"Jadi itu tempatnya" ujar Haruka menatap Universitas Tokyo yang berubah menjadi shelter
"Bagaimana cara kita masuk?" tanya Riku melihat seberapa ketat penjagaan dan tingginya dinding besi yang menutupi seluruh areal kampus
"Tunggu ada orang di atas sana" tunjuk Tamaki mleihat seseorang disana
"Heii siapapun itu bisa selamatkan kami" teriak Touma kencang
"Tolong biarkan kami masuk" imbuh Riku diikuti semuanya yang
melambai agar orang itu menyadari keberadaannya
Terlihat orang itu mengernyit terkejut ada orang yang selamat diluar sana
"Dari pintu 1 ingin melapor, ada beberapa orang yang meminta ijin untuk masuk" ujar orang yang berjaga disana melaporkan
"Akan kukirim kan tim kesana, kita pastikan kondisinya terlebih dahulu sebelum membukakan pintu" balas seorang lainnya
Tak lama terlihat beberapa orang menghampiri Riku, Touma, Iori, Tamaki, dan Haruka
Mereka waspada dengan senjata yang terahkan padanya
"Jangan melawan" bisik Iori mengangkat tangannya
Mereka pun mengangguk setuju
"Siapa kalian? Dan darimana?" tanya salah seorang dalam tim itu
"Kami dari Tokyo High School semalam shelter kami tembus, dan kami melarikan diri kesini. Namaku Izumi Iori" ujar Iori menjelaskan
"Nanase Riku" ujar Riku menunduk sopan
"Yotsuba Tamaki" ujarnya dengan nada malas
"Isumi Haruka" ujar Haruka cuek
"Inumaru Touma" ujarnya menatap orang didepannya tajam
"Kami akan memeriksa kondisi kalian lebih dulu, namaku Osaka Sogo" ujar Sogo memperkenalkan diri
"Oy sou, kau mempercayainya begitu saja" tanya Yamato terkejut
"Mereka terlihat bisa dipercaya" jawab Sogo
"Kemarilah" ujar Minami memandu mereka
Tak lama mereka melakukan berbagai tes kesehatan dan terbukti bahwa mereka steril
Mereka diijinkan masuk dan bergabung dalam shelter setelah mengisi data diri
"Kami semua melakukan patroli secara bergiliran, dan melihat kemampuan kalian kurasa kalian akan mendapatkan jatah juga" terang Torao
"Itu tidak masalah jika kami bisa membantu" ujar Riku
"Apa kita akan terpencar2" tanya Iori curiga
"Entahlah itu tergantung putusan atasan"
"Aku tidak setuju jika kami terpisah" sangkal Iori cepat
"Hoy bukan kau yang membuat keputusan Ichi" protes Yamato
"Pertama kami masih baru dan belum mempercayai kalian sepenuhnya, kedua kami bisa bekerjasama dengan lebih baik, dan ketiga kami memiliki alasan khusus untuk saling menjaga satu sama lain" terang Iori
Semua tertegun mendengarnya, "Kami mengerti akan kami sampaikan pada atasan untuk pertimbangan" ujar Minami tersenyum lembut
"Senang melihat pertemanan kalian yang begitu erat" ujar Sogo menimpali
"Iori. . Aku tidak menyangka mulut pedasmu bisa berkata manis juga" ujar Riku berkaca kaca
"Iorinn aku menyanyangimu" Tamaki memeluknya erat
"Aku tidak menyangka kau bisa mengatakan hal memalukan seperti itu Izumi" ujar Haruka tak percaya
"Ahahah juniorku sudah dewasa" ujar Touma menepuk punggung Iori bangga
"Kalian semua, bisa hentikan ini" geram Iori menahan malu.
"Ahahaha masa muda" ujar Torao tertawa geli
"Onii-san merasa sudah tua berada di dekat kalian"
"Kau memang tua Ossan" ujar Minami spontan
"Ah aku tersakiti mendengarnya" ujar Yamato pelan
"Hentikan drama mu Yamato-san" ujar Sougo tersenyum mengancam
"Yosh sebaiknya kita segera kembali kedalam" ujar Totrao berjalan lebih dulu meninggalkan teman2nya
Mereka semua mengikutinya dari belakang.
.
.
.
“Ini jadwal kalian berjaga, dan selamat kalian berada dalam 1 tim” ujar Sogo menghampiri Touma
“Arigatou” ujarnya menunduk sopan
“Ah tenang saja kami juga berjaga bersama kalian” ujar Torao menepuk keras punggungnya
“Aku tidak khawatir sama sekali” balas Touma sedikit kesal karena punggungnya terasa perih
“Ah panggil aku Torao, dan yang kalem disana Minami, lalu ossan kacamata panggil dia Yamato”
ujarnya memperkenalkan diri dan teman2nya
“Haik haik aku mengerti” balas Touma cepat
…
Malam tiba dan kini giliran mereka berjaga
“Aku yang akan memimpin patroli kali ini” ujar Yamato mengambil alih
“Ichi, Riku, dan Aku, kita akan menyisir di daerah barat, Tama, Sogo, dan Minami kalian di wilayah Timur, dan yang terkhir Touma, Haruka, dan Torao di wilayah selatan” ujar Yamato menjelaskan semua mengangguk menyetujuinya dan segera menjalankan tugas
Patroli wilayah Timur
“Tamaki-kun jangan makan terlalu banyak” tegur Sougo melihat Tamaki yang tidak berhenti memakan puddingnya
“Sou-chan ini sumber energiku, kita harus bersiap setiap saatartinya kita harus makan selama bisa” ujar Tamaki percaya diri
“Sou-chan? Itu aku?’ tanya Sogo terkejut
“Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu Yotsuba-san” ujar Minami heran
“Hah kalian yang berpikir terlalu rumit, setidaknya kita harus lebih rileks dan bersantai” balas Tamaki
Sogo dan Minami saling pandang kemudian mengangguk setuju, “Kurasa aku setuju sekarang” ujar Sogo pelan
“Ne Yotsuba-san berikan kami pudding juga” ujar Minami
Tamaki menatapnya tajam,”Tidak mau” jawab Tamaki cepat
“Hahh kau yang menyarankan untuk bersantai setidaknya berikan kami satu agar bisa santai” protes Minami
“kenapa harus puddingku, mereka berharga untukku” ujar Tamaki memepertahankan puddingnya
“Tentu saja karena kau yang menyarankannya” balas Minami tak kalah sengit
“Tamaki-kun sebaiknya kau berikan atau kulempar semua persediaan puddingmu keluar” ancam Sogo geram melihat pertengkaran mereka
“Haik Sou-chan” jawab Tamaki bergidik ngeri
Minami tersenyum menang melihatnya, “Ehm tidak buruk juga” komentar Minami begitu memakan puddingnya
“Tentu saja, Ousama pudding memang yang terbaik” gumam Tamaki masih kesal
“Ikou minna kita lanjutkan berkeliling” ujar Sogo memandu
Tim Patroli wilayah Selatan
“Hah setidaknya biarkan kami tidur mala mini” gumam Haruka
“Gomen, sesuatu eterjadi belakangan ini dan kita kekurangan orang” ujar Torao menatap sendu kedepan
“Apa mereka menyerang kesini?’ tanya Touma curiga
“Yah sebagian dari mereka berhasi menembus masuk dan tentu kami berusaha keras untuk menjaga tempat ini” ujar Torao
“Maaf aku tidak bermaksud megeluh” ujar Haruka merasa bersalah
“Ahahha tidak apa aku mengerti, kuharap ini akan segera berakhir” ujar Torao
“Ku juga berharap begitu, teman2ku yang masih diluar sana kuharap untuk keselamatan mereka juga” ujar Touma sendu
“Haik ayo kita lanjutkan patrol dan hentikan suasana sendu ini” ujar Torao mengacak gemas rambut keduanya
“Hoi hentikan kau menyebalkan” keluh Haruka berusaha menjauh
“Oh ayolah kau sama sekali tidak manis jika seperti itu” ujarTorao
“Haru mengalah saja, percuma kau protes dengannya” ujar Touma pasrah
“Aree apa anak muda suka bersikap tsundere” ujar Torao menutup mulutnya tak percaya
“Ikou Touma, kita kesana” ujar Haruka meninggalkan Torao
“Ahh ikou Haru” Touma langsung mengikuti Haruka tak mau berlama lama
Tim Patroli Wilayah Barat
“Gunakan ini” ujar Iori memberikan syal pada Riku
Riku sedikit terkejut menerimanya, “Ah arigatou Iori’ ujarnya tersenyum lebar
“Kau tidak seburuk kesan awalku ternyata” imbuh Riku
Iori memicingkan matanya, “Hahh, kau pasti berpikir buruk tentangku bukan. Selain berisik, tidak disiplin, kau juga suka menuduh orang” ujar Iori tak percaya
“Heii apa2an itu kenapa kau mengungkitnya lagi” protes Riku
“Itu lebih baik, stress tidak baik untukmu. Jadi berhenti menyalahkan dirimu soal anak itu” ujarnya pelan
Riku melebarkan matanya dan tersenyum lembut, “Dasar sok tau” ujar Riku pelan
Yamato menatap keduanya ikut tersenyum, “Kalian apa sudah lama saling mengenal?’ tanya Yamato penasaran
Keduanya langsung menggeleng, “Kami baru bertemu saat dikelas” ujar Riku
“Eh benarkah? Kalian tampak sangat dekat dimataku” ujar Yamato heran
“Kurasa situasi ini yang membuatnya, siapapun diluar sana juga banyak yang baru bertemu dengan orang baru tapi juga saling melindungi untuk terus bertahan. Seperti orang orang dalam shelter ini kurasa” ujar Iori
“Kau benar, entah aku harus bersyukur atau menyalahkan situasi ini. Tapi berkatnya aku menjadi lebih bersyukur akan hidupku hari ke harinya, dan menyadari bahwa orang2 disampingku sangatlah berharga” ujar Yamato
“Yamato-san aku tidak menyangka kau bisa mengatakan sesuatu se dalam itu” ujar Riku berkaca kaca
Yamato sedikit kesal namun tidak bisa marah padanya, “ Ahha onii-san tidak cocok dengan suasana haru biru kurasa” ujarnya
Graooo
“Yamato-san pintu bagian timur tertembus” lapor Sogo pada Yamato
“Oy Yamato kami menemukan lubang di wilayah selatan, kurasa beberapa dari mereka berhasil masuk” ujar Torao
“Sou Torao, di wilayah barat juga terjadi hal serupa aku tidak bisa datang membantu untuk sementara. Jaga diri kalian baik baik, aku tidak ingin kehilangan seorang pun kalian mengerti?” ujar Yamato tegas
“Roger” ujar Sougo dan Torao
kompak, mereka tersenyum kecil mendengar perintahnya
“Kalian dengar itu?’ tanya Torao pada Haruka dan Touma
“Tenang saja kami juga tidak berencana untuk mati” ujar Touma
“Sebaiknya mereka tidak bertindak bodoh” gumam Haruka
“Minami-kun, Tamaki-kun kita pertahankan wilayah timur dengan baik” titah Sogo
“Haik” ujar mereka serempak
“Jangan lengah” peringat Minami
yang diangguki setuju oleh Sogo dan Tamaki
“Ichi Riku, kita berjuang disini” titah Yamato
“Haik” jawab mereka serempak
“Jangan sampai terluka, ini perintah” ujar Yamato tegas, mereka mengangguk dan tersenyum mendengarnya
.
.
.
“yuki-san, Momo-san ini . .kurasa ini bisa menjadi obat untuk mereka yang telah terinfeksi” ujar Tenn antusias
“Kemarikan” ujar Yuki mengambil alih, dan segera mengamatinya
“Tapi terlalu beresiko, terlebih untuk manusia” ujarnya pelan
“Harga yang harus dibayar sangat mahal bagi mereka yang terinfeksi” ujarMomo
“Tapi jika kita berhasil menyelamatkan seseorang, maka kita bisa menemukan antivirusnya” ujar Tenn
“Masih ada harapan” imbuh Tenn
“haik leader. .” ujar Nagi mendengarkan laporan dari Gaku
“Itu bohong kan bagaimana bisa Tokyo runtuh secepat itu” ujarnya tekejut
Tenn membelalakkan matanya terkejut mendengar itu semua, ia bergegas melihat pergerakan adikknya dan terlihat ia berada di Tokyo Universitiy satu2nya shelter yang masih bertahan di Tokyo
“Rokuya Nagi beri tau aku kondisi Tokyo” tuntut Tenn tak sabar
“Tokyo University baru saja tertembus dan situasinya sangat kacau” ujar Nagi
“Sialan, bawa aku kesana” titah Tenn
“Tenn apa yang kau bicarakan” ujar Momo terkejut
“Adikku disana, dan kali ini firasatku buruk. Aku harus kesana, dan akan kutemukan inang yang bisa gunakan untuk menguji obat ini” ujar Tenn
“Kau bercanda kan” ujar Yuki terkejut
“Iee aku sangat serius kali ini, aku harus melindungi adikku, dan akan kutemukan antivirusnya aku janji” ujar Tenn
“Aku mengerti, aku ikut denganmu” ujar Nagi serius
“Mr. Yuki dan Mr. Momo tetaplah disini, akan kutinggalkan tim ku untuk berjaga.” Titah Nagi
“Tapi. . “Momo ingin protes keberatan dan dicegah Yuki
“Berjanjilah untuk kembali dengan selamat” ujar Yuki menatap pada Tenn dan Nagi
“Haik kami mengerti” ujar mereka serempak
.
.
“Leader, Shelter terakhir di Tokyo terancam roboh” ujar Ryuu
melaporkan pada Gaku
“Jelaskan lebih detail," perintah Gaku
"Tokyo University yang menjadi shelter terakhir saat ini, barusan melaporkan adanya invasi zombie yang berhasil masuk”
“Leader kumohon kirim aku” ujar Mitsuki tiba2 mengitrupsi masuk di jalur pembicaraan mereka
“Mitsuki-kun?” Ryuu terkejut dengan sikapnya yang tidak biasa
“Apa alasanmu Mitsuki” tanya Gaku serius
“Adikku, aku mengarahkannya kesana, dan sekarang situasainya makin kacau di Tokyo” ujar Mitsuki frustasi
“Bagaimana dengan pangkalanmu?" tanya Gaku
“Unitku yang akan mengurusnya, aku akan ke Tokyo sendiri, posko tempatku berjaga sejauh ini dalam keadaan aman” ujar MItsuki yakin
“Baik aku akan mengirimkanmu kesana, meski itu adikmu ingatlah untuk tidak bertindak ceroboh” ujar Gaku
“Leader, Rokuya Nagi ijin masuk. Aku ingin mengajukan permintaan yang sama” ujar Nagi mengintrupsi
“Nagi-kun/Nagii” ujar Ryuu dan Mitsuki kaget
“Aku juga ijin membawa Tenn keluar” imbuhnya
“Kau bahkan meminta hal lyang lebih sembrono” keluh Gaku
“Aku memiliki alasan kuat leader” ujar Nagi
“Jelaskan padaku dengan singkat”
“Kami akan menyelamatkan shelter dan menemukan inang untuk uji coba obat yang telah ditemukan. Agar pembuatan antivirus dapat dilakukan” ujar Nagi
Gaku tersentak kaget, “Berjanji unntuk kembali dengan selamat, maka akan kuampuni tindakan cerobohmu” ujar Gaku serius
“Roger Leader, terimakasih banyak” ujar Nagi
“Ryuu awasi situasi seluruh shelter saat ini, Mitsuki dan Nagi lakukan tugas kalian dengnan baik, akan kukirimkan helicopter untuk menjemput kalian”
“Haik dimengerti” jawab mereka serempak.
.
.
.
“Sou-chan awas” peringat Tamaki, Sogo langsung meresponnya dengan baik dan menyerang Zombie didekakatnya
“Sialan ini tidak ada habisnya, mereka tidak berhenti juga” ujar Minami lelah
“Mereka dapat dihentikan jika kita menghancurkan kepalanya” ujar Tamaki
“Ewh itu menjijikkan” Minami merasa keberatan
“Kalau begitu mari lakukan” ujar Sogo yakin
“Ah gawat” ujar Tamaki yang sedikit terlembat bereaksi dan hampir tergigit, bersamaan dengan itu terdengar suara tembakan dan Zombi itu tertembak tepat di kepalanya
“Aku selamat?’ tanya Tamaki tak percaya dan diangguki Sogo dan Minami yang masih terkejut
“kalian tidak apa?’ tanya Nagi begitu tiba disana
“Aku salah satu tim khusus pemerintah, mulai dari sini aku akan membantu” ujar Nagi
“Bantuan yang sangat berguna” ujar Minami lega
“Mohon bantuannya” ujar Sogo
“Arigatouu kau menyelamatkanku” ujar Tamaki terharu
Nagi tertawa kecil melihatnya, “Haik haik, ayo lakukan yang terbaik dan pertahankan Tokyo”
……..
“Apa kita terus melakukan ini”ujar Haruka
“Ini menjijikkan” imbuhya sambil terus menyerang ke kepala zombie
“Sama sekali tidak indah” gumam Torao
“Kalian berdua berhentilah mengeluh” kesal Touma
“Uwahh” teriak Touma terkejut menyadari kepungan zombie di sekitarnya
“Kau ini merepotkan Touma” ujar Haruka yang menghalangi serangan zombie melukai Touma
“Bukankah sudah kukatakan agar tidak lengah” ujar Torao melindungi Touma dari sisi sebaliknya
“Awas” Touma segera bangkit dan melindungi Torao melihat ada Zombie yang mendadak muncul,
“Sekarang siapa yang lengah hah”ujar Touma bangga
“Oy Touma” teriak Haruka horror
Dorr
“Kalian ini berhentilah bersikap kekanakan” ujar Mitsuki yang tiba-tiba muncul dan menembak zombie dibelakang Touma
“Sekarang siapa si cebol ini” tanya Torao
“Entahlah” ujar Haruka bingung
‘”Hei aku ini lebih tua dari kalian namaku Izumi Mitsuki dan aku salah satu anggota khusus pemerintah” ujarnya kesal
Touma dan Haruka terkejut mendengar namanya,”Izumii?’ teriak mereka kompak
“Kalau dipikir pikir suaramu tidak asing” gumam Touma
“Ah apa kalian teman Iori, dimana dia’ tanya Mitsuki tak sabar
“Wilayah barat, dan kurasa dia sedang bertarung disana” ujar Haruka
“Sial, kita selesaikan disini dengan cepat” ujar Mitsuki
“Itu juga yang kurencanakan” balas Torao
…….
“Nanase-san” paggil Iori, menyadari arah tembakannya Riku segera menunduk
“Ichi Riku jangan lengah” peringat Yamato
“Sial ini tidak ada habisnya” keluh Iori
“Uwah maafkan aku” ujar Riku sambil terus melayangkan serangan pada Zombie
“mereka tidak bisa meresponmu Nanase-san, berhentilah minta maaf” ujar Iori datar
“Tetap saja mereka dulu nya manusia Iori” balas Riku kesal
“Oy awas” ujar Yamato dan segera menyerang zombie di belakang Iori
“Apa yang kukatakan soal jangan lengah, kalian membuat Onii-san jantungan” keluh Yamato
“Yamato-san jangan banyak pikiran, itu tak baik untuk kesehatanmu”
“Bagus Nanase-san sekarang kau memperlakukannya seperti orang tua sungguhan” Iori menimpali
“Eh aku tidak” ujar Riku
“Hah melihat situasi sekarang aku makin tidak bisa marah padamu” keluh Yamato
“Nanase-san dibelakangmu” teriak Iori tiba-tiba
“Selalu ceroboh Riku” ujar Tenn yang tiba tiba datang dan menyelamatkannya
Riku membuka matanya terkejut menyadari suara siapa itu, “Ten-nii” teriak Riku girang
“Siapa dia?’ tanya Yamato
“Kurasa dia kakakknya, tapi bagaimana bisa dia ada disini” ujar Iori
“Aku bisa lakukan apapun untuk menemui adikku” jawab Tenn cuek
“Ah Brocon rupanya” jawab Iori pelan
“Apaa katamu?’ tanya Tenn kesal
“Ma ma kita harus kembali fokus” Yamato menengahi
“Iori jangan menggoda Ten-nii” protes Riku
“Ah jadi dia Izumi Iori” gumam Tenn,
“Oy Izumi Iori kakakmu juga berada disini sekarang” ujar Tenn
Iori terkejut mendengarnya, “Apa? Kenapa? Bukankah berbahaya?’ tanya Iori bertubi
“Bukankah dirimu lebih mengkhawatrkan, Kakakmu adalah anggota squad khusus dia jauh lebih bisa diandalkan saat ini. Lagipula wajar seorang kakak untuk mengkhawatirkan adiknya” ujar Tenn
“NIi-san.. ayo kita selesaikan yang disini segera” uajr Iori
“Ahh onii-san cukup terkejut dengan informasi barusan, tapi kurasa tidak ada waktu untuk itu” ujar Yamato pelan.
Mereka saling melindungi satu sama lain dan melawan zombie-zombie yang menyerang
Situasi di wilayah timur sudah makin mereda, beberapa dari orang yang terinfeksi berhasil diamankan dan beberapa tewas, begitu juga di wlayah selatan yan telah berhasil menutup lubang pintunya. Di wilayah barat masih memanas dan belum ada tanda tanda berakhir
“Hah. . hahh” nafas Riku makin tersengal karena kelelahan
“Riku/Nanase-san” ujar Tenn dan Iori mengkhawatirkannya
“Oy Riku awaas” ujar Yamato yang menghalangi serangan zombie dan berakhirlah dia yang terkena
“Yamato-san “ teriak Riku
“Aku baik baik saja” ujar Yamato pelan
Tenn segera menarik Riku menjauh, “Menjauhlah kalian” ujar Yamato pelan
“Sial” umpat Iori kesal
“ini tidak ada habisnya” ujar Tenn pelan
Saat lengah Yamato sudah berubah menjadi bagian dari mereka dan berniat menyerang Tenn yang lengah
“Ten-nii” teriak Riku,
.
.
.
Iori dan Tenn tertegun menatapnya, dilihatnya Riku yang tergigit Yamato bersamaan dengan itu tim dari timur dan selatan datang memberi bantuan
“Rikkun” teriak Tamaki kencang, air matanya tak terbendung lagi
“Tamaki-kun” cegah Sogo memegangnya erat begitu Tamaki berlari menghampirinya
“Dia Riku” gumam Nagi
“Nikaido-san ini bohong kan” ujar Minami menatapnya sedih
“Leader kau yang megatakan untuk tidak kehilangan seorang pun bukan” teriak Torao kesal
“Kita amankan situasi” ujar Mitsuki mengambil alih dan segera mengamankan sekawanan zombie disekitarnya
Riku masih menahan Yamato agar tidak lepas darinya, ia tidak ingin Yamato melukai orang lain lagi.
“Kau masih disana ya Yamato-san” gumam Riku menyadari air mata Yamato, Nagi melepaskan Yamato dan mengamankannya agar tidak melukai orang
Seketika Riku ambruk dan ditangkap Tenn, “Aku menepati janjiku Ten-nii, kita masih bertemu” ujarnya sedikit tersengal sengal
“Iee kumohon bertahanlah, jangan pergi” racau Tenn terisak
“Aku punya teman yang sangat baik Ten-nii banyak hal yang ingin kulakukan dan ceritakan padamu’ ujar Riku tersenyum lemah
“Tapi kurasa ini sudah cukup, aku senang bisa melihatmu. Arigatou Ten-nii, minna arigatou karena mau berteman denganku” ujarnya dan menutup mata
“Iee Rikkun/Nanase-san” teriak Iori dan Tamaki menangis, Mitsuki berusaha menenangkan adiknya
Tenn masih memeluknya erat, tak lama mata Riku kembali terbuka dan memberontak keras
Graoo
“Tenn menjauhlah” terak Mitsuki dan Nagi bersamaan
Tenn tersenyum kecil di pundak Riku dan membisikkan sesuatu
“Maafkan aku Riku” ujarnya pelan
.
.
.
Omake
Tut. . tut. . tutt
Monitor jantung berbunyi secara konstan,
“Ohayou Riku bagaimana kabarmu?’ tanya Tenn menghampiri ranjang adiknya
Tenn menyuntikkan obatnya pada Riku di saat saat terkahir dan berhasil menemukan antvirusnya. Sebanyak 7000 orang ternfeksi dan 3000 orang meninggal, mereka yang terinfekasi kini sedang menjalani perawatan dan mengalami hal yang sama
Harga bagi mereka yang terinfeksi adalahrasa sakit yang teramat besar, karena seluruh darahnya melawan virus didalamnya dan jatuh koma untuk waktu yang tidak ditentukan. Tergantung dari keinginan hidup dari pasien untuk kembali
Yamato juga mengalami hal yang sama, namun teman2nya terus berdatangan mengunjunginya dan memberi semangat begitu juga dengan Riku
“Hei apa kau masih sakit?" tanya Tenn dalam keheningan
Tenn memegang lembut tangannya, “Maaf karena gagal melindungimu, ijinkan aku menebusnya” ujar Tenn disertai air mata
.
.
.
.
“Kau tau seberapa jauh kita berpisah aku tetap menyanyangimu dari dulu sampai kapan pun itu, jadi berjuanglah. Aku merindukanmu” ujarnya pelan,
Tenn tersenyum menyadari pererakan kecil ditangannya
“Bagus terus dengarkan aku” ujar
Tenn mengecup dahinya lembut, air mata ikut jatuh dari pelupuk mata Riku begitu Tenn keluar ruangannya
Owari