Terpaksa Menikah (PROSES...

By Keboungu

5.8M 291K 19.5K

Kisah yang menceritakan tentang seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliahnya,namun dijual sang ayah k... More

Part 1.prolog
Part 2.awal mula
Part 3.Pertemuan pertama
Part 4. toko kue
Part 5. aturan menjadi istri
Part 6. pernikahan (part 1)
Part 7. pernikahan (part 2)
Part 8.pesta telah usai
Part 9. kedatangan kekasih Serkan?
Cast?
Part 10. Hilangnya Nisa
Part 11. Pindah mansion?
Part 12. Seperti biasa.
Part 13. Lebih hangat sedikit
Part 14. Ke mall bareng?
Part 15. Kania sakit
Part 16. Kania sakit (II)
Part 17. Kembali tersakiti.
Part 18. Cemburu.
Part 19. Vidio couple goals
Part 20. Full time with adik ipar.
Part 21. Akhirnya pergi.
Part 22. Terbongkarnya kebohongan besar.
Part 23. Bagi bagi rezeki eaa.
Part 24. Kecelakaan pesawat.
Part 25. Iky pergi.
Part 26. Serkan sakit (I)
Part 27. Serkan sakit (II)
Part 28. Full time.
Part 29. Ia kembali.
Part 30. Bertemu teman lama.
Part 31. Pergi ke pesta
Part 32. Permainan dimulai.
Part 34. Liburan?
Part 35. Liburan (II)
Part 36. Liburan (III)
Part 37. Pulang.
Part 38. Tamu bulanan.
Part 39. Mencari sekolah.
Part 40. Siapa dia?
PENGUMUMAN
NEW STORY
WARNING
NO UP.
PENGUMUMAN
akun ig
NEW STORY
New Story, again?
RAKYAT TERCINTA ā™”
Beli gak lo

Part 33. Hukuman wanita nakal.

110K 5.7K 657
By Keboungu

Pagi harinya. Disebuah mansion besar.

Bunda,Serkan,Nisa,Kania serta Tanisa dan Teresa tengah sarapan. Keheningan melanda meja makan tersebut. Ditemani Kania yang sesekali berceloteh hingga sebuah pertanyaan meluncur dari mulut mungilnya.

"Daddy." Panggilnya.

"Iya sayang?" Serkan menyahuti.

"last night why did mommy shout?" Ucapnya.

Uhukk uhukk. Serkan tersedak oleh makanan yang ia makan. "Shout?" Ucapnya. Kania mengangguk sebagai jawaban.

"Ahh last night we played an exciting game." Ucapnya,sedangkan Kania memandangnya dengan tatapan meragukan.

"Is it true? What kind of game?" Ucapnya.

Uhukk.

Uhukk

Kali ini bukan Serkan yang tersedak melainkan Nisa. "Honey you better have breakfast continued later then ask again." Ia berucap untuk mengalihkan pembicaraan Nisa.

"Oh okey." Beberapa menit tenggelam dalam keheningan sampai mereka selesai sarapan.

"Bunda, Serkan pamit ya. Nisa sama Kania ikut juga jadi nanti langsung pulang ke mansion." Ucap Serkan yang di angguki Nisa.

"Oh cuman sehari nginapnya? Kapan kapan nginap lagi ya." Ucap bunda.

"Iya nanti kalo ada waktu luang kami nginap lagi." Ucap Nisa. Bunda mengagguki sebagai jawaban.

Setelah berpamitan mereka naik kedalam mobil yang sudah ada sekretaris Lim di dalamnya. "Daddy." Panggil Kania saat mobil sudah menjauh.

"Ya sayang." Serkan menoleh pada Kania saat ia menyahut mengalihkan pandangannya dari benda di hadapannya ke wajah Kania.

"What game did daddy and mommy play last night? Why not invite Kania?" Ucapnya dengan segala kepolosannya.

UHUK. Bukan Serkan atau Nisa yang tersedak melainkan sekretaris Lim. Mereka berdua menoleh kecuali Kania.

Kania masih menatap mereka penuh harap matanya sudah penuh dengan bendungan kristal bening. "Emmm that. Daddy and Mommy play a game of scissors, rock and paper. Whoever loses will be tickled by the winner." Ucap Serkan penuh kebohongan.

Kemudian Kania menoleh ke arah Nisa "really mom?" Tanyanya. Nisa mengagguk sebagai jawaban.

"Then why don't you ask me?" Bendungan di matanya semangkin banyak. Hampir meleleh.

"Uh, because last night it was midnight so we thought you were sleeping baby, so we didn't invite you." Ucap Nisa.

"Wait? You know who Mommy shouted from hmm? We played games last night. It's very late. It's even past midnight. You stay up late baby?" Ucap Serkan bertanya dengan nada lembut namun di telinga Kania seperti nada membentak.

"Umm sorry daddy. I didn't stay up too serious. I woke up when I heard daddy's car." Ucapnya namun air matanya sudah meleleh.

"Hey why are you crying hmm? Daddy is not angry really daddy's daughter can't cry okay? Then you know mommy screaming?" Tanyanya.

"Forgive me. But I followed you from the beginning you entered to the front of the guest room. Sorry daddy and sorry mommy." Ucapnya dengan lelehan air mata dan memeluk Nisa erat.

"Okay, it doesn't matter as long as you don't repeat it baby. Listen up?" Ucap Nisa sangat lembut dan Kania menjawab dengan anggukan.

Percakapan mereka terhenti saat mobil sudah sampai didepan lobby kantor Serkan. Mereka bertiga turun persis seperti keluarga bahagia. Hari ini rencananya Kania dan Nisa akan menemani Serkan di kantor sampai Serkan pulang setelah ia pulang mereka akan makan malam di luar.

Berjalan menuju lift dan naik ke lantai paling atas.

Ting. Suara lift berbunyi menandakan mereka sudah sampai di lantai tujuan. Saat pintu lift terbuka mereka keluar dan masuk ke dalam ruangan Serkan.

Serkan mulai mengerjakan pekerjaanya dan Nisa menemai Kania menonton tv.

Selang beberapa menit di lobby kantor Serkan. Terjadi sebuah keributan antara resepsionis dan seorang wanita.

Wanita itu berteriak teriak tidak jelas. Pakaianya sudah tidak karuan,maskaranya luntur yang membuat matanya sudah hitam menambah hitam. Ia bukan lagi berpenampilan seperti orang normal melainkan seperti orang gila.

Ia sedang beradu mulut dengan resepsionis.

"AKU MAU BERTEMU DENGAN BOS MU ITU ARGHH DIMANA DIA HAH?!" Teriak wanita tadi.

"Maafkan kami nona tapi bos sedang tidak bisa diganggu." Sang resepsionis menyahuti.

"AKU TIDAK PEDULI MAU DIA TIDAK BISA DINGAGGU KEK MAU DIA BISA DIGANGGU KEK SAYA MAU BERTEMU DENGANNYA." Teriaknya lagi.

"Maafkan saya nona. Tunggu sebentar saya akan menelpon sekretarisnya." Ucap resepsionis itu akhirnya mengalah. Wanita tadi mengangguk.

Resepsionis tersebut menghubungi sekretaris Lim, saat telponnya tersambung ia langsung berbicara.

"Hallo sekretaris Lim." Panggil sang resepsionis.

"Ya? Ada apa?" Ucapannya terdengar dingin.

"Maafkan aku menganggu, tapi di sini ada wanita yang tidak aku kenali ingin bertemu dengan bos tuan." Ucapnya.

"Siapa?"

"Sebentar tuan."

"Maaf dengan nona.....?" "Kirana." Wanita itu menyahuti.

"Nona Kirana tuan. Ia sudah dari 15 menit yang lalu berteriak tidak jelas meminta untuk bertemu dengan bos, sudah saya bilang bahwa bos tidak bisa diganggu." Ucap sang resepsionis.

"Kirana? Baiklah bilang padanya tunggu sebentar aku akan turun." Ucap sekretaris Lim, setelah itu ia mematikan sanbungan teleponnya.

"Silahkan tunggu nona sekretarisnya akan turun sebentar lagi." Ucap resepsionis itu.

Tidak lama kemudian bunyi lift menggema disertai terbukanya pintu lift. Sekretaris Lim berjalan dengan angkuhnya mendekati Kirana. Setelah sekitar 20 CM ia menampilkan smirk liciknya.

"Hallo dear. Kenapa kau bisa kesini hmm? Kau tidak mendengarkan perkataanku hm? Mau aku hukum lagi hm?" Ucap sekretaris Lim berbisik sensual di telinganya yang membuat dirinya langsung mati kutu. Ia kesini untuk bertemu kakanya Nisa, ingin meminta pertolongan agar lepas dari kungkungan sekretaris gila ini, namun yang ia dapat justru sebaliknya.

Setelah mengucapkan kata kata itu ia langsung menarik tangan Kirana keluar kantor menuju apartemennya. Sebelumnya ia sudah membuat pengumuman "JIKA ADA RUMOR TIDAK TIDAK YANG TERSEBAR MAKA YANG MENYEBARKAN AKAN MUSNA DARI BUMI INI." Ucapnya tidak main main, seluruh karyawan disini tau ia berkata tidak main main oleh karena itu mereka menutup mulut serapat mungkin.

Sekretaris Lim jika ia sudah bertindak akan lebih mengerikan dari Serkan sendiri. Oleh karena itu mereka tidak mau membuatnya marah.

Sekretaris Lim menyeret Kirana masuk kedalam mobil, sebelumnya ia sudah meminta izin pada Serkan dan tugasnya digantikan oleh asisten Serkan yang satunya.

Melajukan mobilnya diatas kecepatan rata rata. Wanita yang duduk dikursi penumpang sebelahnya menjadi sangat ketakutan, bayangan bayangan mengerikan bergentayangan di benaknya.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di basement apartemen tersebut. Sekretaris Lim memarkirkan mobilnya di parkiran yang ada kemudian turun dari mobil dan mengitarianya. Membuka pintu mobil sebelahnya dan menggendong wanita itu dengan kasar seperti karung beras.

"TURUNKAN AKU IBLIS." Teriaknya.

"Ssshtt diam dear tak kan ada yang memperdulikan dirimu." Ucap sekretaris Lim menyahuti.

"TOLONG... TOLONG... PSIKOPAT INI MENGERIKAN TOLONG AKU HIKS HIKS IA INGIN MEMBUNUHKU TOLONG." Wanita itu terus saja berteriak namun tak ada yang memperdulikannya. Menaiki lift hingga mereka sampai di lantai paling atas.

Mereka masuk kedalam kamar kemudian sekretaris Lim melemparkan tubuh Kirana dengan keras ke atas ranjang. Setelah itu ia berjalan mengambil 4 borgol, memborgol masing masing kaki dan tangan Kirana di setiap sisi kasur.

Membakar besi sampai warnanya berubah merah. Kemudian menempalkannya di paha dan betis wanita itu.

"ARGH PANAS IBLIS KAU IBLIS!." Teriaknya. Sekretaris Lim menyeringai.

"Ya aku iblis kau tidak mendengarkan perlataan dan aturan yang aku buat untukmu nona Kirana. Hanya ada 5 aturan inti yang harus kau taati nona." Ucapnya.

Setelah puas dengan besi tersebut ia mengambil ikat pinggang.

BRASHH.

"Peraturan pertama jangan keluar menggunakan pakaian pendek seperti jalang."

BRASHH.

"Peraturan kedua taati apa perkataanku."

BRASHH.

"Peraturan ketiga jaga kelakuanmu ketika diluar."

BRASHH.

"Peraturan keempat jangan pernah menemui nona Nisa ataupun tuan Serkan."

BRASHH.

"Peraturan kelima jangan pernah keluar dari apartemen ini. Jangan berharap aku tidak mengerjakan penjaga diluar berarti kau bisa seenakmu. Aku tau sebelum pergi ke kantor tuan Serkan kau menemui kekasihmu yang sekarang sudah menjadi mantan bernama Michele. Ia memutuskanmu tadi pagi kan? Karena ia tau kau juga dijodohkan oleh orang tuamu dengan pria kaya dan tua sepertiku?" Ia berucap.

Setelah itu ia mengambil lilin dan membakarnya. Menyemburkan lelehan lilin itu diatas luka bakar yang ia ciptakan tadi.

Kemudian tersenyum puas atas karyanya yang sangat bagus. Setelah itu ia kembali mengambil pisau tumpul dan menggoreskan sesuatu tepat di dada kiri dan kanan Kirana.

Lim & Kirana.

Ia memotretnya dan menunjukkannya pada Kirana. "Bagaimana jika kita menikah besok dear? Jadi aku bisa sepuahnya menyiksamu. Bukankah orang tuamu menginginkan pernikahan itu?" Ucapnya sinis.

Kirana menggeleng. Tawa sekretaris Lim menggelegar menyisahkan ringisan pilu dari Kirana menahan rasa pedih yang ia rasakan. Tangan dan kakinya masih diborgol. Sementara sekretaris Lim sudah pergi kembali kekantor.

"Ya tuhan kenapa ini terjadi padaku? Apakah ini balasanmu karena aku pernah menyiksa kak Nisa? Maafkan aku tuhan, aku mohon bebaskan aku dari siksaan ini." Batinya berucap, air matanya mengalir deras. Mentalnya serasa jatuh, fisiknya sangat merasa sakit,serta hatinya.

"B E R S A M B U N G 🌚"

Continue Reading

You'll Also Like

2M 131K 29
Yang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya...
369K 14.8K 23
#Dewasa
8.1M 217K 89
WARNING āš  (21+) šŸ”ž š‘©š’†š’“š’„š’†š’“š’Šš’•š’‚ š’•š’†š’š’•š’‚š’š’ˆ š’”š’†š’š’“š’‚š’š’ˆ š’˜š’‚š’š’Šš’•š’‚ š’šš’ˆ š’ƒš’†š’“š’‘š’Šš’š’…š’‚š’‰ š’Œš’† š’•š’–š’ƒš’–š’‰ š’š’“š’‚š’š’ˆ š’š’‚š’Šš’ š’…š’‚š’ ļæ½...
540K 3K 23
WARNING 21+ā€¼ļø (Mengandung adegan dewasa) "Ughh..." Marina melenguh sambil mencengkram pergelangan tangan Willem. "Sakit, Will." "Kamu mendesah barusa...