuyu perlahan membuka matanya. Dia sungguh terkejut saat wajah Jungkook berada sangat dekat sekali dengan wajahnya. Untuk itu dengan refleks Tzuyu langsung menjauhkan wajahnya.

"Kau sepertinya sangat lelah hingga kau tertidur," Jungkook tersenyum sambil merapikan rambut Tzuyu sedangkan sang empunya hanya terdiam sambil menikmati sensasi detak jantungnya yang benar-benar tak beraturan. Dia takut jantungnya copot sekarang, "Ayo."

Tzuyu membuka seat beltnya dan turun begitu saja mengabaikan tangan Jungkook yang terulur. Dia tahu Jungkook ingin membantunya turun. Tapi Tzuyu terlalu gugup hingga tak menyadarinya.

"Udaranya benar-benar dingin," gumam Tzuyu yang langsung saja membuat Jungkook memakaikan syal di leher Tzuyu.

"Ayo," Jungkook kini menggenggam tangan Tzuyu dan berjalan di depannya. Satu hal yang pasti, jantung Tzuyu benar-benar berdebar kala matanya tertuju pada tautan tangan mereka berdua. Ini seperti mengalami kejadian serupa selama dua kali. Dulu saat pertama kali berkencan, Jungkook juga memperlukan dirinya seperti ini. Bahkan dia tak pernah mau melepaskan genggaman tangannya.

"Eoh?"

Jungkook ikut menghentikan langkahnya saat Tzuyu berhenti, "Ada apa?"

"Bukankah itu Tae oppa?"

"Tzu–" Jungkook hanya menghembuskan napas pasrahnya sebelum akhirnya mengikuti Tzuyu.

Untuk apa Taehyung-ssi ada disini?

"Aku salah orang ternyata," cicit Tzuyu yang membuat Jungkook menatapnya terus.

"Ck, menyebalkan."

"Yak! tunggu aku!" kesal Tzuyu yang kemudian menyusul Jungkook. Dia yakin Jungkook sedang cemburu saat ini. Apa perlu dia menggodanya?

"Koo–"

Jungkook menghentikan langkahnya kemudian berbalik. Dia kemudian melangkahkan kakinya mendekat ke arah Tzuyu.

"Wae?" Tzuyu gelagapan saat tatapan Jungkook benar-benar lain. Dia bahkan merasa ngeri saat Jungkook mulai tersenyum.

Chup!

Tzuyu membulatkan matanya saat benda kenyal itu mendarat di bibirnya. Untuk beberapa saat dia masih saja memproses apa yang kini terjadi. Hingga dia tersadar ini bukanlah sebuah bayangannya, dia langsung saja menendang tulang kering Jungkook dan membuat pria itu langsung saja meringis.

Melihat ini tentu saja membuat Tzuyu sedikit panik. Terlebih karena refleksnya itu sungguh tidak bagus.

"Ish, kenapa kau menendang kakiku?" keluh Jungkook sambil mengusap kakinya yang menjadi korban dari tendangan Tzuyu, "Kau merusak momennya."

"Kau baik-baik saja?"

"Kau pikir jika aku kesakitan itu artinya aku baik-baik saja?" kesal Jungkook yang hanya membuat Tzuyu menampakan deretan giginya. Setelahnya dia langsung saja merendahkan tubuhnya sejajar dengan Jungkook yang kini duduk. Untung saja dia duduk diatas rumput.

"Ada yang lebih menyakitkan."

"Apa?"

"Hatiku. Kenapa kau tiba-tiba saja menendang kakiku seperti tadi?" tanya Jungkook.

"Suruh siapa tiba-tiba saja menciumku seperti tadi? ini tempat umum," jelas Tzuyu yang kini ikut mengusap kaki Jungkook.

"Lagipula tidak masalah, bukan? ini tempat berkencan."

"Tapi tidak perlu seperti tadi juga, kau menyebalkan sekali."

Jungkook hanya mengerucutkan bibirnya. Kakinya sungguh berdenyut sekarang. Dia yakin kakinya akan membiru besok.

Aku tidak percaya Tzuyu benar-benar kuat.

*
*
*

"Tzuyu," peringat Jungkook yang membuat Tzuyu menghembuskan napasnya kesal. Bagaimana tidak? malam ini dia ingin sekali makan makanan pedas tapi Jungkook malah melarangnya dengan terus memperingatinya.

"Kali ini saja, aku ingin makanan yang pedas," bujuk Tzuyu yang tetap saja membuat Jungkook menggeleng, "Ck, arasseo."

Ponsel Tzuyu kini berdering dan membuat Jungkook membantu Tzuyu untuk mengambilnya dari saku jaket Tzuyu.

"Taehyung," kata Jungkook yang membuat Tzuyu mengangguk tanda dia meminta Jungkook untuk mengangkatnya.

"Tzuyu, bisa tolong kemari? Taehyung dalam bahaya."

"Maaf, apa memang Tzuyu harus kesana?"

"Bilang pada Tzuyu untuk segera kemari. Taehyung mencoba melenyapkan dirinya."

"Ada apa?" tanya Tzuyu heran saat melihat ekspresi panik Jungkook, "Kookoo?"

"Taehyung-ssi. Dia mencoba melenyapkan dirinya," jelas Jungkook setelah memutuskan sambungan telpon itu lalu menyimpannya kembali ke saku jaket Tzuyu.

Dengan cepat Tzuyu menyimpan ramyeon yang akan dia seduh lalu menarik tangan Jungkook, "Ini masalah darurat, bisa kau antar aku?"

"Tzu–"

"Aku mohon, ini menyangkut nyawa seseorang," jelas Tzuyu yang akhirnya membuat Jungkook mengangguk. Meski terpaksa, dia tahu Taehyung lebih membutuhkan Tzuyu sekarang.

Apa kau akan sepanik ini jika aku terluka? bahkan saat tadi kau tidak sepanik ini.

*
*
*

"Oppa?" Tzuyu langsung berlari ke arah Taehyung yang kini terduduk di dapur sambil menggenggam sebuah pisau. Dengan cepat Tzuyu merebut pisau tersebut namun sayang sekali pisau itu malah mengenai tepat pada pergelangan tangannya.

Tzuyu hanya menggigir bibir bawahnya ketika darah mulai mengalie dari pergelangan tangannya.

"Tzuyu, kau berdarah," kata Taehyung yang hanya membuat Tzuyu tersenyum.

"Oppa, sesulit apapun keadaan, kau tidak boleh seperti ini. Mungkin kau merasa tidak berharga. Tapi kau tahu? masih ada yang menyayangimu. Aku yakin mereka akan sangat bersedih jika tahu oppa melenyapkan diri oppa sendiri," jelas Tzuyu dengan suara bergetar karena menahan rasa sakitnya.

Jungkook yang baru saja masuk hanya bisa menutup mulutnya tak percaya melihat darah yang mengalir ditangan Tzuyu. Dengan cepat dia menghampiri Tzuyu, "Tzuyu, ayo."

"Oppa, ingat kata-kataku tadi, aku yakin kau pasti mengerti. Jangan berpikir pendek."

"Tzuyu? Tzuyu?" Jungkook menatap tajam Taehyung saat Tzuyu kehilangan kesadarannya, "Ini karenamu!"

"Bawa dia ke rumah sakit."

"Tidak perlu perintah, aku pasti akan membawanya."

*
*
*

Jungkook dan Taehyung sama-sama terlihat khawatir. Bagaimana tidak? 2 pria itu terus saja berjalan bolak-balik seperti sebuah setrika di depan ruang UGD.

"Andai kau tidak mencoba mengakhiri hidupmu, Tzuyu pasti tidak akan seperti ini," kesal Jungkook namun sebisa mungkin dia menahan emosinya sendiri.

"Ini sebuah kecelakaan."

"Kecelakaan? kau pikir ini hanya sebuah kecelakaan? aku malah yakin kau yang menyakitinya."

"Aku sangat menyayanginya, itu sebabnya aku tidak akan pernah mau menyakitinya. Aku bukan dirimu yang hanya bisa membuat Tzuyu menangis!" jelas Taehyung sambil menunjuk wajah Jungkook.

Jungkook hanya berdecih, "Untuk apa kau menyayangi istriku?"

"Karena kau tidak menyayanginya. Bahkan kau hanya peduli pada Yuna."

"Aku sangat menyayanginya bahkan lebih dari yang kau tahu! lebih baik kau tahu batasanmu!"

"Aku tak yakin kau memang menyayanginya. Jika kau hanya berniat mempermainkan Tzuyu, lebih baik kau urungkan niatmu itu."



TBC🖤

30 May 2020

Continue Reading

You'll Also Like

48.8M 4.2M 35
[Telah Dibukukan, Tidak tersedia di Gramedia] ❝Untukmu, Na Jaemin. Laki-laki tak sempurna Sang pengagum hujan dan sajak❞ ©tx421cph
709K 31.7K 36
[ FOLLOW DULU BARU BACA!! ] TINGGALIN JEJAK VOTE AND COMMENT YA GAYSS. Perjodohan? Ya, itulah yang tengah Rara alami. Tepat satu tahun selepas nenekn...
1.8M 134K 53
Johnny Seo, seorang CEO dari perusahaan JS yang menerbitkan segala macam buku dari penulis terkenal di seluruh dunia. karena kebijakannya dan ketegas...