Aku duduk di balkon sambil memandangi malam.
Rasa sepi kini menjalar di hatiku.
"Blum tidur". Ucap mama yang tiba-tiba datang.
"Belum ma". Jawabku.
Sambil memandangi mama.
"Biasa aja liatin nya ". Tambah mama menyebalkan.
Kalian pasti sudah tau sipat menyebalkan ku turunan dari siapa.
"Mama nyebelin deh. Kok papa mau ya sama mama".
"Eehh... Ngomong kamu sok nilai mama. Biar kamu tau, papa kamu itu dulu jatuh bangun ngejar mama." ucap mama sombong.
"Alah cewek mah gtu. Ceritanya si cowok yang ngejar tapi malah kebalikannya.
"Kamu gak percaya sama mama? Mama serius loh... Papa kamu dulu itu naksir berat sama mama. "
"Ya...ya..ya...". Ucapku.
Hahaha...."kamu kenapa sih yu..mama liat galau bener".
"Gak galau tuh". Jawabku.
"Kalau mama boleh tau, kamu ada masalah apa sih sama Stefan ? Dia udah baik sama kamu, jagain kamu, kamunya kenapa kaya jutek banget?".
Aku diam. Jauh dalam hatiku aku pun bingung.
"Apa kamu masih marah soal yang dulu?".
Hehhe... Ya...jadi putri tunggal membuatku dekat dengan mama, si mbok, papa, seluruh penghuni rumah.
Aku juga cerita segala hal ke mama. Dulu waktu aku pacaran sama Stefan, awalnya mama ngelarang. Tapi setelah buat perjanjian pacarannya bawa kerumah. Mama malah lengket sama Stefan.
"Ntah ma...yua masih gak bisa terima perbuatan Stefan".
"Kamu dendam? ".
"Nggak".
"Marah?".
Aku diam.
"Kesal?".
Aku masih diam.
"Sayang, mama tau kamu masih cinta sama Stefan kan?".
"Hah...ci..cinta? Apaan sih ma...gak lah".
"Hahaha....jangan bohongin mama. Kamu itu anak mama satu-satunya. Mama peka banget sama perasaan kamu".
"Gak kok Ma".
Hatiku belum menyerah.
"Terserah kamu deh yu... Mama udah peringatin. Kamu tau, layangan yang terlalu sering di tarik ulur bisa putus loh benangnya. " ucap mama lalu pergi meninggalkan ku.
Aku diam.
Esoknya di sekolah.
Sepedaku berpapasan di pintu masuk dengan mobil Stefan. Andai saja aku tidak mengeremnya mungkin aku sudah menabrak mobil Lamborgini merahnya.
"Woi pakai mata donk". Teriak Stefan padaku.
Aku terkejut dan memandangnya dengan retina sempurna yang hampir lepas.
Stefan pun membawa mobilnya ke parkiran mobil dan meninggalkanku dengan exoresi bodoh.
Dimana Stefan yang lembut dan selalu memperingatkan ku.
Aku berada di kantin. Menyantap sandwich buatan si mbok sambil membaca novel.
Tiba-tiba Stefan dan arka datang.
"Miskin amat sih loe sekarang?". Ucap Stefan.
Namun aku tidak meresponnya.
Tiba-tiba ia mengambil saus. Dan menyemprotkannya ke sandwich ku.
"Loe...ya "kenapa? Loe gak bisa makan cabe?". Tantang Stefan.
Bukannya gak bisa makan pedas. Aku hanya kurang cocok dengan saos.
Aku pun menggigit bagian dari sandwich yang telah penuh dengan saus itu....
Dan...
Uhuk...uhuk...
Aku terbatuk tersedak.
Beberapa menit kemudian tenggorokanku sangat Gatal.
" loe bego ya...ngapain sih di makan". Ucap Stefan sewot yabg sibuk memberiku air putih. ..aku tidak menjawab. Aku cukup kelabakan oleh diriku sendiri.
Beberapa menit kemudian, kelopak mataku terasa gatal.
"Ck..loe masih alergi tomat?". Teriak Stefan. Namun aku masih saja tidak menjawab.
Aku masih diam.
Akhirnya Stefan menggendongku ke uks.
Di UKS, aku mendapat suntikan alergi.
"Hindari bahan-bahan makan yang pake pewarna dulu ya.. Nanti alergi kamu bisa makin parah". Ucap dokter uks.
Aku hanya mengangguk.
"Makanya tu batu di pecahin". Ucap Stefan.
Aku malas mendengar ocehanya. Aku turun dari tempat tidur lalu hendak pergi, namun Stefan menahanku.
"Mau kemana sih loe?".
."ck...gue risih dekat-dekat loe stef... Bisa gak loe jauhin gue aja. Gue gak bisa dekat loe".
"Kenapa?".
Iya ya...kenapa?
Aku mulai bingung.
Tiba-tiba Stefan meraih pundak ku. Dan menatapku tajam.
"Gue cuma gak mau loe kenapa? Ydh loe baring. Gue keluar." ucap Stefan mengantar ku keatas ranjang. Lalu pergi.
Aku sedikit merasa bersalah stelah Stefan pergi.
"Ayo....masuk-masuk". Aku mendengar suara dan memutuskan untuk pura-pura tidur.
"Hah...dia lagi tidur. Sumpah gue benci banget sama cewek ini". Ucap ariel.
Ternyata itu ariel dan teman-temannya.
"Sama ril. Secara baru dia pemberontak di sekolah ini". Sambut rina.
"Kalian tenang aja. Gue udah punya alat buat dia nyerah membrontak sama kita". Ucap ariel sambil menunjukkan sebuah flasdisk.
"Apaan tu ril?".
"Loe liat aja nanti di internet. Yok keluar". Ajak ariel.
Merekapun keluar dari ruangan itu.
"Apa yang bakal di lakuin nenek sihir itu". Pikir ku.
Malam tiba, aku masih sibuk bergumul dengan pc rakitanku di kamar.
Hingga sebuah notifikasi di ponselku membuat rasa penasaranku terguncang.
Ada sebuah link yang masuk ke grub kelas. Dan dengan lihainya kubuka grup itu.
Aku terbelalak. Itu adalah video nina dengan lelaki dewasa yang ku temui di cafe kemarin.
Video itu tidak lengkap. Hanya adegan panas nina dengan lelaki itu.
"Nina..". Pikirku takut.
Karna kalut tubuhku gemetar.
Aku menutup pintu kamar, pikiranku tak dapat ku kontrol, bayang-bayang nasya menghantuiku. Aku takut nina bernasib seperti nasya.
15 menit kemudian, ..
Tok..tok...
"Yua...yua...buka pintunya".itu suara Stefan.
Tok...tok...
Aku tak perduli , rasa kalutku membuat gerakku terkunci.
Brugh....
Stefan mendobrak pintu kamarku. Dan mendapati ku yang kalut.
"kenapa sih pakai di kunci segala?".
Aku terdiam memandang wajahnya yang memerah.
Di atas kasur.
"Emang nasya itu siapa loe sih?". Tanya Stefan sambil mengelus rambutku, coba menenangkan kekalutanku.
"Dia sahabat gue steff, dekat banget". Ucapku.
"Boleh tau gak cerita tentang persahabatan kalian?".
"Dulu, pertama kali masuk SMA, gue kenal dan dekat sama dia. Singkat cerita, gue pacaran sama seorang cowok, namanya al, baru 2 bulan jadian, gue gak tau kalau dia selingkuh sama nasya. Waktu itu panas-panasnya kasus bully nasya. Karna gadis itu lemah banget. Gak mau ngelawan. Sampai gue eneg banget sama dia. tapi pas tau mereka selingkuh, gue marah banget stef,
Loe bayangin deh, sahabat loe jadi selingkuhan pacar loe. Gila banget kan. Gue jauhin dia. Bahkan gue tutup mata waktu fia di bully abis-abisan. Sampai gue dapat surat iti dan semua terlambat.
Sekarang gue takut itu terjadi sama nina". Ucapku takut.
Stefan masih mendengar ku. Bisa kurasakan jemarinya dengan lembut menyisir rambut sutraku.
"Jadi setelah putus dari gue, loe bisa pacaran gitu". Simpul Stefan.
Aku terkejut mendengar ucapan stef. Dan kemudian memandang wajah nya yang aneh.
"Loe cuma fokus ke pacarannya?". Protes ku.
Stefan tidak menjawab. Ia masih memandangi ku.
."loe tau,sejak loe pergi gue gak pernah cinta sama siapapun lagi. Dalam pikiran gue cuma loe". Ucap Stefan.
Aku terdiam.
"Loe lagi gombal ya?" tanyaku.
Stefan benar-benar marah,
Ia menekan tangan ku ke kasur. Dan posisinya di atasku.
"Mamaaaaaa". Teriakku.
Stefan masih setia pada posisinya.
Krek...
Terdengar pintu di buka. Dan tampak mama di sana.
Bukannya menyingkir, Stefan masih begitu.
"Mama...". Ucapku panik. Takut mama salah paham.
"Ouh...waduh...salah kamar. Maaaf". Kata mama lalu pergi dan menutup pintu.
Hah...gile...gue di relain di perkosa atau gimana nih...
Mammamamamaama!!!!!!!
🤣🤣🤣🤣
Vote and comen