Alany mengunyah makanan yang di bawa Aldo dan ternyata itu adalah nasi padang, seraya memperhatikan Aldo yang asik main game di ponselnya di sofa yang ada di ruangan
baju SMA yang masih melekat, tampilan berantakan yang ada di rambutnya serta bulir bulir keringat yang jatuh dari pelipisnya membuat Alany menyadari bahwa Aldo memang cukup tampan
Aldo menyadari bahwa ia di perhatikan Alany, lalu menoleh pada gadis itu
"kenapa liat liat?" tanya Aldo
Alany hanya menggeleng kecil lalu melanjutkan makannya dan tanpa Aldo sadari Alany tersemyum kecil nyaris tak terlihat
***
Di lain tempat Sella bersama kedua teman Aldo sedang berada di ruang tunggu
"kaga ada niat mau kesekolah lagi lu?" ujar Bian pada Sella yang tengah memainkan ponselnya
"nggak ah, gua mau nunggu Alany" ujar Sella lanjut men-scroll ignya
"lama nungguin Aldo ama Alany mah mending lu sekolah"
"Urusan dia lah mau apa lo" ucap Reno tiba tiba membela Sella
Bian menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu berfikir sejenak dan membenarkan ucapan Reno, untuk apa ia mempedulikan Sella?
"iye sih yaudah lah terserah" ucap Bian
Reno memperhatikan Sella yang sibuk dengan ponselnya, adik kelasnya ini lumayan jutek, mudah kesal, serta sangat perhatian. Hal itu sangat di sadari Bian, ia memperhatikan gerak gerik Reno yang melihat ke arah Sella terus menerus
"ehhh woi Sell, Reno liatin lo dari tadi noh kesian dia kek mau di kasih jatah aje" ucap Bian membuat Sella menoleh kearah Reno dan benar saja Reno memperhatikannya
wajah Reno merah padam begitu juga dengan Sella
"anjing lu ye kaga la ngapain liat dia najis" ujar Reno menanggapi Bian
"idih gua juga ogah kali kalian itu kakak kelas brengsek" ucap Sella geram dan mendengus
"heh-" ucapan Reno terhenti saat Bian menyela
"debat mulu ntar jadi cinta ah" Bian menggoda Reno dan Sella
"No!" keduanya berseru serempak
mata Bian memicing dan menampilkan smirk
"wagelasehhh beneran cinta ini" Bian menggoda lagi
"cinta ama anak kecil najis" Reno mendecih, dan memalingkan wajahnya
Sella merapatkan giginya, dan menahan emosi dengan ucapan Reno, dirinya dianggap anak kecil? sungguh mengesalkan. Pikir Sella
"udah udah kite masuk aja kuy kedalem masa disuruh nunggu diluar kek satpam jaga maling" ujar Bian
"ayolah" ujar Reno
Bian masuk ke ruangan Alany dan...
"DUARRRRRR" Bian berteriak lumayan kencang membuat kebisingan di rumah sakit
plakk
Reno memukul bahu Bian dengan kencang karena tingkah kenanakan laki laki itu
"woi ini rumah sakit bukan tempat nenek moyang lu kecilin dikit napa" ujar Reno
Kemudian Bian menampilkan ceringan kudanya dan duduk di dekat Aldo di ikuti oleh Reno dan Sella mengambil posisi di samping Alany di atas brankar
"gua kira kalian mantap mantap, tapi ternyata cuma makan" Bian bersuara
Aldo mematikan ponselnya
"kenapa masuk? kan gua bilang tunggu di luar" tandas Aldo dingin
"aelah cuma makan doang masa kaga boleh liat asu"
"tetep aja gua gak suka"
"gua kaga bakal mau kali ama Alany tenang aja, lu kasih gratis aja gua kaga mau"
Aldo mengepalkan tangannya ia kesal dengan perkataan Bian, apa maksud laki laki itu? Alany bukan barang yang harus di berikan sana sini, lagi pula Aldo tidak akan memberikan Alany pada siapapun
Tidak, sebelum Aldo menyiksa Alany lebih dalam
"heh kalian diem deh, Ala itu lagi makan, malah debat yang gak penting diem dulu" Sella mulai emosi melihat perdebatan antara Aldo dan Bian yang tidak berujung
"Lagian kak Aldo gimana sih, Alany itu lagi sakit masa gak di suapin malah duduk sambil main" ujar Sella gemas
"dia punya tangan lagian gua males nyuapin dia" Aldo cuek
Alany akhirnya melanjutkan acara makan nasi padangnya dengan lesu, semangat makannya tiba tiba hilang dan entah apa penyebabnya
Aldo berdiri dan mendekat ke Alany, ia memberi kode pada Sella agar pindah tempat dan gadis itu menurut saja
"mau tetep disini? apa pulang?" Aldo bertanya
Alany binggung dan ingin menjawab namun takut Aldo tak mengerti perkataannya
"ketik di hp gua lu nggak punya hp kan" ucap Aldo seakan dapat membaca pikiran Alany dan memberikan ponselnya pada Alany
Alany menerimanya, mengetikan sesuatu di ponsel Aldo dan ia ingin pulang karena tidak ingin merepotkan orang lain.
"tapi besok gak bisa sekolah dulu mesti istirahat dokter bilang lu belum pulih total"
Alany memberikan senyuman terbaiknya dan mengganguk tanda bahwa ia setuju dengan keputusan Aldo
"yahh sepi dong gak ada Ala" Sella mengerucutkan bibirnya dan nampak sedih
"cepet sehat ya biar bisa sekolah lagi"
ucapan Sella membuat hati Alany tergetar, ia akan tetap sekolah namun paling lama hanya berkisar 3 hingga 4 bulan lagi karena mungkin setelahnya perutnya akan membesar hal itu membuat Alany bersedih karena harus menghapus mimpinya
namun Alany kembali tersenyum bahkan jauh lebih hangat dari sebelumnya
"woi tas kita masih ada di sekolah, kaga mau ambil tas dulu apa?" Bian berceletuk. Sella menepuk dahinya ia lupa tasnya masih berada di sekolah
"tas gua ama Ala titip di kalian dulu tolong ambilin" ujar Aldo
"iya gampang besok sabtu dianter kerumah sekalian numpang main PS" ujar Reno dan Aldo mengganguk
"yaudah sono pulang" ujar Aldo lagi
"elah bajingan lu iya iya pulang lu juga pulang jangan ena ena" Reno berucap dan tertawa
"eh kak gua nebeng kalian ya, itung itung gua hemat uang" ucap Sella tersenyum dan menampilkan eye smilenya
"idih iye dah" kini Bian yang menjawab
lalu semua keluar pulang dan meninggalkan Aldo serta Alany di kamar ruang rawat Alany
"ayo pulang" ucap Aldo
Alany menggaguk dan terseyum ia turun dari brankarnya lalu mengikuti langkah Aldo keluar
***
Alany menatap rumah Aldo ia takut masuk ke dalam, takut akan Melany tepatnya
"ekhem" saat akan masuk sudah ada melany yang berdeham kecil
"dari mana kalian? ini udah sore baru pulang" Alany mengigit bibirnya dan menunduk
"ngapain nanya kita abis jalan" ujar Aldo lalu menarik tangan Alany untuk segera pergi ke kamar mereka
"mama itu peduli Aldo gimana kalo kamu kenapa napa" ujar Melany sedikit meninggikan suaranya
Aldo mendecih, peduli? bagi Aldo itu hanyalah omong kosong orang tuanya tidak peduli padanya, kehangatan keluarga tidak pernah ia rasakan dari kecil, yang memperhatikan hidupnya hanya para pengasuh pengasuhnya
"peduli? kemarin kemana aja, lagian Aldo udah biasa sendiri gak perlu peduli dari kalian" ujar Aldo
Alany makin merasakan aura tidak baik antara Aldo dan ibunya
"kenapa ribut ribut" tiba tiba Rico -papa Aldo- turun dari arah tangga karena mendengar sedikit suara bising dari bawah
"tuh mama sok sok peduli" ujar Aldo ringan, Rico menggelengkan kepalanya
"udah kamu sana ke kamar biar papa yg ngomong sama mama" ujar Rico
***
TBC....
ngueeeeng, pakabar? maap ya kalo ceritanya absurd plus gak nge feel di otak ku cuma segini doang.