After Wedding || KookV ✓

By gukienuna

41.3K 3.8K 351

[COMPLETE] Taehyung mencebik, melipat kedua lengan dan memiringkan sedikit tubuh, menatap sang suami. "Aku ki... More

¤1
¤2
¤3
¤4
¤5
¤7
¤8
¤9
¤10
¤11
¤12
¤13
¤14
¤15
¤16
¤17
¤18
¤19
¤20

¤6

3.1K 277 30
By gukienuna

Selamat memasuki hari ke 7 pernikahan, bung!

Memulainya dengan pagi yang menyegarkan. Menyegarkan? Tentu saja. Lihat wajah sumringah yang ditunjukkan Jeongguk. Berbeda dengan Taehyung yang nampak sedikit kelelahan. Wajar, bung. Mereka menambah waktu lebih lama di kamar mandi.

Sebab menuntaskan nafsu yang menggebu sedari pagi,  kini Jeongguk harus menambah kecepatan laju mobilnya atau akan terlambat masuk bekerja di hari pertama dengan status baru. Selain itu, setelah menikah ia dipindahkan untuk memimpin kantor cabang di kota tempat tinggalnya sekarang, kota perantauannya dulu semasa di bangku perguruan tinggi.

Lulus kuliah, Jeongguk langsung bekerja di kantor pusat milik sang ayah di kota tempat kelahirannya sampai ia memutuskan untuk pindah dengan alasan sudah menjadi keputusan bersama Taehyung. Sebenarnya karena kota itu menjadi tempat pertemuan mereka.

Memang betul Jeongguk tak sengaja bertemu Taehyung. Saat itu ia hanya sedang berkunjung, memenuhi undangan teman satu kampusnya dulu. Sore itu mereka sedang nongkrong di warung kopi dan asyik megobrol sampai salah satu temannya yang sedang membayar di kasir berteriak, WOY COPET!

tempat itu sedang sepi, bung. Mereka mengejarnya sendiri.

Sialnya itu dompet Jeongguk. Ia yang disuruh membayar, ia juga yang mendapat musibah. Tapi di balik itu ia mendapatkan sesuatu yang lebih berharga, Taehyung. Ditambah, salah satu temannya pernah satu kampus dan katanya cukup dekat dengan lelaki yang tengah diincarnya.

Setidaknya awal pertemuan mereka cukup berkesan, menurut Jeongguk.

Dan kini ia harus berkejaran dengan waktu. Untungnya tempat Taehyung bekerja tak terlalu jauh, jadi ia mengantarnya lebih dulu.

Ia menoleh pada Taehyung di kursi sampingnya, terlihat sibuk sekali sedari tadi dengan ponsel di tangan. Ia berdeham, "Siapa?"

"Bukan siapa, tapi apa." Taehyung mengoreksi, masih dengan mengoperasikan benda pipih miliknya.

Ya, mungkin Jeongguk berlebihan? Bukan bermaksud berpikiran negatif sebenarnya, hanya penasaran. "Oke, sorry. Jadi, apa?"

"Jasa WO ku, makin banyak yang menggunakannya. Lalu, usahaku yang lain pun makin berkembang. Aku senang sekali, Jeongguk."

"Itu berita bagus. Kamu hebat."

Taehyung tersenyum bangga. Tak sia-sia perjuangannya selama ini bersama teman-temannya. Meskipun sempat ragu di tengah jalan karena usaha mereka tersendat, namun dengan kegigihan dan kesabaran, mereka mendapatkan hasil yang cukup memuaskan.

Ia meletakkan ponsel ke dalam tas, menatap sang suami yang tengah fokus mengemudi. "Boleh aku minta sesuatu, mas?"

"Apa?"

"Mobil."

"Mobil?"

"Iya, untuk jaga-jaga kalau aku ada banyak kerjaan. Jadi, nanti aku tidak selalu meminta jemput. Kalau saat mas sibuk gimana?"

Jeongguk menimang-nimang. Sepertinya tak masalah membiarkan Taehyung memakai kendaraan sendiri, meskipun mertuanya berpesan untuk mengantar jemput sang anak. Bukan tak mau, tapi mungkin bisa menghemat waktu nantinya. Juga, benar kata Taehyung, kalau dirinya sibuk nanti tak akan merepotkan siapa pun.

"Mau mobil yang seperti apa? Biar mas belikan."

"Ah, tidak usah beli. Aku ingin pakai mobilku saja. Mas tolong bantu bilang ke mama sama Mas Seokjin, ya?"

"Hm, boleh. Sekalian nanti mas minta orang buat ambil mobilnya."

"Yeay! Terima kasih." Taehyung berteriak girang. Mungkin kalau Jeongguk yang bilang, mamanya bisa luluh. Sejak ia tak sengaja membuat mobilnya lecet tahun lalu, sang ibu tak mengijinkan untuk berkendara sendiri kecuali jarak dekat dan berakhir memberikan benda beroda empat itu pada sang kakak.

Melihaynya, Jeongguk tersenyum, mungkin dapat terlihat dari samping dan meneruskannya dengan mengusap puncak kepala Taehyung sebagai balasan.

Tak ada obrolan lagi setelah itu sebab mobil menepi di depan gedung berlantai dua; tempat Taehyung bekerja, membuat lelaki itu cepat keluar dan berpamintan. "Terima kasih."

Senyum terlontar dari lelaki yang duduk di kursi pengemudi melalui kaca jendela yang terbuka dan tubuhnya yang mencondong ke depan. "Nanti mas jemput jam 6."

"Heum. hati-hati!"

Taehyung melambaikan tangan, sekiranya sampai kendaraan itu hampir melewati gerbang gedung kantornya. Waktunya kembali bekerja!

"Selamat pagi Taehyung..." suara lain menghentikan Taehyung yang hendak melangkah masuk ke dalam gedung, membuatnya menengok dan memudarkan senyum setelah mendengar kata berikutnya, "Jeon."

"Yak! Namaku Kim Taehyung."

"Astaga, galak sekali si pengantin baru."

Taehyung mengedikkan bahu, mengikuti rangkulan temannya yang barusan mengganggu—atau mungkin memberikan godaan usil—untuk masuk bersama ke dalam gedung.

"Bagaimana perasaanmu sekarang? setelah menikah."

Kan, mulai lagi. "Mas Baekhyun lebih dulu menikah daripada aku, jadi pasti sudah tahu jawabannya."

"Aku sudah hafal mengenai pernikahanku, jadi aku..." Baekhyun menjeda, menunggu Taehyung masuk ke dalam bilik kerjanya sendiri lantas mencondongkan tubuh dan memelankan suara. "Enak tidak?"

Padahal pertanyaan itu bisa memiliki banyak makna, tapi lihatlah, wajah Taehyung bersemu merah. Alih-alih ingin menutupi perubahan yang terjadi dengan mengambil berkas di mejanya, justru terlihat salah tingah hingga menimbulkan tawa gemas dari lelaki yang masih berdiri di luar bilik kerjanya.

"Tidak usah dijawab, aku sudah tahu jawabannya." Baekhyun berkomentar, masih menatap Taehyung yang terlihat tengah menyibukkan diri membaca tumpukan kertas di tangannya. Jujur, ia belum pernah melihat lelaki yang empat tahun lebih muda darinya tersipu seperti barusan. Memunculkan rasa usil yang lebih tinggi, namun belum suaranya keluar, Taehyung mendahului.

"Mas Baekhyun tidak ada kerjaan?"

"Ada. Sudah diselesaikan bersama Hoseok kemarin."

Enak sekali hubungan para orangtua itu, Taehyung mendumel dalam hati. Merasa iri. Memang siapa yang mau membantu mengerjakan tugasnya selain dirinya sendiri.

Nah, baru Taehyung ingin menanyakan, lelaki lain muncul dengan membawa beberapa tumpuk berkas dan tersenyum lebar.

"Selamat pagi. Ini pekerjaanmu, Kim Taehyung."

Bagus, kini mejanya terlihat penuh setelah Hoseok meletakkan apa yang dibawanya. "Aku rasa otakku belum siap. Bisa minta dispensasi?"

"Pasti pikiranmu penuh dengan suamimu, iya, kan?" Baekhyun bertanya seraya menggoda, menaik turunkan alisnya dan puas melihat rekasi Taehyung yang wajahnya kembali seperti kepiting rebus.

"Wajar saja. Pasti dia memperlakukannya secara istimewa, seperti ratu." Hoseok ikut berkomentar, lantas menyikut pelan bahu Baekhyun dan cekikikan bersama.

Benar-benar ya, Taehyung terlihat makin menenggelamkan wajah pada kertas yang di pegangnya. "Kalian tidak ada kerjaan hari ini, ya?!"

"Ada." Baekhyun menjawab terlampau cepat. "Mengorek informasi di pagi hari haha."

Ck. bilang saja menggosip. Taehyung menggerutu dalam hati, merasa kesal digoda terus menerus. Tapi mau bagaimana, sedikitnya mereka benar, pikirannya lebih banyak diisi oleh Jeongguk, entah sejak kapan.

"Hei Hoseok, aku dengar kamu teman suaminya. Jadi, bagaimana dia?"

Nah, saking sibuk dengan pikirannya sendiri, Taehyung sampai tak sadar kalau kedua seniornya sudah berada di bilik masing-masing; milik Baekhyun ada di depannya, sedang Hoseok ada di sebelah lelaki itu. Dan kabar baiknya, pertanyaan barusan membangkitkan rasa penasaran dalam benaknya sehingga menajamkan pendengaran namun tetap pura-pura agar terlihat sibuk.

"Hm, bagaimana ya menjelaskannya? Aku hanya sebentar satu kontrakan dengannya, selebihnya kami bertemu kalau sedang berkumpul bersama. Tapi dulu di kontrakan dia pun jarang pulang, sibuk organisasi sedari semester dua."

"Begitu. Ada tidak dia cerita tentang—mungkin saat bertemu atau memutuskan ingin menikah dengan tuh, tuh."

Apa susahnya sih menyebutkan namaku! Meskipun Taehyung tak melihat ke arah depan, tapi jelas obrolan mereka masuk sampai telinga. Aku yakin mereka sengaja.

"Oh, ya!" Hoseok berseru. "Sore itu kami mengejar copet, setelah dapat kami tak menemukan Jeongguk, ternyata dia sedang asyik mengintip bidadari surga. Akhirnya dia kena pukul Mingyu, haha. Kalau tahu begitu kami akan biarkan saja dompetnya tercopet."

"Lalu?"

"Dia bilang tertarik dengan guru imut itu. Awalnya kami sepakat untuk tidak memberitahu kalau aku seniornya, tapi dasar Eunwoo tidak bisa mengerem ucapannya, dia keceplosan. Ya sudah, aku diminta jadi salah satu informannya."

"Kamu mau?"

"Iya. Aku pikir dia serius. Selama aku mengenalnya, belum pernah aku melihatnya memperkenalkan atau mengajak pacarnya bertemu kami. Pasti kami yang tahu sendiri. Cih, padahal pacarnya banyak. Pernah waktu itu aku dan Mingyu memergokinya mengencani dua orang sekaligus, memang gila."

"Wah, aku tidak menyangka. Padahal aku kira dia pendiam, tapi memang dia keren sih."

"Dia tidak sependiam itu, malah suka merusuh, tapi kalau sedang mood haha. Ah, ya! aku jadi ingat obrolanku dengan Mingyu. waktu itu ada seseorang yang datang ke kontrakan mereka dan mengajak Jeongguk menikah, mungkin sih pacarnya. Padahal dia sendiri tidak pernah ada tanda-tanda mengajak mantan-mantannya ke jenjang yang serius."

"Dia menolak?"

"Tentu saja. Karena itu aku, bukan, kami menganggapnya serius dengan Taehyung. Dia belum pernah begitu sebelumnya. Ya, mungkin mereka memang sudah bertakdir untuk bersama."

Begitu ya, jadi aku memang benar-benar spesial baginya. Sudut bibir Taehyung terangkat, rasa kesalnya hilang setelah mendengarkan obrolan kedua seniornya  dan justru memunculkan rasa keingintahuan yang berlebih. Tapi sepertinya ia salah setelah mendengar ucapan Baekhyun—

"Aku rasa ada yang mendengarkan. Bukankah cerita tadi manis?"

"Yak! Suara kalian keras sekali. Lagipun, aku tidak tuli."

"Baekhyun tidak mengatakan siapa kenapa kamu marah?" Hoseok ikut menimpali. Diam-diam tertawa bersama seseorang yang ada di bilik sebelah.

"Memang siapa lagi? Yugyeom belum datang, jadi hanya ada kita bertiga di ruangan ini."

"Ohhh. Ke mana anak itu? Tumben jam segini belum kelihatan."

"Mungkin dia di ruangan Seojoon." Baekhyun menjawab pertanyaan Hoseok. "Tas nya sudah ada di atas meja, tuh."

Setelah itu hening, digantikan oleh suara ketukan sepatu ke lantai atau jari yang mengetuk meja. Diam otomatis rupanya.

Berbeda dengan Taehyung yang mengintip jauh keluar pintu kaca dari tempat duduknya, mencari tahu akan ada yang datang atau tidak. Lantas mengangkat bokongnya dan menggerakkan kedua kakinya sampai berdiri di depan bilik Hoseok.

"Mas Hoseok."

"Hm? Pekerjaanmu sudah beres?" Hoseok mengalihkan matanya dari layar komputer pada Taehyung.

"Belum, aku ingin bertanya."

"Tanya apa?"

"Tentang Jeongguk."

"Jeongguk?!" Hoseok berseru kelewat semangat, membuat punggung yang tadinya menyandar pada kursi menegak. "Dia kenapa?"

Taehyung menghela nafas. Menyangka kalau yang Hoseok lakukan untuk memancing seseorang di sebelahnya. Namun saat ditengok, Baekhyun terlihat tak terpengaruh dan tetap mengetikkan sesuatu pada komputer di depannya. Hal itu sedikitnya membuat Taehyung bernafas lega dan kembali membulatkan tekad untuk bertanya.

"Tidak kenapa-kenapa sih. Cuma ingin tahu saja dia bagaimana. Kan, Mas Hoseok sudah kenal lama."

"Oh itu, tanyakan sendiri saja."

"Sedikit saja tidak apa kok. Em, misal seperti..." Taehyung menggerakkan bola matanya ke kanan dan kiri, terlihat seperti sedang mengingat kembali. "Ah, mas bilang tadi dia punya pacar banyak, berapa? Apa ada lebih dari 10?"

"Aish, hal seperti itu tanyakan langsung saja. Masa kamu belum tahu?"

"Memang belum tahu. Masa aku tiba-tiba tanya hal semacam itu? Kan aneh."

"Tidak aneh. Kan kamu tanya. Aku pikir sudah banyak yang kalian obrolkan."

"Memang banyak," Taehyung bersedekap, sedikit melirik Baekhyun yang masih tetap tenang seperti sebelumnya, takut tiba-tiba menggodanya lagi. "Tapi aku jarang menanyakan hal pribadinya. Dulu saja obrolan kami lebih sering mengenai persiapan pernikahan atau ya mengalir begitu saja. Seperti saat dia tanya aku sedang apa, lalu aku jawab sedang mendengarkan musik dan dia menanyaiku lagi seputar musik."

"Aku kira dia sudah berpengalaman." Hoseok berucap lirih, mengingat bagaimana Jeongguk seperti kurang cocok. Setahunya lelaki itu akan berubah ketika berdekatan dengan sang pujaan hati.

"Gimana? Mas Hoseok mau cerita, kan?"

Hoseok menimang-nimang, akan setuju atau menolak membuat Taehyung mengajukan pertanyaan lain yang terdengar mengerikan baginya bahkan mengancam masa depannya.

"Atau aku bilang saja sama Mas Seokjin kalau Mas Hoseok tidak serius. Nanti tinggal aku jodohkan saja dia sama temannya Mas Baekhyun."

"Eh, Jangan dong!"

"Nah, iya tuh, mending Seokjin suruh sama temanku saja. Hoseok terlalu lama." Baekhyun tiba-tiba sudah berdiri di dekat Taehyung, memberikan tatapan menuntut pada seseorang yang kini menjadi objek pembahasan.

"Kan. Menunggu apa sih memang? Padahal kita di sini rata-rata sudah menikah."

"Ada Yugyeom yang belum—"

"Hei, hei, jangan dilanjutkan—" Lelaki yang baru saja masuk langsung memotong ucapan Hoseok dan ikut bergabung bersama tiga orang yang lain. "Aku akan menikah tahun ini juga."

"Sejak kapan kamu mendengarkan kami?" Alih-alih ingin mengubah obrolah dan mengalihka perhatian, Hoseok bertanya.

"Sejak Mas Baekhyun bilang akan menjodohkan temannya dengan kakaknya Taehyung."

"Eh tapi, Gyeom, kamu serius? Wah, berita besar ini." Taehyung langsung saja mengambil telapak tangan Yugyeom dan menyalaminya. Bahkan Baekhyun ikut melakukan hal yang sama.

"Ya sudah tidak apa. Masih ada Seojoon." Hoseok membela diri, tak mau kalah.

"Hei, jangan keras-keras nanti dia dengar."

"Eh, aku jadi ingat kalau dia memintaku untuk survey hari ini, tapi dengan siapa ya, aku lupa." Yugyeom seperti tak memerdulikan tatapan yang lain, seperti berbicara dengan dirinya sendiri. Lalu tiba-tiba berjalan ke arah pintu tanpa mengatakan apapun lagi.

"Gyeom, mau ke mana?" Taehyung berteriak saat Yugyeom sudah memegang gagang pintu dan hampir mendorongnya.

"Ke ruangan Seojoon. Bertanya siapa partnerku."

Dengan terburu, Taehyung berlari mengejar Yugyeom. "Ey, denganku saja."

"Taehyung, tapi pekerjaanmu—"

"Sudahlah, sama saja. Tapi sepertinya memang benar mereka yang harus ke lapangan hari ini." Baekhyun berucap, menenangkan Hoseok dan maksud lainnya dikatakan setelahnya. "Jadi kapan kamu mau melamarnya, Seok. Dia itu teman baikku, loh."

"Oh, aku ingat akan bertemu klien sebentar lagi. Aku mau ke atas untuk membersihkan ruang pertemuan."

"Hei, tapi— astaga! Semua pergi." Baekhyun menatap ke sekitarnya yang kosong, seperti biasa dia sering sendiri kalau yang lain sedang melakukan tugas di luar bilik. "Mungkin aku harus mengajukan penambahan karyawan baru di ruangan ini."

Sedang menggerutu dalam hati, telpon kantor berbunyi. Kembali ke rutinitas pastinya.

Meskipun tak akan terlihat oleh seseorang yang ada di seberang telpon, namun Baekhyun tetap mengawalinya dengan tersenyum. Bahkan nampak sudah terbiasa.

"Dengan JielTi Organizer, ada yang—"

"Ada Kim Taehyung?"

"Oh, Kim Taehyung? Dia sedang keluar. Ada pesan?"

"Ya, tolong sampaikan untuk membalas pesanku di akun twituernya."

"Oh, baiklah akan saya sampaikan. Atas nama siapa?"

"Dia pasti tahu. Terima kasih."

tut.

tut.

tut.

Huh, langsung di putus. Ketimbang kesal, Baekhyun lebih penasaran dengan siapa yang barusan menelpon ke nomor kantor. Ah, barang kali klien, pikirnya. Namun sesaat kemudian ia makin bertanya.

"Tapi tugas Taehyung kan tidak melayani klien secara langsung. Lagipun dia baru masuk hari ini setelah cuti. Siapa ya? Ah, mungkin temannya."

Meskipun begitu, pada akhirnya ia memutuskan untuk tak memikirkannya.

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 322K 64
Ketika seorang remaja harus menerima nasip pahit dalam kehidupan saat kedatangan sosok pria yang memperkosa dirinya menginginkan Deon menjadi milik p...
666K 39.7K 39
This is my first story | Mpreg [TAMAT] Menceritakan tentang seorang namja manis sekaligus cantik secara bersamaan, hidup miskin dan penyakitan bersam...
3.9M 476K 37
Al dan Raka, dua orang mahasiswa yang aslinya sama-sama barbar dan no ngumpat no life, tanpa sengaja bertemu dan berbagi kamar asrama. . . nb: • Min...
1M 65.6K 54
kisah seorang CEO tampan tetapi galak dan seorang pria manis dan baik hati. Mau tau ceritanya? Mampir dulu aja sapa tau suka😊