Twin Boy

By vvfbr21

175K 9.6K 624

[slowupdate]- Mereka memang mirip dari segi fisik, mereka berdua bagaikan seorang yang sedang bercermin, Namu... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
32
33
34
35
36
37
38
39

31

2.2K 122 24
By vvfbr21

Baru saja Zeril sampai di sekolahnya dan memasuki kelasnya. Namun dia di tampilkan dengan dua sosok yang tak jauh dari tempat duduknya. Tampilan mereka sangat berantakan apalagi manusia yang meletakkan kepalanya di atas meja.

"Kenapa lo, Gi?" tanya Zeril yang menarik rambut Egi agar terlihat wajahnya.

Egi mendongakan kepalanya dengan malas melihat Zeril dan Farel. Zeril cukup kaget melihat wajah Egi yang seperti setan dengan hitam di bawah matanya.

"Kasih tau, Rel" ucap Egi menyuruh Farel.

Farel malah memberikan buku catatan coretan Egi yang biasa Egi gunakan untuk menulis sesuatu sampai contekan pun ada dibuku itu, hutang anak-anak juga banyak disitu.

Zeril yang tak mengerti pun membuka buku itu dan membolak-balikan mencari sesuatu sambil sesekali melirik kearah Farel.

"Maksud lo, lo nagih hutang ke gue Gi?" tanya Zeril.

"Apaan sih?" tanya Farel yang penasaran.

Zeril menunjukan buku Egi "Liat aja anjim, ini apaan, hah? Ini tulisannya 21 september Zeril hutang tiga rebu belom lunas"

Egi yang terganggu tidurnya menarik bukunya "Ini goblok bet!" kesal Egi.

Zeril melihat buku itu lagi dan mengamati tulisan Egi yang menuliskan list-list tentang pencarian beberapa hari lalu dan kemarin. Egi mengernyit bingung melihat tulisan Egi.

"Ini apaan tulisannya? Ken?" tanya Zeril tak mengerti kepada Farel.

Farel mengangguk "Iya, jadi kemaren yang kita ikutin itu namanya Ken. Lo kenal?"

"Ken?" ulang Zeril sambil otaknya terus berpikir.

"Iyaa, gue sama Egi dengernya begitu kemaren"

Zeril mengangguk mencoba memahami "Terus dia kenapa? Kemaren kena serang?" tanya Zeril menunjuk Egi.

"Nggak alhamdulillah masih di kasih hidup. Dia cuman nggak bisa tidur katanya buat list semuanya"

"Gi, gila lo ya?!" tanya Zeril depan kuping Egi.

"Berisik! Iya kenapa?! Lo harus makasih sama detective Egi. Nggak sia-sia waktu kecil suka nonton dragon ball" ucap Egi yang bangga.

"Hah?" bingung Farel dan Zeril bersamaan.

"Iyaa, yang suka nyari-nyari sesuatu itu kartunnya. Payah lo berdua, masa kecilnya nontonnya langsung blue film sih"

Zeril menggeplak kepala Egi "Detective conan itu, sialan masih pagi mancing emosi aja"

"Tidur lagi, Gi. Arwah lo belom balik ke jiwa" ucap Farel sambil mengusap wajah Egi.

-----------------------------------

"Lo kenapa?" tanya Kaira yang melihat Zeril di hadapannya.

Zeril menggeleng "Gue nggak kenapa-napa. Emang gue kenapa?"

"Lah, mana gue tau. Tapi lo kayak yang lagi mikir gitu. Lo mikir apaan sih?"

"Selain Eza, lo pernah ketemu sama orang yang ngaku kenal gue nggak?" tanya Zeril sambil memakan batagornya.

Kaira mengingat "Nggak sih, cuman Eza"

"Ken?"

Entah, Zeril ingin bertanya tentang orang yang bernama Ken itu kepada Kaira. Mungkin Kaira pernah tau atau bertemu dengan orang itu sama kayak halnya orang bernama Eza.

"Ken? Siapa?" tanya balik Kaira sambil memakan baksonya.

"Gue justru nanya lo, kenal nggak?"

"Ken siapa dulu nama panjangnya"

"Nggak tau juga sih, Ken-tut apa Ken-ti"

"Zerillll ih-"

"Ya gue juga nggak tau, sayang. Gue juga kan masih nyari-nyari"

"Emang kenapa sama orang itu?" tanya Kaira yang sedikit penasaran.

Zeril menggeleng "Gue juga bingung Kai, kemaren Egi sama Farel malah ketemu sama orang yang di duga nyerang Zeris dan di panggilnya Ken"

"Lo bisa tanya sepupu Runa lagi, kan? Sekarang lo seengganya udah punya nama orang yang mau lo tanyain, bukan nanya plat motor lagi" ucap Kaira sambil tertawa kecil.

Zeril berpikir kalau ucapan cewek itu ada benarnya. Tapi apa dia harus bertemu lagi dengan Ari alias sepupu Runa yang nyebelin itu. Pertemuan pertamanya saja membuat Zeril jengkel apalagi jika bertemu lagi, apa cowok itu mau.

-------------------------------------------

Zeril mengamati sekitarnya, kata Egi dan Farel kalau tempatnya seperti basecamp boxingnya ternyata memang benar. Dari jalan akses masuk serta sekitarnya hampir sama, namun tempat ini terlihat seperti bangunan basement yang sudah tak terpakai.

Sekarang cowok itu memang sedang berada di tempat kemarin Egi dan Farel datangi namun dia tidak sendirian, harus wajib kedua sahabatnya ikut dan tak di sangka ternyata sebagian teman seperkumpulan tawurannya pun ikut.

"Kayak tempat lo boxing kan, Ril?" tanya lagi Egi berulang kali sampai Zeril bosan dengarnya.

"Hemm" jawab Zeril malas sambil memasuki bangunan tersebut.

"Gue berasa pernah kesini deh" gumam Gahar yang tepat di belakangnya.

Zeril menengok "Ngapain?" tanya Zeril.

Gahar mengangguk "Tapi gue rada lupa sih udah lama juga lagian" ucap Gahar tidak nyambung.

"Yang bener dong, Har. Pernah pernah kalo nggak yaa nggak" ucap Ujang.

"Dih namanya orang lupa ya" protes Gahar kesal.

"Tau lo, Jang. Hutang lo bayar sini"

"Yang mana sih, Gi?"

"Ini baru yang namanya pura-pura lupa" ucap Dean menunjuk Ujang.

"Lo ngapain kesini-sini mainnya, Har?" tanya Zeril sambil pandangannya masih mengitari tempat itu.

Gahar nampak berpikir dan mengingat "Dulu nggak kayak gini perasaan tempatnya, Ril. Lebih rame, banyak orang yang suka ngadu boxing juga"

Zeril menoleh kearah Gahar dengan tatapan kaget "Lo anak boxing juga?"
"Kaga gue kesini di ajak kawan gue buat nonton tanding boxing-"

"Oh, gue tau. Lo kesini, buat yang jual-jualin mijon kan kalo ada tanding boxing?" celetuk Ujang.

"Jualin tahu cokelat, Jang. Hahahaha" timpal Egi.

"Anj kayak di terminal" lanjut Ujang.

Anak yang lainnya tak menggubris candaan Egi dan Ujang yang memang otaknya satu server.

"Ril, kemaren kejadiannya disana" tunjuk Zeril ke suatu ruangan.

"Keliatannya sepi sih nggak ada orang" ucap Jefran yang baru sekali ini ngomong setelah lama diam saja dari tadi.

"Iya sih, nggak kayak kemaren. Mungkin kemaren ada tujuh orang yang ngumpul" jelas Farel lagi.

Zeril mengangguk mengerti "Gue rasa ini cuman sebagai markas mereka doang sih, jadi nggak rutin mereka ngumpul. Cuman hal-hal tertentu doang"

Zeril memilih untuk memasuki dan melihat ruangan yang di tunjuk oleh Farel. Terlihat memang tempat seperti ini akan di jadikan target perkumpulan orang-orang tak benar. Zeril melihat banyak botol-botol minuman keras yang berserakan serta terlihat beberapa suntikan bekas bergeletakan di bawah.

"Jangan ada yang nyentuh apapun ya gaes" perintah Zeril kepada teman-temannya yang di belakangnya.

Suasana dan hawanya lebih mencekam bagi Zeril berada di tempat seperti ini. Entah karena dia berada di tempat tua yang yang sudah tak terpakai apalagi tempat ini di pakai untuk tindakan kriminal seperti ini.

"WOIIIII!!!!" teriakan yang di pastikan itu suara Jefran.

Zeril keluar dari ruangan dan menghampiri sebagian teman lainnya yang berada di luar ruangan .

"Kenapa?" tanya Dean yang dari tadi di dalam.

"Jefran ngeliat orang yang mau masuk, cuman dia kabur makanya Jefran lagi ngejar orang itu" jelas Ujang.

-----------------------------------

Zeril memperhatikan jam hitam di tangannya sudah menunjukan pukul tujuh malam. Dia paling sebal untuk menunggu orang lain, apa mungkin dia yang kecepatan untuk datang. Zeril benar-benar sudah gelisah karena dia menunggu sendirian, dan merasa tak nyaman dengan pengunjung cafe yang berada di ujung kanannya terlihat tiga orang perempuan melihatnya dengan tatapan nakal. Bisa saja Zeril menggodanya dengan kedipan mautnya, sayang saja pikirannya sudah terkontaminasi dengan nama Kaira.

"Dih, gila lo senyum sendiri" ucapan orang membuyarkan pikirannya.

Zeril membenarkan duduknya "Ngagetin"

"Mau ngapain lagi sih?" tanya orang yang di hadapannya dengan sedikit ketus.

"Baik-baik dong, nggak sopan" ucap Runa.

Zeril memang memutuskan untuk bertemu kembali dengan Ari sepupu Runa. Namun, pertemuan kali ini mereka tak hanya berdua saja seperti awal bertemu. Zeril dengan malas meminta Runa untuk ikut serta agar situasi tak seperti orang sedang interview kerja.

"Dih muka lo kenapa, anjir?" tanya Zeril melihat wajah Ari yang berbeda.

"Nggak usah kepo deh"

"Biasa, Ril. Anak cowok, katanya sih abis tawuran" jelas Runa.

"Dih bagus itu, baru itu cowok" ucap Zeril sedikit bercanda tapi jadinya garing.

"Jadi, lo mau nanya apa lagi? Gue nggak tau motor yang lo-"

"Gue mau nanya orang bukan motor" Zeril memotong perkataan Ari.

Ari nampak mengernyit bingung "Siapa?"

"Lo kenal yang namanya Ken?" Zeril langsung to the point.

"Ken siapa?" tanya balik Ari.

"Gue nanya karena gue nggak tau, makanya gue nanya lo"

"Gue juga nanya karena gue nggak tau, makanya gue nanya lo balik"

"Lo liat kan, Run? Sepupu lo gimana?" ucap Zeril gereget berbicara dengan Ari. Biar Runa pun tau bagaimana repon Ari kepada Zeril.

"Iya, Ri. Maksudnya Zeril itu nanya, lo kenal nggak sama orang yang dia maksud" Runa bantu menjelaskan maksud Zeril kepada Ari.

"I know that, Runa. I am not stupid. Maksud gue, ya gue juga nggak tau siapa yang di maksud dia"

"Masa sih?" Zeril nampak tak percaya.

"Lo tau Ken-Ken itu dari mana?"

"Lo nggak perlu tau, yang gue tanya cuman lo kenal apa nggak"

"Lah kan tadi gue udah bilang nggak"

"Lo taunya apasih? Hah?" tanya Zeril pusing.

"Gue nggak tau apa-apa makanya nggak usah nanya-nanya lagi sama gue" ucap Ari sambil menghabiskan minuman yang di pesan Zeril sebelumnya "Run, ayo balik. Gue mau keluar lagi" ajak Ari kepada Runa.

"Runa balik sama gue aja" ucap Zeril.

"Oh oke, pulang harus dengan utuh. Awas aja lo!" ancam Ari.

"Bacot" gumam Zeril dengan malas.

Setelah kepergian Ari, tinggal lah Runa dan Zeril berdua. Sepertinya Zeril salah membiarkan Runa tetap disini. Karena rasanya sama saja membuatnya canggung. Tadinya, alasan runa untuk tetap menemaninya karena Zeril sudah mulai takut dengan ketiga cewek yang terlihat agresif.

"Ril?" panggil Runa sambil mengaduk minumannya dengan sedotan.

"Hmm?"

"Sorry banget nih kalo Ari nggak bisa kasih info apa-apa sama lo" ucap Runa membuka pembicaraan.

"Nggak apa-apa, jadi sekarang kan gue tau"

"Apa?"

"Sepupu lo nggak guna buat gue"

"Hahaha"

"Tapi, sorry banget. Gue ngerasa kurang yakin sama sepupu lo itu"

"What do you mean?"

"Justin Bieber?"

"Hhhhhh" Runa menghela nafas panjang menghadapi candaan Zeril.

"Iya maksud gue, ada yang dia tau tapi dia nggak mau ikut campur"

----------------------------------------

Gimana gimana? dua chap update nih wkwk

Sorry banget yaa baru bisa up sekarang. Ada kendala, data data hilang semua jadinya bikin down.
Mungkin bakal lebih sering up lama sekarang. Jadi yang mau tunggu terimakasih yang tidak juga tak apa.

Makasih yang sudah menunggu, luvv u gaes💋

Continue Reading

You'll Also Like

212K 16.4K 17
No deskripsi, malas buat. . . . . . . . . . . . @alkeyly Terserah......
2.9M 264K 63
πŸ“ŒSpin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat...
1.7M 19.1K 95
"Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal tersebut me...
2.4M 73.7K 67
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...