look how we've grown [✔]

By tuesday-eve

303K 26.6K 2.3K

[ sequel of "make you mine" ] i'm gonna love you 'til my lungs give out, and i wanna stay with you until we'r... More

S t a r t
1. Hunian Baru
2. Mulut Ibu-Ibu
4. Harzi dan Peran Ganda
5. Soal Karir dan Keluarga
6. Perayaan Sebulan
7. Adegan Sofa
8. Bicara Tentang Bayi
9. Mentang-Mentang Cari Duit
10. Karena Duit
11. Ketahuan
12. Rasa Baru Kemarin
13. Ultrasonografi
14. Banyak Selamat!
15. Proyek dan Problematika

3. Duhai Senangnya Pengantin Baru

11K 2.2K 220
By tuesday-eve

Kirani masih sibuk dengan kegiatan bersih-bersihnya di dapur, semalam tak sempat mencuci semua piring karena keburu hilang mood.


"Hap! Lalu ditangkap."

"Ish, kaget tahu!"

Harzi terkikik sembari melingkarkan lengan di perut istrinya yang sedang mencuci piring.

"Yang."

"Apa?"

"Pas akad aku jago, kan?"

Kirani terdiam, kilas balik hari H membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Pasalnya hari itu Kirani betulan gugup seharian penuh, bahkan di saat akad sudah terucap, Kirani masih dilanda tremor hingga malam pertama.

"Mm-hmm."

"Pas malam pertama aku jago, nggak?"

Harzi kena cubit.

"Padahal udah sering dicubit, tapi masih aja sakit...."

Kirani baru ingat, "Kamu pas malamnya ke mana? Kok nggak bisa dihubungi?"

"Nongki sama temen-temen. Kalau kamu?"

"Disirami wejangan."

"Hahaha, mantep, kan? Aku pas sama ayah juga sampai ketiduran, saking lamanya."

Kini Kirani melepas sarung tangan, setelahnya membalik badan menghadap si suami. Wanita itu hanya diam menatapnya lekat-lekat, yang tentu saja buat Harzi tak tahan untuk menyerangnya dengan ciuman.

Untung Kanaka sudah pulang.

Harzi tersenyum saat Kirani perlahan membalas ciumannya, tangan itu makin erat mendekap tubuh sang istri hingga diangkat agar terduduk di pantry.

"Hhhh, udah---" Bisik Kirani, meraup oksigen banyak-banyak dengan kedua tangan meremat pundak si suami, "Harzi nakal."

"Aku suami loh kamu sekarang."

Kirani menengadah, "Ya terus???"

"Nggak boleh nolak-nolak lagi, nanti dosa."

"Turunin, nggak?"

Harzi pun kembali menggendong tubuh Kirani. Namun, alih-alih diturunkan, Kirani malah dibawa ke kamar.

"Ngapain, heh?!"

"Bikin bayi."

"Aku masih haid kalau kamu lupa."

"Ya udah, kita les aja."

"Les apa?"

"Les ciuman." 

"Bang--" Kirani nyaris mengumpat, "Astaghfirullah, suami siapa ini mesum banget?"

Sedangkan Harzi malah terkekeh, "Aku mau kamu mengembangkan skill."

Kirani pasrah saat Harzi merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, lalu mengungkungnya, "Kepalanya disanggah bantal, sayang."

"Nggak mauuu."

"Ck, buruan."

"Enggak, aku mau tidur siang aja."

"Ohoho, tidak semudah itu." Seringainya sebelum memulai aksi.








"Harzi oon."

Yang dirutuki hanya berbaring santai di tempat tidur, tangannya menyangga kepala dengan ekspresi bangga.

"Dua belas, Harzi kamu sinting ya?!"

"Empat belas." Koreksinya, "Itu di pundak belakang dua."

"Gilaaaaaaaak."

Harzi lagi-lagi tertawa, istrinya mencak-mencak karena hasil karya cinta ciptaannya menyebar hampir di seluruh bagian dada atas, leher, dan pundak wanitanya.

"Ini bisa lama hilangnya tahuuuu, ah! Kamu mah suka bodoh." Kirani bersungut dan terduduk di sisi kasur. Buat Harzi beringsut mendekat untuk merengkuh sang istri.

"Ya nggak usah keluar rumah, nggak ada kepentingan juga, kan?"

"Tapi kata kamu besok kita mau ke cafè!" Kirani merengut, bikin Harzi makin gemas, "Lusa aja kalau gitu."

"Kamu jahat! Kamu tidak baikkk."

Aduh, kenapa istrinya pakai merengek segala sih? Kan Harzi jadi terpicu kembali.

"Sayang, udah... nanti aku anuin kamu marah lagi."

Kirani yang peka lantas berhenti, "Aku mau ke bawah."

"Hm? nonono, kamu di sini. Temenin aku bobo siang."

"Tapi-"

"Istriku, tidak baik menolak permintaan suami. Hm?"

Kalau begitu, Kirani bisa apa?

"Istri."

"Apa?"

Harzi berjalan ke arah Kirani usai memutus sambungan telponnya, "Temenku mau dateng."

"Hah? Sekarang?"

"Iya, udah di jalan."

"Tapi aku belum masak."

"Nggak usah, siapin cemilan aja. Katanya mereka udah makan pas mau ke sini."

Kirani mengangguk, "Oh, oke."

Sekarang pukul 8 malam, Harzi baru selesai sholat isya saat Jaffie menelpon. Katanya kemarin baru pulang dari Sumatera dan mau cepat-cepat bertemu pengantin baru. Sangat disayangkan ia tidak bisa hadir waktu sobat karibnya menikah, karena belum ada cuti.

Kirani langsung terpikir untuk membuat es buah, kemarin bibinya bawa buah semangka dan buah blewah banyak sekali. Hasil panen dari perkebunan si suami katanya.

"Ini gue di luar buset. Buruan ah dingin!"

Tak lama kemudian suara klakson mobil yang keras terdengar, lalu teriakan-

"DUHAI SENANGNYA PENGANTIN BARUUUUU."

"Duduk bersanding bersenda gurau~"

"WAHAHAHAH BARU JUGA BERAPA HARI VIBES NYA UDAH BAPAK-BAPAK AJA NI."

"Baru kelar sholat, bego."

"Assalamualaikum Dek Kiraniiii, suamimu yang asli udah pulanggg."

Kirani muncul membawa wadah berisi es buah, buat Yuan buru-buru bangkit dan mengambil alih, "Nggak usah repot-repot, Dek. Kita ke sini cuma nganterin si Japi aja, kok."

Sementara orang yang dibicarakan malah sibuk berdebat dengan si pemilik rumah di pojokan sana.

"Terima anying, gue jauh-jauh ke sini bukan buat makan es buah gratis, ya."

"Lo maksa nih ya... ya udah gue ambil nih, ya?" Kata Harzi lalu mengantongi amplop berisi duit tunjangan nikah dari si sahabat.

Kini mereka terduduk di ruang tengah, bercerita banyak soal kehidupan masing-masing. Terkhusus kepada Jaffie yang baru pulang setelah setahun merantau.

"Eh, cepetan punya anak, dong! Nggak sabar nih lihat Harzi jadi bapak-bapak buncit!"

"Tenang, gue petrus sampai jadi." Sahut Harzi santai, "Entar jadi hot daddy dah, gua."

"Iya, terus gue balik sini pas mau akikahan lagi." Timpal Jaffie, "Din, minggir gue mau nambah."

"Betewe si Jepan sama pacarnya gimana? Denger-denger bentar lagi juga tunangan, tuh."

"Diundur lagi, Kak." Kirani nyeletuk, "Auri juga mau balik ke Aussie dulu sebulan, berangkatnya lusa."

"Diundur?" Tanya Harzi, "Jadi kapan, Yang?"

"Belum tahu, katanya nunggu kondisi stabil dulu. Soalnya kan Kak Jevan sibuk banget."

"Mereka pacarannya udah lama banget kan, ya? Langgeng betul, nggak kayak gue." Ucap Radin mendadak bersedih.

"Tuh si Japi dari jaman kuliah sampai sekarang, nggak pernah kelihatan sama cewek." Cibir Zaidan.

"Gue mah nunggu jodoh aja." Ujar Jaffie tersenyum penuh arti. "Zi, besok main ke cafe lu, yak."

Harzi acung jempol, "Sip, telepon aja ntar gue susul sama bini."

Percakapan terus berlanjut hingga waktu menunjukkan pukul sepuluh. Usai berpamit-pamitan, Kirani langsung berbenah, kembali ke kamar, dan langsung melepas hoodie yang sedari tadi membungkus tubuhnya.

"Gara-gara kamu, nih!"

"Hehehehe, jangan ngomel mulu, ah. Sini sama om."

"Jadinya besok ke cafè gitu?"

Harzi mengangguk, "Aku sama Japi ada bisnis terselubung."

"Bisnis apa?"

Harzi menyeringai.


"Besok juga tahu."

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 433K 39
[SUDAH TERBIT] TRILOGI BAGIAN 1 Kadang Natta bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa dia masih bersedia pacaran sama Jeno Setyo Novanto yang jela...
279K 40.8K 23
❝aku cinta. kamu tidak.❝ 🌙🌙🌙🌙 ⁺˳✧༚──lee jeno; oc ✽ semi-baku ✽ ⁺✧ l o k a l a u ✧⁺ 📟📟📟📟 × started: 15/08/19 × finished: 09/10/19 cover by :...
731K 45K 11
KKN itu "Kuliah Kerja Nyata" bukan "Kuliah Kerja Nikah" 🍌 bxb 🍌 nomin area! [!!!] yang merasa ga ada kapal kalian disini, please jangan salah lapa...