Intuition : I Know You Lie (J...

By S-Aquamarine

106K 12.2K 2.6K

Jiyong tidak tahu bahwa berbohong pada seorang wanita adalah sebuah kesalahan besar. Jiyong tidak tahu bahwa... More

Spoiler : INTUITION : I Know You Lie
Spoiler : INTUITION : I Know You Lie
MY JILICE
INTUITION - 01
INTUITION - 03
INTUITION - 04
INTUITION - 05
INTUITION - 06
INTUITION - 07
INTUITION - 08
INTUITION - 09
INTUITION - 10
INTUITION - 11
INTUITION - 12
INTUITION - 13
INTUITION - 14
INTUITION - 15
INTUITION - 16
INTUITION - 17
INTUITION - 18
INTUITION - 19
INTUITION - 20
INTUITION - 21
INTUITION - 22
INTUITION : I KNOW YOU LIE
INTUITION - 23
Announcement

INTUITION - 02

4.4K 543 62
By S-Aquamarine

Jadwal para anggota Blackpink benar-benar padat. Mereka belum melakukan comeback, tapi jadwal pribadi para anggota tidak bisa dipandang sebelah mata.

Lisa tiba di gedung agensi di pukul enam pagi. Jadwal Blackpink harusnya dimulai pukul sepuluh nanti, tapi gadis itu sudah ada disana pagi ini.

Gadis itu melangkah masuk ke dalam lift dan ke luar di lantai lima. Langkah kaki jenjangnya bergerak menuju salah satunya pintu dengan tulisan 'G-Dragon' di pintunya.

"Oppa...." panggilnya sesaat setelah membuka pintu ruang studio itu.

Gadis itu melangkah menghampiri Jiyong yang tengah duduk di atas kursi berodanya- membelakanginya. "Oppa...." panggilnya lagi. Namun Jiyong yang tengah tertidur tidak dapat mendengarkan suara gadis itu.

Lisa memilih untuk duduk di sofa panjang di depan meja kerja kekasihnya. Gadis itu membongkar tas bekalnya, meletakkan kotak bekal dan peralatan makan ke atas meja.

"Baby...." suara serak Jiyong mengalun di ruang studio itu.

"Sudah bangun, Baginda?" tanya Lisa dengan senyum yang terkembang di wajah rupawannya.

"Lisa sudah lama datang?" tanya Jiyong masih dengan suara serak khas orang bangun tidurnya.

Lisa menggeleng pelan. "Tidak, mungkin baru sepuluh menit. Segera basuh wajahmu oppa, lalu makan sarapan."

Pria itu melangkah menghampiri sang kekasih, lalu membaringkan tubuh kurusnya di atas sofa dengan paha Lisa sungai bantalan. "Oppa masih mengantuk. Sarapannya nanti saja ya, Baby?"

"Siapa tadi yang merengek di telepon minta dibuatkan sarapan, hm? Sekarang justru tidak ingin makan," gerutu Lisa sembari memainkan helaian rambut Jiyong.

"Oppa baru kembali jam empat pagi, Baby. Biarkan Oppa tidur sebentar lagi, ne?" pintanya masih dengan mata tertutup dan kedua lengan memeluk perut ramping Lisa.

"Baiklah. Sepuluh menit saja, okay? Supnya akan dingin kalau oppa tidak juga membuka mata lebih dari itu."

Jiyong menggumam tidak jelas dan setelahnya suara dengkuran halus terdengar.

Sepuluh menit berlalu dan Lisa membangunkan Jiyong. Pria itu awalnya enggan untuk membuka mata, tapi ancaman Lisa yang mengatakan tidak akan lagi memasak untuknya membuat pria Kwon itu langsung bangkit dari pembaringannya. Siapa sangka nyatanya Lisa diam-diam pintar memasak. Selama ini gadis itu hanya berpura-pura tidak bisa melakukannya hanya karena malas menjadi juru masak untuk ketiga eonnie-nya.

"Good boy," ucap Lisa yang dibalas dengusan kesal oleh Jiyong. "Basuh wajahmu oppa dan ganti pakaianmu dengan yang kubawa itu,"perintah Lisa sembari menyerahkan sebuah paper bag pada Jiyong.

Jiyong menerimanya dengan ogah-ogahan, membuat Lisa kesal sendiri. "Oppa minum berapa banyak sih? Kenapa aromanya menyebar di seluruh pakaianmu?"

"Hanya sebotol," ucap Jiyong asal.

"Yakin hanya sebotol?"

"Sebotol untuk yang kuingat."

"Heish! Ya sudah, ganti pakaianmu sana," perintahnya sekali lagi dan Jiyong bangkit berdiri. Lisa terkikik geli melihat pria itu berjalan keluar dari studio dengan langkah malas.

Gadis itu kemudian meraih sendok, melapnya dengan tisu hingga bersih, kemudian meraih sebuah apel dan mengupas kulitnya. Lisa masih sibuk dengan kegiatannya saat sebuah notifikasi masuk di telepon genggam Jiyong. Ponsel itu tergeletak di samping tubuhnya, mungkin jatuh dari saku kekasihnya saat tadi pria itu berbaring.

Lisa mengabaikannya, menoleh barang sedikitpun tidak walau bunyi notifikasi itu menyeruak masuk dengan brutal. Gadis itu tidak peduli sama sekali karena baginya itu adalah sebuah privasi. Rana pribadi Jiyong tidak bisa ia usik, sekalipun pria Kwon itu berstatus sebagai kekasihnya.

Namun, gadis itu akhirnya melirik sebentar ketika telepon genggam Jiyong berdering. Sebuah panggilan masuk muncul di layar ponsel itu. Sebuah panggilan masuk dari seseorang yang Lisa kenal.

Dahi Lisa mengernyit dalam, tapi gadis itu masih bergeming di tempatnya hingga panggilan itu akhirnya berakhir.

Nana Komatsu
Terima kasih untuk tadi malam....

Kau sedang apa, Jiyong-nii?

Apa kau sudah sarapan?

Lisa dapat melihatnya dengan jelas. Isi pesan dari Nana muncul di layar ponsel Jiyong. Gadis Thailand itu menarik nafas panjang, lalu mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, kembali berkutat dengan pisau dan buah apel.

"Kali ini apa lagi yang sudah kau lakukan?" ujarnya setengah berbisik.

* * *

Hari-hari berlalu begitu cepat, Blackpink sibuk dengan segala kegiatan menuju comeback. Latihan dance, vokal, olahraga, meeting, syuting reality show untuk program Blackpink di youtube dan lain sebagainya.

Lisa sedang ada di studio The Black Label sekarang, ia baru saja menyelesaikan syuting untuk konten youtube Somi. Gadis itu duduk dengan tenang di atas sofa di ruangan temaram itu, sibuk bermain dengan nintendonya.

"Baby, bisa kesini sebentar?" tanya Jiyong yang sedang duduk di atas kursi beroda di samping Teddy.

Lisa tidak menjawab, tapi ia bangkit berdiri dan melangkah menghampiri Jiyong dengan mata yang masih fokus dengan permainannya.

"Jalan dengan benar, sayang. Kau bisa melukai diri-"

"Akh!" teriak Lisa ketika tanpa sengaja dia menginjak tali sepatunya yang terlepas.

"Oppa....sakit," adunya pada sang kekasih.

"Sudah oppa bilang untuk berjalan dengan benar, bukan? Heish! Kau ini...." omel Jiyong membuat Lisa terisak pelan. Berpura-pura merasakan sakit.

Jiyong beranjak dari atas kursi berodanya sedang Teddy hanya menggeleng pelan melihat kelakuan gadis Thailand itu.

"Mana yang sakit, Baby? Lututmu? Telapak tanganmu?" tanya Jiyong bertubi-tubi sembari memeriksa telapak tangan kekasihnya yang memerah.

"Hatiku yang sakit, oppa," jawab Lisa dengan sorot mata mengarah ke arah Jiyong. Tampak intens dan dingin.

.
.

Di atas meja panjang itu tergeletak dua lembar kertas berisi lirik lagu. Lisa memandangnya dengan sorot mata malas. Dia datang ke studio Teddy bukan untuk dimintai pendapat, dia datang kesini untuk menumpang bermain games.

"Jadi, bagaimana pendapatmu, Lisa?" tanya Jiyong yang tengah duduk bersandar dengan salah satu kaki di silangkan.

"Kenapa kau bertanya pada Lisa, Ji? Dia tidak akan sudi memberikan pendapatnya padamu," ujar Danny Chung-salah satu penulis lagu untuk comeback Blackpink kali ini.

Pria itu berkata demikian karena beberapa bulan lalu ia pernah meminta pendapat Lisa mengenai lirik lagu yang dia buat. Bukannya memberikan pendapat, gadis itu justru mengatakan; no comment, oppa bertanya pada Jennie eonnie saja, ya? Aku sedang sibuk dengan games-ku.

Danny tentu saja kesal saat mendengarnya, dia bahkan berniat untuk mogok bicara dengan gadis itu, tapi niatnya gagal karena keesokan harinya Lisa datang padanya dengan sebuah permintaan maaf. Dan jangan lupakan sekotak makanan enak sebagai sogokan.

"Ini lagu baru Blackpink?" tanya Lisa yang terdengar bukan seperti pertanyaan melainkan pernyataan dan Jiyong mengangguk sebagai respon.

"Kali ini Blackpink lebih mengandalkan vokal daripada rapp?" tanya Lisa lagi, sorot matanya masih terlihat malas walau sebenarnya dia luar biasa tertarik dengan obrolan mereka saat ini. "Kalian ingin menunjukkan kekuatan vokal Blackpink?"

"Ya, dan kau yang akan memimpin rapp di single terbaru Blackpink nanti," ujar Jiyong tegas.

"Aku? Kenapa harus aku? Ada Jennie eonnie. Dia main rapper di Blackpink. Berikan bagian itu padanya saja."

"See! Lisa saja berpikiran sama sepertiku, Ji," seru Danny.

"Kau bahkan belum membaca lirik di kertas itu, tapi sudah berani berkomentar. Cepat baca dan beri aku pendapatmu! Waktumu hanya lima menit dari sekarang," ucap Jiyong terdengar sangat menyebalkan bagi Lisa.

"Heish! Dasar naga tua," gerutunya yang mampu didengar oleh telinga tajam Jiyong.

Waktu yang diberikan Jiyong berakhir. Lisa memandang ketiga pria di hadapannya itu. "Benar-benar ingin mendengarkan pendapatku?" tanyanya yang dibalas anggukan kepala oleh Jiyong, Teddy dan juga Danny.

"Really?" tanyanya lagi dan ketiganya kembali mengangguk. Gadis itu menarik napas panjang dan membuangnya kasar.

"Baiklah. Pertama-tama aku akan minta maaf lebih dulu pada Danny oppa. Lirik lagu ini sangat bagus, tapi...." Lisa mengigit bibir bawahnya merasa tidak enak dengan kritikan yang akan ia lontarkan pada salah salah satu penulis lagu berbakat yang dimiliki agensinya itu.

"Tidak apa-apa, Lisa. Katakan saja pendapatmu. Aku tidak akan sakit hati," ujar Danny yang melihat raut ketidak-enakan di wajah Lisa.

"Menurutku pembagian partnya tidak tepat. Jennie eonnie tidak cocok dengan rapp ini," ucap Lisa sembari melingkari bait rapp dan mencoret nama Jennie disamping bait itu membuat Jiyong yang mendengar perkataannya tersenyum senang.

"Ini..." tunjuknya dengan ujung penanya. "Part ini, aku pikir lebih baik diberikan pada Jennie eonnie saja," ujarnya kemudian mencoret nama Rosé dan menggantinya dengan nama Jennie. "Bukankah sebagian besar lagu-lagu Blackpink selalu diawali suara Jennie eonnie? Itu sudah menjadi ciri khas Blackpink."

"Part ini dan ini akan lebih bagus, jika diisi oleh suara husky Jisoo eonnie. Augh! Aku suka sekali suara Jisoo eonnie di Sour Candy. Dia terdengar berbeda. Suaranya terdengar seksi dan.... Heish! Jika aku pria, aku pasti akan mengencaninya," komentar Lisa.

"Lalu....bagian ini, ini dan ini akan lebih cocok, jika Chae-young yang melakukannya. Beri dia space untuk menunjukkan bakat bernyanyinya. Aksen Ausie yang dimiliki Chae-young akan membuat lagu ini terdengar unik. How you like that?" ucap Lisa sembari mengedipkan matanya ke arah Danny.

"Heish! Jangan bersikap genit pada pria lain apalagi itu dihadapan kekasihmu, sayang," omel Jiyong membuat Danny dan Teddy tertawa. Mereka merasa lucu ketika melihat ekspresi wajah Jiyong saat mengatakannya tadi.

"Lalu, untukmu? Jika yang lain sudah mendapatkan bagiannya, kau bagaimana, Lisa? Hanya tersisa bagian rapp disini. Kau bilang Jennie tidak cocok dengan rapp ini. Berarti kau ingin mengambil alih bagian itu?" tanya Teddy.

"Sejujurnya, bagian rapp itu tidak cocok untukku. Liriknya tidak menggambarkan aku sama sekali. Ya, tentu saja tidak. Danny oppa kan menulis ini untuk Jennie eonnie."

"Lalu?" tanya Jiyong berusaha memancing reaksi kekasihnya.

"Kenapa bertanya padaku? Kalian yang produser disini, tuan-tuan. Seperti sebuah kapal besar, kalian adalah Nahkoda dan juga ABK. Kalian yang memiliki kendali penuh. Aku dan anggota Blackpink yang lain hanya penumpang. Kalian yang bertanggung jawab agar kapal besar ini tidak oleng atau tenggelam di lautan," ujar Lisa sembari menunjuk lembar lirik di atas meja panjang itu.

"Sudah, ya. Aku ingin ke toilet. Aku sudah menahannya sejak tadi," ucap Lisa kemudian berlalu pergi meninggalkan ketiga pria-pria hebat di ruangan studio yang temaram itu.

Selepas kepergian Lisa, Danny mengumpat pelan. "Damn! Beruntung sekali kau memiliki kekasih seperti Lisa, Ji!" ujar Danny.

"Aku sudah pernah bilang, kan? Lisa punya analisis seperti seorang prosedur lagu," balas Jiyong.

"Lalu, bagaimana sekarang?" tanya Teddy.

"Seperti rencana awal, hyung. Aku ingin Lisa mengambil alih rapp di lagu baru Blackpink ini. Hanya dia tanpa siapapun yang mengintrupsi."

"Siapa yang akan menulis lirik rapp-nya? Kau tahu sendiri aku butuh waktu lama untuk menulis bagian rapp, bukan?" tanya Danny pada Jiyong.

Menulis bagian rapp tidak semudah kelihatannya. Kau harus benar-benar mengenal penyanyi yang harus membawakan rapp itu, agar saat proses rekaman nanti pesan yang ingin disampaikan dapat tersalurkan dengan baik.

Jiyong tampak berpikir, terlihat begitu serius. Namun beberapa saat kemudian pria Kwon itu berucap, "masalah itu, biar aku yang mengurusnya. Aku tahu lirik rapp apa yang cocok dengan kekasihku yang imut, tapi badass itu."

Sedang di dalam toilet, Lisa baru saja ke luar dari dalam salah satu bilik. Gadis itu berjalan ke arah wastafel, memutar keran air kemudian membasuh wajahnya berkali-kali. Lisa menengadah kepalanya, lalu memandang pantulan dirinya di cermin. Tetesan air di wajahnya memberikan sensasi segar pada otot-otot wajahnya yang tegang.

Bukan tanpa alasan ia pergi ke toilet. Dia tidak sedang menuntaskan panggilan alamnya, tapi tengah menjawab sebuah panggilan telepon dari seseorang. Seseorang yang bulan lalu gadis itu mintai bantuannya.

"Kau sungguhan bermain di belakangku, oppa? Dengan gadis yang sialnya pernah menjadi bagian dari masa lalumu itu? Heish! Harusnya aku mengindahkan perkataan Ahreum eonnie tempo hari. Brengsek!" maki Lisa.

B E R S A M B U N G

Continue Reading

You'll Also Like

92.6K 9.9K 17
Kami buruk ketika bersama, tapi lebih buruk ketika tak bersama-Jenlisa WARNING FUTA/INTERSEX Bahasa baku, Vulgar. rate 18+
919K 166K 41
[Treasure series Book 1] Aku adalah bagian dari kisah terburuk dalam hidup mama. Starring: -Watanabe Haruto -Jennie Kim -Kim Hanbin -Kim Jisoo -Bobb...
442K 25K 37
"Mama!!"-Kang Daniel "Hahh! Kapan aku hamil nya?!"Im Nayeon Berawal dari Im Nayeon gadis SMA 18 tahun yg tidak sengaja menolong Kang Daniel 28 tahun...
694K 49.3K 36
Orang-orang bilang kalo Airin beruntung mendapatkan Nino, cowok ganteng dengan aura bad boy itu mampu membius banyak perempuan dengan sekali senyuman...