Rose pov
Lelaki ini sungguh membuatku gila. Bagaimana bisa dia bertingkah seolah tidak ada masalah. Datang tengah malam kesini dengan alasan merindukanku. Lalu tidur di kasurku dengan santainya. Mengajakku tidur berdua dengannya,dia pikir aku tidak tahu kalau pria sepertinya itu tipe pria mesum.
Jika aku mendekat,dia pasti akan menarikku kedekapannya lalu yang terjadi selanjutnya akan menjadi babak kedua dari masalah kemarin. Kalian pasti mengerti apa yang akan terjadi padaku jika aku mendekat padanya.
Dia terus menatapku dengan senyum miringnya. Tatapan mata itu seperti meneliti seluruh tubuhku,meski aku masih berpakaian lengkap.
Oh tidak! Mengapa aku lupa,jika sekarang aku sedang memakai pakaian tembus pandang. Atasanku tidak berlengan dan juga ketat,sehingga cukup mencetak dalaman hitamku.
Jangan lupa juga aku sekarang menggunakan short pants yang menampakkan kaki jenjangku yang mulus.
Matanya terus bergerak kemudian berhenti. Dan mata itu berhenti tepat pada bagian atasku yang mencetak jelas dalamnya.
Aku sontak menyilangkan tanganku di dada. Dia terkekeh melihat tingkahku.
"Aku sudah pernah melihat itu sebelumnya dan sangat indah" ucapnya diiringi senyum menyeringainya.
Aku memelototinya. Amarahku memuncak karena ucapan melecehkan itu. "Kau sangat senang karena sudah memperkosaku" ucapku masih dengan amarah yang memuncak.
Dia kembali terkekeh. "Sudah kubilang,aku tidak memperkosamu,tetapi kau yang terus meminta disentuh. Kurasa kau masih lupa dengan kegiatan panas kita sayang" ucapnya
Aku terdiam. Sekelabat kejadian asing muncul dalam pikiranku.
👄👄
"Ayolah,aku sangat ingin disentuh" ucap sang gadis
"Aku tidak bisa,kau sedang mabuk saat ini. Biar ku antar pulang saja" sang pria mengusap lembut pipi gadis itu.
"No way, aku tidak mau pulang sebelum puas bermain denganmu" tangan gadis itu mulai bermain denganmengusap dada bidang sang pria.
Jimin mendengus pasrah. Ia sangat begairah melihat tatapan menggoda rose,terlebih gadis itu memainkan tangannya ditubuh jimin.
Ia sudah mencoba sekuat tenaga untuk menahan diri,tetapi gadis mabuk ini terus mengujinya.
Ditariknya tengkuk rose. Lumatan lembut ia berikan dibibir manis rose. Rose juga membalasnya sambil mengusap kepala jimin.
Tangan rose tergerak membuka satu per satu kancing baju jimin sampai akhirnya jimin sudah bertelanjang dada.
Diusapnya dada bidang jimin. Jimin yang sudah tidak tahan,mulai membuka pakaian rose yang masih lengkap.
Mata jimin terpana melihat tubuh indah rose. Dikecupinya leher putih itu dengan lembut. Jimin tidak mau merusak tubuh indah rose hanya karena ia terlalu bersemangat.
Jimin memasukkan miliknya tanpa pengaman. Ia biarkan dirinya memenuhi rose tanpa takut jika bisa saja rose hamil setelah ini. Meskipun jimin tahu, ini pertama kalinya rose melakukan hubungan dengan lelaki. Mungkin hanya sekali masuk tidak akan langsung hamil,itu yang dipikirkan jimin.
👄👄
"Turuti semua yang kumau rose,jika kau mau tenang." Ucap jimin
"Aku tidak akan pernah mau!" Sahut rose mutlak.
Ditahan jimin lengan rose. Jimin mengunci pergerakan rose di dinding. Tubuh mereka berhimpitan. Rose menahan napasnya karena terlalu dekat. "Apa lagi yang kau mau"
"Aku ingin dirimu!" Ucap jimin. Wajahnya mulai mendekat pada rose hingga bibirnya menyatu pas dengan bibir rose.
Rose mencoba berontak tetapi kekuatannya tentu saja kalah dari jimin.
Seolah tidak puas berhubungan dengan lisa,jimin memaksa rose kembali melakukan hubungan dengannya.
"Aku tidak mau. Lepaskan aku!" Teriak rose
Seperti diawal,jimin adalah seorang pemaksa,maka kejadian yang sangat ingin rose lupakan itu malah terjadi lagi. Ia kembali bercinta dengan jimin.
Rose menangis dalam diam. Ia benci dirinya yang tidak bisa menolak sentuhan sialan itu.
Meskipun sudah melakukan itu dengan jimin kedua kalinya,rose masih merasa kesakitan dibagian bawahnya.
Rose melepaskan perlahan tangan jimin yang melingkari perutnya dan beranjak dari kasur dengan pelan. Ia memunguti pakaiannya di lantai lalu segera memakainya. Rose langsung meyambar kunci mobilnya lalu keluar dari apartemen. Ia mengemudi dengan masih menangis. Air matanya jatuh tanpa henti.
Rose menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang terbilang cukup mewah. Ditekannya bel rumah itu. Setelah beberapa kali menekan bel akhirnya sang pemilik rumah membukakan pintu.
Seorang wanita cantik dengan piama nya dan rambut yang agak acak-acakan berdiri di depan pintu. Ia sesekali menguap karena masih mengantuk. "Rose"
"Unnie" rose memeluk wanita itu sambil menangis
"Apa yang terjadi?." Tanyanya
Rose tidak menjawab,karena masih menangis. "Ayo masuk" ajaknya
Rose mengikuti langkah wanita itu yang menggiringnya menuju sebuah kamar di lantai bawah.
"Istirahatlah dulu di sini. Besok jika sudah tenang ceritakan padaku apa yang terjadi" ucapnya sebelum menutup pintu kamar dan berlalu.
Rose mengangguk lalu terlelap dalam tidurnya yang sama sekali tidak tenang. Sekelabatan kegiatannya dengan jimin masih bersarang dipikirannya.
🌞🌞
"Rose,ayo makan jangan terus melamun!" Ucap jisoo yang sedari tadi memperhatikan rose.
"Aku tidak nafsu makan unnie."
"Setidaknya minum susumu." Sahut jisoo sambil menyodorkan segelas susu kehadapan rose.
Rose menurut dan langsung meneguk habis segelas susu yang disodorkan oleh jisoo. "Apa kau sudah bisa cerita?" Tanyanya.
Rose menangis dan memeluk jisoo. "Unnie bolehkah aku tinggal disini sementara?"
"Kau boleh tinggal disini semaumu." Jisoo mengelus pipi rose dengan lembut.
Jisoo sudah seperti kakak bagi rose. Mereka pertama kali bertemu ketika jaehyun selalu menceritakan tentang rose pada jisoo. Sampai akhirnya jisoo meminta jaehyun mengundang rose ke rumah mereka.
Bukan rahasia bagi jisoo, jika jaehyun menyukai rose tetapi terlalu malu untuk mengakui.
Jisoo adalah kakak kandung jaehyun. Mereka hanya terpaut lima tahun,tetapi dari segi fisik,jaehyun memang terlihat seperti seorang kakak karena tubuh tingginya. Dan tinggi jisoo hanya sebatas bahu jaehyun saja.
Karena jisoo selalu meminta jaehyun untuk mengundang rose kerumahnya dan rose juga selalu mau diajak, membuat mereka berdua menjadi dekat layaknya kakak beradik.
Sedangkan jaehyun malah semakin sibuk dengan wanita-wanita penghibur di club,sampai ia kadang lupa akan perasaannya pada rose dan rose juga tidak terlalu menanggapi soal perasaan jaehyun.
"Unnie...aku diperkosa.." rose terisak mengucapkannya.
"What!!!" Teriak jisoo kaget.
"Rose,kapan kau datang?" Tanya jaehyun yang baru keluar dari kamarnya.
Kedua wanita itu mengabaikan pertanyaan jaehyun.
"Siapa yang melakukan itu padamu? Apa jae?" Emosi jisoo tak terkendali.
Rose masih menangis belum menjawab pertanyaan jisoo. "Hey apa yang telah kulakukan?" Tanya jaehyun bingung
Jisoo langsung berdiri dan memukul jaehyun dengan keras. "Kau brengsek!!" Teriaknya.
Jaehyun meringis kesakitan karena pukulan kakaknya sangat keras.
Rose menghentikan jisoo yang masih memukul jaehyun tanpa ampun. "Unnie bukan dia!"
Jisoo langsung berhenti. "Lalu siapa?"
Rose melirik jaehyun yang masih mendumal karena kesakitan. "Aku akan cerita nanti saja!"
Jisoo mengerti, jika rose tidak ingin membahas hal itu dihadapan jaehyun. "Baiklah"
"Jae,ajak rose jalan-jalan sebentar!" Perintah jisoo
Jaehyun merengut pada kakaknya,ditariknya tangan rose menuju mobil.
"Hati-hati!" Teriak jisoo disertai kekehan
To be continued....
Garing banget....
Aku tiba-tiba lupa sama gaya ketikan aku sendiri😭😭
Bakal jarang update karena susah banget nyari waktu buat ngetik
MAAF😔