Yoww.... Long time no see 😁😁
Akhirnya author bisa update lagi.
Oh, ya. Author udah baca semua Q&A dari kalian. Hehehe...
Author seneng banget bisa tahu pendapat kalian tentang tulisan author <3 Maaf author mungkin ga balas satu-satu. Tapi beneran deh. Author mah baca semuanya sambil kesengsem dan guling-guling ...... kek dapet pesan dari Baekhyun... >.<
Asek. hahahahaha
Ga deng, canda ^^
Terima kasih utk kalian yang sudah berpartisipasi dalam Q&A, author seneng banget hehe.
Sekian intermezzo nya hehe.
PS: Multimedia direkomendasikan ^^
Enjoy the story! 🥰
Jika Sohyun sedang berada di kolam berenang atau air terjun, mungkin sekarang gadis itu akan menenggelamkan dirinya. Mungkin dengan air dingin, otaknya bisa bekerja lagi dengan benar. Tapi sekarang, ia sedang dalam perjalanan menuju taman di mana ia akan bertemu dengan Jongin. Ah, katakanlah Sohyun gila. Di saat sebuah peluang terbuka untuknya, gadis itu malah memilih untuk menghindarinya. Jangan tanyakan perasaan Baekhyun, dia sendiri tak tahu bagaimana harus menanggapi pria itu saat ciuman singkat itu selesai. Sohyun tidak bisa melakukan apapun selain membuka kenop pintu lalu kabur dengan cepat.
Selama di perjalanan, Sohyun beberapa kali kehilangan fokus. Pikirannya terus melayang pada rasa yang diberikan Baekhyun saat bibir tipis itu menyentuh bibirnya dan melumatnya lembut.
"Argh!" seru Sohyun tertahan sembari mengetuk kepalanya kencang dengan tangan. Pipinya sekarang merona dan jantungnya berdebar lagi. Ia benar-benar merasa bahagia saat Baekhyun memperlakukannya demikian ... tapi hanya untuk sesaat. Setelah itu, ia kembali ragu dengan apa yang Baekhyun lakukan padanya. Mungkinkah Baekhyun hanya terbawa suasana tadi sampai harus menciumnya? Sohyun tak tahu ... dan ia juga tak berani menerka.
Sohyun pun sampai di sebuah taman wilayah distrik Songpa. Keadaan taman itu sangat indah karena berhadapan langsung dengan sebuah danau. Pohon-pohon berwarna hijau bergerak perlahan saat angin berhembus. Di sisi danau dengan beberapa kursi dan meja piknik, gadis itu mulai melihat Jongin yang sudah duduk. Sohyun menarik napas lagi, mencoba mengendalikan perasaannya yang masih kacau itu.
"Sohyun!" panggil Jongin dari kejauhan sambil melambaikan tangan. Seulas senyum terlihat di bibirnya, membuat Sohyun ikut tersenyum dan berjalan ke arahnya.
"Maaf, aku sedikit lama," kata gadis itu mulai mendudukkan dirinya di hadapan Jongin.
"Tak masalah. Aku juga baru sampai," jawab pria itu. "Oh, ya. Ada suatu hal yang ingin kuberitahu denganmu."
"Eoh ... ada apa, Sonbae?"
Jongin mengeluarkan beberapa lembar selebaran dari dalam tasnya. Wajah pria itu terlihat berbinar.
"Aku ingin mengajakmu ke Jepang," kata Jongin, membuat netra Sohyun membesar.
"Hah?"
"Aku tahu kau pasti terkejut," kata Jongin terkekeh pelan. "Coba lihat ini."
Aku melihat selebaran itu dengan seksama. Sebuah event acara pameran game. Terlihat biasa saja jika sekilas dilihat. Namun hal yang membuatku tertegun karena terkejut adalah tuan rumah acara event tersebut.
"AirWord?!" seruku.
Jongin mengangguk dengan antusias. "Aku tahu kau sangat menyukai game yang diluncurkan oleh perusahaan ini. Dan kebetulan sekali mereka mengadakan event pameran itu. Game yang akan mereka pamerkan kali ini adalah game perdana, sekaligus penjualan untuk membeli game tersebut. Mereka hanya menjualnya di sana, setelah itu tidak akan dijual lagi. Aku juga ingin pergi ke sana karena aku juga menyukainya sama sepertimu. Aku bisa beli dua tiket, jika kau mau pergi bersamaku."
Pria Kim itu memperbaiki posisi duduknya. Wajahnya sekarang menunduk dan ia terlihat lebih serius. "Jika kau ingin ikut denganku ... sekalian, ada sesuatu juga yang harus kukatakan. Tapi tidak di sini, saat kita ke Jepang nanti."
Sohyun menatap Jongin yang kini tersenyum, sementara dirinya masih tenggelam dalam rasa terkejut dan juga antusias yang tertahan. Ini tentu saja kesempatan bagus bagi Sohyun karena memang betul apa yang Jongin katakan, bahwa ia juga menyukai semua game dari publisher tersebut. Namun seketika rasa senangnya sedikit tenggelam, digantikan dengan bayang-bayang Baekhyun.
"Sohyun?" panggil Jongin karena gadis itu tidak memberikan respon.
"E-eoh?"
"Bagaimana? Mau pergi bersamaku? Aku bisa membantumu bicara dengan Baekhyun untuk izin nanti," kata Jongin.
Sohyun tersenyum tipis. "Mungkin aku pikir-pikir terlebih dulu, Sonbae. Nanti aku akan kembali mengabarimu."
"Hm, baiklah," jawab Jongin diiringi senyum lebar miliknya.
***
Terkadang, Baekhyun ingin sekali mengetuk kepala Sohyun ... penasaran dengan apa isi kepala gadis itu. Jujur, harga dirinya terasa jatuh begitu saja saat Sohyun pergi meninggalkannya, di saat dirinya sudah membuka hati bahkan mencium gadis itu. Mengingatnya membuat tangan Baekhyun terkepal. Kecewa, marah, sedih. Semuanya jadi satu. Yang bisa ia lakukan setelahnya adalah melampiaskan perasaannya pada minuman beralkohol di klub langganannya seorang diri. Enggan dirinya memanggil Yoongi dan juga Taehyung untuk menemaninya. Pria itu menegak cepat gelas bir penuh yang ada di tangannya. Sekelibat bayangan Sohyun melintas lagi di kepalanya.
"Aku bisa gila karena menyukai dia," lirih Baekhyun memejamkan mata dan menyandarkan tubuhnya pada sofa di ruang VIP miliknya itu.
Ia mencoba kembali berpikir. Apa yang membuatnya jadi menyukai Sohyun?
Entahlah...
Baginya Sohyun sekarang terlihat berbeda dibandingkan Sohyun yang dulu. Bahkan gadis itu juga berhasil membuatnya lupa dari sang mantan, Hyeran. Ah, ngomong-ngomong soal Hyeran. Gadis itu ada menyampaikan klarifikasi sehari setelah klarifikasi Baekhyun keluar. Dan gadis itu tidak membantahnya. Mungkin karena tak mau cari ribut lebih lanjut. Entah bagaimana keadaannya sekarang. Baekhyun tak lagi memikirkannya, karena di kepalanya sekarang hanya ada Sohyun, Sohyun, dan So—
"Baekhyun?"
Pria itu membuka mata dan menghela napas malas saat melihat dua sobatnya masuk ke dalam ruangannya. Dilihat dari pakaiannya, sepertinya Taehyung dan Yoongi baru saja pulang kerja.
"Kenapa kalian di sini?"
"Harusnya kami yang tanya kenapa kau di sini? Kau seharian ini ke mana sampai tak masuk kerja?" tanya Yoongi.
Baekhyun mengabaikan keduanya yang kini telah duduk di sofa di hadapan Baekhyun. Pria itu kembali memejamkan matanya.
"Kenapa kalian malah ke sini? Tahu dari mana aku di sini?" tanya Baekhyun.
"Kami niatnya hanya ingin minum-minum melepas penat. Tapi melihat ruangan ini ada lampunya, jadi kami tahu kau ke sini. Ayo, pesan kentang goreng!" seru Taehyung dengan wajah jenaka miliknya.
"Ada apa denganmu? Sepertinya senang sekali..."
"Lalu ada apa denganmu? Sepertinya suram sekali..." Taehyung mengjengit kaget saat Baekhyun membuka mata dan melotot ke arahnya. Sementara Yoongi mendengkus kecil sambil tersenyum. Dua sahabatnya ini kadang-kadang selalu membuatnya geleng kepala.
"Taehyung sedang senang. Ia berhasil mendapat nomor gadis yang ia incar," jawab Yoongi.
"Siapa? Gadis klub yang kau temui tiga hari lalu?!" seru Baekhyun. Taehyung tersipu lalu mengangguk. "Namanya Kim Seulgi. Ternyata dia orang yang berbeda jika tidak mabuk. Ia mengucapkan terima kasih karena aku telah mengantarnya pulang. Kami bertukar nomor telepon lalu—"
"Kau tidak melakukan apapun padanya, kan?"
"Kau pikir aku pria macam apa?!"
"Sudah, sudah," lerai Yoongi sebelum keduanya bertengkar karena hal konyol lagi. "Sekarang cerita pada kami. Ada apa denganmu? Kenapa kau tidak masuk kerja dan berakhir seperti ini? Astaga ... berapa botol bir yang kau minum?! Jangan menyusahkan kami untuk mengantarmu pulang—"
"Sohyun...," lirih Baekhyun membuat Taehyung dan Yoongi terdiam sejenak, "... bagaimana caranya membuat gadis itu luluh?"
"Yaa ... kau—" seru Taehyung tertahan, "kau menyukainya?!"
"Menurutmu apa? Apa namanya jika aku tidak bisa berhenti memikirkannya? Aku tak suka dia bertemu dengan pria lain, dan aku juga tak suka dia selalu mengutamakan orang lain dari pada aku."
"Kau ... tidak mabuk, kan?" bahkan seorang Yoongi pun tampak tak percaya dengan apa yang ia dengar dari sahabatnya. Baekhyun mulai kesal karena kedua sahabatnya terlihat menyepelekan apa yang ia rasakan sekarang.
"Aku pulang sajalah."
"Eh, tunggu!" tahan Yoongi dan Taehyung saat pria Byun itu beranjak.
"Maaf," kata Taehyung sambil nyengir, "habisnya kau dan Sohyun itu kan musuh bebuyutan. Bagaimana ceritanya kau bisa menyukai Sohyun?"
"Aku juga tak tahu kenapa bisa suka padanya," jawab Baekhyun lalu ia menghela napas. "Rasanya melelahkan ... menyukai orang lain seorang diri."
Yoongi terdiam. Yah, dia sudah bisa menebak hal ini sebenarnya. Baekhyun lambat laun pasti akan jatuh dalam pesona Sohyun. Perlahan pria Min itu tersenyum.
"Mau kubantu kau mendapatkannya?"
***
Baekhyun pulang dari klub cukup larut. Kali ini dia bisa pulang dengan memanggil supir bayaran untuk mengantarnya. Sesampainya di apartemen, ia melihat rumahnya menyala, menunjukkan bahwa Sohyun sudah ada di rumah sekarang. Baekhyun menghela napas, memcoba membuang perasaan gugup yang menyerangnya. Pikirannya kembali teringat pada ucapan Yoongi tentang cara mendapatkan Sohyun untuknya.
Sebenarnya Baekhyun sedikit ragu untuk mengikuti sarannya karena terdengar cukup gila. Tapi mau bagaimana lagi, Baekhyun sudah diujung perasaannya. Ia tidak suka diabaikan dan dia akan berusaha mendapatkan apa yang dia mau.
Perlahan Baekhyun berjalan ke arah pintu kamar Sohyun. Dicobanya membuka pintu kamar gadis itu ... dan terbuka! Baekhyun terbelalak, tak percaya ternyata Sohyun tak mengunci pintu kamarnya. Pria itu kemudian menjulurkan kepalanya dengan pandangan was-was, namun ia menghela napas lega saat melihat Sohyun tengah tertidur. Hanya saja ia melihat Sohyun tidur dengan keadaan tak teratur. Posisinya diagonal. Kepala di kaki, kaki di kepala.
"Ada apa dengannya?" gumam Baekhyun pelan. Pria itu kemudian mendekati Sohyun dan menggoyangkan bahu gadis itu. Nihil. Tak ada respon. Lamat-lamat, bau alkohol tercium dari bibir gadis itu.
"Heol, sejak kapan dia minum alkohol?!" seru Baekhyun reflek dengan kencang, namun cepat-cepat pria itu menutup mulut. Takut gadis itu terbangun dari tidurnya. Pria itu kemudian mencoba menggendong Sohyun agar gadis itu tidur dengan posisi yang benar. Setelah ia berhasil menempatkan Sohyun pada posisinya, Baekhyun terdiam sejenak menatap wajah terlelap Sohyun yang kemerahan. Ia larut dalam lamunan memperhatikan setiap inci lekuk wajah gadis itu yang terlihat sangat cantik. Baekhyun kembali ingat ide yang diberikan oleh Yoongi padanya.
Jika kau ingin mendapatkan hatinya ... tidur saja dengannya.
Baekhyun tahu itu gila. Ia juga tahu apa resiko yang harus ia hadapi, tapi pada akhirnya pria itu mengikuti apa kata Yoongi.
Ya. Dia menginginkan Sohyun untuk jadi miliknya. Mungkin setelah ini, ia akan bakar surat perjanjian yang ia buat dengan Sohyun terkait pernikahan mereka.
Perlahan Baekhyun naik ke atas ranjang, merebahkan tubuhnya di sebelah Sohyun. Ditatapnya lagi Sohyun, lalu ia mengecup kening gadis itu sejenak. Tak butuh waktu lama, Baekhyun sudah terlelap di sebelah Sohyun.
***
Sohyun mengerjapkan matanya perlahan saat ia merasakan sesak pada dadanya. Gadis itu perlahan membuka mata, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Sesaat setelahnya, Sohyun menoleh ke kanan dan ia terkejut bukan main saat melihat Baekhyun ada di sebelahnya, tengah memeluk dirinya.
"YAK, BYUN BAEKHYUN!!"
Suara itu memekakan telinga, membuat Baekhyun tersentak terkejut karena mendengarnya. Pria itu dipaksa mengumpulkan kesadarannya, sementara Sohyun mendorong pria itu, sehingga Baekhyun jatuh dari tempat tidur.
"Akh! Yaa!! Ada apa denganmu?!" seru Baekhyun, menahan sakit karena bokongnya mendarat di lantai lebih dulu.
"Harusnya aku yang tanya padamu! Apa yang kau lakukan padaku, hah?!" seru Sohyun berdiri sambil melihat Baekhyun dengan tatapan marah.
"Aku hanya tidur! Haruskah kau sampai menendangku?!"
Amarah Sohyun mereda sedikit karena lega dengan apa yang Baekhyun katakan. Namun tetap saja, gadis itu masih kesal. Baekhyun pun berdiri dari posisinya sambil memegang pinggangnya. Ia meringis kesal karena Sohyun mengacaukan mimpinya pagi ini.
"Kenapa kau tidur di kamarku? Bukankah kau bisa tidur di kamarmu?" tanya Sohyun. Pria Byun itu terdiam sejenak, ragu-ragu harus menjawab apa. Dalam hati ia mengutuk Yoongi karena memberikan saran yang sangat tidak berguna sama sekali.
"Aku ... aku...," Baekhyun tergugu. Diliriknya Sohyun sambil menunduk sedikit. "Salahkah jika aku ingin tidur denganmu? Aku—aku tidak bisa tidur semalam!"
Baekhyun merubah nada lirihnya menjadi sedikit bentakan, lalu membuang muka. Sohyun membelalakan mata karena merasa aneh dengan sikap pria itu. Tiba-tiba Sohyun teringat kembali kejadian ciuman mereka kembali. Semburat merah kembali muncul di pipi gadis itu.
"Mulai besok, kau harus tidur denganku! Aku tak menerima penolakan." Baekhyun pun melangkah menuju pintu, lalu ia berbalik lagi. "Jangan minum alkohol lagi sendirian malam-malam! Bagaimana jika ada orang jahat mengganggumu, eoh?!"
Sohyun masih bertahan dengan tampang terkejutnya sampai Baekhyun menghilang dari pintu. Dada gadis itu berdebar lagi ... entah karena kesal, terkejut, atau senang yang ia rasakan. Sohyun memegang kedua pipinya dengan telapak tangan, mencoba meredam rasa panas yang sekali lagi menjalar di sana.
***