Cintaku Belum Kembali

By FiraPratiwinata

22.2K 1.5K 375

Pasangan kekasih yang berpisah karena mempertahankan ego masing-masing More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
Dua Belas
TIGA BELAS
Empat Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas

Lima Belas

977 85 29
By FiraPratiwinata

21+ yaaa yg di bawah ini jangan bandel mau ttp.baca

Pagi ini di bangunkan oleh kecupan lembut di pipiku, sungguh indah pemandangan ketika aku membukakan kedua mataku. Nay masih di dalam pelukanku sepertinya enggan beranjak dari tempatnya saat ini.

"Pagi sayang, bangun dulu yuk kita Subuh dulu."

"Lima menit lagi gini aja dulu, aku masih betah peluk kamu."

"Manja banget sih kamu." Nay mengacak rambutku tapi dia juga kembali memelukku.

"Biarin, kan sama istri sendiri ini."

"Iyah boleh tapi ini udah lebih dari lima menit Yang, kita kan harus ke butik."

"Aduuuhhh kenapa harus ke butik pagi-pagi banget sih? Kita kan lagi honeymoon sayang."

"Aku belum cerita sama kamu, jadi rencananya aku mau tutup butik di sini terus di pindahin ke Bandung."

"Hahh? Kamu serius? Kenapa baru cerita sekarang?"

"Udah yuk Subuh dulu, nanti sambil sarapan kita obrolin soal ini."

Karena subuh sudah hampir habis akhirnya setelah solat kita langsung bersiap untuk sarapan lalu pergi ke butik Nay. Banyak pertanyaan di kepalaku tapi aku ingin Nay menceritakan semuanya padaku.

"Jadi gimana ceritanya sampe kamu mau tutup butik di sini? Padahal butik di sini impian kamu, lagian butik di sini banyak banget klien dari luar."

"Keputusan ini aku ambil ketika kamu meminta pernikahan kita di percepat, ini sudah menjadi niatanku kalau aku menikah dengan kamu aku akan menutup butik di Bali, karena aku sadar diri kodratku sebagai seorang istri. Kamu memang selalu mendukung semua kegiatannku, tapi aku ingin mengabdikan hidupku untuk kita Key. Lagian aku masih bisa nerima pesanan kilen dari luar, dan aku masih bisa penuhi di ruang kerja kita."

"Terus kamu kenapa baru cerita sekarang?"

"Soalnya waktu itu kamu masih belum pulih 100%, tapi aku udah bicarain sama semuanya, dan alhamdulillah mereka semua mendukung keputusan aku."

"Kamu ikhlas Yang, semua mimpi kamu dari dulu harus selesai sekarang?"

"Insha allah aku ikhlas, kan sekarang mimpi aku ada di kamu, karena surga aku ada di kamu."

Mendengar perkataan Nay sungguh membuat aku sangat terharu, jujur aku hampir meneteskan air mataku. Tapi aku hanya bisa menahannya dan tak henti-hentinya mengucap hamdalah di dalam hati.

"Key? hey, kok malah ngelamun sih?"

"Hah? Nggak sayang, aku Cuma bersyukur punya istri kamu."

Sekarang aku sudah berada di butiknya Nay, ada gurat kesedihan yang Nay sembunyikan di di wajahnya. Aku tau ini berat untuknya tapi aku harus mendukung semua keputusannya, lagipula keputusannya ini dia berikan untuk pernikahan kita. Dan akupun sudah punya kejutan untuk menebus pengorbanan dia untukku.

"Udah sayang cape." Nay menghentikanku membantu membereskan barang-barang yang akan di kirim ke bandung dnegan menggunakan mobil box.

"Gak apa-apa sedikit lagi kok, kamu udah selesai?" Nay hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum, dan itu membuatku menghentikanku memindahkan barang ke dalam mobil box.

Aku langsung merangkulnya, membawa Nay masuk ke dalam ruangannya, membiarkan dia menangis sepuasnya. Ini keputusan sangat berat, dan Nay harus menyimpan impiannya ini untuk kedua kalinya.

"Udah sayang, Insha Allah surga kamu udah di dapat."

"Maaf Yang, aku Cuma sedih harus berpisah sama semua karyawan aku, mereka udah baik banget bantuin aku, ngejaga kepercayaan aku."

"Iyah sayang aku paham, semoga mereka bisa dapet tempat kerja yang jauh lebih baik."

"Amin."

Pukul lima sore semua sudah selesai mobil box pun sudah berangkat menuju Bandung. Acara di tutup makan malam Nay ingin menjamu karyawannya dengan baik, Nay juga ingin memberikan sebagian rezekinya. Alahamdulillah istriku sungguh wanita solehah, semoga anak keturunanku juga soleh solehah seperti ibunya, amin.

"Gimana ada yang mau nambah gak?" tanya Nay pada seluruh karyawannya.

"Matur suwun Gek, ini sudah lebih dari cukup." jawab salah satu karyawan.

"Yah sudah, sebelummnya aku mau minta maaf mingkin ini makan malam terakhir kita, tapi aku harap silaturahmi kita tetap terjaga dengan baik. Aku juga mau ucapin banyak terima kasih buat kalian semua sudah banyak membantu aku. Ini aku ada sedikit rezeki untuk kalian, di luar uang pesangon yang sudah di berikan, tidak banyak tapi mudah-mudahan sedikit bisa membantu kalian."

"Gek terima kasih banyak, jujur saya sangat sedih berpisah dengan Gek, Gek sangat baik, semoga rezeki Gek tambah banyak dan berkah." Ucap salah satu karyawan Nay yang langsung pamit.

"Gek semoga gek cepat dapat momongan yah, aku selalu berdoa yang terbaik untuk Gek."

Nay terlihat bahagia setelah banyak mendapatkan banyak doa dari karyawannya, dia juga terlihat lebih lega setelah bisa memberikan sedikit rezekinya. Sekarang giliran aku untuk membuatnya bahagia, semoga tidak ada lagi halangan.

"Yuk sayang kita pulang, atau kamu mau jalan-jalan dulu?"

"Kalau mandi dulu terus kita jalan-jalan mau gak?"

"Oke."

Sudah siap akan pergi tapi yang punya hajat malah asik dengan laptopnya, padahal kita sedang honeymoon tapi bisa-bisanya dia asik dengan laptopnya.

"Jadi jalan gak ini Yang?"

"Kenapa kamu laper lagi?"

"Loh yang tadi ngajak jalan-jalan kan kamu." Jawabku sambil duduk di sampingnya dan menyandarkan kepalaku di pundaknya.

"Ini tadi kan aku bawa laptop yang dari butik ternyata ada email masuk dan ada orderan dari Malaysia."

"Alhamdulillah, tapi kita lagi honeymoon loh Yang." Sindirku halus.

"Ya Allah maaf yah sayang." Nay buru-buru membereskan pekerjaanya.

"Kita udah dua hari loh yang di sini, tapi,,,,"

"Tapi kenapa? Kok gak di terusin ngomongnya?"

"Yaaaang masa kamu gak ngerti sih?"

"Apa sih Key kalau ngomong tuh yang jelas dong, jadi kan aku gak bingung."

"Kamu beneran gak ngerti apa pura-pura gak ngerti sih? Kamu gak ngerasa punya utang gitu sama aku?" ku cium pipinya lalu sedikit menyentuh telinganya.

"Tau ahh kamu ngomongnya ribet, aku mau mandi dulu aja." dan Nay pergi begitu saja tanpa merasa bersalah.

Jujur aku sedikit kesal dengan Nay yang tidak peka dengan keinginanku, aku memutuskan untuk merokok di luar mencari angin supaya bisa mendinginkan badanku. Aku mengambil rokok ke dua yang akan aku hisap, tapi Nay mengambil dan menyimpannya. Aku melihat Nay yang sudah memakai baju tidur berbahan satin hitam dengan kombinasi brokat di dadanya yang memperlihatkan sebagian isinya. Pemandangan yang sungguh membuat lidahku kaku karena terpesona dengan pemandangan indah yang Tuhan ciptakan untukku.

"God she is so hot." Gumamku dalam hati.

"Hey, Sayang? Kok bengong?" tanya Nay membuyarkan lamunanku.

"Eh nggak, gak apa-apa sayang, sini." Aku memintanya duduk di depanku agar aku bisa memeluknya dari belakang. Jujur saja aku masih menetralkan fikiranku, aku sudah ingin menerkam dia saat ini juga, tapi aku harus menahannya karena ini pertama kalinya untuk kita dan aku ingin ini berkesan dengan sangat manis.

"Dingin, masuk yuk?"

"Nanti juga panas sayang." Dan aku semakin erat memeluknya, semakin dalam juga aku mencium ceruk leher jenjangnya.

"Kalau aku minta hak ku kamu siap?" tidak ada jawaban dari Nay, hanya ada anggukan kecil dan senyum dari wajahnya yang memerah.

"Baby, you are so hot." Bisikku pada Nay.

Dan entah siapa yang memulai bibir kami sudah saling menaut dan saling menuntut satu sama lain. Dan kini Nay sudah ada di pangkuanku, meremas rambutku sementara tanganku sudah ada di bokongnya yang sintal dan terus mengelus pahanya yang putih dengan sesekali meremasnya.

Anak koalaku yang sexy ini masih berada di pangkuanku melingkarkan kakinya di pinggangku, tidak percuma aku berolah raga ternyata dengan mudahnya aku memangku Nay lalu pindah masuk ke dalam kamar. Kini Nay mulai bersuara, dan suara merdunya itu membuatku semakin tidak terkendali, membuat tanganku berpindah ke tempat paling nyaman, putingnya sudah menegak di hadapanku terhalang oleh kain sialan ini. Tentu saja dengan senang hati aku membuangnya ke sembarang tempat, aku hanya melihat Nay dengan wajah sayu yang memang sudah ingin merasakannya. Dengan usapan Nay pada rambutku yang aku artikan itu izin darinya, aku menciumnya dengan lembut dan tanganku dengan pandainya sudah mengusap dan sesekali meremasnya. Akhirnya benda colklat muda itu sudah berada di dalam mulutku sedang bermain dengan lidahku yang hangat.

Suara merdu Nay semakin tidak terkendali tapi nyatanya dia sangat menikmatinya. Sementara si Abdul sudah meronta-ronta ingin terlepas dari temptnya, dia sudah tau jalan untuk pulang ke rumahnya. Kita sudah sama-sama nekad, maaf naked.

"Baby?" izinku pada sang pemilik rumah.

"Slowly please." Pintanya.

Sebelum masuk kedalam rumahnya, si Abdul dengan pelan tapi pasti mengetuk-ngetuk pintu rumahnya, kulihat wajah Nay sedang menaha rasa sakit akibat ulah si Abdul. Hingga akhirnya si Abdul berhasil masuk ke dalam rumahnya yang sangat sempit hingga menumpahkan darah segar. Aku mencium kening Nay untuk mengurangi rasa sakitnya, aku masih dalam posisiku belum berani bergerak karena Nay masih mebiasakan diri. Aku menghapus air mata yang keluar di sudut matanya karena ulahku, hingga akhirnya aku menciumnya lalu aku mulai bergerak. Nay yang sudah terbiasa bahkan sekarang sedang menikmatinya, dan erangannya semakin membuatku bergerak lincah untuk membahagiakannya.

Nay sudah pandai mencubit si Abdul, dan itu yang membuatku mengeluarkan suara menyebut namanya. "Sayaaaaaangggg." Dan akhirnya si Abdul memuntahkan teman-teman kecilnya untuk berenang di dalam rumah. Akhirnya aku merebahkan badanku di samping Nay, "Makasih sayang" ucapku pada Nay, sementara dia mengeratkan pelukannya.

Tapi pelukan itu justru menambah masalah karena si Abdul kembali bangun, kali ini dia ingin mengajari sang Nyonya untuk menjadi pemimpin di pertarungan kali ini. Walaupun awalnya kaku perlahan tapi pasti Nyonya sudah bisa memegang kendali, dan aku sedang asik menikmati suguhan buah yang sangat segar di hadapanku. Melahapnya hingga membuat suara desahan Nay semakin terdengar nyaring, tentu saja tangan ini membantu Nay mempercepat gerakannya dan Nay berhasil membuatku meninggalkan banyak kissmark di dada Nay dan beberapa di leher putihnya.

Kita sangat menikmati malam pertama kita, bahkan kita melanjutkannya hingga pukul 3 pagi. Terhenti karena Nay yang sudah meringis kesakitan dan aku tak bertenaga untuk bermain dengan Nay, dan di akhiri dengan berpelukan memasuki alam mimpi.

.

.

.

Naaaahhhh ini Ambu balik lagi, gimana gimana part ini?

Jangan lupa buat kasi part ini bintang kejora sama komen yaaak,,, 

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 146K 72
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž Tidak ada deskripsi langsung baca saja. apabila tidak sesuai bisa langsung di skip. jangan meninggalkan komentar jahat kecuali ko...
7M 187K 80
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž Seorang adik yg ingin menyelamatkan kakaknya dari kematian akibat ulah Antagonis Area Dewasa πŸ”ž (21+) Bijak Dalam Membaca
3.5M 326K 72
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
891K 56.8K 33
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1...