Sorry for typo
Happy Reading
-
-
-
-
-
-
"Beby mana?"
Pertanyaan Viny yang baru saja datang dengan kayu bakar di tangannya, membuat semua yang ada di sana bingung.
"Bukannya tadi sama lo?" Nabilah menjawab.
"Gak ada. Dia tadi di belakang gue, tapi pas nengok ke belakang, dia gak ada, gue kira dia balik lagi ke sini," jelas Viny.
Lidya menatap Shani. "Shan, tadi Beby ke sini?"
Shani yang sedari tadi di tenda menunggu teman-teman nya menggeleng, Viny menghela nafas kasar.
"Terus dia kemana?!"
Lidya menepuk bahu Viny. "Lo tenang ya, kita tunggu setengah jam lagi, kalo Beby belum balik, kita cari."
"Kelamaan!! Gue mau cari Beby sekarang!" Viny menghempaskan kasar tangan Lidya, ia berjalan kembali ke hutan. Namun, baru satu langkah, suara Nabilah menghentikannya.
"Kalo lo cari sekarang, nanti pas Beby balik, malah lo yang ilang! Tenang dulu, nanti kita kasih tau guru, biar bisa cari bareng-bareng."
Lidya bediri di samping Viny, di rangkulnya pundak sahabat nya itu. "Gue tau perasaan lo, tapi kita tunggu dulu ya."
Viny mengangguk, kemudian berjalan memasuki tenda di susul Lidya dan Nabilah. Shani yang masih berdiri di depan tenda menggigit bibir bawahnya sambil menatap ke arah hutan.
"Beby ... Kamu di mana?"
♡♡♡
25 menit berlalu, namun belum ada tanda-tanda Beby kembali ke tenda. Viny sedari tadi sudah memaksa untuk mencari Beby, tapi Nabilah dan Lidya selalu melarang.
Shani yang di mintai tolong oleh Viny untuk memberitahu guru pun hanya diam. Shani bingung, ia merasa jika Beby akan kembali sebentar lagi. Tapi itu hanya perasaan, nyatanya sampai sekarang Beby belum juga kembali.
"Gue mau cari Beby!" Viny bangkit dan berjalan, menghiraukan teman-teman nya yang menghalanginya.
"Vin, tunggu dulu!! Gue ikut!" seru Nabilah menyusul Viny di ikuti Lidya.
Namun, baru beberapa langkah, suara Shani mengejutkan mereka.
"Itu Beby!!"
Viny, Lidya dan Nabilah melihat ke arah yang di tunjuk Shani, di sana Beby berdiri melihat ke arah mereka dengan tatapan bingung.
"Lo dari mana aja, Cungkring?!" tanya Nabilah tak santai.
"Nyari kayu bakar 'kan," jawab Beby polos.
Viny langsung menjewer telinga Beby, membuat gadis itu meringis.
"Aduh, Vin, lepasin ih! Sakit tau!"
Viny tak mendengarkan ucapan Beby. "Ini akibatnya kalo bikin aku khawatir, By!"
"Apaan sih?!"
"Lo dari mana aja, Jenong?" tanya Nabilah.
"Nyari kayu bakar," jawab Beby.
"Kok bisa ke pisah sama Viny?" Kali ini Lidya yang bertanya.
"Ya mana gue tau, gue nyariin dia tadi, dia nya malah dah ngilang."
"Dah, dah bubar, Beby nya udah ketemu," ucap Nabilah yang mendapat tatapan malas dari teman-teman nya.
"Gak jelas lo, Bil!"
♡♡♡
"Nal!"
Kinal tersentak saat seseorang menepuk bahunya. Ia menghela nafas kasar, saat melihat Ve yang tersenyum manis.
"Kenapa, Ve? Kamu ngagetin aku aja."
"Harusnya aku yang tanya ke kamu, kenapa ngelamun?"
Ve menatap wajah samping Kinal yang terlihat gelisah.
"Gak papa kok, aku gak ngelamun."
"Aku tau kamu bohong, Nal. Pasti kamu kepikiran si kembar ya?" tebak Ve tepat sasaran.
"Kok kamu tau?" Kinal menatap Veranda.
"Tau dong. Kamu tenang aja, si kembar pasti bakal baik-baik aja. Lagian juga kan, ada Shani, pasti aman," ucap Ve.
"Ve, menurut kamu, aku over protektif gak sih, ke si kembar?"
Ve menggeleng. "Gak kok. Kalo kamu khawatir kan hal yang wajar, apalagi mereka belum pernah ikut kemah sebelumnya."
Kinal hanya menganggukan kepalanya.
"Udah ah, gak usah ngelamun lagi. Mending kita pulang, udah sore nih," ucap Ve membuat Kinal terkejut.
"Eh! Udah sore? Kapan sorenya? Kok aku baru sadar?"
"Makannya jangan ngelamun terus, Kinal."
"Hehehe ... Udah ayo pulang, Bidadari."
"Gombal!"
♡♡♡
Saat ini, Viny dan Beby sedang berada di tenda dan hanya berdua. Lidya, Nabilah dan Shani sedang mengerjakan sesuatu yang tak di mengerti si kembar.
"Vin, kalo misalkan kita pacaran, Kak Kinal bakal ngijinin gak ya?" tanya Beby membuka obrolan.
"Heh?! Kok kamu nanya gitu, By? Hayo, kamu lagi suka seseorang ya?" goda Viny menatap jahil ke arah Beby.
"Apa sih, Vin. Gak ya," elak Beby.
Viny tertawa kecil. "Katanya enggak, kok mukanya merah?"
"Viny gue nanya serius!!"
"Iya-iya ampun!" Viny menghentikan tawanya.
"Ya gak tau, tapi mungkin bakal ngijinin kita kan udah gede, By, udah dewasa," lanjutnya.
"Hm, gitu ya," gumam Beby mengangguk-angguk kepalanya.
"Emang kamu lagi suka sama siapa? Shani ya?" tanya Viny.
"Rahasia."
"Halah, sok rahasia-rahasiaan, bener ini mah, kamu suka kan, sama Shani?"
Belum sempat Beby menjawab, Viny memotong ucapannya.
"Nah, bener ini mah udah. Tembak langsung, By."
"Apaan sih, Vin. Sok tau lu."
"Ciee, Beby bentar lagi punya pacar."
"Viny ih! Gak usah bawel deh."
"Cie-cie."
Viny tak berhenti menggoda Beby. Namun, tanpa mereka sadari, Shani mendengar semua percakapan itu dari balik tenda.
♡♡♡
Malam ini adalah malam terakhir mereka kemah, besok pagi mereka akan pulang.
Saat ini, semua murid dan guru duduk melingkari api unggun. Malam ini, semua murid bebas menunjukkan bakat mereka, atau para guru yang menghibur muridnya.
"Dari kelas kita, siapa yang mau maju?" tanya Lidya berbisik.
"Entah lah." Nabilah menjawab singkat.
"Gimana kalo kalian berdua aja?" Shani menatap Viny dan Beby. Namun, keduanya kompak menggeleng.
"Bener kata Shani, kalian aja yang tampil, oke?" Nabilah memainkan alisnya, tapi saudara kembar itu lagi-lagi hanya menggeleng.
"Gak, gak, gimana kalo Viny sama Shani aja?" usul Beby.
"Boleh tuh."
Viny berdecak kesal, baru saja ia akan menolak, seorang guru mengalihkan perhatian mereka.
"Sekarang, siapa yang mau tampil?" tanya guru muda itu.
"Viny sama Shani, Pak!" seru Beby.
"Oh, dari kelas XI IPA 2, ya? Silahkan."
Beby mendorong bahu Viny. "Sono maju, Vin."
Viny menatap tajam Beby, kemudian mengalihkan pandangannya pada Shani.
"Ayo, Shan!" Viny mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Shani.
"Ayo."
Viny mengambil sebuah gitar lalu duduk di samping Shani. Ia mengetes gitar tersebut, kemudian menatap Shani.
"Mau lagu apa, Shan?" tanya Viny.
"Apa ya? Em ... Lagu sampaikan sayangku untuk dia aja deh," jawab Shani.
"Lagi jatuh Cinta ya? 'Dia' nya siapa tuh," bisik Viny. Namun, Shani tak menjawab, ia hanya tersenyum malu.
Viny mulai memetik gitar, dan Shani mulai bernyanyi.
Ternyata Cinta begitu hebatnya
Bisa merubah benci menjadi cinta
Ternyata Cinta memang luar biasa
Kau merubah benci menjadi cinta
Mungkinkah kau juga sama rasa
Rasakan yang ku rasa
Haruskah ku ungkap yang ku rasa
Bahwa sesungguhnya ku Cinta dan ku sayang...
Oh malam, sampaikan sayangku untuk dia..
Ternyata Cinta begitu hebatnya
Bisa membuat benci menjadi cinta..
Ternyata Cinta memang luar biasa
Kau membuat benciku jadi cinta..
Mungkinkah kau juga sama rasa
Rasakan yang ku rasa
Haruskah ku ungkap yang ku rasa
Bahwa sesungguhnya ku Cinta dan ku sayang...
Oh malam, sampaikan sayangku untuk dia..
Semua bertepuk tangan mendengar suara Shani yang merdu. Shani tersenyum tipis, ia menatap Beby, seolah memberi tau, kalau lagu ini untuk Beby.
"Shani kamu sempurna!" teriak salah satu siswa setelah Shani selesai menyanyi.
"Tepuk tangan lagi dong, buat Shani dan Viny. Shani ternyata jago nyanyi juga, sempurna banget ya!" ucap salah satu guru yang menjadi 'MC'
"Keren banget lo, Shan! Gak salah gue nyuruh lu yang tampil," ucap Nabilah saat Shani dan Viny kembali ke tempat mereka.
Beby menjitak kepala Nabilah, membuat gadis itu meringis. "Heh! Kan gue yang ngusulin."
"Serah lu, Nong."
"Dari tadi Shani mulu yang di puji." Viny menggembungkan pipinya, membuat yang lain, kecuali Shani bergidik ngeri. Sedangkan Shani, ia hanya tertawa kecil.
"Btw, Shan, tuh lagu buat siapa? Lu lagi jatuh cinta kan?" tanya Nabilah.
"Beby."
"Hah?!"
TBC
Holla ... Aku kambek guys, wkwkwk
Mau kasih yang manis-manis ah ~
Efek pusing karena belajar online~
See you next time ~
Babay~