My Dosen Is My Husband 3 √ [E...

By SilverS_

37.4K 2.7K 1.4K

HARAP MEMFOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA! SEASON 3 RANK IN WATTPAD #1 PROCTECTIVE #8 HOME TOGETHER Menjadi se... More

MDIMH 3|1. Afzal
MDIMH 3|2. Alfa
MDIMH 3|3. Bully
MDIMH 3|4. Bully 2
MDIMH 3|5. Andrian
MDIMH 3| Info
MDIMH 3|6. Aula
MDIMH 3|7. Andrey
MDIMH 3|8. Andrae
MDIMH 3|9. Andrae 2
MDIMH 3|11. Adara 2
MDIMH 3|12. Kebaikan
MDIMH 3|13. Andrae
MDIMH 3|14. Restu
MDIMH 3|15. Ortu Ara
MDIMH 3|16. Pernikahan
MDIMH 3|17. Ribut
MDIMH 3|18. Maaf
MDIMH 3|19. Friska
MDIMH 3 |20. Masa Lalu
MDIMH 3|21. Masa Lalu 2
MDIMH 3|22. Andre
MDIMH 3|23. Rae Vs Rey
MDIMH 3|24. Anissa
MDIMH 3|25. Andrey
MDIMH 3|26. Bayi
MDIMH 3|27. Bayi 2
MDIMH 3|28. Cinta?
MDIMH 3|29. Aggie
MDIMH 3|30. Beasiswa
MDIMH 3|31. Pernikahan 2
MDIMH 3|32. Perkenalan
MDIMH 3|33. Xavera
Informasi
MDIMH 3|34. Xavera 2
MDIMH 3|35. Hilmawan
MDIMH 3|36. Alya
MDIMH 3|37. Xavera
MDIMH 3|38. Rencana
MDIMH 3|39. Xavera
MDIMH 3|40. Nara
MDIMH 3|41. Flashblack
MDIMH 3|42. Erlan
MDIMH 3|43. Erlan 2
MDIMH 3|44. Akhir
MDIMH 3|45. Akhir 2
MDIMH 3|46. Andrian
-Pelangi-
Exp Part : My Dosen Is My Husband
Exp Part 2 : Ayah
YUK KENAL LEBIH DEKAT!

MDIMH 3|10. Adara

837 83 43
By SilverS_

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

Kehancuran bagi orang tua adalah dimana anak itu sendiri menjadi seorang anak yang tidak diinginkannya

Kegagalan orang tua adalah dimana anak itu sendiri bertindak diluar ajarannya, menjadi seorang anak yang tidak pernah diduganya

-Andrian Daylon Valentino-

***

Sesampainya mereka bertiga di ruang rawat Jennita, mereka bertiga pun langsung disambut oleh wajah ceria mereka semua, membuat Andrae yang melihatnya pun merasa ragu untuk memberitaukan kabar yang dibawanya.

Begitupun dengan Adara, Adara yang berada ditengah-tengah keluarga itu pun merasa kikuk, merasa tidak enak hati dengan semuanya, tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti seandainya mereka semua tau dirinya hamil karena perbuatan keluarga mereka.

INGAT

Dirinya disini tidak bermaksud membuat keluarga mereka ribut, tapi dirinya disini berusaha mungkin untuk mencari keadilan atas apa yang telah dilakukan oleh salah satu mereka, karena bagaimana pun juga anak yang dikandungnya membutuhkan sosok ayah didalam hidupnya, sesuai yang dirinya katakan sedari tadi.

"Kenapa wajahnya hampir mirip semua?" tanya Adara dalam hati, dengan tatapan tidak percayanya menatap Andrae, dan juga mereka semua lebih tepatnya, Andre, Andrey, Erlan dan Elan secara bergantian.

"Siapa wanita itu, nak?" tanya Jeniffer dengan senyumannya, yang dibalas senyuman juga oleh Adara.

"Saya Adara tante biasa dipanggil Ara, saya adiknya Adam." ucap Adara memperkenalkan dirinya, yang dibalas anggukan kepala oleh Jeniffer.

"Tapi kenapa kamu gak pernah dikenalin sama Adam ya? Wah kebetulan banget nih, tante ada lima pria lajang yang belum menikah di usianya yang sekarang. Kira-kira kamu mau milih yang mana ini, Ara?" tanya Jeniffer dengan tatapan antusiasnya, tanpa menyadari tatapan tajam suaminya kepadanya.

"Kamu pikir mereka semua barang, hmm?" tanya Andrian yang dibalas dengusan oleh Jeniffer.

"Habisnya aku kesal mas, dari kemarin-kemarin aku pernah tanya kapan menikah mereka semua kabur. Dan sekarang kebetulan ada wanita cantik seperti Ara kan bisa dimanfaatkan dengan baik mas. Siapa tau saja gitu, Ara tertarik sama putra kita." ucap Jeniffer diakhiri tawa kecilnya, membuat keenam putranya yang mendengarnya pun menatapnya tidak terima.

"Mama saja yang Rey tawarin di tokopedia, siapa tau saja ada yang beli ma." ucap Andrey asal, membuat Andrian yang tadinya menatap tajam kearah istrinya, pun kini beralih menatap tajam kearahnya.

"Kamu saja yang papa tawarin disana, gak usah mama yang kamu tawarin disana. Karena mama, istri papa, wanita papa gak boleh ada yang memilikinya selain papa. Paham kamu?" tanya Andrian terdengar tegas, yang dibalas cengengesan oleh Andrey.

"Maaf permisi, saya ingin mengecek keadaan Jennita sekarang." ucap seorang dokter perempuan, yang baru saja datang bersama suster dibelakangnya.

"Kok kamu yang meriksa, Nis? Kan aku juga bisa." ucap Andrey dengan tatapan tidak terimanya, yang dibalas helaan napas oleh dokter itu.

"Aku kan yang megang Jennita duluan, bukan kamu Rey. Jadi sudah sewajarnya dong, aku ingin tau perkembangan pasien yang ku pegang." ucap dokter itu tidak mau disalahkan, yang sayangnya tidak dipedulikan oleh Andrey.

"Gak-gak, aku juga mau meriksa." ucap Andrey berdiri di sebelahnya, membuat Andrian dan juga Jeniffer yang melihat sendiri perdebatan mereka pun hanya bisa tersenyum, teringat kembali dengan awal pertemuan mereka.

CEKREK!

[Ini untuk cast Andrey ya, tapi terserah kalian mau membayangkan Andrey seperti apa, itu hak kalian gak harus sesuai dengan castnya yang sudah saya berikan.]

"Bagus deh kak Rey, kalian cocok banget di foto ini." ucap Jesslyn dengan tatapan kagumnya, sambil berdiri dibelakang Aldric, suaminya.

"Hapus gak!" ucap Andrey yang dibalas gelengan kepala oleh Jesslyn.

"Sudah bagus kak, kalau dihapus sayang." ucap Jesslyn buru-buru menyimpan HP nya didalam tasnya.

"Terserahmu sajalah, awas saja diposting-posting." ucap Andrey memilih mengalah, ketika dirinya sendiri mendapat tatapan tajam Aldric.

"Kalian dekat banget, ada hubungan apa diantara kalian berdua?" tanya Andrian dengan tatapan interograsinya, menatap Andrey dan juga dokter itu bergantian.

Karena baginya, dirinya sebagai ayahnya harus tau siapa wanita yang sedang dekat dengan putranya, meski dirinya sendiri juga tau putranya sudah besar, bukan lagi anak kecil yang harus ditanyakan olehnya, tapi sesuai yang sudah pernah dikatakan olehnya sebelumnya, sampai kapanpun itu mereka semua tetap putra kecil di matanya, yang masih perlu didikannya sampai dimana mereka sendiri sudah menikah dengan wanita yang dicintainya.

Karena tidak mungkin, bukan mereka semua sudah berumah tangga, menjadi seorang suami sekaligus kepala keluarga di keluarganya nanti, masih perlu dibimbing olehnya?

"Sahabat pa, gak lebih." ucap Andrey tanpa menyadari bagaimana tatapan dokter itu sekarang kepadanya.

"Namamu siapa nak?" tanya Jeniffer seperti biasanya, membuat dokter itu yang tadinya menatap Andrey pun kini beralih menatapnya.

"Saya Anissa Faranisa Aqila nyonya, anda bisa memanggil saya Nisa." ucap Anissa sambil menundukkan kepalanya, yang dibalas anggukan kepala oleh Jeniffer.

"Pa ma sebenarnya Rae bawa Ara kesini karena ada suatu hal yang mau Rae kasih tau ke kalian." ucap Andrae yang sedari tadi terdiam, membuat Andrian dan juga Jeniffer yang mendengarnya pun menatapnya bingung.

"Katakan Rae" ucap Andrian kembali serius, membuat suasana yang tadinya penuh keharmonisan, pun kini berubah menjadi hening dalam sekejab.

"Maaf mungkin suatu hal yang Rae beritau ke kalian akan mengecewakan papa mama nantinya, tapi mau gak mau Rae harus memberitaunya juga pa ma. Jadi kedatangan Ara disini, karena Ara hamil." ucap Andrae yang dibalas tatapan tidak menyangka dari Jeniffer.

"Yah sayang sekali padahal tante berharap Ara sama salah satu putra tante. Eh tau-taunya Ara sudah hamil saja sekarang, tante benar-benar gak nyangka atas kehamilanmu itu nak. Oiya tante lupa mengucapkan selamat ke kamu, selamat ya nak atas kehamilanmu itu, semoga dipermudahkan sampai lahiran nanti." ucap Jeniffer sambil menatap Adara yang sedang menundukkan kepalanya, tidak berani menatap semuanya.

"Ara hamil kenapa gak dibawa ke dokter kandungan? Kenapa dibawa kesini? Dan juga urusan sama kami apa, kalau misalkan Ara hamil, Rae? Tolong jelaskan secara detail, nak." tanya Andrian masih tidak paham dengan semuanya, membuat Andrae yang mendengar sendiri pertanyaan ayahnya yang beruntun itu pun menghelakan napasnya.

"Ara meminta pertanggung jawaban atas kehamilannya pa, karena Ara sendiri bisa hamil karena salah satu dari kami ada yang menghamilinya." ucap Andrae membuat semuanya yang tadinya sudah hening, pun semakin hening dengan tatapan mereka yang terlihat terkejut di wajah mereka masing-masing, termasuk Jeniffer dirinya yang tadinya mengira Adara hamil karena ada suaminya, kini dirinya pun sangat terkejut mendengar sendiri bagaimana penuturan putranya itu.

"APA?!" teriak Andrian dan juga Jeniffer serempak, membuat Adara yang mendengar sendiri teriakan mereka berdua pun memejamkan matanya.

"Jangan lelucon kamu, nak! Papa gak suka ya candaanmu seperti ini Rae." ucap Andrian penuh penekanannya, yang dibalas gelengan kepala oleh Andrae.

"Rae serius pa, Rae gak becanda. Rae juga tau menempatkan posisi Rae pa. Gak mungkin bukan, hal beginian Rae anggap candaan semata doang?" ucap Andrae terdengar tegas, yang dibalas keterdiaman oleh Andrian.

"Siapa diantara putra saya yang sudah menghamili kamu, Ara?" tanya Andrian dengan tatapan kecewanya yang terlihat sekali diwajahnya.

"Putra kita gak mungkin begitu mas, mungkin saja perempuan ini han---" ucapan Jeniffer pun terpotong oleh bentakan Andrian.

"DIAM KAMU JENIFFER! Saya tidak menanyakanmu disini, tapi saya menanyakan Ara untuk kebenarannya. Dan soal mungkin gak mungkinnya sesuai yang kamu katakan itu, itu bisa saja terjadi sesuai yang sudah saya pernah katakan waktu itu. Orang tua mungkin saja sudah mendidik yang terbaik untuk anaknya, tapi semua tergantung lagi dengan anaknya, apakah anak itu mau mengikuti ajarannya atau justru keterbalikan dari ajaran orang tuanya selama ini. Jadi saya harap kamu jangan terus membela putra kita, Jeniffer." ucap Andrian menatap istrinya sebentar, sebelum dimana tatapan dirinya pun beralih kembali kearah Adara yang sedang terdiam, tidak berani membuka suaranya.

"Katakan, siapa diantara putra saya yang sudah menghamili kamu Ara? Supaya putra saya itu bisa bertanggung jawab apa yang sudah diperbuat olehnya terhadapmu." ucap Andrian dengan pertanyaannya yang sama kedua kalinya, membuat Adara yang ditanyai oleh Andrian pun menundukkan kepalanya.

"Maaf saya bukan bermaksud gak mau memberitau siapa pelakunya, tapi saya sendiri juga bingung karena wajah disini semuanya mirip, saya tidak bisa membedakannya." ucap Adara yang dibalas anggukan kepala oleh Andrian.

Sedangkan Afzal, dan Alfa sedari tadi mereka berdua sudah dibawa keluar oleh Aldric dan juga Jesslyn keluar ruangan Jennita, saat mereka sendiri merasa topik yang dibahas oleh keluarganya tidak pantas untuk didengarkan oleh anak seusia mereka sekarang.

Ya, mereka berdua mulai membawanya keluar, saat Andrae sendiri mulai menyebut kata hamil dibelakang ucapannya.

"Papa minta kalian semua jujur, siapa diantara kalian yang merasa yang dimaksudkan oleh Ara sedari tadi?" tanya Andrian menatap Andre, Andrey, Erlan dan juga Elan secara bergantian.

"Mau jujur sekarang atau papa terpaksa mencabut semua fasilitas kalian semua tanpa sisa" lanjutnya tidak main-main, yang dibalas tatapan tidak terima oleh Jeniffer.

"Mas gak bisa gitu dong, mungkin saja mereka diam karena mereka gak bersalah mas. Lagian kan kita juga gak tau itu anak siapa, seperti apa sikapnya Ara mungkin saja Ara hamil anak lain, dan sekarang ngaku-ngakunya hamil putra kita." ucap Jeniffer yang dibalas tatapan tersinggung oleh Adara.

"Maaf tante saya bukan wanita yang tante kira. Saya wanita yang tau harga diri tante, jadi saya yakin seratus persen kalau anak ini dari anak tante, bukan anak dari laki-laki lain." ucap Adara yang dibalas dengusan oleh Jeniffer.

"Kalau memang putra saya menghamili kamu, kamu sendiri kenapa terima saja? Kenapa kamu gak bisa berontak sama sekali? Bukankah kamu juga mau juga, atas dasar sama-sama menikmati bukan?" tanya Jeniffer dengan tatapan sinisnya, menatap Adara.

"Cukup mama, aku bisa jamin Ara bukan orang seperti itu ma. Aku mengenal Ara sudah lama, Ara yang ku kenal selama ini gak sesuai yang mama katakan sedari tadi." ucap Jennita membela Adara, yang dibalas tatapan tidak percaya oleh Jeniffer.

"Kamu jadi lebih memilih Ara, daripada mama keluargamu sendiri?" tanya Jeniffer yang dibalas gelengan kepala oleh Jennita.

"Ma---" ucapan Jennita pun langsung terpotong oleh ucapan Andrian.

"DIAM! Kalian berlima ikut papa sekarang, termasuk kamu Adara. Dan kamu Jeniffer diam disini, jaga Nita bersama Adam."

***
Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh grandpa Andrian selanjutnya ya?

Kenapa grandma Jeniffer tidak diperbolehkan ikut bersamanya?

Apa yang sudah direncanakan olehnya?

Dan soal sikap grandma Jeniffer mungkin kalian bisa memakluminya karena sikap grandma Jeniffer sedari dulu memang sudah begitu.

Semakin banyak kalian meninggalkan jejak kalian, semakin cepat untuk kelanjutannya.

Tetap jaga kesehatan ya!

24082020

My Dosen Is My Husband 3

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 127K 40
Yg gk sabar jangan baca. Slow up !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. ...
4M 134K 80
WARNING ⚠ (21+) 🔞 Seorang adik yg ingin menyelamatkan kakaknya dari kematian akibat ulah Antagonis Area Dewasa 🔞 (21+) Bijak Dalam Membaca
18.1K 1K 31
seorang laki-laki remaja bernama gama aryasetya anak laki-laki dari quen dan aksa. Cowok cool, dengan wajah putih bak laki-laki korea, dengan tubuh...
59.7K 4.2K 51
BELUM DI REVISI 10 November 2020-19 Maret 2021 Tadinya hubungan Alevan dan Alesha baik-baik saja. Alevan pun sudah mulai bisa menerima kondisinya dan...