Nara melihat jam tangan, ia segera cepat belari menuju gerbang. tetapi gerbang sudah tutup ia tidak mungkin balik kerumah, karena mama pasti bakal mengoce panjang lebar dan tidak ada ujungnya.
"Telat ya lu?"kata seseorang sambil menepuk pundak Nara.
"Jemmy bikin kaget aja lu!!" teriak Nara sambil memukul bahu Jemmy
"Auh sakit tau"
"Abis lu nyebelin banget"
"Ayo ikut gua"
"Kemana?"
"Kita tutuy dan sambil mojok dikamar mandi" jawab Jemmy enteng dan mata Nara langsung melebar
"Jemmy kalau ngomong jangan suka ngaco deh"
"Sorry gua bercanda,ayo ikut gua"
"Awas bae lu ngajak gua macem-macem"
"Tenang neng paranoid amat jadi orang"
Jemmy mengajak Nara kebelakang sekolah disana ada tembok lumayan tinggi
"Kita mau ngapain?"
"Katanya mau masuk kelas ya jalan pintasnya lewat sini"
"Gak mau ah, kan gak mungkin gua manjantin tembok setinggi ini?"
"Tenang gua bantuin kok" kata Jemmy sembari jongkok
"Ih gak mau ah"
"Dasar cewek emang ribet, cepat buruan sebelum kita ketauan"
Nara segera menginjak pundak Jemmy segera berdiri. Nara agak ragu buat melompat
"Ngapain bengong? ayo kita loncat" kata Jemmy yang sudah duduk ditembok
"Gua takut Jemmy gimana kalau kita ketauan?"
"Gak bakal ketauan ini soal kecil"
"Iya bagi lu yang udah kebiasaan"
"Yauda kita loncat bareng dan terus langsung kekelas"
"Siapa disana?" seru suara lain
"Kabur Nara!!" ujar Jemmy yang sudah loncat keluar pager sekolah.
Nara cuma terduduk diam bodoh sambil memandang seorang yang membuat Jemmy kabur.
"Ngapain lu masih disitu? up sorry kalau gua ganggu lu, sampai pacar lu kabur'' ledek cowok itu sambil tertawa
"Siapa juga pacaran diatas tembok kaya gini orang mau sekolah"
"Udah ngaku aja lu"
"Bantuin gua turun dong"
"Emang lu gak bisa turun?"
"Bisa tapi gua takut"
"Kalau gitu turun aja sendiri" lagi-lagi cowok itu ngeledek sambil tertawa terbahak bahak.
"KALIAN BUKAN NYA UPACARA MALAH NONGKRONG DISINI!!!"
Kata suara menggelegar yang membuat mereka berdua kaget
"Kamu juga perempuan ngapain duduk diatas tembok?"
"Ini saya mau turun pak''
"Ayo ikut saya!"
Nara cuma terdiam saat dia dipanggil kepala sekolah. bersama cowok yang disangkanya mereka berdua sedang berpacaran dibelakang sekolah. itu hal tergila yang Nara dengar.
"Intinya bapak gak mau ada alasan lagi, kalian berdua bapak kasih sp"
"Tapi pak saya gak pacaran sama cewek ini, kenal juga enggak!!"
"Sudah gak usah banyak alasan lagi intinya kalian berdua hari ini kena sp tolong suratnya kalian kasih keorang tua kalian masing masing"
"Pak kita bisa kasih penjelasan dulu"
"Tidak Aryan kamu mau menyangkal lagi, orang sudah jelas jelas pak yetno melihat prilaku kalian yang tidak terpuji dan sekarang saya minta kalian berdua keluar!"
Nara menuruti permintaan pak yanto.sedangkan Aryan masih tidak terima
"Maaf" hanya kata kata itu yang bisa Nara keluarkan, walaupun salah Aryan sendiri mergokin aksinya bersama Jemmy.
"Iya gak apa apa, lagian gua juga kesal sama pak Yanto"
"Lu gak marahkan? gua kira lu bakal nyemprot gua"
"Kagak, tapi gua nyesal mergokin lu sama pacar lu sampai kabur jadi gua yang kena imbasnya mungkin itu dah nasib gua"
Kata Aryan sambil meninggalkan Nara
'Ih siapa juga pacaran sama Jemmy, ini semua gara-gara Jemmy, coba aja gua gak ikutin ide gilanya pasti kejadian itu gak bakal terjadi' gerutu Nara dalam hati. Nara segera menuju kelasnya disana ia melihat Jemmy sedang tertidur pulas, Nara langsung menyambar sebuah buku tulis dan menggulungnya.
"Jemmy bangun!!" ujar Nara sambil memukul Jemmy yang sedang tertidur
"Ada apa sih ribut-ribut, lu Nara akhirnya bisa loncat juga dari tembok?"
"Loncat-loncat gara-gara lu gua barusan kena sp"
"Yang benar? lagian gua suruh kabur lu masih ngeden diatas tembok, akhirnya lu yang kena dan gua lagi yang disalahin
"Dasar nyebelin!!" umpat Nara masih terus memukul Jemmy
"Yauda gua minta maaf"
"Bodo amat intinya gua kesal banget sama lu"
"Tapi boong!!" kata Jemmy langsung belari
"Dasar cowok kurang asem!!" teriak Nara yang kesal melihat kelakuan babon Jemmy.
Bersambung....