___
Mama Park, Papa Park, Jihoon, Woojin, Haechan, Renjun dan Jaemin, sekarang sedang berada di luar ruangan IGD, terus berdoa untuk seseorang yang terbaring lemah didalam sana.
Terutama seseorang dengan baju penuh darah di depan pintu, Lee Jeno.
Dia terus menangis dan meruntuki kesalahannya, harusnya dia ngelarang Rara tadi. Gitu pikirnya.
Bahkan Jeno gak sanggup buat sekedar ngeliat ke kaca didepan ruangan itu, Jeno gak tega liat Rara berjuang sendiri di dalem sana.
"Jen lo gakpapa??" Tepukan dibahu itu membuat Jeno sadar, lalu mendongakkan kepalanya "gue gakpapa-
-But she's not fine."
Jeno nangis lagi, tapi hatinya bener-bener sakit liat Rara berjuang sendirian didalem sana, harusnya Jeno yang disana.
Kalo bisa Jeno gantiin posisi Rara, mungkin Rara bakal sedih tapi seenggaknya Rara kan gak akan ngerasain sakit kayak gini.
"It's okay, Rara bakal baik-baik aja" ucap Haechan nenangin.
"Gue salah, ini semua salah gue"Jeno mengusap wajahnya frustasi.
"Lo harus kuat Jen, demi Rara."
Cklek!
Seorang pria dengan setelan jas putih keluar dari ruangan Rara, Dr. Kwon.
"Bagaimana keadaan Putri saya dok?" Tanya papa Park.
Semua orang menantikan jawabannya, terutama Jeno.
"Nona Rara mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya, dia menghabiskan banyak darah, sekarang dia koma dan membutuhkan pendonor darah, ada kah keluarga yang mau mendonor??" Ucap dokter
Kaki Jeno lemes, gak bisa nopang kakinya lagi. "RUMAH SAKIT APA INI YANG TIDAK PUNYA STOK DARAH HAH?!! UNTUK APA KALIAN DIBAYAR KALO GAK BECUS GINI?!!!"
"LEE JENO INI RUMAH SAKIT!"
Jeno terdiam lagi, entah itu keberapa kalinya cowok Lee itu nangis, gak terhitung, sampai-sampai matanya bengkak dan hitam disekitarnya.
"Saya tau anda khawatir, tapi golongan darah nona Rara sangat banyak diperlukan di rumah sakit ini, jadi stoknya terus menipis" ucap Dr. Kwon membuat Jeno bungkam.
"Terus sekarang gimana?"
Masalahnya, seorang pendonor darah tidak boleh punya riwayat penyakit, sedangkan mamanya diabetes, Jihoon dan papa Park beda golongan sama Rara.
"Gue aja, golongan darah gue sama kok kayak Rara"
Semua atensi langsung ngarah ke Woojin.
"Ujin? Kamu yakin?" Tanya mama Park
"U-ujin yakin kok ma!" ucap Woojin mantap.
"Bukannya lo takut jarum suntik?" ucap Jihoon.
"Demi Rara gue berani! Sekarang Rara yang penting" katanya tegas, padahal hatinya deg-degan parah.
"Baik, mari ikut saya." ucap dokter.
Woojin membuntut dari belakang.
"Gudluck bang!" Ucap Haechan menyemangati.
Asal kalian tau aja, ini Woojin udah KERINGET DINGIN WOY!
"Jeno, lo istirahat dulu gih, ganti baju" ucap Jihoon
"Nggak kak, gue mau nunggu Rara siuman dulu."
"Jen coba deh lo liat badan lo, udah kayak militer perang tau gak? Darah, lo berantakan, lo pulang terus bersih-bersih, makan terus kesini lagi" ucap Jihoon menasehati.
Jeno berdecak, "bisa-bisanya gue makan enak sedangkan Rara lagi berjuang kayak gitu? gue gak bisa kak."
"Lee Jeno, Rara bakal sedih kalo lo caranya kayak gini, lo mau Rara seneng kan? Pulang atau gue nggak ngasih ijin lo kesini lagi" ancam Jihoon.
"Yahh.. kak Jihoon mainnya ancam-ancaman gini, gak suka."
"Lah mangkanya, gih sana pulang bareng Ujin kasian dia lemes abis donor darah, bersih-bersih terus makan."
"Iya kak."
Sebelum melangkah, Jeno menolehkan kepalanya ke arah kaca transparan yang ada di depannya, menatap Rara yang sedang tidur dengan tenang, wajahnya damai banget
"Ra, gue pamit pulang bentar ya."
"Oh iya Jen, jangan lupa doain Rara terus ya."
Jeno senyum, mana mungkin dia lupa. "Pasti kak, gak akan lupa"
__
Habis bersih-bersih badan, mandi dan ganti baju. Jeno pergi ke mejanya, buat ngambil hairdryer buat ngeringin rambutnya yang basah.
Lagi fokus gosok-gosok rambutnya, tiba-tiba ada satu benda yang menarik perhatiannya, Jeno matiin hairdryer nya terus tangannya meraih bingkai foto yang menarik perhatiannya tadi
*Anggap aja Rara & Jeno*
Jeno tersenyum getir, "kapan ya kita kayak gini lagi Ra?"
Jeno tersenyum mengingat moment-moment sweet nya sama Rara, sambil ngelus bingkai kaca itu.
Salahnya Jeno yang gak pernah bisa menghargai tiap waktu berdua sama Rara.
"Jadi kangen, kalo lo main ke rumah deh Ra"
"Padahal belum satu hari, tapi kok gue udah kangen banget sama lo, mungkin udah kebiasaan kali ya wkwkwk."
Kalo orang rumah liat, pasti mereka ngiranya Jeno gila. Yaiyalah, ngomong sendiri sambil senyum-senyum ngeliatin foto Rara
"Kangen dimasakin sama lo."
"Kangen diajarin juga."
"Kangen ngusilin lo, ngunyel-ngunyel pipi lo, peluk badan lo juga."
Jeno menghela nafasnya panjang "hufttt... Ayo cepetan bangun dong..
..I miss everything of you."
Jeno mengusap setitik air di ujung matanya, lalu menyimpan kembali bingkai foto itu di nakas sebelah ranjangnya.
Tujuan biar kalo kangen Rara bisa liat wajah Rara sebelum tidur. Gitu kata Jeno
Allahu Akbar Allahu Akbar!
'oh ya Jen, jangan lupa doain Rara terus ya'
"Oh iya, gue belum sholat" ucap cowok Lee itu lalu pergi ke kamar kecil untuk ngambil air wudhu
-
"Assalamu'alaikum warahmatullah"
"Assalamu'alaikum warahmatullah"
Jeno mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, kemudian mengadah tangannya untuk berdoa.
"Ya Allah, Tuhan pengasih lagi maha penyayang, berikanlah kesembuhan untuk seseorang yang saat ini sedang berjuang di rumah sakit ya Allah, orang yang hamba cintai, maafkan hamba ya Allah karena tidak bisa menjaganya, melindunginya dan selalu menyia-nyiakannya,-
-maafkan hamba ya Allah, hamba mohon berikan hamba satu kesempatan lagi setelah ini, hamba berjanji hamba akan menjaganya sebaik mungkin, menyatakan perasaan ini dan membuang rasa gengsi ini,"
Percayalah, Jeno udah nangis sekarang. Tadi sebelum mandi dia dapet kabar dari Jihoon, Rara lagi operasi transplantasi darah, dan Jihoon minta bantuan doa
-Setidaknya berikan hamba kesempatan untuk membahagiakannya, sebelum Engkau mengambilnya dari hamba ya Allah."
Jeno menyeka sungai kecil yang mengalir di pipinya "Aamiin."
Drt
Drt!
Ponselnya bergetar, dia segera mengambilnya,
Kak Jihoon (ipar) is calling you
"Hallo kak? Kenapa?"
"Rara kritis, lo kesini ya"
Deg.
at least give me time to make amends ...
Assalamualaikum, hehe gimana?
Enjoy reading ya!
Maaf kalo aku bikin seolah-olah Jeno itu Islam, ya karna yg aku tau cuma agamaku, maaf ya yg tersinggung. This is just funfiction. Gak nyata kok, sekali lagi maaf yg sebesar-besarnya. Mohon pengertiannya. Makasih
Jangan lupa vote dan komen nya hihi
Makasih yg udh ngikutin sejauh ini
Sayang banyak-banyak 🤍
•
•
C O N T I N U E