Semua orang disana terdiam, tidak ada yang berani mengeluarkan suara setelah perempuan yang membawa kertas itu menjelaskan detailnya kepada Lala.
Hingga akhirnya Yangyang memutuskan untuk ikut menambahkan penjelasan dari sudut pandangnya kepada mereka semua terutama Lala.
"Sumpah gua gak pernah tau sama perjanjian ini apalagi setuju sama hal yang kaya beginian." Ucapnya sambil mengangkat kedua tangan dan menatap bergantian ke arah ketiga orang itu.
"Gua kira Lo tau anjir!" Si perempuan membentaknya. "Makanya gua samperin Lo kesini tuh buat protes dan kalau bisa, gua juga pingin ngehajar Lo di tempat karena udah ngerendahin harga diri gua sebagai seorang wanita!"
Lala terkejut dengan kalimat seram yang dilontarkan oleh si perempuan. "Jangan gitu dong mbak, Yangyang kan sama-sama gak tau. Jadi ini bukan salah dia juga." Bela Lala sambil menatap tak suka ke arahnya.
"Lo siapanya? Pacarnya?"
Ditanya hal sesensitif itu membuat Lala dan Yangyang sama-sama mematung, sedangkan Max sudah siap-siap untuk menjawab.
"Bukan Mbak Yuna, dia ini keponakan temennya Yangyang."
"OH JADI NAMANYA YUNA!" Lala berkata dengan nada yang sangat kencang sambil berkacak pinggang dan menatap galak ke arah perempuan bernama Yuna itu.
Yangyang menjadi linglung dan berusaha menahan kedua bahu Lala karena gadis itu seperti akan menyerang Yuna.
"SEENAKNYA AJA LO NGANCEM-NGANCEM YANGYANG!" Bentakan Lala membuat suasana menjadi lebih menegangkan.
Yuna pun ikut terpancing emosi dan mulai memasang posisi badan yang hampir sama dengan Lala.
"Apa Lo? Mau berantem sama gua?!"
"AYO SINI MAJU! GAK TAKUT GUA SAMA CEWEK KAYA LO!"
Yangyang menarik bahu Lala ke belakang agar tidak semakin mendekat ke arah Yuna, dia juga berbisik ke telinga Lala agar menenangkan dirinya dan tidak terpancing emosi.
Namun Lala terus berontak karena semakin kesal melihat Yuna yang memberinya tatapan sombong.
"Duh, kok jadi kalian yang bertengkar sih?" Max menjambak rambutnya sendiri.
Tiba-tiba datang seorang pemuda lagi yang muncul dari pintu tangga darurat, tak lain itu adalah Winwin.
"Oalah, jadi ini yang tadi ijin mau ke toilet." Ucapnya santai karena belum mengerti dengan situasi disana.
"Win ge! Amanin dulu Lala nya!" Suruh Yangyang dan otomatis membuat Winwin mengerutkan keningnya.
"Loh? Kenapa?" Tanya Winwin.
Saat langkah kaki Winwin semakin mendekat, dia baru sadar kalau keponakannya berusaha menyerang seorang idol dari agensi saingannya.
Winwin segera berlari menghampiri Lala dan menyeret paksa gadis itu dengan cara melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Lala.
Walaupun jarak Lala dengan Yuna perlahan menjauh, Lala tetap mengeluarkan kata-kata makiannya dan terus menantang Yuna untuk berduel.
Yangyang menggelengkan kepala dan menatap penuh iba ke arah Lala. Sedangkan Max kini semakin banyak mengeluarkan keringat dingin dari dahinya.
"Mendingan sekarang Mbak Yuna sama Yangyang ikut saya buat ngobrol di meeting room." Ajak Max.
Tanpa aba-aba apapun, Yuna melangkahkan kakinya dan meninggalkan Max bersama dengan Yangyang.
"Woy!" Panggil Yangyang kepada Max dan membuatnya sedikit melompat terkejut.
"Ini ide siapa?"
Bola mata Max terus memandang ke segala arah pertanda bahwa dirinya sedang gugup.
"Jujur Max, gua percaya banget sama Lo." Kata Yangyang lagi.
"Tapi Lo janji ya, nanti di rumah jangan ngamuk-ngamuk."
Yangyang agak heran dengan balasan Max, tapi untuk kali ini dia angguki saja dulu.
"Berani sumpah, gua juga gak tau soal perjanjian itu. Kayanya semua hal ini didiskusiin sebelum gua jadi manager WayV." Jelas Max.
"Berarti selama ini Lo gak tau?" Yangyang semakin serius.
"Sebenernya... tau, tapi gua juga dikasih tau sama Kun ge."
"Hah?! Jadi Kun ge yang lebih dulu tau?" Tampak raut kesal semakin terukir di wajah Yangyang.
"I-ya, kayanya." Max menjawab dengan gagap.
"Kok Kun ge gak pernah bilang ke gua?" Ada suara retak di hati Yangyang, dia begitu dekat dengan Kun dan sangat mempercayainya.
Dan ternyata, Kun menyembunyikan sesuatu yang kini membuat Yangyang merasa sangat tertekan saat mengetahuinya.
"Nah gua juga belum tau, bahkan sampai sekarang gua gak tau bareng siapa Kun ge mutusin buat setuju sama perjanjian itu."
Yangyang dibuat bertanya-tanya, kemungkinan saat itu Kun bersama dengan manager WayV yang bekerja sebelum Max.
Tapi sayangnya manager itu telah meninggal dua tahun yang lalu hingga kemudian Max datang untuk menggantikannya.
"Gua mau coba tanya ke Kun ge tentang siapa yang cetusin ide gila ini." Ucap Yangyang penuh tekad tapi justru membuat Max menjadi ketar-ketir.
"Heh, kalau dah tau trus Lo mau apa njir?"
Seperti ada bara api yang menyala dari sorot mata Yangyang hingga membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan meneguk ludahnya sendiri.
"Nanti juga Lo tau."
Terdengar suara ribut di tangga darurat, Winwin terpaksa harus membungkam mulut keponakannya itu agar tidak semakin menimbulkan suara yang membuat orang-orang menghampiri mereka.
"Hmmmm!" Lala berusaha teriak sekencang mungkin namun semuanya sia-sia.
Winwin akhirnya berhasil membawa Lala ke lantai dua, tempat yang paling sepi dan aman.
Dia langsung membawa Lala masuk ke salah satu ruang latihan, barulah disana Lala bisa melepaskan dirinya dari Winwin.
"Bisa gak sih paman biarin Lala disana dulu?!" Gadis itu mengamuk.
"Gak bisa." Dan Winwin menjawab dengan santai.
"Cewek itu gak ada adab!" Lala mengarahkan jarinya ke arah samping kanan seperti sedang menunjuk seseorang.
"Dia idol La! Kalau ada wartawan yang liat kalian berantem, nantinya malah kamu yang dicap sebagai perempuan gak ada adab!"
Balasan Winwin itu membuat Lala langsung terdiam dan memasang wajah sedih.
"Cewek itu punya fandom yang setia buat ngebela, lha kamu punya siapa buat ngebela selain keluarga kamu sendiri?!"
Lagi-lagi perkataan Winwin seperti tamparan keras untuk Lala dan membuat keberaniannya terus berkurang.
"Selain keluarga, Lala juga punya Yangyang!"
Kali ini, Winwin yang ditampar oleh Lala dengan kalimatnya.
"Paman juga tau hubungan Lala sama Yangyang lima tahun lalu itu kaya gimana, dan sampai saat ini semua perasaan itu gak pernah berubah." Jelasnya dengan penuh keyakinan.
"Lala masih sayang sama Yangyang dan gak pernah mau liat dia disakitin sama orang lain."
Air mata mulai membasahi pipi Lala, gadis itu semakin terisak dan menundukkan kepalanya.
"Tapi sekarang kamu bukan kucing bernyawa sembilan lagi La, kamu gak bisa selamanya jadi penyelamat buat Yangyang atau anggota WayV lainnya kaya dulu."
"Lala gak peduli sama yang lain!"
Kriet...
Tiba-tiba terdengar suara derit pintu yang disusul dengan ucapan seseorang yang langsung bisa dikenali oleh Winwin maupun Lala.
"Eh, lagi dipake ya ruangannya?"
Kedua saudara itu menoleh ke arah pintu dan melihat Doyoung yang hanya memunculkan kepalanya saja.
"Sianjir, kirain siapa. Ternyata Winwin sama Lala."
Lala buru-buru menghapus air matanya dan berpura-pura tampak baik-baik saja.
"Itu anak-anak NCT 127 masih nungguin di lantai tiga, kirain kalian mau kesana lagi." Lanjut Doyoung sambil melangkah memasuki ruangan.
"Disana ada Yangyang juga gak hyung?" Tanya Winwin dengan nada serius.
"Dia masuk ke meeting room bareng Max, sebelumnya gua juga liat ada salah satu anggota ITZY masuk kesana." Jawab Doyoung sangat mendetail.
"Makasih infonya hyung, tolong jagain keponakan gua dulu ya." Winwin berlari keluar dari ruang latihan tersebut.
Alhasil Lala terjebak bersama Doyoung dan menimbulkan suasana yang sangat canggung.
"Kok Lala ditinggal?!" Protesnya namun terlambat, karena Winwin sudah menghilang dari balik pintu.
"Santai dong, jangan teriak-teriak."
Lala langsung menoleh ke arah Doyoung dengan memberinya tatapan tajam. "Rese banget!"
Doyoung pun terpancing. "Apaan? RESE?!"
"Bukan ke elo!" Balas Lala.
"Jelas-jelas tadi Lo ngomongnya sambil liat ke gua!"
"Kapan?!"
"Pake nanya sianjir!"
Perdebatan mereka pun terus berlanjut hingga di sisi lain Winwin pun sampai di depan pintu meeting room yang dimaksud oleh Doyoung tadi.
Tangannya menggapai kenop pintu, namun samar-samar dia mendengar sesuatu dari dalam ruangan yang membuatnya memutuskan untuk melangkah mundur.
"Kalau kamu gak mau, saya bisa bubarin grup kamu itu. Dari sub unit nct yang lain, cuman unit kalian yang gak pernah bantu naikin saham agensi. Pernah ada, tapi harus dipancing dulu sama berita datingnya Lucas, kecelakaan panggungnya Winwin, dan isu kematiannya Ten."