Lovely Husband [ Oh Sehun & L...

By ohhunlice

204K 13.7K 839

Langsung Baca saja:) More

[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]-One
[24]-Two
[25]-Three
[26]-Four
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]

[27]

3.1K 268 39
By ohhunlice

Sebelum baca jangan lupa :
Vote⭐
Commen.

Dan maaf kalo ada kesalahan tanda baca, dll













Lisa berulang kali menghirup nafas dalam-dalam saat mendarat di bandara Incheon setelah kepulangannya dari Paris. Sehun terkekeh geli melihat sikap istrinya itu seakan sudah sangat lama meninggalkan Korea.

"Astaga sayang— kau seperti sudah bertahun-tahun tidak pulang ke korea." Ujar Sehun sembari mendorong kopernya tidak lupa dengan senyum manisnya.

Lisa mengerucutkan bibirnya lucu, "Biarkan saja! Aku sangat merindukan Korea" Ujar Lisa meninggalkan Sehun di belakangnya.

Sehun menggelengkan kepalanya melihat tingkah Lisa. Langkahnya terhenti saat melihat Irene dengan koper nya turun dari taksi, Lisa langsung menghampirinya.

"Eonni?" Panggil Lisa menepuk bahu Irene.

Irene berbalik badan lalu tersenyum begitu mendapati Lisa yang sudah berdiri di hadapannya. "Eoh Lice, kau sudah pulang?"

"Nde, eonni mau kemana?" Tanya Lisa seraya melirik koper besar dibalik tubuh Irene.

Irene tersenyum kecil "Eonni ada urusan mendadak. Oh iya Sehun eodiya?"

Lisa menunjuk kebelakang nya berketepatan Sehun sudah datang dengan koper di tangannya, Irene tersenyum lebar lalu berlari mendekati Sehun. Sehun sedikit melongo melihat Irene yang berlari kearahnya dengan senyum lebarnya.

Mata Lisa membulat sempurna saat Irene dengan seenaknya mencium bibir Sehun. Dan yang membuat Lisa terbakar api cemburu, Sehun hanya diam, dan paling mengerikannya lagi. Sehun seperti menikmatinya dengan mata terpejam, Lisa memang tidak bisa melihat ciuman mereka karena Irene tepat membelakanginya.

"EONNI!" Teriak Lisa tiba-tiba. Semua yang berlalu-lalang di sekitar mereka spontan melirik Lisa.

Irene lalu berbalik dengan wajah memerah, lalu terkekeh. "Haha mian, mangkannya Lice kalau punya suami jangan terlalu tampan, dia sangat menggoda."

Lisa mendekati Irene dan Sehun lalu mengerucutkan bibirnya "Aku— aku..." Lisa terbata-bata, tidak mampu menyelesaikan kalimatnya.

"Kau cemburu, ya?" Goda Irene dengan tatapan menyelidiki.

Wajah Lisa memerah, "Tidak!"

"Benarkah?"

"Nde, untuk apa cemburu?"

Irene terkekh pelan "Jadi, kalau sekali lagi boleh tidak?"

Lisa menggeleng dengan cepat membuat Irene tertawa lepas. Lalu ia menyenggol lengan Sehun saat Lisa dengan wajah kesalnya ingin meninggalkan Sehun.

"Apa yang kau lakukan sampai si dingin Lalisa bisa berubah seperti itu?" Tanya Irene dengan wajah menyelidiki.

Sehun terlihat berpikir.

"Karena permainan di ranjang, mungkin" jawab Sehun dengan kekehan kecilnya.

Irene melirik jam tangannya lalu menatap Sehun "Aku berangkat dulu, dengarkan aku. Jangan lepaskan Lisa, kalau kau melepaskan Lisa aku akan mengejar mu sampai belahan dunia manapun."

Sehun tertawa kecil "Itu tidak akan mungkin terjadi"

"Dan aku hanya bercanda, pokonya kalau kau sampai melepaskan Lisa, kau pasti akan menyesal. Kalau saja istrimu bukan Lisa mungkin aku sudah menjadi orang ketiga. Lisa has something that you won't ever find in this world. She's special." Ucap Irene.

Sehun mengangguk "Akan ku ingat"

Irene dan Sehun tertawa lagi saat melihat Lisa kesusahan menarik dua koper yang tidak lain miliknya dan Irene serta dengan wajah kesal yang membuat Sehun tertawa geli.

"Gumawoyo dongsaengikapan-kapan eonni kembali dan kau Sehun, ingat ya!" Kata Irene sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Lisa menatap Sehun dan Irene curiga saat Sehun mengangguk cepat.

"Eonni pergi dulu ya, Annyeong." Ucap Irene mencium pipi Lisa lalu berniat beralih ke Sehun. Dengan cepat, Lisa langsung memeluk Sehun membuat Sehun menatap Lisa tidak percaya, Irene lagi-lagi tertawa.

"Don't kiss him, eonni"

"Nde.. nde.. Dasar istri pelit" jawab Irene sambil mengambil kopernya lalu beranjak pergi.

"See you next time.." Irene melambaikan tangannya lalu hilang di tengah keramaian orang.

Sehun melirik Lisa yang masih setia memeluk pinggangnya. Sehun tersenyum jahil, lalu berbisik. "Kau mencoba menggodaku ya? Jangan sampai aku hilang kendali dan menyerang mu habis-habisan di apartemen, sayang"

Spontan, Lisa melepas pelukannya lalu meninggalkan Sehun dengan kedua kopernya tanpa menatap wajah Sehun. Ia malu, wajahnya sudah sangat panas.

Di saat mereka menuju apartemennya, Lisa hanya diam dan hanya menatap keluar jendela tanpa menoleh kearahnya.

"Lisa—" panggil Sehun, tapi Lisa tidak merespon. Sehun mengerutkan keningnya bingung, lalu menarik wajah Lisa paksa.

"Ya Tuhan dia menangis, apa aku terlalu keterlaluan?" Hati Sehun berdesis saat melihat Lisa menangis.

"Sayang kau menangis?" Tanya Sehun berniat menghapus air mata Lisa tapi Lisa langsung menepis tangan Sehun.

"Kau sakit? Apa karena yang tadi?" Tanya Sehun lagi, ia tidak sakit hati meskipun Lisa bersikap kasar. Ia tahu penyebab Lisa seperti itu karena insiden di bandara tadi.

Lisa langsung menyusup memeluk Sehun. Ia tidak menjawab satupun pertanyaan Sehun. Hanya menangis di dada pria itu sambil sesekali mencengkram kemeja yang di kenakan Sehun.

Supir taksi itu melirik melalui kaca spion, Sehun hanya tersenyum kecil.

"Uljima, jangan menangis sayang, bukan kah aku sudah pernah bilang, aku tidak bisa melihatmu menangis, itu sangat menyakitkan" Ucap Sehun berusaha menenangkan Lisa yang masih terisak dalam pelukannya.

"Oppa jahat.. kenapa oppa berciuman dengan perempuan lain, selain aku?" Lisa masih terisak dalam tangisannya.

"Astaga sayang,, aku tidak menciumnya. Sungguh Lice aku tidak pernah berciuman dengan perempuan lain selain kau sejak kita sudah menikah." Jelas Sehun.

"Tuan kita sudah sampai" ucap supir taksi lalu turun untuk mengambil koper dari bagasi.

"Kita sudah sampai sayang" bisik Sehun, Lisa langsung melepaskan pelukannya lalu turun dengan cepat meninggalkan Sehun.

Kemudian langsung masuk ke dalam apartemen nya dengan cepat tanpa menghiraukan penjaga yang menyapa nya. Sehun memanggil kedua penjaga itu lalu menyuruh mereka untuk mengambil kopernya setelah membayar taksi.

"Lisa kenapa, Sehun?" Tanya Min-seok terlihat khawatir.

Sehun menggeleng "Hanya insiden kecil, nanti bawa kedalam ya hyung" Ujar Sehun, ya Sehun memang dekat dengan Min-seok penjaga apartemen itu.

Sehun segera berlari kedalam apartemen mencari Lisa yang entah ada di mana. Karena ia tidak menemukannya di manapun. Tempat terakhir di dalam kamar mereka, Sehun mengetuk pintu kamar.

"Sayang—" panggilnya.

Yang ia dengar hanya suara isakan tangisan. Sehun mencoba membuka pintu berharap pintunya tidak di kunci dari dalam oleh Lisa, dan benar, ternyata tidak terkunci.

Sehun melihat Lisa menggulung diri di dalam selimut lalu menangis di sana. Sehun menghela nafas panjang, ia tahu ia salah dan membuat istrinya itu marah besar.

"Lisa~ya—"

Lisa masih diam saat mendengar suara Sehun memanggil nya dan kasur sedikit bergoyang.

"Aku tahu aku salah, tapi aku bersumpah kalau aku tidak mencium Irene. Dia hanya mendekatkan wajahnya lalu berbicara. Mungkin kau mengira kami berciuman karena kau melihat kami tepat dari belakang. Dia hanya bilang aku akan menyesal kalau meninggalkanmu"

Lisa tidak bergeming sedikit pun, lalu Sehun membaringkan tubuhnya tepat di sebelah Lisa.

"Apa kau sudah tidak percaya lagi padaku?"

"Baiklah aku akan berkata jujur padamu, mungkin sebelum menikah denganmu aku sering berciuman dengan wanita-wanita lain di club. Memang setelah menikah, dan Sejeong juga pernah menciumiku waktu di club. Tapi setelah itu sampai saat ini, aku tidak pernah berciuman dengan siapa pun selain kau sayang. Semenjak aku sudah menikah denganmu, aku sudah mengerti apa arti mencintai satu orang saja. Dan itu kau, aku sudah memutuskan hanya mencintaimu saja sayang, aku tau mungkin kau tidak percaya, tapi aku berkata jujur."

Lisa sedikit membuka selimutnya lalu menampakkan wajahnya "Benarkah? Oppa sedang tidak berbohong kan?"

Sehun mengangguk kemudian memeluk Lisa sehingga jarak mereka hanya beberapa senti saja.

"Kau ingat tidak, janji suci kita di altar pernikahan, aku hanya akan mencintai satu orang disaat suka maupun duka. Aku rasa kau berhak marah, jadi hukum aku sesukamu" Ujar Sehun sambil mengusap air mata Lisa.

"Tutup mata oppa!" Sehun langsung menurut, Lisa terlihat ragu-ragu. Lisa mendekatkan wajahnya ke wajah Sehun lalu mengecup bibir Sehun singkat.

Sehun membuka matanya karena terkejut, ia bisa melihat Lisa sedang menutup wajahnya yang sudah memerah karena malu.

"Kenapa hanya kecupan?" Goda Sehun

"Oppa—" Ujar Lisa dengan wajah yang masih di tutupi kedua tangannya.

Sehun terkekeh pelan, "Arrasseo... Arrasseo.. tidur sayang apa kau tidak lelah menangis terus?"

Lisa mengangguk lalu membalas pelukan Sehun, tidak butuh waktu lama ia terlelap dalam dekapan Sehun.

***

Drettt.... Drettt..

Lisa terbangun saat ponselnya bergetar di atas meja. Ia meraih ponsel nya lalu melihat siapa yang menelponnya. Ternyata Rosse, lalu ia menggeser layar ponselnya ke warna hijau.

"Ada apa Chaeng? Kau mengganggu tidurku saja." Jawab Lisa dengan suara serak khas orang baru bangun. Sehun terbangun saat mendengar pembicaraan Lisa.

"Lice.. hiks.. hiks.." Ujar Rosse terdengar sedang menangis.

Lisa membeku, ia tidak salah dengar kan? Sahabatnya menangis? Apa terjadi sesuatu dengan sahabat nya?

"Wae? Bicara yang jelas Chaeng? Apa terjadi sesuatu?"

"Lice, datanglah ke RS University Sacred Heart Hospita secepatnya" Jawab Rosse langsung mematikan sambungan nya.

"Sayang, kenapa?" Tanya Sehun bangkit dari tidurnya saat melihat ekspresi Lisa yang tidak bisa ia tebak.

Lisa menatap Sehun lalu berkata "Oppa, antar aku ke RS University Sacred Heart Hospita, sepertinya terjadi sesuatu."

"Nugu? Ah, maksudku siapa yang masuk rumah sakit?" Tanya Sehun penasaran.

"Aku tidak tahu oppa, tiba-tiba saja Chaeyoung menghubungiku dan dia menyuruhku untuk datang ke rumah sakit secepatnya." Jawab Lisa.

Sehun mengangguk, lalu mengambil kunci mobilnya lalu berjalan keluar kamar sedangkan Lisa hanya mengambil ponselnya lalu mengikuti Sehun dari belakang.

Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di rumah sakit yang dimaksud Rosse. Lisa dan Sehun langsung mencari keberadaan Rosse.

"Lalisa—" panggil seseorang, Lisa dan Sehun langsung melihat sumber suara dan mendapati Rosse dengan mata bengkak dan memerah di sertai suara yang serak.

"Yak, ada apa dengan mu, Chaeng?" Tanya Lisa panik.

"J—jennie eonni Lice." Ujar Rosse kembali menangis.

"K—kenapa dengan Jennie eonni Chaeng?" Tanya Lisa sedikit bergetar, ia berharap tidak terjadi apa-apa dengan Jennie.

"J—jennie eonni koma" Jawab Rosse sesengguk kan.

"Kau bercanda kan? Itu tidak mungkin Park Chaeyoung!" Lisa menggeleng, ia tidak percaya.

"Chaengkau hanya bercanda kan?" Tanya Lisa lagi menggoncang kan bahu Rosse dengan butiran air mata yang mulai berjatuhan dari pelupuk matanya.

Rosse menggeleng, ia tidak sanggup lagi untuk berbicara.

"Eodiya? Dimana Jennie eonni sekarang, Chaeng!" Teriak Lisa.

"I—ikut denganku" Ucap rosse terbata-bata.

Lisa berjalan cepat mengejar Rosse yang berjalannya hampir seperti berlari. Sehun hanya mengikuti dari belakang melihat langkah kedua gadis di depannya, takut keduanya terjatuh karena tidak memperdulikan orang-orang sekitar.

Langkah Lisa terhenti ketika melihat kedua orangtua Jennie menangis sambil berpelukan di depan ruangan. Lisa mendekati mereka.

"Mama Kim? Papa Kim? Jennie eonni eodiya?" Tanya Lisa berusaha tegar.

"J—jennie koma Nak, mama tidak tahu harus bagaimana lagi" Isak Mama Jennie sambil memeluk Lisa. Rosse menepuk punggung Mama Jennie lembut berusaha menenangkan.

"Mama Kim, jawab Lisa. Jennie eonni sebenarnya kenapa?" Mama Jennie menggeleng.

"Jennie menitip pesan padaku, kalau dia ingin memberitahumu secara langsung"

"Jadi, kau juga belum tau, Chaeng?" Rosse langsung menggeleng.

Lisa kembali menangis "Mama Kim, Eonni koma sejak kapan?"

"Kemarin malam, nak" Jawab papa jennie

Lisa masuk kedalam ruangan yang di tempati Jennie, tubuhnya penuh dengan alat-alat bantu yang tidak Lisa ketahui fungsinya. Lisa bisa melihat jika Jennie sangat menderita, entak kenapa Lisa merasa seakan Jennie akan meninggalkannya. Semua kenangannya bersama jennie berputar kembali di ingatannya.

"Eonni ireonakenapa tidak pernah bilang padaku kalau kau sakit huh? Kenap eonni menyembunyikannya dari kita? Kenapa eonni bisa seperti ini? Kenap wajah eonni seakan mau meninggalkan kita, KENAPA EONNI..?" Teriak Lisa dengan menumpahkan air matanya. Sehun mendekat lalu membawa Lisa kedalam dekapannya.

"Aku tau kau kuat eonni, tapi kenapa eonni merahasiakan kalau eonni punya masalah? Kenapa eonni? Kenapa eonni melakukan ini padaku dan Chaeyong? Kenapa eonni menyakiti kita dengan cara seperti ini? Kenapa huh? Apa kita tidak penting bagimu? Apa kita bukan sahabatmu lagi eonni?" Lisa terus saja menumpahkan pertanyaan yang bahkan tidak satupun yang Jennie jawab.

"Udah Lice, kau percuma begini. Kau hanya menyakiti dirimu sendiri dan kau akan membuat Mama kim dan papa Kim semakin terpukul. Merekalah yang paling tersakiti, Lalisa" ucap Rosse menenangkan.

"Tapi aku benci Jennie eonni menyembunyakn ini semua dari kita Chaeng? Apa kita tidak bisa di percaya? Apa gunanya kita?" Lisa menangis di pelukan Sehun lalu Rosse pun ikut memeluk Lisa. Sehun hanya bungkam karena ia tidak tahu apa-apa.







Comment and vote Juseyo!




Duh ngakak bgt liat Sehun beginian. Duh kenapa sih hun🤣😭😭







23 Juli 2020

Continue Reading

You'll Also Like

55.9K 1.3K 37
gas baca ajaaaaaaaaa jangan di bawa ke dunia nyata! Ini hanya fiksi belaka! (hiatus)
102K 8.3K 13
Lancel Baratheon pemuda ceria yang ditakdirkan tidak sempurna. Ia bisu dan lingkungan tidak mendukungnya. Terbiasa diam hingga membuat Lancel melupak...
Shadow By cutebear

Short Story

42.2K 4.5K 41
baca aja deh ya... #1 kookv 300924 #2 kookv 170924-220924 #3 kookv 220924 #1 kooktae 220924 bxb kookv
143K 14.4K 59
Kehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.