Seungwoo yang melihat seungsik bersama seojun langsung bersembunyi dibalik pohon yang berada ditaman itu, dia memperhatikan dan mendengarkan semua yang terjadi didepannya.
"Seojun, ini dari mana?. Mama kan tidak belikan seojun es krim."
"Paman baik yang berikan ini mama."
"Paman baik?."
"Huum, tadi paman ada disini. Tapi dia sedang pergi sebentar."
"Paman siapa nak?."
"Hhmm, aku tidak tau namanya mama."
Seungsik menolehkan kepalanya, mencari sosok paman yang dimaksud seojun. Tetapi tidak ada siapapun disana.
"Seojun, dengar mama ya. Lain kali, seojun tidak boleh menerima makanan dari orang yang tidak seojun kenal."
"Tapi aku kenal paman itu, dia teman aku ma. Kemarin paman juga temani aku disini."
Seungsik bingung dengan ucapan seojun. Seungsik sangat tau, kalau anaknya tidak mudah dekat dengan orang lain. Tapi barusan seojun bilang, paman yang dimaksudnya adalah temannya.
Bahkan dia sudah bertemu sejak kemarin, dan seojun dengan mudah menerima makanan darinya, hal ini semakin membuat seungsik bingung.
"Yasudah. Sekarang seojun bantu mama beresin ini semua ya, terus kita pulang."
Ucap seungsik sambil tersenyum.
"Iya mama."
Setelah selesai merapihkan semuanya, seungsik bergegas mengajak seojun pulang. Dan sekarang seungsik dibuat penasaran, siapa sosok paman baik yang dimaksud seojun.
Sepeninggalan seungsik dari taman itu, seungwoo keluar dari persembunyiannya. Dia menatap seungsik dan seojun yang perlahan menjauh.
"Jadi, seojun anak kamu sik?."
Gumam seungwoo pelan.
🌺🌺🌺🌺🌺
Setelah bertemu seungsik tadi, seungwoo benar-benar dibuat tidak bisa tidur. Banyak sekali pertanyaan yang berputar dikepalanya, dan itu benar-benar membuatnya penasaran. Terlebih lagi hatinya yang gelisah, karna dia menemukan kembali sosok yang selama ini dicintainya.
Seungwoo mendudukan dirinya dikasur, kemudian dia menyandarkan kepalanya diheadboard.
"Jadi kamu sudah menikah sik?."
Tanya seungwoo entah pada siapa.
Tetapi setelah kalimat itu terlontar dari mulutnya, tiba-tiba seungwoo teringat percakapannya dengan seojun.
"Kenapa hanya untuk mama?, seojun tidak berikan kepapa juga?."
"Hmm, papa tidak ada paman."
"Mmaafkan paman ya seojun."
"Gapapa paman."
"Papa seojun memang dimana?."
"Mama bilang papa sedang bekerja, nanti kalau pekerjaan papa sudah selesai, papa akan pulang."
"Papa seojun bekerja dimana?."
"Tidak tau, aku tidak pernah bertemu papa."
Seungwoo berusaha mencerna ucapan seojun padanya tadi siang.
"Papa tidak ada?."
"Tidak pernah bertemu papa?."
"Lima tahun?."
Perlahan seungwoo teringat akan mimpinya yang sampai saat ini tidak pernah dia lupakan. Mimpi ketika sosok anak kecil memanggilnya papa, meminta seungwoo cepat datang, dan berkata dia dan mama menunggunya.
Degh...
Tubuh seungwoo menegang, bahkan irama jantungnya jadi tidak beraturan. Seketika kenangan lima tahun lalu terngiang dikepala seungwoo.
Kejadian saat dia meniduri seungsik. Seungsik yang memuntahkan makanan saat seungwoo memaksanya makan, dan satu hal yang benar-benar seungwoo ingat sampai sekarang. Ketika seungsik berkata ingin berbicara sesuatu padanya, dengan tangan yang refleks memegang perutnya.
"Jjangan-jangan."
Ucap seungwoo.
Seungwoo mengambil ponselnya diatas nakas, dia mengirimkan pesan pada rowoon, bahwa dia harus kembali keseoul besok. Dan dia meminta bantuan pada rowoon, untuk memastikan sesuatu.
..
..
..
Seungwoo berada didalam mobil, dia akan kembali keseoul hari ini. Tapi sebelum berangkat, ada satu hal yang ingin seungwoo pastikan. Sekarang dia sedang memperhatikan sesuatu dari dalam mobilnya. Ya, dia sedang melihat seojun yang sedang bermain bersama teman-temannya disekolah.
Seungwoo turun dari mobil dan masuk kedalam sekolah seojun, kemudian dia mendekat kearah seojun yang sedang bermain.
"Seojun."
Panggil seungwoo dan membuat seojun menoleh.
"Paman, kenapa paman ada disini?."
"Rumah paman ada didekat sini, karna tidak sengaja melihat seojun. Akhirnya paman kesini. Oiya, seojun ikut paman sebentar yuk."
"Mau kemana paman?."
"Paman bawa es krim untuk seojun, tapi kita makannya didepan sana ya?."
"Huum."
Jawab seojun sambil menganggukan kepala.
Seungwoo mengajak seojun duduk dibangku taman sekolahnya, sambil mereka memakan es krim bersama.
"Seojun."
"Iya paman."
"Paman boleh tanya sesuatu pada seojun?."
"Apa?."
"Nama panjang seojun siapa?."
"Kang seojun paman."
"Kang seojun?."
"Huum, nama aku kang seojun. Tapi~."
Ucap seojun terjeda, karna dia menyuap sesendok es krim kemulutnya.
"Tapi kenapa?."
Tanya seungwoo tidak sabar, karna dia sudah benar-benar penasaran.
"Aku pernah dengar mama sebut han seojun."
"Hhan seojun?."
Tanya seungwoo terbata.
"Iya, mama sebut han seojun."
"Seojun tau tidak nama papa seojun siapa?."
"Mama bilang nama papa seungwoo."
Degh...
Seungwoo terdiam mendengar ucapan seojun, benar dugaanya kalau seojun itu putranya.
Seungwoo mengusap lembut kepala seojun, kemudian dengan pelan dia menarik satu helai rambut seojun. Beruntung rambut seojun banyak dan sedikti panjang, jadi seungwoo dengan mudah bisa mencabutnya. Seungwoo harus mendapatkan bukti kuat perihal seojun. Itulah yang difikirkan seungwoo.
"Paman, aku harus kembali kekelas."
"Aah, iya benar. Ayo paman antar."
Seungwoo mengantarkan seojun hingga kekelasnya, namun sebelum seojun masuk, seungwoo membawa seojun kepelukannya.
"Paman kenapa?."
Tanya seojun polos.
"Paman mau pergi keseoul beberapa hari kedepan, karna takut rindu dengan seojun, paman boleh peluk seojun kan?."
"Boleh paman."
Selang beberapa saat, seungwoo melepas pelukannya pada seojun.
"Paman cepat kembali ya, nanti aku kenalkan dengan mama."
Ucap seojun sambil tersenyum.
"Iya, paman pasti akan segera kembali kesini dan menemui seojun lagi. Kalau gitu paman pamit dulu ya, seojun tidak boleh nakal. Dan harus jaga mama baik-baik."
Ucap seungwoo sambil menatap sendu wajah seojun.
"Huum."
Jawab seojun sambil menganggukan kepala.
Setelah berpamitan dengan seojun, seungwoo bergegas kembali kemobilnya. Dia harus segera sampai diseoul, karna dia ingin memastikan satu hal penting.
🌺🌺🌺🌺🌺
Tiga jam kemudian.
Seungwoo menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah besar, kemudian dia keluar dari dalam mobil. Seungwoo masuk dan membuka pintu rumah itu, sambil sesekali memperhatikan rumah yang sudah hampir lima tahun dia tinggalkan.
Seluruh furniture yang ada dirumah itu ditutupi kain putih, agar tidak berdebu dan rusak. Kemudian seungwoo melangkahkan kakinya kedalam. Ruang tamu, ruang keluarga, hingga kamarnya. Kemudian seungwoo beralih kearah dapur.
Langkahnya terhenti ketika matanya melihat pantry dirumah itu, perlahan bayang-bayang seungsik yang sedang tersenyum sambil memasak tergambar jelas dipengelihatannya. Kemudian seungwoo beralih kekamar seungsik, dia membuka kamar itu dan masuk kedalam.
Bahkan kondisi kamar itu masih sama persis, seperti pertama kali ditinggalkan sang pemilik. Barang-barang seungsik masih tersimpan rapih disana, bahkan lemari pakaian seungsik masih berisikan bajunya.
Seungwoo mendekat kearah ranjang seungsik, kemudian dia duduk diranjang itu. Seketika aroma tubuh seungsik terhirup oleh indera seungwoo, betapa dia merindukan sosok seungsik. Perginya seungsik, membawa setengah hatinya juga pergi.
Seungwoo mendekat kearah lemari pakaian seungsik, terlihat pakaian seungsik yang tersusun rapih dilemari itu. Seungwoo menyentuh pakaian seungsik, mengambilnya, dan mencium baju itu. Kemudian tangan seungwoo beralih membuka laci didalam lemari, hingga matanya menemukan sebuah kotak kayu.
Seungwoo mengambil kotak kayu itu, kemudian dia kembali duduk diranjang seungsik. Tak lupa dia menutup pintu lemari seungsik. Dengan perlahan, seungwoo membuka kotak kayu ditangannya. Dan isi didalamnya, sukses membuat jantung seungwoo berdesir.
Ya, seungwoo menemukan tespack bergaris dua milik seungsik.
"Kenapa kamu gak bilang sama aku sik."
Ucap seungwoo sambil mengusap wajahnya frustasi.
Seungwoo semakin yakin kalau seojun itu benar-benar purtanya dan seungsik, tinggal satu lagi bukti kuat yang seungwoo tunggu. Yaitu hasil tes DNA seojun, yang sekarang sedang diurus oleh rowoon.
Seketika ucapan seojun kembali terngiang dikepala seungwoo.
"Hmm, papa tidak ada paman."
"Mama bilang papa sedang bekerja, nanti kalau pekerjaan papa sudah selesai, papa akan pulang."
"Tidak tau, aku tidak pernah bertemu papa."
"Seojun."
Gumam seungwoo pelan, dan tak terasa air mata sudah menggenang dikelopak mata seungwoo.
"Maafin aku sik, maafin papa nak."
Lanjut seungwoo sambil menatap tespack yang sejak tadi dia pegang.
🌺🌺🌺🌺🌺
..
..
..
Tbc.
..
..
..
🌺🌺🌺🌺🌺
Heyyaaaa....
Chapter tujuh belass.
Huaaa... seungwoo sudah tau semuanya 😢😢.
Ayo woo, perbaikin semuanya. Kasian seojun woo.
Sebelum semuanya terlambat, sebelum seojun punya ayah baru woo 😢.
Sampai jumpa dinext chapter ya semuaa. Jangan lupa untuk vote dan komennya. Terimakasih 🙏.
Maafkan jika part ini kepanjangan yaa. 🙏
Salam heyya 🙌.