Limerence - Taeten

By forlsket

65K 10.1K 1.2K

Head over heels on you. More

Missing you
About Morning and Promise
One And Only
little universe
little universe 2.0
little universe 3.0
little universe 4.0
little universe 5.0
Late Night Conversation
Little Universe 6.0
Drunk Boyfriend
I'm Taking What's Mine
little universe 7.0
Tactics
Talk Me Down
Cause He's Taeyong
Paradise
Different
The Most Selfless Thing Ever
Closure
Wheel Of Ends
Left Behind
Convivencia
Malam Di Batas Kota
Dialog Di Tepi Ladang
Jawaban
Mimpi Tak Bertepi
Little Universe 8.0
Little Universe 9.0
Flower Bouquet
Nightmare
Polaroid
Between You And Wind Blows
Melankolis
Lirih
Tasted Like Winter
Reservation
Home
Fight Me
Bidding On A Date
Good Morning Text
Newsflash
Tootsies
The Land Of Never Ending Night
Hambar
It's A Long, Long Journey
Abstrak
Sepucuk Surat Dan Senjata Api
Slow And Passionate
Menuju Pagi
Kenangan
Di Seberang Jalan, Sore Itu
Lelaki Beraroma Resah
Sabtu Malam Dikedai Kopi
Senja Di Kaki Pelangi
How I Met Your Father
30 Minutes Once The London Eye Move And You Kiss Me In Between
Sweetest Sin
Man Upon The Mountain
The Furthest Away
After Roses
Antarctica
The Hidden Ones
Whole Universe Laugh Along with you
I'll Keep You Warm, Dancing In A Downpour
Planning Vietnam
Candy Crush
Let's Get Lost Together 1 : Lost In The Sea
Let's Get Lost Together 2 : Lost In The Forest
Let's Get Lost Together 3 : Lost In The City
Let's Get Lost Together 4 : Lost In The Rain
Fireworks In The Night Sky 1 : Never Be Apart
Fireworks In The Night Sky 2 : Eternal Rhythm
Papan Tulis
Hello, Good Bye
Tirai
Candy Bar
Night's Movie
Emergency Ward
When I look At you There's No Time To Be Bored
Apology
Guy With Pretty Hands
Taeyong's Side
Marry You
The Weight Of Gratitude
D-Day
Destination
Making Peace
Familiar Touch
Kiss The Wine
I'm Sorry I couldn't Protect You
Sweet Talker
Kind Of Our Morning
Strange Ways How We Fly
Changing Colors
Anniversary
Tired
Summer Romance
One Man Show
Magazine
Sebuah Malam
Gelap, Terang, Dan Kamu Diantaranya
Time Between Dog And Wolf
Hari Tanpa Bulan
Busway
Sleepless Night
Satu, Dua, Tiga, Mari kembali Tidur
Paradox
Cottage Pie
Potato
Midnight Blues
You're Eyes Are The Size Of The Moon
Suatu Hari Di Masa Depan
Racun
Malam Berkabut
Innocence
Step Back
Tidurlah Tidur
What A Moon Say To The Little Star
Atap
Kala Cinta Menggoda
Aroma
Cappuccino 6 Bulan
Segelas Senja : Ketika Kamu Pulang
The Man Beside Me
A Philosopher
Break The Case : What Are They Doing ?
Sotto Il Ponte Dei Sospiri
He Is The Only Constant In your life
Those Eyes
Refleksi
Pluviophile
At Dawn
You Are In Love : Relapse
I'm The Defects On Your Lattice
Serendipity
Penipu
Bohong
Katastrofa
Rahasia
Sementara Waktu
Four Seasons
Romantik Tripsix
Chartreuse
Un, Deux, Trois
Things Have Changed, And That's Okay
Mine
Merahmu Buatku Luluh
Welcome Home, Dear
Act
Cenayang
Nothing Is Heavy For Those Who Have Wings
Dream
Im-Pris-On-Ment
Jaring Belalang
Day Of Break Up
In The Boutique
Thanks, Universe
I'm Grateful For You
Sementara Kita Saling Berbisik
Melodi
Ada Rahasia Kecil
Bayang - Bayang
Anantomy Of Love
Tarian Bulan Percikan Badai
Gradasi Nyengat Hingga Laung
Attis
Checkpoint
Penyair Kesepian
Song Of Pain
The Purest And The Wildest
You Were The Universe
Sudut Pandang
Silver Bullet
Tonight, We Are A Hurricane
Nemesism
Lost

The Bodies Left Behind

188 35 37
By forlsket

“Konyol sekali, Ten.”

Yang dipanggil Ten mengalihkan pandang, “apa lagi sekarang?”

“Aku dengar dari percakapanmu dengan Mark barusan, kau akan membunuhku.”

Ten tersenyum, abu rokoknya terjatuh ke lantai marmer. “Taeyong hyung, sebegitu takutnya kau pada kematian, huh? Aku sudah memberimu kehidupan yang layak beberapa tahun belakangan, dan kau menginginkan lebih.”

Taeyong terdiam, ia memandang pria bernama Ten itu tengah terbatuk-batuk di sela kegiatan menghisap linting tembakau. Di samping kanannya, berjatuhan putung-putung rokok yang sengaja tidak dibersihkan, mulai dari varian menthol, light, tobako, sampai yang diyakini Taeyong bisa membuat orang kena kanker paru-paru dalam sekali hisap.

“Bagaimana jika rokok-rokok itu membunuhmu duluan?”

“Kau becanda?” Ten mendesis, “sudahlah, jangan dibahas.”

Bagaimana mungkin hal ini tidak layak untuk dibahas? Taeyong merasakan emosinya jumpalitan di dalam dada, ia dapat mengecap pahit rasa takut naik dari lambungnya, kemudian mendorong-dorong minta dimuntahkan lewat mulut. Ten adalah seorang pembunuh, dan jika bukan karena Mark, ia mungkin akan membunuh lebih banyak. Mark itu orangnya kalem, ia tidak main bunuh sana-sini, ia mempertimbangkan beberapa hal sebelum bertindak.

“Kau menatapku, Hyung,” Ten menyemburkan asap rokok melalui sela-sela giginya.

Taeyong tidak menjawab.

“Astaga kau ini,” Ten beranjak dari tempat duduknya, ia kini berputar dan berhenti di samping Taeyong; memeluknya. Ten membaui aroma kayu manis menguar dari surai karamel milik Taeyong, seperti pai apel yang dihidangkan ketika daun-daun Oktober berjatuhan.

“Sesungguhnya, aku tidak takut mati, Ten.”

“Well, lalu?”

“Aku hanya tidak bisa berpisah denganmu. Itu saja.”

Ten memeluknya lebih erat, “kau membuatku merasa berdosa, Sayang.”

“Jangan panggil aku sayang, aku bukan pacarmu.”

“Tetapi aku benar menyayangimu. Jika aku tidak membunuhmu besok, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Kau tahu? Aku mencintaimu dari awal; dan selamanya.”

Taeyong menjawab dengan ketus, “kau berbohong padaku.”

Kemudian menghilang bersama angin malam.

🌀🌀🌀🌀🌀

Awal Februari tahun 2019, seorang penulis muda bernama Ten duduk di depan meja panjang yang penuh dengan mikrofon. Lampu-lampu kamera dari wartawan datang menyerang bak kilat musim hujan.

“Ten-ssi, mengapa kau menghilangkan tokoh Taeyong dalam novelmu? Bukankah para pembaca menyukainya?”

Rahang Ten mengeras, bersusah payah ia menyunggingkan senyum, “aku sudah mengira kalian akan menanyakan hal tersebut. Pertama-tama, Taeyong adalah seorang psikopat, dia gila. Aku sudah menghadirkannya dalam enam season sebelum ini, dan gara-gara dia, banyak korban berjatuhan. Aku harus membunuhnya, aku harus menghilangkannya.”

“Bagaimana reaksi penggemar Anda, Ten-ssi?”

“Oh ya ampun, mereka marah-marah padaku,” Ten tertawa keras-keras, “banyak ulasan di media cetak dan online yang menyebutkan bahwa Taeyong pantas hidup. Tetapi menurutku, terlepas dari wajah tampannya itu, Taeyong bukan manusia yang baik. Kadang-kadang dia datang dalam mimpiku dan bilang bahwa aku adalah seorang pembunuh.”

Salah seorang wartawan menyeletuk, “bukankah benar demikian?”

“Well, ya. Aku membunuh banyak karakter,” Ten tertawa lagi, “dan Taeyong adalah salah satu yang paling sulit untuk dibunuh. Dia tidak mau dibunuh. Taeyong tahu aku menyayanginya.”

“Itulah sebabnya Anda berpikir keras untuk menghilangkannya dari novel?”

“Ya, tapi editorku, Mark Lee, berhasil meyakinkanku. Dia bilang jika Taeyong tidak mati, The Bodies Left Behind tidak akan bisa berlanjut. Paling tidak, tidak akan ada akhir yang bahagia jika bajingan tengik itu dibiarkan hidup. Kalian tahu, Taeyong bukan pemain utama, tapi dia adalah kaki-tangan Seo Johnny yang sudah kupenjarakan seumur hidup.”

“Apa Anda menyesal telah menghilangkannya?”

Tiba-tiba Ten teringat akan raut wajah Taeyong yang memohon untuk tidak dibunuh.

“Tidak, sama sekali tidak.”

“Seri ketujuh baru saja rilis, kapan Anda berencana menulis seri berikutnya?”

"Kita lihat saja nanti.”

Sesi wawancara tersebut berakhir dengan tepuk tangan meriah. Meski enggan berlama-lama di sana, Ten masih harus melakukan sesi tanda tangan bersama para penggemarnya. Salah seorang gadis muda dengan rambut disemir biru datang dari baris pertama, alih-alih minta tanda tangan di bagian depan, gadis itu justru minta tanda tangan di bagian akhir buku.

“Nona, apa kau tidak salah?”

“Tidak, aku menginginkan tanda tangan Anda di sini.”

Sambil membubuhkan tanda tangan, Ten bertanya, “mengapa?”

“Supaya aku bisa selalu mengingat kesedihan Anda akan Taeyong. Omong-omong, terima kasih telah menghadirkan karakter seperti dia dalam novel Anda. Taeyong itu favoritku, tapi aku tidak akan protes jika Anda membunuhnya, itu hak Anda,” gadis itu tersenyum.

Ten menatap satu kalimat pendek yang sengaja dibubuhkannya dalam naskah pada detik-detik terakhir proses penerbitan; untuk aroma kayu manis yang kurindukan, kupikir aku sudah gila.

Ditutupnya lembar terakhir itu dan berkata, “berikutnya.”




Continue Reading

You'll Also Like

586K 4.6K 46
boypussy, cowok bermeki, BXB area TREASSURE COUPLE MINOR DNI !!!! pair: woohwan
196K 17.4K 63
Dari semua hal yang ada di dunia, Biru hanya ingin mereka semua menganggap kehadirannya ... nyata. ******** Follow my ig : @fatta_melly06 @diaryy_me...
70.5K 4.3K 116
"gue straight,gue nggak minat sama cowok centil kayak lu" -xavier galendra- " u're the most beautiful human exist " -xavier galendra-
1.3M 101K 70
[Brothership] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia dengan sena...