Pemerintah voc sudah kehilangan akal untuk bisa menghentikan aksi aksi pencurian yang dilakukan oleh Supo.
sayembara dengan hadiah besar yang mereka tawarkan,belum juga membawa hasil.
sementara bagi sebagian penduduk,Supo dianggap sosok pahlawan.
karena dia acapkali membagikan hasil curiannya kepada para penduduk yang tidak mampu.
Nyala obor mencoba menyibak gelapnya malam.
mencoba untuk menerangi heningnya
malam yang mulai terasa begitu sunyi.
beberapa sudut sudut dan jalan masuk kampung,terlihat beberapa orang yang sedang berjaga.
tidak ada pria yang keluar rumah malam ini tidak membawa senjata,
mulai dari keris,golok dan tombak atau apapun asal bisa membunuh,pasti mereka bawa.
Sebuah surau kecil dengan penerangan cahaya apa adanya masih terlihat beberapa orang di dalamnya.
terlihat seseorang sedang berbicara,
sementara yang lain duduk menghadap,dan mendengarkan setiap kata yang diucapkan orang tersebut.
"karena ini sudah larut malam,dan situasi saat ini sudah tidak memungkinkan..,maka kita akhiri acara pengajian malam ini"
usai berkata demikian,semuanya langsung menundukkan kepala,dan seolah olah menanti sesuatu.
sebuah do'a lalu di panjatkan oleh orang yang memimpin acara pengajian ini.
"amin.....amin......"
terdengar suara yang mengiringi lantunan do'a.
"pak Sobari,ini kotak infaq dan sedekahnya"
"oh...ya,hampir lupa saya,semoga amal jariyah bapak bapak diterima oleh Allah s.w.t."
"amin...amin...."
Berangsur angsur para jamaah meninggalkan surau tersebut.
Sobari mulai gelisah,dia terus menatap kearah kotak jariyah yang tadi diserahkan kepadanya.
kehalusan ini timbul karena rasa khawatir yang muncul pada dirinya karena takut kotak ini akan hilang.
dia tidak tahu berapa jumlah uang yang ada di dalamnya,karena memang belum membukanya.
tapi dari beratnya,bisa dia perkirakan jika jumlahnya tidaklah sedikit.
Malam telah larut,namun entah mengapa Sobari susah memejamkan mata.
pikirannya mulai gelisah,namun dia tidak mengerti apa yang menyebabkan dirinya gelisah.
terdengar suara diatas genting rumah,namun dia beranggapan itu suara langkah kaki kucing.
namun secara perlahan lahan bunyi langkah kaki diatas genting itu terdengar kian berat.
Sobari sadar,itu bukan kucing,tapi ada seseorang yang berada diatas genting rumahnya.
"hey.....siapa kau?"
dari dalam rumah dia lontarkan teriakan tersebut ke asal suara yang menurut pendengarannya di atas genting.
Tiba tiba mulut Subari rasanya tak mampu lagi bersuara,bibirnya bergetar dan seluruh tubuhnya mulai menggigil.
kini di hadapan dirinya telah berdiri seseorang yang memakai penutup kepala,dan matanya menatap genting rumah yang telah jebol.
"serahkan uangmu"
pinta orang tersebut,sementara dengan bibir gemetar.
Sobari mencoba untuk menjawab permintaan itu.
"aku.....tidak..punya"
sebuah jawaban yang mengecewakan bagi orang tersebut,dia langsung menarik kerah baju Sobari untuk mengulang kata katanya.
"serahkan uangmu atau nyawamu sebagai gantinya"
"sungguh...itu bukan uangku,tapi uang orang orang"
"aku tidak perduli,serahkan...."
dengan gemetar Sobari menunjukkan kotak berisi uang pada orang tersebut.