"Kak Hyun," panggil anak lelaki pendek dengan rambut hitam lebatnya sambil mengucek mata.
Baju coklat bergambar kepala Kumamon sebagai motif membalut tubuh mungil si bocah kecil berambut hitam lebat tersebut. Matanya sipit tanpa garis lipatan kelopak, tapi manis di tiap kali kerjapan. Berbibir tipis sedikit pucat, dengan pipi chubby dan poni menutup dahi.
Rumah cuma diisi dua orang sekarang, dia, dan lelaki sedikit gempal yang sedang sibuk di dapur.
"Sebentar, Dek. Kakak cuci piring dulu," sahut lelaki di dapur.
Anak kecil berbaju Kumamon yang tadi memanggil lelaki lebih tinggi darinya pun menghampiri wastafel di dapur. Nama bocah pendek nan manis itu Yoongi.
Sementara, yang tengah mencuci piring kotor, namanya Kyuhyun.
Lelaki dengan kesibukan di wastafel itu punya tubuh yang lebih berisi dari si lelaki kecil. Selain lebih berisi, juga lebih tinggi.
Rambut Kyuhyun lebih ikal namun sama lebatnya dengan Yoongi. Kelopak mata Kyuhyun juga lebih lebar.
Kyuhyun punya pupil hitam yang besar, sementara Yoongi sipit dengan binar manis yang lucu tanpa lipatan mata.
Selain itu, dua-duanya sama-sama berkulit putih susu cenderung pucat seperti drakula, walau mereka bukan drakula ya. Mereka anak manusia yang manis.
"Kak, mama kok belum pulang ya?" tanya Yoongi sembari menyandarkan kepala di pinggang Kyuhyun. Seandainya Yoongi sedang sadar, dia gak akan mau menempel seperti itu.
Pemandangan langka buat Kyuhyun karena adiknya menempel padanya. Biasanya disentuh dia aja si Yoongi gak mau.
Mata sipit Yoongi sayup-sayup mengerjap. Dia juga menguap sesekali.
Dan kalau saja tinggi Yoongi setara, dia bisa bersandar di lengan kakaknya yang sedikit gempal itu. Menurut Yoongi, Kak Hyun empuk.
Biarpun nama kakaknya Kyuhyun, Yoongi suka panggil nama kakaknya 'Kak Hyun' aja. Disuruh kakaknya. Karena kalau panggil 'Kak Kyu' kakaknya mengancam gak mau nengok.
Memang apa salahnya dengan nama Kyu? Pikir Yoongi yang masih kecil. Tapi biarlah, yang penting Kak Hyun mau dipanggil dan sedang gak jahil sekarang.
"Gak tahu, Dek. Mungkin kerjaan mama banyak hari ini. Ehm, adek ga mau bantu kakak cuci piring?"
"Adek capek kak..."
Kyuhyun melirik sambil tersenyum masam. Tapi habis itu senyumnya berubah manis banget. Kepala berambut halus Yoongi asyik menempel di permukaan baju bagian pinggangnya. Pucuk si kecil tampak mencuat lucu. Kyuhyun ingin mengusaknya, tapi tangan lelaki itu penuh sabun cuci piring.
"Ya udah, kamu tunggu Kak Hyun selesai cuci piring ya. Yoongi laper?" tanya Kyuhyun di sela-sela cuci piring.
Yoongi menggeleng. "Gak kak."
Dia mengerti kakaknya baru mau selesai cuci piring. Jadi gak mau buat kakaknya repot.
"Terus sekarang adek mau ngapain?"
"Gak mau ngapa-ngapain. Kan adek udah bilang, adek capek, Kak."
"Oh gitu."
"Kak Hyun cuci piring sendiri dulu aja ya. Aku capek."
"Iya-iya, Yoon."
Kyuhyun gak ngerti lagi adeknya mau ngapain. Yoongi pasti lapar, tapi sok-sokan bilang gak mau apa-apa sama dia. Udah gitu badan adeknya asyik bersandar begini, gak pergi-pergi. Ya sudah, ajak mengobrol si adek dulu aja deh.
"Tadi kakak habis jajan. Tapi uang kakak dari mama udah habis. Sini uang jajan adek kasihin Kak Hyun. Ntar Kak Hyun jajanin yang enak-enak."
"Harus hemat kak."
Kyuhyun manyun. "Yang hemat mama aja."
"Yoongi gak mau jajan nanti gendut."
"Tapi kalo males makan nanti gaada tenaganya. Lihat nih kakak gak pernah bolos makan, makanya kakak udah selesai cuci piring, adek mana, ngapa-ngapain aja belum, lemes begitu."
"Iya. Adek capek."
"Memang habis ngapain sampe adek capek gitu?"
"..."
"Dek, adek habis ngapain?"
.
.
.
"Habis tidur..."
.
.
.
Doeng.
'Tidur doang aja capek... hidup ini lebih capek Yoon...' batin kakak.
'Untung kamu anak baik, Kyu. Jadi gak bakal marah.' batin si kakak lagi, muji diri sendiri.
.
.
.
Dari segi usia, Kyuhyun dan Yoongi berbeda 5 tahun. Sekarang umur si kakak 11 tahun dan adek 6 tahun.
Baik kakak, maupun adek, dua-duanya sama-sama manis dan imut tapi gak mau dibilang manis, apalagi dibilang imut.
Dua-duanya, sama-sama, sok tampan.
"Ha ha ha ha!"
Suara tawa khas Kak Hyun yang melihat jalan adek terhuyung-huyung.
"Kak.. kok ketawain aku..." Yoongi melirik datar bin sebal.
Sisa-sisa tawa Kyuhyun masih terdengar. Lelaki bertampang jahil itu lagi bersandar sofa.
Kyuhyun membetulkan duduk silanya yang tadi sempat berguling ke samping, karena tertawa melihat adek Yoon banyak tingkah tapi tetap sok cool di depan sang kakak.
"Kamu bawa apaan sih, Dek?" Kyuhyun menunjuk dengan dagu.
"Sereal sama susu," judes adek.
Kyuhyun memiringkan kepala. Menelusuri tangan penuh Yoongi yang tadi hampir aja menumpahkan susu. Untung reflek adeknya bagus, jadi susunya belum sempat tumpah. Tapi cipratan susu di botol yang sudah terbuka itu mengenai baju Kumamon Yoongi.
'Aduh, bakal diomelin mama nih abis ini,' batin Kyuhyun melihat baju berwarna tua adeknya ketumpahan noda susu.
"Tadi katanya gak laper." Kyuhyun memajukan bibir sembari ngomong. Iseng menggoda adeknya.
"Kak Hyun bukannya bantuin Yoongi bawa ini malah ketawa." Adek ikut pout. Kesal sama kakaknya.
"Gak mau ah, capek, habis cuci piring ga dibantuin." Kyuhyun menjulurkan lidah.
Yoongi cuek melangkah di depan kakaknya yang jahil sama dia. Sudah biasa. Yoongi termasuk anak kecil yang gak peduli diledek orang—karena ledekan kakaknya jauh lebih ngeselin daripada orang lain. Tapi dalam hati kesal juga sih. Apalagi Kak Hyun senang banget jahilin dia.
"Cih."
Kyuhyun menaikkan kedua alis. Dengar adek berdecih gitu dia bukannya marah justru gemas. Yoongi sudah meletakkan semua barang bawaannya di atas meja, sudah siap duduk sila di lantai, eh tahu-tahu dia dipeluk dari belakang sama si kakak. Mana peluknya pakai kaki.
Cyuut~
Jadilah tangan kakak yang bebas menarik kedua sisi pipi adeknya.
"Aduuuuh Kak Hyuuuun!"
"Adek kok begitu sih sama kakak? Adek udah gak sayang sama Kak Hyun lagi ya? Hm? Adek memang gak kasihan sama Kak Hyun yang udah cuciin piring banyak banget? Huh? Hm?"
Adek cuek. Apaan sih kakaknya, piringnya tadi kan cuma satu aja. Itu pun pasti bekas Kak Hyun makan jajanan pinggir jalan. Kak Hyun emang nih, suka lebay.
Cyuut~
Cyuut~
"Nanti kalau mama pulang terus Kak Hyun dijewer karena piringnya masih ada yang kotor gimana? Adek seneng ya? Padahal adek ga bantuin kakak lho."
Cyuut~
Anak kecil yang dicubitin tapi wajahnya datar-datar aja, kayanya cuma Yoongi seorang. Yoongi paling-paling akan mengeluh sekali, di awal, setelah itu diam menikmati tarikan 'manis' kakaknya di pipinya. Badan Kak Hyun besar, jadi Yoongi pasrah kalau udah ditahan pakai kaki begini sama kakaknya, terus dicubitin.
Dulu Yoongi melawan, tapi otaknya berjalan lama-kelamaan. Percuma melawan, kalau badan dia kalah besar sama kakaknya.
"Udah ah Kak Hyun. Sakit tahu."
"Duh... sakit ya? Ya udah kakak tiupin mau ya? Fuhh fuh fuhhh~" Kyuhyun masih saja jahil. Sudah tahu adeknya ga suka dipegang-pegang.
Tapi kalau gak jahil, namanya bukan Kyuhyun.
Di dalam darah bocah 11 tahun itu, jahil sudah mendarah daging. Sudah mengalir dan beranak pinak di seluruh sel-sel tubuhnya. Sampai kadang, dia gak mau jahil pun, orang menganggapnya dia tetap jahil. Duh, susah ya jadi orang jahil.
"STOP!"
Yoongi buru-buru ngasih lima jari di depan wajah Kyuhyun. melarang skinship ini lebih jauh lagi.
"Kak Hyun gak boleh peluk-peluk aku. Aku kan udah besar."
Hah? Besar?
Kyuhyun mengamati. Tangannya terlipat di depan dada. Apanya yang besar? Mata adeknya sipit nan kecil, tinggi adeknya bahkan cuma mencapai perutnya. Terus besar? Besar di sebelah mana?
"Pfft."
Karena logat bocah yang bilang kata 'udah besar' keluar dari mulut Yoongi, Kyuhyun kelepasan tertawa. Si kakak balik duduk lagi ke atas sofa sambil gak lepas merhatiin adeknya disertai nahan-nahan ketawa.
Ekspresi kakak gak bisakah disembunyiin sedikit? Yoongi kan jadi tahu kalau dia lagi diremehkan sekarang.
"Hmph!" Yoongi buang muka dari muka rese Kyuhyun.
Melihat tawa di wajah sang kakak, Yoongi berjalan menghentak ke arah meja, di mana kardus sereal, kotak susu UHT, mangkuk, dan sendok yang tadi si adek bawa diletakkan.
"Uuuuh!"
Adek kesusahan membuka tutup kotak susu lainnya yang masih disegel.
Tapi melirik ke arah kakaknya, si kakak malah senyam-senyum nyebelin ke arahnya.
Batin adek tanpa sadar ikut kesal. 'Kak Hyun jahil! Awas aja!'
"Hmph!" cebik Yoongi sambil buang muka lagi. Hidungnya mendengus marah.
Berbeda dengan cuitan yang ada di dalam hati, cuma cebikan kesal yang keluar dari mulut Yoongi melihat kakaknya asyik menggoyangkan kaki sambil berselonjor di atas sofa.
Tapi tenang saja. Gak akan lama kok mereka berantem.
Tuh, si Kyuhyun udah bangun dari sofa lagi buat menghampiri Yoongi.
Sret.
Jari panjang kakak mengambil kotak susu dari tangan adek. Berhubung Yoongi terlihat kesulitan, Kyuhyun berniat membantu Yoongi menyiapkan makanannya.
"Ish!" tapi Yoongi mendengus terus.
Kyuhyun tersenyum manis meski dipandang tajam adeknya. Ya iyalah Yoongi kesal. Kotak susunya main direbut aja sama kakaknya tanpa bilang apa-apa.
.
.
.
Eh. Eh.
.
.
.
Eh tapi Kak Hyun membuka tutup kotak susu itu, terus menuangkan susunya ke dalam mangkuk. Gak lupa juga mulai menuangkan sereal ke mangkuk yang sudah terisi susu tadi. Kyuhyun seakan percaya diri susu dan serealnya gak akan tumpah, dia menuang semua itu sambil terus tersenyum manis ke arah Yoongi. Adeknya masih mencerna yang dia lakukan.
Yoongi mengerjap sambil masih ber-pout ria ke kakaknya.
"Adek bilang stop lagi yang keras kaya tadi dong. Biar Kak Hyun tahu, ini serealnya mau adek makan semana banyaknya," kata Kyuhyun sambil senyum manis banget sampai-sampai pipi bakpaunya jadi bakpau beneran.
Ah. Kyuhyun jahil sih, tapi sayang banget sama adeknya.
Yoongi paham niat baik kakak jahilnya. Dan dia langsung menyengir manis.
"STOP!"
Kalau aja si mama sudah pulang, pasti melihat tingkah mereka yang kaya begini, dua anaknya langsung diciumin deh.
Dibuat karena aku ngebayangin dua orang ini ketemu seakan-akan tidak mungkin.
Oh iya, besok aku uas.