Less Than Relationship (END)

By cedrellaa

5.5K 488 298

END : 14-08-2020 Benar memang. Tidak akan pernah ada kata sahabat antara seorang lelaki dan perempuan. Gadis... More

Less Than Relationship
Yī : Prolog
Author Note
Èr
CAST PART ONE
Sān
Liù
Jiǔ
Shì
Shíyī
Shí'èr : Bonus FunFact Leo
Shísān
Shísì
Shíwû
Shíliù
ShíQī
ShíBā
INTERMEZZO
Shíjiǔ
Èrshí
CAST PART TWO
Èrshíyī
Èrshí'èr
Èrshísān
Èrshísì
Èrshíwǔ
Èrshíliù
Èrshíqī
Èrshíbā
Èrshíjiû
Sānshíyī
Sānshí'èr
Sānshí'sān
Sānshísì
Sānshíwû
Sānshíliù
SānshíQī
SānshíBā
Sānshíjiû
Sìshíyī
Sìshíèr
Author Note : MOHON DIBACA
Sìshísān
Sìshísì
Sìshíwû
Sìshíliù
SìshíQī
Sìshíbā
Sìshíjiû
Wûshíyī
Wûshíèr
Wûshísān
Wûshísì
Wûshíwû
Epilog

Wǔshíliù

50 3 0
By cedrellaa

Happy Reading!

Playlist :  Lee Hi - My Love

-II-

Bela e coloratta caffé

San Francisco, 15.30

Wanita itu terpekur lama, memandang pada megahnya jembatan golden gate di hadapannya dengan kosong.

Dua minggu berlalu sejak kabar menyesakkan itu datang, dua minggu juga sudah berlalu setelah wanita itu menyelesaikan seluruh ceritanya.

Benar. Ia adalah Zura, Zura yang kini tak pernah memandang sekelilingnya dengat tatapan hangat seperti dulu.
Zura yang hanya ingin mengenang segalanya dari awal, mengingatkan diri sendiri bahwa dia harus bersyukur sudah memiliki masa remaja seberwarna itu. Tidak sepatutnya berharap lebih dan memaksakan keadaan demi perasaannya.

Mengenang semuanya untuk terakhir saja, sebelum semuanya berubah. Sebelum kesempatan-kesempatan apapun itu hilang.

Kevin-nya akan menjadi milik orang lain, Hazel-nya akan bahagia. Relakan, bisiknya berulang dalam hati.

Zura bergerak melirik jam yang tertera pada macbooknya. Pukul setengah empat, Nara pasti akan memarahinya karena ia hanya berjanji pergi sampai pukul dua siang. Besok pagi ia dan Nara akan mengikuti penerbangan menuju Seoul, Korea Selatan. Kampung halaman Nara sekaligus tempatnya mencari tameng. Ya. Zura ingin pergi sejauh-jauhnya dari siapapun itu di Indonesia. Bahkan ia tak mengabari sama sekali keluarganya.

Pertunangan Hazel dan Kevin diundur sampai Februari awal, tepatnya satu minggu lagi. Pada saat itu ia dan Nara masih berada di Korea, Zura sangat bersyukur memiliki Nara sebagai temannya. Gadis itu tidak banyak bertanya dan memprotes ketika Zura berkeinginan memajukan jadwal keberangkatan mereka.

Sebelum menutup laptop Zura tanpa ragu membuka aplikasi surel dan menuliskan email untuk Kevin. Sebuah email berisi surat mengenai segala yang belum ia sampaikan kepada lelaki itu, menyelesaikan apa yang belum tuntas agar tak terjadi keributan di masa depan. Sekaligus menjawab pertanyaan lelaki itu saat di Kalibata.

Kali ini Zura ingin egois, karena ia juga butuh melegakan dirinya, setidaknya agar ia tak terus terbebani dengan perasaan yang terpendam.

Surat yang memang telah ia persiapkan sejak semalam itu kini telah terkirim kepada lelaki tujuannya. Zura bergegas membereskan barangnya dan menghampiri kasir untuk membayar pesanannya. Petugas kasir tersenyum ramah, begitu juga dengan beberapa pelayan yang menyampaikan sampai jumpa dan hati-hati di jalan kepadanya.

Zura berjalan perlahan menyusuri jalanan setapak menuju halte bus terdekat. Ia akan berangkat menuju stasiun dan menaiki kereta jurusan pusat kota California. Wanita itu mendongak mendapati salju yang masih saja turun walaupun tipis, ia tersenyum senang karena telah menuntaskan mimpinya. Berjalan-jalan di sekitar Golden Gate.

Kini Zura sudah berada pada salah satu kursi penumpang kereta yang akan membawanya kembali menuju pusat kota California, kereta tidak terlalu ramai karena memang hari sudah beranjak malam. Ia memalingkan pandangan menuju jendela dan mulai memikirkan surat yang telah ia kirimkan kepada Kevin.

Hari berikutnya. Jakarta, Indonesia 20.00 PM

Hari sudah menjelang malam ketika Kevin Nicholas Alexander membuka macbooknya di balkon apartemen. Lelaki itu berniat mengecek emailnya untuk kepentingan pekerjaan, dengan ditemani secangkir cokelat panas dan langit tanpa bintang. Benar-benar hampa.

Kevin mendongak melihat langit sekali lagi, memejamkan mata pelan dan menghembuskan nafas berat. Kenapa perasaannya setidak tenang ini?

Satu minggu lagi adalah hari pertunangannya dengan Hazel, hari yang harusnya membahagiakan itu kini tampak hambar di mata Kevin. Bagaimana bisa ia memikirkan wanita lain disaat ia akan bertunangan dengan Hazelia? Bahkan mencemaskan wanita yang menghilang darinya tanpa kabar secara tiba-tiba itu sampai sebegininya.

Beberapa hari terakhir mood Kevin memang memburuk, lelaki itu tak segan memarahi semua orang yang ia temui dengan alasan kecil apapun walau tak masuk akal. Bahkan murid-muridnya di sekolah musik milik ayahnya pun terkena imbasnya. Ya Kevin sekarang adalah seorang guru musik, ia tidak berniat langsung mewarisi perusahaan di bidang industri musik milik ayahnya. Ia ingin berjuang dahulu dari titik nol setelah lulus kuliah di Prancis.

Lelaki itu sungguh kalut dengan apa yang terjadi kepadanya dan sahabatnya di Kalibata. Zura terlihat amat sedih dan kecewa saat itu, bertolak belakang dengan bibir wanita itu yang mengatakan bahwa ia bahagia. 

Bullshit!

Bahkan Kevin dapat merasakan pancaran kesedihan itu semenjak ia pertama kali bertemu dengan Zura di SMA mereka setelah empat tahun wanita itu mendiamkannya tanpa sebab. Kevin sebenarnya tau mengapa Zura mendiamkannya, ah bukan. Lebih tepatnya Kevin menebaknya.

Apa memang benar karena ia dan Hazel?

Kevin benar-benar tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang, ia sungguh bimbang. Seluruh kebimbangan ini bermula saat kejadian empat tahun silam di bandara terekam ulang dengan jelas. 

Zura menciumnya.

Dan Kevin masih mengingat dengan sangat jelas bahwa jantungnya berdegup tak karuan ketika gadis itu menjauhkan wajah mereka. Terbelalak kaget atas refleknya sendiri.

Semenjak saat itu Kevin seakan dipukul dengan telak. Ia tersadar dari mimpinya selama ini. Alasan mengapa ia semarah itu ketika tau Zura lebih memilih pulang bersama Leo ketimbang dirinya malam itu, kenapa ia sekhawatir itu ketika mendengar kabar Alvin kecelakaan dan yang pertama kali lelaki itu pikirkan saat itu adalah, "Apakah Zura-nya baik-baik saja?"

Kevin telah jatuh, jatuh sedalam itu kepada sahabatnya sendiri, dan ia sangat meyakini bahwa perasaannya terbalas. Kevin pun ingin mengungkapkan semuanya pada Zura dan memperjuangkan gadis itu. Namun, takdir seakan mempermainkan keduanya.

Hazel menyatakan perasaannya pada Kevin. Tepat sebelum seluruh perjuangan itu ia lakukan. Dan Kevin pun teringat pada perkataan Zura kala itu di bandara setelah gadis itu mencium sudut bibirnya.

"Jagain Hazel, jangan ngebuat dia sakit. Gue nggak akan maafin lo kalau sampai itu terjadi."

Ketakutan Kevin pun mengalahkan segalanya, bagaimana jika ia tetap egois memperjuangkan Zura dan mengabaikan Hazel akan membuatnya semakin jauh dengan sahabatnya itu? Dan bagaimana jika perkirannya mengenai perasaan yang terbalas hanya ilusi belaka? Zura hanya menyayanginya sebagai seorang sahabat, tidak lebih.

Kevin pun menerima Hazel, berpikir jika menerima gadis itu perlahan, mengenalnya lebih jauh,  suatu saat akan membuat mereka menemukan kecocokan. Dan tentu membuat Zura bahagia karena ini lah yang diinginkan gadis itu. Ia terus berusaha keras melupakan cintanya kepada sang sahabat yang justru mengabaikannya empat tahun terakhir. Sebuah penyadaran telak baginya bahwa gadis itu memang tidak merasakan hal yang sama dengan dirinya.

Karena cinta baginya tidak selalu mengenai bagaimana harus mendapatkan. Tetapi juga tentang pembelajaran dalam merelakan yang akan membuat rasa cintamu itu bertambah besar.

Kevin menyerah.

Sampai malam ini, ketika ia melihat sebuah surel yang membuat jantungnya berdegup tak beraturan. 

From : zuranathani.mail

To : kevinnicholasa.mail

Subject : unknown

Dear Kevin Nicholas Alexander

Ketika lo membaca surat ini, mungkin gue udah ada di belahan bumi lain untuk menenangkan segala pikiran yang berkecamuk di diri gue.

Gue nggak akan basa-basi.

Gue Cuma mau lo tau, kalau gue sangat amat bahagia bisa mengenal manusia seperti lo. Gue Cuma mau lo tau kalau gue "Ezzura Nathania Avarell" sangat berterimakasih kepada lo yang udah mau nemenin hidup datar gue selama 7 tahun belakangan.

Seperti Hazel yang pernah bilang kalau dia merasa sangat beruntung jika telah memiliki lo. Gue juga akan berkata hal yang sama. Gue adalah orang yang sangat beruntung untuk bisa mengenal lo Vin. Gue sangat beruntung untuk bisa jadi sahabat lo.

Kevin, selama gue berada jauh di sini... gue pengen lo selalu menjaga diri lo sendiri untuk gue, juga tentu untuk semua orang terdekat lo. Di manapun lo berada gue mau lo selalu bahagia, sehat, dan ceria seperti biasa.

Jangan lupa sama Tuhan atas segala pencapaian lo kelak ya Vin, jangan lupa untuk selalu berdoa kepadanya, jangan lupa juga doain gue di sini.

Gue takut Vin, sebenarnya... dulu kemana-mana gue selalu sama lo, sekarang gue harus mandiri dengan kemana-kemana sendiri, di negeri yang sangat asing pulang.

Di Amerika juga dingin banget Vin, sumpah! Waktu pertama turun salju gue sempat demam 3 hari gara-gara saking nggak kuatnya hehe, Paris pasti sama ya? Pokoknya lo harus ke sini kapan-kapan sama Hazel.

Dan sebenarnya poin dari surat ini bukan itu, perhaps karena gue terlalu lama mengundur-undur waktu untuk ngungkapin ini. Gue terlalu takut karena gue mau menjawab pertanyaan lo beberapa waktu yang lalu di Kalibata.

Iya, gue suka sama lo.

Bukan suka sebagai sahabat, gue suka sama lo selayaknya seorang cewek suka sama cowok. Lebih dari sekedar sahabat.

Dan gue harus nahan perasaan gue 5 tahun lamanya semenjak gue sadar akan hal ini, karena gue tau. Jika ngungkapin perasaan gue akan merubah persahabatan kita. Gue akan kehilangan lo dan juga sahabat gue dari lahir, Hazel.

Gue selalu berusaha ngeyakinin perasaan ini kalau gue bahagia hanya menjadi sahabat lo. Itu adalah sebuah anugerah besar buat gue. Jadi i think that it is enough.

Gue suka bahkan mungkin cinta sama lo sampai sekarang, walau gue selalu berusaha untuk menekan perasaan ini agar musnah, hal itu nggak pernah berhasil. Gue lelah dan membiarkan perasaan ini untuk tumbuh di sudut kecil hati gue. Bahkan ketika Hazel memberitau gue lo dan dia akan segera bertunangan.

Maaf karena gue bohong akan perasaan gue. Gue nggak berani buat ngungkapinnya saat itu Vin. Gue takut ngerusak kebahagiaan yang sangat terpancar jelas dari wajah kalian berdua.

Gue memutuskan untuk mengungkapkan perasaan gue sekarang karena menurut gue ada sesuatu di antara kita yang belum kita tuntaskan. Gue nggak mau menyesal jika gue nggak mengungkapkannya. Gue nggak minta balasan apapun dari lo Vin. Gue cuma pengen lo tau aja, dan lo nggak perlu ngelakuin apapun untuk ini.

Setelah lo membaca surat ini, tetap jadi Kevin yang gue kenal ya. Tetap jadi sahabat gue seperti yang dulu, dan jangan dimasukin hati pengakuan gue ini. Anggap aja ini adalah kejujuran gue atas kebohongan selama 5 tahun ini. Maaf gue salah karena numbuhin perasaan yang nggak seharusnya dalam persahabatan kita, dan maafin gue juga ya Vin karena telah menjauhi lo gitu aja beberapa tahun terakhir. Sekali lagi maaf karena gue sebodoh itu. Kita udah sama-sama dewasa untuk nggak memikirkan ungkapan ini sebagai hal yang patut dipermasalahkan.

Intinya gue cuma pengen jujur sama lo. Itu aja.

Salam hangat dari langit sore San Francisco buat Kevin,

Last, congratulation for your own engaged soon. Ketika musim semi dimulai mungkin ya? maaf gue nggak akan bisa datang, walaupun lo jemput gue ke sini sekalipun. (kayak lo mau jemput aja ya? Haha.)

Gue tetap nggak akan datang, karena selain gue pasti nggak ada libur, gue juga nggak yakin akan siap hati. Hehe kapan-kapan aja kalau kita ketemu lagi.

Gue juga nggak enak sama Hazel, dia kayaknya udah tau sama perasaan gue ke lo selama ini. Karena sure, wanita lebih peka daripada laki-laki.

Inget Vin, apapun yang akan terjadi kedepannya, kita masih akan sama. Saling sayang sebagai sahabat dan gak bakal ada yang canggung bahkan menjauh.

Gue sayang sama lo. Itu pasti.

Oh iya, salamkan bunda ya... Zura baik-baik aja kok, bunda nggak usah khawatir di Indo. Zura minta doanya aja. Salam juga buat Lucas, maaf kak Zura pergi nggak pamit dulu sama dia.

Dan untuk ciuman di bandara itu, bisakah lo lupakan aja Vin? Maaf banget, gue benar-benar merasa bersalah karena tidak seharusnya melakukan hal itu. Tolong maafin semua kesalahan dan kebodohan gue ini. 

Sincerely

Ezzura Nathania Avarell

Dan sebutir air mata berhasil lolos dari pelupuk mata lelaki itu.

-II- 

Ini part TERBERAT  yang saya tulis selama Less Than Relationship ini berjalan. But saya sangat lega karena telah menyajikannya kepada kalian.

Sudah siap masuk epilog di bab depan? :))

Vote sama komen jangan lupa ya! Purple you all <3

Terimakasih banyak untuk 4k readers dan  362 votes, saya bukan apa-apa kalau nggak ada kalian.

Sincerely

Kim Mingyu's








Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 720K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
14.2M 1.1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
THEORUZ By L I L Y

Teen Fiction

16.4M 1.5M 54
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...