Samsung Company, atau yang lebih dikenal dengan nama Samsung ini merupakan salah satu brand elektronik terkenal hampir diseluruh penjuru dunia, salah satu perusahaan terkenal dan bergengsi juga merupakan kebanggan yang korea selatan miliki dari tahun 1938 sampai saat ini.
Lee Byung Chul, yang merupakan pendiri utama Samsung Company sejak tahun 1938 silam telah banyak memberi pelajaran berharga bagi para keturunannya dimasa depan, kesuksesan yang anak cucunya kini dapatkan bukanlah didapat dengan mudah melainkan penuh perjuangan yang mengharuskan dirinya sendiri turun tangan.
Perusahaan Samsung dulunya hanyalah perusahan yang bergerak di bidang perdagangan Ikan, sayur dan buah.
Namun seiring berjalannya waktu, Lee Byung Chul dan putra pertamanya Lee Jae wook berganti usaha dari perdagangan beralih pada tekstil, tepatnya pada tahun 1950.
Semakin berkembang dan melesat tinggi, perusahaan Samsung nya di lirik oleh pemerintah korea selatan sehingga pemerintah menyarankan agar perusahaannya bergerak di bidang elektronik, waktu itu jabatan Pendiri utama telah beralih tangan pada anak tunggalnya Lee Jae wook.
Lee Jaewook tentu tak menolak dengan kesempatan besar itu, Lee Byung Chul pun telah menyerahkan semua tanggung jawab pada putra tunggalnya dan mempercayakan apa yang akan terjadi kedepannya.
Lee Shin Hyuk yang merupakan pemilik sah Samsung Company saat ini adalah keturunan ke 4 dari generasi Lee Byung Chul, Lee Shin hyuk adalah putra pertama Lee Byung Jae yang merupakan putra tunggal Lee jae wook.
Lee Byung Jae mempunyai 4 putra putri bersama sang istri Taeyeon, putra pertama mereka adalah Lee shin hyuk yang kini menjabat sebagai Ceo Samsung Company pusat, putra kedua mereka Lee Jong Sook yang kini mendapat jabatan sebagai wakil dari Kakak pertamanya ia juga telah menikah dan kini mempunyai anak sulung Lelaki, dan seorang lagi yang ada dalam kandungan sang itsri. Park hana.
Sedangkan 2 putri lainnya, Lee eun sang dan Tiffany Lee mereka telah menikah dan kini berada di luar negeri, namun saat ini mereka tengah berada dikorea karna ada sesuatu yang penting.
Saat ini keluarga besar Lee tengah berkumpul dikediaman ayah mereka Lee Byung jae, pasalnya keputusan Lee shin hyuk yang cukup mengejutkan seluruh keluarga besar Lee, yaitu tentang dirinya yang akan 'mengangkat seorang Anak'.
Tentunya hal itu membuat keluarga besarnya heran dan memutuskan berkumpul dikediaman Lee untuk berdiskusi 'menolak' atau 'menerima' keputusan besar Lee shin hyuk selaku putra pertama.
Kediaman Lee Byung Jae berada di daerah Itaewon, yang luamayan jauh dari hiruk pikuk pusat kota. Sebenarnya rumah itu milik Lee Jae wook yang kini sudah pensiun dan menikmati hari tuanya bersama sang istri Hwang Eralda.
Namun Lee Byungjae dan istrinya sengaja tinggal disana karena ingin merawat mereka.
Rumah, bukan lebih tepatnya Mansion yang lebih megah lagi dari Mansion milik Shin hyuk itu terlihat terawat dan begitu elegan meski telah berdiri sejak lama.
Ruang tengah yang merupakan tempat berkumpul keluarga besar Lee itu hampir setengah dari lapangan bola, mewah dan berarsitektur klasik menambah kesan luar biasa dan semakin terkagum kagum apabila melihat dinding ruangannya yang banyak menggantungkan beberapa lukisan ternama dunia juga figura yang berisi foto dari generasi kegenerasi.
Lisa yang baru pertama kali datang tak henti hentinya menatap kagum,
membuat Chaeyoung yang berdiri disampingnya membiarkannya menikmati seperti tengah Tour.
Chaeyoung mengajak Lisa untuk bermain ditaman belakang Mansion kakek buyutnya itu, karna orang tua mereka akan mengadakan rapat penting dengan seluruh keluarga.
Jisoo dan Jennie telah berada disana beberapa waktu lalu, mereka tengah bermain dengan sepupu sepupu mereka. Chaeyoung yang melihat sepupu sepupunya terlihat antusias, ia segera menarik Lisa agar berjalan kearah mereka.
"Wendy Eonnie! Yeji-ya!"
Dua gadis yang tengah bermain boneka sontak menoleh kearah Chaeyoung, Wendy gadis berlesung pipi dengan rambut lurus digerai itu segera berdiri dan menghambur kepelukan Chaeyoung, diikuti Yeji gadis bermata sipit berambut sama dengan Chaeyoung yakni Blonde itu memeluk Chaeyoung erat.
"Chaeyoung-ah! aku merindukanmu!"
"Chaengie! Bogoshipoyo!"
Chaeyoung melepas pelukan mereka dan mengecup pipi mereka berdua bergantian, matanya menunjukan binar begitu bahagia.
"Aku sangat merindukan kalian sungguh!"
Wendi seumuran dengan Jennie dan Yeji seumuran dengan Chaeyoung, mereka adalah putri kecil Lee eun sang dan Park jimin yang tinggal di Australia mereka hanya bertemu beberapa bulan sekali jadi wajar jika mereka begitu saling merindukan.
Lisa masih dalam diam memperhatikan Chaeyoung dihadapannya, ia terlalu bingung untuk melakukan sesuatu.
Jisoo dan Jennie terlihat sibuk berada diatas karpet yang di penuhi mainan dan tak menyadari kehadiran Chaeyoung dan Lisa yang tak jauh dari mereka.
Lisa kaget saat seorang bocah laki laki yang kira kira seumuran dengan Jennie tiba-tiba menepuk bahunya, matanya menelisik Lisa dari atas sampai bawah. Lisa tentu risih namun memilih diam saja dan memegangi ujung dress putih yang ia kenakan.
"Ikutlah denganku, ada yang ingin aku bicarakan denganmu"
"Tap- tapi.."
"Aish cepatlah!"
Lisa terpaksa mengikuti kemauan bocah itu karena tangannya lebih dulu ditarik secara kasar olehnya membuat Lisa pasrah, Chaeyoung benar-benar tak menyadari kepergian Lisa karna terlalu fokus dengan kedua sepupunya.
"Lepaskan, aku mohon" Lisa berucap pelan, namun bocah itu tak mendengarnya dan terus membawa Lisa menjauh dari Cheyoung.
Lisa menatap kearah Chaeyoung yang semakin menjauh.
"Awh~" ringis Lisa karna merasa kaget dan sakit secara bersamaan karena tangan mungilnya dihempas kasar.
Bocah itu membawa Lisa ketaman bunga yang luas, dan disana tidak ada siapapun Hanya ada bunga berbagai jenis yang terhampar didepan matanya.
Harusnya Lisa senang melihatnya, namun karena dibawa secara paksa dan diperlakukan kasar tentu Lisa tak bisa menikmatinya.
"Kau adalah 'Anak itu' ya?"
Bocah itu bertanya tajam dan menatap Lisa sengit.
Lisa hanya menunduk dan sebelah tangannya mengusap pergelangan tangannya yang memerah karena cekalan yang lumayan erat oleh bocah laki-laki itu.
"Jawab aku! Jangan diam saja bodoh!apa kau bisu hah?!"
Lisa semakin menunduk dan sedikit memundurkan tubuhnya, ia benar- benar takut dengan kemarahan orang dihadapannya.
"Kau itu hanya menginginkan harta paman Shin hyuk kan? kau hanya anak sial yang tak seharusnya hadir ditengah tengah keluarga besar Lee, Kau harus tau itu!"
Lisa menggigit bibir bawahnya keras, matanya terpejam erat.
"Kembalilah pada orang tuamu! pasti mereka yang menyuruhmu untuk memeras harta kami!"
Lisa menggeleng keras, sangat jelas bahwa dirinya tak mengerti apa maksud kata-kata lelaki dihadapannya itu.
"Lihat aku sialan!"
Pekikan bocah itu membuat Lisa tersentak, apalagi sesaat setelahnya tangan bocah itu menarik kuat rambut panjangnya.
Lisa meringis menahan panas yang menjalar dikepalanya.
"Lihatlah wajah lugumu ini, benar benar seperti pencuri"
Lisa mengeratkan giginya karena merasa tarikan dirambutnya bertambah kuat.
"Ak- aku tidak mengerti mak- maksudmu ..".
"Hah? Apa kau bilang? Jangan berpura-pura bodoh, gadis sialan!"
Mata Lisa terasa panas, makian yang didengarnya tak seberapa menyakitkan. Hanya saja kepalanga benar-benar sangat sakit sekarang.
Bruk!
Tubuh kurus Lisa dihempaskan begitu saja, membuat tubuhnya terjatuh keras ketanah dan mengenai batu-batu kecil disana. Bahkan lengannya terluka dan mengeluarkan sedikit darah, meski sedikit namun rasanya benar-benar perih.
Air mata Lisa mengalir begitu saja, meski tak terisak air matanya terus turun menahan sakit yang mendera tubuh kurusnya.
"Jangan menangis bodoh!"
Lisa menutup matanya erat kala melihat bocah itu akan menamparnya, namun tangan bocah itu terhenti di udara saat seseorang tiba-tiba berteriak menyebut namanya dan berlari kencang kearah mereka.
"YAK! LEE JONG IN APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK!"
Bugh!
Pukulan keras diwajahnya itu membuat bocah bernama Lee jongin mundur beberapa langkah kebelakang.
"Hyung! Apa yang kau lakukan?! Kenapa memukulku!"
"Harusnya aku yang berkata begitu bodoh! apa yang kau lakukan padanya?! Kenapa kau menyakitinya!"
Jongin terdiam dan terus memperhatikan kakak sepupunya yang kini membantu Lisa berdiri.
"Gwaenchana?"
Lisa kini berdiri karna dibantu seseorang itu, dan meringis saat lengannya tiba-tiba terasa semakin perih.
"Astaga, Tanganmu terluka"
"Gomawo, tapi aku baik baik saja"
Lisa mencoba tersenyum pada orang yang menolongnya dan berusaha agar tak mengeluarkan suara ringisan.
"Ada masalah apa kau dengannya Jong in-ah? kenapa kau bertindak keterlaluan!"
Jongin mendengus, sebelah tangannya memegangi pipi kirinya yang terasa bengkak.
"Kau harus tau siapa dia sebenarnya Hyung! dia adalah pembawa sial bagi keluarga kita!"
"Tutup mulut mu! dan kenapa bisa kau menyebutnya demikian tanpa bukti yang jelas hah?! dia adalah putri paman Shin hyuk, Jong in! Dia adalah keluarga kita sekarang!"
"Tapi Jae Hyung ak-.."
"Pergilah! Sebelum aku mematahkan tulang tulangmu"
Seruan Jongin terhenti saat mendengar nada dingin kakak sepupunya itu juga ancaman yang menurutnya menakutkan.
Jongin kemudian berlari meninggalkan mereka berdua ditaman bunga itu, jangan lupakan tatapan kebenciannya yang terlihat jelas diwajahnya kala melihat Lisa beberapa saat lalu.
Lisa berjalan mengikuti seseorang yang membantunya tadi menuju kursi panjang yang tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.
Lisa duduk diikuti penolongnya yang sedari tadi memegangi bahu kecilnya.
"Gomawo"
Ucapan lembut Lisa membuatnya tersenyum dan mengusap rambut Lisa yang terlihat berantakan.
"Hmm, maafkan Jongin Ne, dia memang anak yang menyebalkan"
Anak itu menjawab Lisa namun tangannya tak berhenti karena membereskan rambut Lisa sedikit- sedikit, Lisa menunduk dan membiarkannya.
"Ah iya, namaku Lee Jaehyun. Kau bisa memanggilku Jae"
"Naneun Lisa"
Jaehyun tersenyum dan menatap Lisa lembut.
"Lisa, nama yang bagus. Kudengar Chaeng yang memberikan nama itu untukmu"
Lisa memgangguk dan tersenyum lebar, mengingat Chaeyoung membuat Lisa tenang entah kenapa.
"Hmm, Rosé Eonnie yang memberiku nama"
Ucapan Lisa yang terdengar pelan namun masih bisa terdengar oleh Jaehyun membuatnya mengernyit heran.
"Rosé? Nugu-ya?"
Lisa terkekeh saat melihat raut wajah Jaehyun yang kentara sangat bingung karna dirinya menyebut nama Rosé.
"Rosé adalah nama panggilanku untuk Chaeyoung Eonnie, karena saat ia memberiku nama aku tidak mengetahui namanya sama sekali dan aku menyebutnya dengan Rosé Eonnie, selain ia cantik ia juga baik hati dan begitu penyayang, aku begitu bersyukur karena telah dipertemukan dengannya"
Jaehyun tertegun ditempatnya, ucapan gadis kecil dihadapannya begitu tulus dan sarat akan kebahagiaan tersendiri saat ia mengucapkannya.
"Tapi aku tak pernah berfikiran jika Ia sampai membawaku kerumahnya dan menjadikanku adiknya, aku benar-benar tak berfikiran seperti itu sedikitpun sungguh"
Lisa menghembuskan nafas berat dan beralih menatap Jaehyun dalam.
"Sepertinya kau lebih tua dariku, apakah kau seumuran dengan Jisoo Eonnie?"
"Ne Majjayo, aku seumuran dengannya meski lebih tua satu bulan darinya hehehe"
"Ahh, berarti aku harus memanggilmu Oppa?"
"Tentu, sepertinya lebih baik"
Lisa balas tersenyum dan menganggukan kepalanya, rasa perih dilengannya hilang entah kemana.
"Oppa.."
"Hmm"
"Apakah aku salah telah datang kesini?"
Jaehyun menatap Lisa yang kini memandang kedepan dengan tatapan yang terlihat muram, meski bibirnya tersenyum namun ia tau jika hatinya merasa sakit dan ia masih memikirkan ucapan Jongin beberapa waktu lalu.
"Aniya Lisa-ya, kehadiranmu adalah takdir. Jangan pernah berfikir jika kehadiranmu adalah kesalahan"
Lisa balik menatap Jaehyun dalam, bibirnya tersenyum lebar.
"Lalu apa yang harusku lakukan agar bisa berguna dan tak menjadi sebuah kesalahan Oppa?"
Jaehyun terlihat berfikir sejenak, kemudian menghembuskan nafasnya.
"Berusahalah untuk melindungi mereka, buatlah mereka bangga. Dan buatlah orang-orang yang menganggapmu sebuah kesalahan menyesal karena telah memandangmu sebelah mata. Kau harus kuat, karena melindungi orang- orang yang kau sayangi butuh tenaga yang besar. Jangan mudah rapuh dan jangan menyerah, yakinlah bahwa mereka menyayangimu, termasuk Aku"
Lisa mengangguk mantap, tangannya terangkat keudara dan mengepal erat.
"Hem, Aku pasti bisa!"
Jaehyun tertawa gemas dan kembali mengusap rambut Lisa, membuatnya kembali berantakan. Alhasil Lisa manyun dan menatap Jaehyun tajam.
"Yak! Rambutku berantakan lagi Jae Oppa!"
********
Chaeyoung terlihat menangis dalam dekapan Jisoo dan Jennie, ia merasa bersalah karena Lisa tiba-tiba menghilang. Harusnya ia tak mengabaikan Lisa dan mengajaknya bermain bersama.
"Sudahlah Chaeng-ah, mungkin Lisa berjalan-jalan sebentar. sepertinya dia bosan"
Ucapan itu keluar dari mulut Jisoo untuk kesekian kalinya karena Chaeyoung tak juga berhenti menangis, Jennie mengelus kepala Chaeyoung dengan lembut.
"Lisa meninggalkanku Eonnie..karna aku tak menjaganya dengan baik..huwaa..hiks hiks..".
Wendy dan Yeji menghela nafas bersamaan, sudah hampir 15 menit Chaeyoung tak berhenti menangis.
Mereka tak memberi tahu keluarganya karena saat ini mereka sedang tidak bisa diganggu.
Wendy menyipitkan matanya saat melihat seseorang dikejauhan yang cukup terlihat jelas, 2 anak berjalan berdampingan menuju kearah mereka, dengan segera Wendy memberi tahu Jisoo.
"Chu, lihatlah!"
Bukan hanya Jisoo yang menoleh, namun mereka semua menoleh kearah yang sama, Chaeyoung mengusap kasar air matanya dan beranjak melepas pelukan Jisoo kemudian berlari kearah Lisa yang kini terlihat jelas digandeng oleh Jaehyun.
Grep!
Chaeyoung memeluk Lisa erat dan kembali menangis, tentunya membuat Lisa panik.
"Eonnie? waegeurae? kenapa menangis?"
Mata Lisa ikut berkaca-kaca, kini melepas pelukan mereka secara paksa. dilihatnya mata Chaeyoung yang sembab dan hidungnya yang memerah.
"Mianhae Lisa-ya..hiks ..karena tidak busa menjagamu..hiks..".
"Anniya Eonnie, Ini salahku.. jebal..jangan menangis eoh?"
Lisa mengusap lembut pipi Chaeyoung yang basah.
"Aku kira kau meninggalkanku..hiks..karena aku mengabaikanmu..hiks..Mianhae..".
"Aniya, aku yang salah karena tak izin padamu Eon.."
Chaeyoung kembali memeluk Lisa, tangisnya mulai mereda.
"Lisa-ya, Kenapa tanganmu ini?!"
Jisoo berucap panik saat melihat lengan kurus Lisa terluka, Chaeyoung segera melepas pelukan mereka dan menatap luka di tangan Lisa, matanya menatap Jaehyun tajam.
Jaehyun menelan ludah saat Chaeyoung menatapnya seperti ingin mencabik-cabik dirinya.
"Kau apakan Adikku Jaehyun-Ssi?!"
Lisa menggenggam tangan Chaeyoung lembut dan menatapnya sembari tersenyum, sedikit prihatin saat Jaehyun terkena omelan kakaknya itu.
"Ini salahku Eon, aku berjalan-jalan ketaman bunga dan terjatuh tapi beruntung aku bertemu Jae Oppa karena dia menolongku dan membawaku kesini, aku tidak tau jalan makannya sangat lama."
Lisa berharap Chaeyoung mempercayai ucapannya, Lisa sudah menyuruh Jaehyun untuk menutupi hal sebenarnya karna takut kakak kakaknya khawatir, Lisa tak mau masalah sepele ini menjadi besar karena dirinya.
"Huh baiklah, Mian Jae-Ssi. Dan terima kasih sudah menolong adikku"
Chaeyoung membungkuk sekilas kemudian membawa Lisa pergi diikuti Jisoo Wendy dan Yeji, Jennie masih tinggal disana karena merasa ada sedikit urusan dengan Jaehyun.
Ia merasa ada yang janggal dengan cerita Lisa.
"Jae-Ssi ikuti aku, ada yang ingin kutanyakan"
Mata kucing Jennie membuat Jaehyun mengangguk takut-takut dan mengikuti Jennie berjalan di belakangnya.
Hening beberapa saat, saat ini Jaehyun dan Jennie masih duduk diam dikursi taman belakang, Jaehyun menatap kolam renang luas yang terpampang dihadapannya.
2 tenda mini terlihat terpajang rapi sedikit jauh dari bibir kolam, tempat Jisoo dan Jennie bermain tadi.
"Kenapa kau bisa menemukan Lisa?"
Merasa Jennie bertanya padanya Jaehyun segera berbalik menatap Jennie yang masih memandang kedepan.
"Aku bosan, dan aku berkeliling ingin melihat lihat taman bunga milik Nenek, dan tak sengaja melihat Lisa disana"
"Apa benar Lisa hanya terjatuh?"
Jaehyun mengangguk mantap.
"Kenapa rambutnya bisa berantakan jika hanya terjatuh?"
Jennie kini bertanya dan menatap matanya dalam dalam, tentu Jaehyun gugup dan bingung menjawab apa.
"Mm- maksudmu? ah itu aku mengusaknya karena gemas Jennie-Ssi"
Jaehyun bersikap formal pada para sepupunya, selain tidak terlalu dekat ia juga jarang bertemu dengan mereka. Jadi tak heran jika mereka bersikap formal padanya.
"Rambut Lisa seperti habis terjambak, berantakannya tidak lazim jika kau hanya mengusaknya Jae.."
Jaehyun dibuat mati kutu, Jennie benar-benar membuatnya terpojok.
"Ceritakan padaku yang sebenarnya, jika tidak lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu"
Jaehyun menghembuskan nafas, memilih menurut karena takut akan ancaman Jennie yang tak main-main. Ia kemudian menarik nafas lagi.
"Janji padaku jangan marah pada Lisa, dan jangan bertindak macam macam oke?"
Merasa sedikit aneh dengan permintaan Jaehyun, Jennie hanya mengangguk saja.
Jaehyun pun menceritakan semua yang ia lihat dan ia dengar dari Lisa pada Jennie, dengan nada pelan dan hati-hati, dan dalam hati Jaehyun memohon maaf pada Lisa karena ia terpaksa memberitahukannya pada Jennie, Jaehyun terlalu takut melihat tatapan penuh intimidasi milik Jennie.
Setelah selesai mendengar penjelasan Jaehyun, Jennie mengepalkan kedua tangannya erat. Matanya menatap tajam kearah lain.
Sakit, itu yang Jennie rasakan saat tau jika ada yang menyakiti Lisa. Dan ia tentu tak akan tinggal diam, mulai saat ini Lisa adalah tanggung jawabnya karena ia juga sudah mulai menyayanginya.
****
Vote dan Komen ya guys..follow kalo mau⏩LangitAlaska7