Kadang aku berpikir, kamu sedang jenuh lalu kebetulan ada aku.
Sayangnya aku bodoh terlanjur nyaman.
Sampai rasamu itu terobati, kamu pergi.
Rasanya tidak adil ketika aku yang menyembuhkan luka hati tetapi orang lain yang menikmati.
Aku tidak munafik, jujur aku dendam. Semoga kamu tenggelam bersama janji-janji masa lalu yang selalu kau langitkan.