Jodohku Gadis Bercadar(END)...

By sitinurhamsia_poy

30.7K 1.8K 12

Aku mengenalmu tanpa sengaja, Dan aku mencintaimu secara tiba-tiba. #j... More

Bαɠιαɳ 1
Bαɠιαɳ 2
Bαɠιαɳ 3
Bαɠιαɳ 4
Bαɠιαɳ 5
Bαɠιαɳ 6
Bαɠιαɳ 7
Bαɠιαɳ 9
Bαɠιαɳ 10
Bαɠιαɳ 11
Bαɠιαɳ 12
Bαɠιαɳ 13
Bαɠιαɳ 14
Bαɠιαɳ 15
Bαɠιαɳ 16
Bαɠιαɳ 17
Bαɠιαɳ 18
Bαɠιαɳ 19
Bαɠιαɳ 20
Bαɠιαɳ 21
Bαɠιαɳ 22
Bαɠιαɳ 23
Bαɠιαɳ 24
Bαɠιαɳ 25
Bαɠιαɳ 26
Bαɠιαɳ 27
Bαɠιαɳ 28
Bαɠιαɳ 29
Bαɠιαɳ 30

Bαɠιαɳ 8

1.2K 70 0
By sitinurhamsia_poy

#JODOHKU GADIS BERCADAR💜#

Rauza membulatkan matanya, 'Yang benar saja, masa' gitu saja harus pakai syarat,' pikirnya.

"Apa syaratnya?" tanya Rauza.

Khalil terkekeh geli di dalam hatinya ketika melihat Rauza, Ia semakin berniat untuk mengerjai istrinya itu.

"Kiss dulu, baru Khalil maafin," ucap Khalil dengan nada manja.

Rauza semakin kaget dengan persyaratan yang diberikan Khalil kepadanya.

"Kok persyaratan nya gitu sih," balas Rauza, jujur saja Ia sangat malu melakukannya, bukannya tidak mau, tetapi tidak mampu.

"Kenapa? ... ngak mau? ... yasudah," ucap Khalil pura-pura ngambek.

Rauza semakin bingung, Ia mau melakukannya, tetapi Ia tidak mampu menahan rasa malunya.

"Khalil, jangan ngambek gitu lah, maafin Rauza dong," ucap Rauza dengan nada memelas.

Khalil merasa kasihan kepada Rauza, tetapi Ia tetap harus melakukan ini agar Ia bisa mendapat kiss dari Rauza.

"Kiss dulu," ucap Khalil datar, seolah-olah masih ngambek.

Sebisa mungkin Rauza menahan rasa malunya, demi mendapatkan maaf dari sang suami.

"Cup"

Satu kecupan mendarat di pipi kiri Khalil, Khalil tersenyum bahagia, "Ya Allah, mimpi apa Aku semalam, sampai bisa mendapat ciuman dari bidadari hatiku," gumamnya dalam hati.

"Udah," ucap Rauza menunduk malu.

"Belum puas," balas Khalil.

"Lah, kok belum puas?" tanya Rauza heran.

"Emang gak puas, orang Rauza ciumnya singkat gitu," jawab Khalil.

"Tapi kan udah Rauza cium, jadi udah Khalil maafin kan?" tanya Rauza.

"Belum," jawab Khalil.

"Kok belum, tadi kan Khalil suruh cium, udah Rauza cium, masa' belum dimaafin sih," ucap Rauza.

"Cium lagi, baru Khalil maafin," balas Khalil.

"Sekali lagi?" tanya, Rauza serius.

"Iya," jawab Khalil singkat.

"Janji, ya, sekali lagi," ucap Rauza.

"Iya, janji," balas Khalil.

Segera Rauza mencium Khalil, tadi di sebelah kiri, sekarang di sebelah kanan, ciuman Kali ini lumayan lama.

Saat Rauza melepaskan ciumannya, Khalil malah mendekap tubuh Rauza ke dalam pelukannya.

"Makasih, ya, Sayang," ucap Khalil sambil mencium ubun-ubun kepala Rauza yang tertutup hijab.

Rauza merasa nyaman dalam pelukan Khalil, baru kali ini Rauza merasakan jantungnya bekerja dua kali lebih cepat.

Khalil melepas pelukannya, menatap Rauza dengan senyumannya.

"Rauza mau mandi dulu," ucap Rauza.

Khalil menatap Rauza dengan tatapan aneh, untungnya Rauza menyadari tatapan itu.

"Rauza gerah, makanya mau mandi," ucap Rauza kepada Khalil.

"Ngak nanyak," balas Khalil terkekeh.

"Ihh, nyebelin," kesal Rauza.

"Walau nyebelin tetapi ngangenin, ya kan," ucap Khalil menggoda Rauza.

"Ihh, ngak tau ah," balas Rauza beranjak pergi.

Namun tiba-tiba, Rauza tersandung dengan kaki Khalil, sehingga dirinya terjatuh di atas Khalil. Khalil yang tak siap menahan badan Rauza pun terjatuh ke lantai, dan pastinya, Rauza juga ikut terjatuh di atas Khalil.

Mereka saling bertatapan, tiba-tiba suara pintu kamar terbuka, sehingga membuat mereka berdua kaget.

Bersambung dulu yaaaa.
Maaf lama post..
Ana sangat sibuk akhir-akhir ini, tetapi ana tetap usahain untuk tetap post tepat waktu...
Komen yang bawel yaaa

"Astagfirullah, kalian berdua ini," ucap Mamanya Khalil kaget.

Ternyata yang membuka pintu kamar adalah Mamanya Khalil, namun beliau kaget melihat adegan timpa-timpaan di lantai, hehe.

Rauza kaget bercampur malu, Ia ingin bangun dari posisinya sekarang, namun Khalil malah melingkarkan tangannya di punggung Rauza, sehingga mereka terlihat berpelukan.

"Khalil, Rauza malu," ucap Rauza pelan, sehingga hanya bisa didengar oleh Khalil.

Khalil tidak menghiraukan ucapan Rauza, Ia malah mempererat pelukannya.

Rauza benar-benar malu, terlebih dilihat oleh mertuanya.

"Mama, buat orang kaget saja," ucap Khalil terkekeh.

"Mama yang kaget, kalian ini, ingat-ingat waktu dong, masih siang juga," balas Mamanya Khalil.

Rauza paham maksud mertuanya, Ia benar-benar sangat malu, ingin bangkit tapi ditahan oleh Khalil, Rauza bingung harus bagaimana, sehingga Ia hanya bisa pasrah terhadap apa yang Khalil lakukan.

"Hehe, maaf, Ma ... Mama kan udah tahu ini kamar pengantin baru, kenapa Mama malah masuk tiba-tiba gitu," ucap Khalil sambil terkekeh.

Mama Khalil hanya bisa menggelengkan kepala melihat anaknya. Mama Khalil pun memandang ke arah menantunya, beliau juga ikut tersenyum melihat Rauza yang terlihat sangat malu.

"Yasudah, nanti malam lanjutin lagi, kasian istri Kamu kan lagi sakit, sekarang Kamu keluar dulu, Papa mau ngomong sama Kamu," ucap Mamanya Khalil sambil tersenyum ke arah anak dan menantunya.

"Mau ngomong apa?" tanya Khalil heran.

"Enggak tahu, yasudah Mama tunggu di luar," ucap Mamanya Khalil sambil beranjak pergi.

"Ingat, lain kali kalian harus lebih ingat-ingat waktu," lanjut Mamanya Khalil sambil menutup pintu kamar.

Setelah Mamanya Khalil keluar, Rauza beranjak dari posisinya, Ia ingin melepas tangan Khalil yang melingkar di punggungnya, namun Khalil semakin mempereratnya, sehingga Rauza semakin susah untuk bangun.

"Khalil, lepasin, Rauza mau bangun," rengek Rauza sambil terus berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukan Khalil.

"Kiss lagi!" pinta Khalil manja.

Rauza pun pasrah terhadap permintaan suaminya ini, karena percuma saja Ia menolak, pasti Khalil akan terus memaksanya.

"Cup"

"Cup"

"Cup"

Berulang kali Rauza mencium pipi kanan dan kiri Khalil, sehingga membuat Khalil cengengesan melihat tingkah laku istrinya.

"Kok Khalil malah tertawa?" tanya Rauza menghentikan aksinya.

"Rauzanya kayak orang rakus gitu, kayak gak pernah cium orang ganteng aja, jadi ciumnya harus bertubi-tubi ya," ledek Khalil terkekeh.

Rauza kesel dengan kata-kata Khalil, bukannya tadi Khalil yang menyuruhnya kiss, tetapi sekarang malah dibilang Rauza rakus, ada-ada saja si Khalil.

"Tadi kan Khalil yang nyuruh," ucap Rauza.

"Hehe, iya, Sayang, Khalil tadi hanya bercanda, ngak taunya Rauza malah lakuin beneran, alhamdulillah dong," balas Khalil sambil tertawa.

Rauza pun pasrah, Ia bangkit dari posisinya sekarang.

"Yasudah Khalil mau keluar dulu, Rauza gapapa Khalil tinggal sendirian?" tanya Khalil dengan nada serius.

"Ya, gapapa, Rauza udah baikan kok, ngak pusing lagi," jawab Rauza sambil tersenyum ke arah Khalil, senyuman inilah yang paling Khalil suka dari Rauza.

Khalil pun kembali mencium kening Rauza, "Khalil sayang Rauza," ucapnya.

"Rauza juga sayang Khalil," balas Rauza sambil menghambur ke pelukan Khalil.

Lumayan lama mereka berpelukan.

"Rauza mandi dulu," ucap Rauza.

"Iya, Khalil keluar dulu, Rauza hati-hati ya," ucap Khalil yang mendapat anggukan dan senyuman dari Rauza.

Kemudian Khalil pun keluar kamar, dan Rauza pun masuk kamar mandi untuk mandi...

"Ma, mana Khalilnya?" tanya Papanya Khalil.

"Ada tu, Pa, masih di dalam kamar," jawab Mamanya Khalil sambil tersenyam-senyum.

Semuanya menatap Mamanya Khalil dengan tatapan heran, entah apa gerangan sehingga Mamanya Khalil senyam-senyum sendiri.

"Ma, kenapa Mama senyam-senyum sendiri?" tanya Papanya Khalil heran.

"Iya, Ma, emang ada apa?" tambah Ismi Kakak iparnya Khalil.

"Sepertinya, Kita, ngak akan lama lagi akan punya cucu dari Khalil dan Rauza, Pa," jawab Mamanya Khalil masih senyam-senyum sendiri.

Mereka semuanya kaget, karena mereka berpikir bahwa Khalil dan Rauza sudah melakukan hubungan intim.

"Ya Allah, kok siang-siang sih, Rauza kan tadi habis pingsan," geram Papanya Khalil.

"Ada apa, Pa ... Papa mau ngomong apa?" tanya Khalil yang tiba-tiba muncul dari belakang Mamanya.

Semuanya menatap Khalil dengan tatapan yang sulit diartikan. Khalil merasa heran dengan tatapan mereka.

"Kok semuanya natap Khalil gitu sih, emang ada yang salah dengan Khalil?" tanya Khalil.

"Kamu, waras ngak sih, Lil?" tanya Irfan Abangnya Khalil.

"Kok Abang nanyanya gitu sih? ... kalau Khalil ngak waras, ngak mungkin Khalil berada disini, pasti Khalil ada di rumah sakit jiwa," jawab Khalil asal, Ia merasa sangat kesal atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Abangnya.

"Lil, kalau Kamu waras, pasti Kamu berpikir dulu sebelum lakuin ini," ucap Irfan dengan suara keras.

"Emang apa sih yang Khalil lakuin, hah?" tanya Khalil dengan suara yang tinggi sehingga membuat mertuanya kaget.

"Maaf, Mi, Bi, bukannya Khalil kurang sopan di depan Abi sama Ummi, tetapi Khalil ngak terima dikatain gitu," lanjut Khalil karena merasa tidak enak kepada mertuanya.

"Khalil, Abang juga pernah seperti Kamu, tetapi Abang ingat-ingat waktu," ucap Irfan kepada Khalil.

"Sekarang cepat Kamu mandi junub dulu," tambah Papanya Khalil.

Khalil baru peka terhadap apa yang mereka bicarakan dari tadi.

"Ya Allah, semuanya ... dengarin Khalil dulu ya, Khalil ngak lakuin apa-apa dengan Rauza, yang Mama lihat tadi, itu salah, Ma ... jadi sebenarnya Rauza tadi mau mandi, terus Dia tersandung dengan kaki Khalil, sehingga Rauzanya jatuh di atas Khalil dan karena Khalil ngak siap menahan badan Rauza, makanya Kami berdua terjatuh di lantai, dan Rauzanya terjatuh di atas Khalil," ucap Khalil menjelaskan semuanya.

"Ooo, gitu"

"Maaflah kalau gitu," ucap Irfan sambil menepuk pundak Khalil.

"Makanya, lain kali dengarin dulu penjelasan orang, jangan main nuduh-nuduh terus," sindir Khalil kepada Abangnya. Jujur saja, Khalil masih kesel terhadap Abangnya, karena gara-gara Abangnya Khalil harus berlaku kurang sopan dihadapan mertuanya.

"Sudah-sudah, jangan ribut lagi," ucap Abinya Rauza menengahi perdebatan Kakak Adik ini.

"Iya, Bi," balas Khalil nurut.

"Ooya, tadi Papa mau ngomong, kalau Kita pulang dulu sekarang ke rumah," ucap Papanya Khalil.

"Lhah, sekarang, Pa?" tanya Khalil.

"Iya, sekarang," jawab Papanya Khalil.

"Bukannya sore ya, Pa ... kemarin kata Papa sore baru kita pulang," protes Khalil.

"Iya, tapi kan ini hampir masuk waktu Jumat, makanya kita pulang ke rumah dulu, sekalian Kamu beresin baju Kamu untuk nginap disini, barang beberapa hari," ucap Mamanya Khalil.

"Hah, nginap disini?" tanya Khalil.

"Iya, biar Rauza ngak terlalu sedih karena harus pisah bersama keluarganya," jawab Mamanya Khalil.

"Berapa lama, Ma, kita nginap disini?" tanya Khalil.

"Bukan kita, Kamu aja," protes Abangnya Khalil.

"Ihh, diam dulu ahh," geram Khalil.

"Suka hatilah," balas Abangnya Khalil sambil terkekeh.

Khalil menatap tajam ke arah Abangnya, dan juga Abangnya menatap tajam ke arah Khalil.

"Sudah-sudah, ngak usah pada berantem lah, kalian dua-duanya sudah dewasa, tunjukin sifat dewasa kalian, jangan seperti anak kecil begini," ucap Papanya Khalil.

Khalil dan Irfan hanya menunduk diam, mereka tak berani menjawab ucapan Papanya. Mama Khalil tersenyum melihat tingkah laku kedua putra, mereka sekarang memang sudah dewasa, mereka juga sekarang sudah memiliki tanggung jawab untuk membimbing istri mereka masing-masing, tetapi bagi Mamanya Khalil, mereka berdua tetap putra kecilnya.

Sudah sekitaran 15 menit mereka mengobrol, hingga akhirnya Khalil masuk ke dalam kamar Rauza, untuk meminta izin kepada Rauza, karena Ia ingin pulang sebentar ke rumahnya.

"Klek." Suara pintu dibuka oleh Khalil.

Di dalam kamar, terdapat Rauza yang sudah rapi dengan pakaiannya, Ia memakai gamis hitam, jelbab hitam serta cadar hitam.

Khalil tersenyum melihat istrinya, sampai sekarang Ia masih belum menyangka bahwa dirinya akan menikah muda, terlebih menikah dengan gadis yang Ia idam-idamkan selama ini.

"Khalil, kok senyam-senyum sendiri, kenapa? tanya Rauza ketika Khalil sudah berada di hadapannya.

Bukannya menjawab pertanyaan Rauza, Khalil malah mengisyaratkan Rauza untuk duduk di ranjang bersamanya, Rauza pun menuruti apa maunya Khalil.

"Rauza, Khalil bahagia banget, ini itu bagaikan mimpi bagi Khalil, Khalil ngak nyangka kalau Khalil akan menikah muda, terlebih menikah bersama bidadari yang Khalil idam-idamkan selama ini," ucap Khalil sambil menggenggam tangan Rauza.

Rauza membalas ucapan Khalil dengan senyuman, karena jujur saja, Rauza sendiri pun tidak menyangka bahwa dirinya memang berjodoh dengan Khalil.

"Rauza, Rauza tau gak? ... saat Kita berpisah dulu karena Rauza masuk pasantren, setiap malam khalil selalu keingat Rauza, karena biasanya Kita selalu chatinggn, terkadang berantem, terkadang Rauza marah-marah ngak jelas, Rauza ingat ngak itu?" tanya Khalil.

"Ingat dong, kan setiap malam Kita main ngambek-ngambekan," jawab Rauza sambil tersenyum mengingat masa lalu dengan Khalil.

"Bukan Kita, tapi Rauza aja yang ngambek ngak jelas," protes Khalil sambil terkekeh.

"Rauza ngambek juga karena Khalil yang bawel banget," ucap Rauza terkekeh.

"Enak aja katain Khalil bawel, yang bawel itu Rauza bukan Khalil," protes Khalil.

"Lho, kok Rauza yang bawel ... kan Khalil yang setiap malam tanyain Rauza udah makan lah, udah sholat lah, terus lagi hujan ... Khalil selalu ingatin Rauza agar jangan mandi hujan, intinya Khalil itu bawel banget," ucap Rauza kembali terkekeh..

"Khalil kan bawel setelah kenal Rauza, sebelum kenal Rauza, Khalil ngak bawel, kalau ngak percaya tanya aja sama mantan Khalil," protes Khalil lagi.

"Oo gitu, pamer gitu sama Rauza, karena Khalil punya banyak mantan gitu, sementara Rauza ngak punya mantan, gitu," ucap Rauza.

"Ya Allah, ngak gitu lho, Sayang ... justru Khalil malu karena Khalil punya mantan," ucap Khalil.

"Kenapa malu?" tanya Rauza

"karena, kalau Khalil punya mantan, berarti Khalil pernah pacaran, dan intinya Khalil pernah berbuat dosa," ucap Khalil.

"Khalil, semua orang pasti punya kesalahan dan dosa, namun kesalahan dan dosa yang orang lain lakukan pasti berbeda-beda, oleh karena itu, karena Kita sudah tahu kalau diri Kita punya dosa, maka berusaha lah untuk tidak berbuat dosa itu lagi," ucap Rauza sambil tersenyum ke arah Khalil.

"Iya, Sayang, terimakasih ya! ... sudah mau menerima segala kekurangan Khalil," ucap Khalil kembali menggenggam tangan Rauza.

"Rauza juga ucapin terimakasih kepada Khalil, karena Khalil sudah mau menerima Rauza apa adanya," balas Rauza.

"Iya, Sayang, sama-sama," ucap Khalil memeluk Rauza.

Rauza pun membalas pelukan Khalil, kemudian Khalil pun mencium kening Rauza.

"Anna uhibbuki Fillah," ucap Khalil sambil melepaskan pelukannya.

"Anna uhibbuka abadan," balas Rauza tersenyum ke arah Khalil.

"Artinya?" tanya Khalil berlagak ngak tahu.

"Aku mencintaimu selamanya," jawab Rauza.

Khalil tersenyum mendengar jawaban dari istrinya.

"Yakin selamanya?" tanya Khalil.

"Insha Allah, yakin," jawab Rauza mantap.

"Kalau misalnya Khalil sudah ngak ada lagi, gimana?" tanya Khalil lagi.

"Insha Allah, cinta rauza untuk Khalil tetap abadi," jawab Rauza.

"Kalau Khalil sama Rasulullah, Rauza cinta mana?" tanya Khalil terkekeh terhadap pertanyaan konyolnya.

"Cinta Rasulullah lah," jawab Rauza kesel atas pertanyaan yang dilontarkan Khalil.

"Haha, jangan kesel gitu dong jawabnya," ucap Khalil.

"Biarin," balas Rauza cuek.

"Khalil juga cinta banget sama Rasulullah," ucap Khalil.

Rauza tersenyum ke arah Khalil, "Kalau gitu tunjukin dong kalau Kita memang cinta kepada Rasulullah," ucapnya.

"Iya, dengan cara mengikuti sunnahnya kan," ucap Khalil.

"Iya, Sayang," balas Rauza tersenyum.

"Kalau Khalil mengerjakan sunnah rasul, boleh?" tanya Khalil.

"Boleh banget dong," jawab Rauza bahagia.

"Beneran?" tanya Khalil dengan nada menggoda.

"Iya," jawab Rauza.

"Yakin, Rauza Ikhlas?" tanya Khalil.

Rauza mencerna ucapan Khalil, Ia paham sekarang apa maksud Khalil, Ia ingin berkata tidak ikhlas, tetapi Ia tidak mau membuat Khalil kecewa jika Ia bilang kalau Ia tidak ikhlas.

"Khalil mau nikah lagi, ya?" tanya Rauza pelan, Ia hampir saja menangis, namun Ia tahan, karena Ia tak ingin Khalil kecewa.

Khalil terkekeh dalam hatinya ketika melihat reaksi Rauza, memang istrinya ini peka banget.

"Haha, ngak lah, buat apa Khalil nikah lagi kalau Khalil sudah menikahi bidadari sholeha kayak Rauza," jawab Khalil terkekeh.

"Beneran Khalil ngak mau nikah lagi?" tanya Rauza.

"Ya Allah, Sayang, ngak lah, tadi Khalil hanya bercanda, Khalil cinta dan sayang banget sama Rauza, jadi Khalil ngak akan bagi cinta Khalil untuk wanita lain, poligami memang dibolehkan tetapi kan tidak harus, Sayang," jawab Khalil sambil kembali memeluk Rauza, Ia tahu kalau istri pasti berpikir kalau dirinya mau menikah lagi.

"Syukron, Khalil," ucap Rauza membalas pelukan Khalil.

"Iya, sama-sama, Sayang," ucap Khalil kembali mencium pucuk kepala Rauza yang tertutupi hijab.

¤¤¤¤¤¤¤¤

"Khalil kemana sih, kok lama banget," ucap Papanya Khalil.

"Sabar, Pa, mungkin lagi minta izin sama Rauza," balas Mamanya Khalil.

"Minta izin kok hampir setengah jam," tambah Irfan.

"Ada apa ini?" tanya Khalil yang baru tiba.

"Ada apa, ada apa, minta izin pun lama banget," ketus Irfan.

"Suka hati lah," balas Khalil sewot.

Baru tadi mereka berbaikan, sekarang sudah adu mulut lagi, hehe.

"Sudah-sudah, jangan ribut lagi, ayo kita pulang!" ajak Papa Khalil kepada putranya.

"Iya, Pa," jawab mereka serentak.

Ummi dan Abinya Rauza tersenyum melihat kelakuan Kakak Adik ini.

"Yasudah, Bi, Mi, Khalil pamit dulu ya, Khalil titip Rauza," ucap Khalil sambil mencium tangan mertuanya.

"Iya, Nak, hati-hati ya," ucap Abi dan Umminya Rauza.

Setelah selesai bersalaman dan berpamitan, Khalil dan keluarganya pun pulang ke rumah mereka.

¤¤¤¤¤¤¤

Rauza terdiam di tepi Ranjang, Ia merasa ini bagaikan mimpi, tak terasa air mata Rauza kembali jatuh, membasahi cadarnya.

"klek." Suara pintu terbuka, segera mungkin Rauza menghapus air matanya.

"Eh, Ummi," ucap Rauza sambil tersenyum ke arah Umminya.

Ummi Rauza pun membalas senyuman dari putrinya, kemudian beliau duduk di samping putrinya.

"Anak Ummi kenapa menangis, hm?" tanya sang Ummi sambil mengenggam tangan putrinya.

Air mata Rauza kembali jatuh, Ia memang tidak bisa menyembunyikan apapun dari Umminya.

"Udah, Nak, ngak usah nangis lagi, ayo cerita saja sama Ummi," ucap Umminya Rauza sambil memeluk Rauza.

Rauza terisak di dalam pelukan Umminya, "Hiks ... hiks, Ummi, Rauza masih ngak percaya dengan semua ini, Mi, Rauza masih ngak menyangka kalau Rauza akan menikah dengan Khalil secepat ini," ucapnya.

"Memangnya kenapa, Nak?" tanya sang Ummi.

"Rauza memang cinta sama Khalil, Mi, Rauza mencintai Khalil selama ini dalam diam, tetapi Rauza takut, Ummi," jawabnya kepada sang Ummi.

"Takut kenapa, Nak?" tanya Umminya Rauza.

"Rauza takut kalau Rauza belum bisa jadi istri yang baik dan sholeha buat Khalil, Mi, Rauza dulu niatnya memang menikah muda, tetapi setelah Rauza mempelajari apa-apa saja tugas dan kewajiban seorang istri," jawab Rauza.

"Rauza ingin menjadi wanita penghuni Syurga, Ummi," lanjutnya lagi.

"Iya, Nak, Ummi tahu itu, tetapi Kamu tenang saja, ya, Ummi akan mengajari Kamu tentang kewajiban seorang istri," ucap Umminya Rauza.

Rauza pun tersenyum mendegar ucapan Umminya, "Iya, Ummi, terimakasih, ya," ucapnya.

Kemudian Umminya Rauza pun menjelaskan kepada Rauza tentang tugas dan kewajiban seorang istri, mulai dari hal kecil sampai hal besar.

Setelah mendengar penjelasan dari sang Ummi, Rauza terdiam seribu bahasa, apalagi setelah Umminya itu menjelaskan tentang hubungan intim.

"Jadi, intinya tugas seorang istri itu adalah menyenangkan hati suami ya, Mi?" tanya Rauza setelah beberapa detik terdiam.

"Iya, Nak, jadi Kamu ngak boleh ngebantah apapun perintah Khalil, selama perintah itu tidak bertentangan dengan perintah Allah," jelas sang Ummi.

"Jadi, kalau Khalil ngak izinin Rauza kerja atau kuliah, maka Rauza ngak boleh bantah ya, Mi?" tanya Rauza kepada sang Ummi.

"Iya, Nak, intinya Kamu itu harus nurut apapun keinginan Khalil, kecuali untuk hal-hal yang dilarang oleh agama," jawab sang Ummi.

"Iya, Ummi, sekarang Rauza paham, syukron ya, Mi, atas ilmunya, InshaAllah Rauza akan berusaha untuk menjadi istri yang baik dan sholeha buat Khalil, supaya Rauza bisa menjadi bidadari Syurga," ucap Rauza.

"Aamiin, semangat, Nak," ucap sang Ummi kembali memeluk putrinya.

¤¤¤¤¤¤¤¤

Khalil sudah selesai mandi dan berpakaian untuk ke Masjid.

"Yuk, Pa, Kita berangkat!" ajaknya kepada sang Papa.

"Iya, tapi Kita tunggu bang Irfan dulu," ucap Papanya Khalil.

Kemudian abangnya Khalil pun datang.

"Lama banget sih, kayak cewek aja," ketus Khalil.

"Mana ada lama," protes abangnya Khalil.

"Lama lho, capek nungguinnya," ketus Khalil lagi.

"Siapa yang nyuruh nungguin," balas abangnya Khalil.

"Udah mau ditungguin ngak tahu terimakasih lagi," omel Khalil.

"Udah-udah, ngak usah berantem lagi," tegas sang Papa.

"Iya, Pa," balas keduanya.

"Yasudah, sekarang Kita langsung berangkat," ucap sang Papa yang disetujui oleh kedua putranya.

Kemudian mereka pun langsung ke Masjid bersama-sama.

Sesampai di dalam Masjid, mereka pun langsung mengambil tempat untuk melaksanakan shalat Jum'at, Papa Khalil menduduki saf yang kedua, sedangkan Khalil dan Irfan menduduki saf yang ketiga.

Setelah melaksanakan shalat sunnah Tahiyatul Masjid, Khalil dan Irfan pun sama-sama terdiam tanpa membuka suara. Yang namanya terdiam pasti ngak ada suara lah, bodoh banget ni authornya hehe.

"Lil," panggil Abangnya Khalil.

"Hm," balas Khalil sambil menoleh ke arah abangnya.

"Maafin Abang, ya!" pinta Irfan kepada Khalil.

Khalil yang mendengar ucapan maaf sang Abang, merasa haran.

"Minta maaf kenapa, Bang?" tanya Khalil.

"Maaf karena Abang belum bisa menjadi Abang yang baik untuk Kamu," lirih Irfan.

"Kita selalu berantem, Kita jarang akur, dan itu semua juga karena abang," lanjut Irfan.

Khalil yang mendengar ucapan sang Abang pun merasa bersalah, karena sebenarnya, bukan karena Abangnya mereka berantem, tetapi juga karena dirinya.

"Abang jangan ngomong gitu, ini juga salah Khalil, Khalil juga belum bisa menjadi Adik yang baik buat Abang," ucap Khalil memeluk Irfan.

Irfan pun membalas pelukan Khalil.

"Mulai sekarang, Kita berdamai, ya ... Kita sudah jadi suami orang, jadi Kita harus lebih dewasa, Kita ngak boleh berantam lagi, oke," ucap Irfan sambil melepaskan pelukan sang adik.

"Iya, Bang, Kita harus berubah," balas Khalil sambil tersenyum ke arah Irfan.

Kemudian mereka pun berdamai, sepertinya sih tidak akan ada lagi adegan
Tom and Jerry dalam keluarga Khalil, hehe.

Bersambung dulu ya....

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 88.8K 27
Dilarang ada hubungan antar senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpaksa merahasiakan pernikahannya dengan Cleo selama sat...
38.2K 1.6K 84
ini Novel ya guys, aku awalnya up di Fizzo, cuma aku kepikiran buat up di wattpad juga hehe ceritanya menceritakan tentang seorang gadis yang hamil d...
6.6M 655K 66
⚠️ PART MASIH LENGKAP ⚠️ Hubungan lima tahun versus hubungan lima bulan. Apa yang Jihan harapkan dari hubungannya dengan Haikal yang baru berumur lim...
99.7K 5.7K 60
[CERITA INI DIBUAT SEBELUM SAYA MENGERTI TATA ATURAN PENULISAN. SEGALA KESALAHAN PUEBI, KBBI, DAN EYD BELUM SEMPAT SAYA REVISI. HARAP MAKLUM. SEKIAN...